Begini Kondisi Terkini Kesehatan Korban Banjir Bandang di Sumatera Barat

Begini Kondisi Terkini Kesehatan Korban Banjir Bandang di Sumatera Barat

Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor di Sumbar terus bertambah. Data per Rabu 3 Desember 2025 BPBD Sumbar mencatat korban meninggal dunia sebanyak 194 orang, sedangkan 110 orang masih belum ditemukan.

Sebanyak 1.439 kepala keluarga atau 20.640 jiwa terpaksa mengungsi di berbagai titik. Bila dihitung total warga terdampak, jumlahnya mencapai 51.046 KK atau 190.275 jiwa. Hingga kini, tercatat 594 KK atau 2.201 jiwa masih terisolir.

“Korban luka mencapai 143 orang,” Sekretaris Daerah Sumbar, Arry Yuswandi, Rabu (3/12/2025).

Selain itu keruskan infrastruktur sebanyak 647 rumah dinyatakan rusak berat, 526 mengalami rusak sedang, dan 1.212 lainnya rusak ringan. Selain itu, 26.693 rumah terendam lumpur dan material banjir bandang, sementara 70 unit hanyut terseret arus deras.

Lalu Sarana pendidikan menjadi kelompok terdampak paling besar, yakni 175 unit. Layanan kesehatan ikut lumpuh dengan 11 fasilitas rusak. Tempat ibadah sebanyak 76 unit terdampak, sementara sarana perkantoran 16 unit.

Kemudian 443 kios milik warga hancur, 185 jaringan irigasi rusak, 9 bendungan terdampak, serta 2 penguat tebing sungai hilang fungsi. Infrastruktur transportasi juga terpukul, dengan 111 jembatan terdampak dan 5.303 meter jalan mengalami kerusakan.

Bencana ini turut memutus mata pencaharian warga. Sektor pertanian dan peternakan mengalami kerugian besar, dengan 7.754 hektare sawah rusak, 10.627 hektare kolam dan tambak ikan terdampak, serta 1.588 hektare ladang dan 956 hektare lahan pertanian terendam lumpur.

Di sisi peternakan, kerugian mencakup 185 ekor sapi, 87 kambing, 3.553 unggas, dan satu jenis ternak lainnya.

Kerusakan yang masif pada permukiman, fasilitas umum, dan sektor pangan menunjukkan betapa beratnya pemulihan yang harus dijalani warga di wilayah terdampak.

Pemerintah dan relawan masih bekerja di lapangan, sementara masyarakat yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian berupaya bangkit di tengah keterbatasan.