Jakarta, CNN Indonesia —
Bank Indonesia (BI) memperkenalkan inovasi terbaru dalam sistem pembayaran berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang sudah berjalan selama lima tahun.
Dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI Desember 2024, Rabu (18/12), Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta mengumumkan kehadiran fitur baru bernama QRIS Tap berbasis teknologi Near Field Communication (NFC).
“Ini mungkin hadiah untuk kita semua. Kita maju sudah lima tahun. Jadi kita akan rencananya akan ada QRIS Tap NFC,” kata Filianingsih dalam konferensi pers tersebut.
QRIS Tap NFC memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi tanpa perlu memindai barcode, tapi cukup dengan mendekatkan smartphone berbasis NFC ke perangkat pembaca, transaksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.
Filianingsih memastikan inovasi ini ditargetkan mulai diimplementasikan pada triwulan I tahun 2025.
“Kalau tidak ada halangan. Mudah-mudahan kita di triwulan I 2025 bisa melakukan implementasi ini,” ujarnya.
Meski begitu, Filianingsih mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan persiapan aspek bisnis dan aspek teknis. Uji coba juga sudah dilakukan baik itu System Integration Testing (SIT) dan User Acceptance Testing (UIT) dengan tingkat kesuksesan 100 persen.
Sebagai langkah awal, BI akan menerapkan QRIS Tap NFC untuk transaksi pembayaran di moda transportasi.
Dengan fitur ini, pengguna dapat masuk ke transportasi umum, seperti MRT, hanya dengan mendekatkan smartphone mereka ke pintu masuk.
“Nanti kalau masuk MRT atau apa, tinggal melenggang saja gitu. Jadi tidak usah susah-susah gitu,” ungkap Filianingsih melansir dari detikfinance.
Inovasi QRIS Tap NFC merupakan bagian dari cetak biru Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 yang dirancang untuk mengakselerasi ekonomi digital nasional.
Dalam BSPI 2030, BI mengembangkan berbagai inovasi sistem pembayaran untuk memenuhi kebutuhan transaksi yang cepat dan massal.
BI mencatat jumlah transaksi quick response code Indonesia standard (QRIS) melesat 186 persen secara tahunan (year on year/yoy) menembus 689,07 juta transaksi per November 2024.
Lonjakan transaksi itu ditopang oleh jumlah pengguna yang mencapai 55,02 juta dengan jumlah merchant 35,1 juta per November 2024.
(lau/del)