Liputan6.com, Jakarta – Peneliti Meta (META.O) baru saja mengungkap hasil riset internal dengan hasil mengejutkan. Dalam laporan tersebut, ternyata banyak remaja merasa tidak nyaman dengan tubuh mereka setelah menggunakan Instagram.
Tak hanya itu, peneliti di Meta juga menyebut, platform berbagi foto tersebut sering menampilkan konten terkait dengan gangguan makan dan penampilan fisik tertentu.
Banyak postingan dari pengguna memperlihatkan penampilan mencolok seperti dada, bagian tubuh belakang, ataupun paha dan penilaian langsung tentang tipe tubuh, serta konten terkait gangguan makan.
“Remaja yang melaporkan tidak nyaman dengan tubuhnya setelah menggunakan Instagram melihat sekitar tiga kali lebih banyak konten berfokus pada tubuh, atau terkait gangguan makan dibanding remaja lain,” tulis peneliti, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (27/10/2025).
Penelitian ini melibatkan 1.149 remaja dan orang tua mereka di Amerika Serikat selama tahun ajaran 2023-2024.
Dari grup 233 remaja yang sering merasa buruk tentang tubuhnya setelah melihat postingan di Instagram, konten “adjacent gangguan makan/fokus tubuh” mencapai sekitar 10,5 persen dari apa yang mereka lihat. Sementara kelompok remaja lainnya hanya 3,3 persen.
Peneliti di Meta menyatakan, hasil ini bersifat asosiasi, bukan bukti sebab-akibat. Mereka beralasan, hasil ini belum bisa dikatakan Instagram “menyebabkan” ketidakpuasan tubuh, namun ada koneksi nyata antara rasa tidak nyaman tubuh dan paparan konten tersebut.
Temuan ini langsung mendapat perhatiannya serius dari para ahli kesehatan remaja. Sebagai respons, perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram itu menyatakan akan memperkuat proteksi untuk pengguna di bawah 18 tahun, termasuk menetapkan standar konten layaknya film PG-13 untuk akun remaja.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5366231/original/062082800_1759221040-WhatsApp_Image_2025-09-30_at_12.33.26_941d1ac8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)