Bapanas Optimistis Produksi Jagung Meningkat 41,38% di Triwulan Pertama

Bapanas Optimistis Produksi Jagung Meningkat 41,38% di Triwulan Pertama

Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, pihaknya optimistis terkait melimpahnya stok jagung sejak musim panen awal Februari 2025. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Arief optimistis proyeksi produksi jagung pada triwulan pertama pada 2025 akan meningkat hingga 41,38% dibandingkan tahun sebelumnya.

Arief menjelaskan, menurut laporan BPS yang mengacu pada kerangka sampel area (KSA), proyeksi produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14% diperkirakan meningkat sebesar 1,4 juta ton.

Pada Januari 2025, proyeksi produksi jagung diperkirakan mencapai 1,33 juta ton, Februari 1,39 juta ton, dan Maret 2,08 juta ton, sehingga total keseluruhan produksi mencapai 4,81 juta ton. Sementara pada triwulan pertama 2024, total produksi jagung tercatat sebesar 3,40 juta ton, dengan rincian Januari 512 ton, Februari 2025 sebesar 838.000 ton, dan Maret 2025 sebesar 2,05 juta ton.

“Proyeksi eskalasi signifikan produksi jagung dalam negeri ini harus disikapi dengan komitmen pemerintah untuk menyerap dan memperkuat stok cadangan jagung pemerintah (CJP) yang dikelola oleh BUMN pangan,” ujar Kepala Bapanas Arief yang optimistis produksi jagung meningkat kepada wartawan, Jumat (7/2/2025).

Arief menekankan hasil produksi jagung petani harus diserap oleh pemerintah menjadi bagian dari cadangan pangan nasional melalui peran Bulog sebagai offtaker.

“Dengan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) ini, kita berharap petani jagung mendapatkan harga yang baik,” tambahnya.

Sebagai informasi, dalam upaya memperkuat stok CJP, Bulog ditargetkan untuk menyerap 1 juta ton jagung pipilan kering pada 2025, yang setara dengan sekitar 5,8% dari total proyeksi produksi jagung nasional sebesar 17,7 juta ton. 

Selain itu, target penyaluran jagung berupa  simpanan pemerintah untuk harga pangan (SPHP) juga ditetapkan sebesar 250.000 ton pada 2025.

Pemerintah juga telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk jagung di tingkat petani sebesar Rp 5.500 per kilogram melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Nomor 18 Tahun 2025. 

Penetapan HPP ini menjadi landasan bagi Perum Bulog dalam menyerap hasil panen petani jagung domestik untuk memperkuat stok cadangan jagung pemerintah (CJP). Untuk itu Bapanas optimistis produksi jagung meningkat.