Jakarta, Beritasatu.com – PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) mencatat penurunan pendapatan sebesar 5 persen pada tahun buku 2024. Pendapatan perusahaan turun menjadi US$ 737,4 juta atau setara dengan Rp 12,22 triliun (kurs Rp 16.580) dibandingkan dengan US$ 772,4 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan kinerja keuangan juga tercermin dalam EBITDA perusahaan yang merosot 31 persen menjadi US$ 169,2 juta pada 2024, dibandingkan US$ 246,1 juta pada 2023. Sementara itu, laba usaha turun 7 persen menjadi US$ 96,5 juta, dibandingkan US$ 104 juta pada tahun sebelumnya.
Laba bersih perusahaan mengalami penurunan lebih dalam, yaitu 32 persen menjadi US$ 49,6 juta, dari sebelumnya US$ 74,6 juta pada 2023. Sedangkan laba per saham juga ikut turun 30 persen menjadi Rp 49,6 per lembar saham, dibandingkan Rp 70,7 per lembar saham pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Samudera Indonesia Bani M Mulia mengakui kinerja perusahaan pada 2024 lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurutnya, berbagai tantangan yang dihadapi sepanjang 2024 membuat pencapaian perusahaan lebih menantang.
“Ya memang kinerja tahun 2024 dibandingkan 2023 lebih rendah. Kami memprediksi memang tahun 2024 lebih menantang,” ujar Bani dalam pengumuman laporan kinerja Samudera Indonesia secara daring, Rabu (26/3/2025).
Namun, Bani menekankan pencapaian 2024 masih lebih baik dari proyeksi awal perusahaan. Secara historis, pendapatan Samudera Indonesia sejak 1998 masih berada di level yang cukup tinggi, yaitu sekitar US$ 700 juta, meskipun lebih rendah dibandingkan 2-3 tahun terakhir.
Bani juga mengungkapkan, posisi kas dan setara kas PT Samudera Indonesia tetap kuat meskipun mengalami penurunan 14% dari US$ 387,8 juta pada 2023 menjadi US$ 333,2 juta pada 2024. Aset lancar mencapai US$ 610,5 juta, utang jangka pendek US$ 40,2 juta, utang jangka panjang US$ 204,6 juta, ekuitas US$ 727,2 juta, dan total aset US$ 1,288.6 juta.