Tokyo, Beritasatu.com – Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ) memutuskan tidak mengubah suku bunga acuan di Jepang sekaligus mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif.
Dilansir Antara, Jumat (20/12/2024) Bank sentral itu mempertahankan suku bunga jangka pendeknya di kisaran 0,25% pada akhir pertemuan kebijakan selama 2 hari, dalam sebuah langkah yang sudah banyak diperkirakan pasar.
Sebanyak selapan dari sembilan anggota Dewan Kebijakan BOJ memberikan suara mendukung keputusan, menandai ketiga kalinya secara beruntun bagi bank sentral itu mempertahankan kebijakannya.
Harga konsumen inti Jepang, indikator ekonomi utama inflasi yang dipantau secara ketat oleh BOJ, masih berada di atas target 2% yang ditetapkan bank sentral itu sejak April 2022.
Para anggota dewan telah berulang kali menyampaikan BOJ akan memperketat kebijakan moneternya lebih lanjut jika mereka mengonfirmasi ekonomi dan harga bergerak sesuai dengan ekspektasi.
“Masih ada ketidakpastian yang tinggi seputar aktivitas ekonomi dan harga di Jepang, termasuk perkembangan aktivitas ekonomi dan harga di luar negeri,” urai sebuah pernyataan usai pertemuan tersebut.
BOJ mengakhiri kebijakan suku bunga negatif di Jepang pada Maret lewat kenaikan suku bunga pertamanya sejak 2007. Kemudian menaikkannya kembali pada Juli dalam lonjakan mengejutkan ke angka yang tercatat saat ini, yakni 0,25%, dari kisaran nol hingga 0,1%.