BEI Harapkan Aliran Dana Investasi Mengalir setelah Indonesia Bergabung di BRICS

BEI Harapkan Aliran Dana Investasi Mengalir setelah Indonesia Bergabung di BRICS

Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengharapkan, ada dampak langsung maupun tidak langsung ke pasar modal Indonesia setelah resmi bergabung dengan blok ekonomi BRICS pada Senin (6/1/2025).

Secara langsung, Jeffrey berharap adanya aliran investasi masuk ke dalam negeri dari sesama negara BRICS. Selain itu, secara tidak langsung, dia berharap kerja sama tersebut dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di Indonesia.

“Yang direct tentu kita harapkan ada aliran investasi masuk dari sesama negara BRICS  dan tentunya itu kita harapkan. Yang indirect adalah tentu dari aktivitas ekonominya sehingga dari kerja sama tersebut bisa meningkatkan aktivitas ekonomi di dalam negeri,” ujar Jeffrey saat ditemui di main hall BEI, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

Dari kerja sama dengan negara BRICS itu, kata Jeffrey, nantinya akan mendongkrak kinerja emiten yang terdaftar di BEI sehingga perfomance mereka juga ikut meningkat.

Lebih lanjut, Jeffrey menjelaskan upaya BEI menghadapi tantangan Indonesia di tengah gejolak global setelah bergabung di BRICS. Menurutnya, secara periodik selalu ada tantangan yang terjadi, tetapi BEI bisa melewatinya dengan kolaborasi dan sinergi.

“Misalnya antara SRO kita juga ada koordinasi, kemudian dengan OJK, dengan industri keuangan sampai skala nasional ada forum-forum yang memang dibentuk untuk menjaga itu,” tandas Jeffrey.

Pada Senin (6/1/2025), Brasil mengumumkan bahwa Indonesia resmi menjadi anggota BRICS, kelompok negara berkembang yang dibentuk pada 2006 oleh Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok, yang kemudian diperluas dengan bergabungnya Afrika Selatan pada 2010.

Dengan keanggotaan Indonesia, BRICS kini mencakup kekuatan besar dunia serta negara-negara yang berpengaruh di benua masing-masing, dengan total populasi mencapai sekitar 3,5 miliar jiwa, atau 45% dari populasi dunia dan ekonomi gabungan 28% dari ekonomi global.