Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Bank Dunia ‘Ramal’ Ekonomi China Melambat 2025, Tumbuh 4,5 Persen

Bank Dunia ‘Ramal’ Ekonomi China Melambat 2025, Tumbuh 4,5 Persen

Jakarta, CNN Indonesia

Bank Dunia memperkirakan ekonomi China tumbuh 4,5 persen pada 2025. Angkanya melambat dibandingkan prediksi laju ekonomi tahun ini, 4,9 persen.

Dilansir Reuters, proyeksi laju ekonomi tersebut lebih tinggi dibandingkan estimasi pada Juni lalu. Lembaga keuangan dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu sebesar 4,8 persen pada 2024 dan 4,1 persen pada 2025.

Proyeksi tahun ini meningkat berkat pengaruh pelonggaran kebijakan pemerintah China baru-baru ini dan kekuatan ekspor jangka pendeknya.

Di sisi lain, Bank Dunia tetap memperingatkan kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang lemah, serta hambatan di sektor properti di negara tersebut diprediksi memperlambat laju ekonomi tahun depan.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini berjuang keras tahun ini, terutama karena krisis properti dan permintaan domestik yang lemah.

Selain itu, wacana kenaikan tarif AS untuk barang-barangnya ketika Presiden Terpilih AS Donald Trump mulai menjabat pada Januari bisa ikut menekan pertumbuhan ekonomi China.

“Mengatasi tantangan-tantangan di sektor properti, memperkuat jaring pengaman sosial, dan memperbaiki keuangan pemerintah daerah akan sangat penting untuk membuka pemulihan yang berkelanjutan,” ujar Direktur Negara Bank Dunia untuk China Mara Warwick, melansir Reuters, Kamis (26/12).

“Penting untuk menyeimbangkan dukungan jangka pendek untuk pertumbuhan dengan reformasi struktural jangka panjang,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Bank Dunia menambahkan pertumbuhan pendapatan rumah tangga yang lebih lambat dan efek kekayaan negatif dari harga rumah yang lebih rendah diperkirakan akan membebani konsumsi hingga 2025.

Sementara pemerintah China yakin akan mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen pada akhir tahun 2024.

Untuk mendorong kembali perekonomian China, pemerintah setempat telah setuju untuk menerbitkan rekor 3 triliun yuan atau setara Rp6.685,70 triliun (asumsi kurs Rp2.228 per yuan China) dalam bentuk obligasi negara tahun depan.

Angka-angka ini akan ditetapkan secara resmi pada pertemuan tahunan DPR China, Kongres Rakyat Nasional, pada Maret 2025 dan masih dapat berubah sebelum itu.

Tahun depan, Badan Pengatur Perumahan China akan melanjutkan upaya untuk membendung penurunan lebih lanjut di pasar real estat negara itu tahun depan. Bank Dunia menyebut perubahan haluan di sektor ini tak diantisipasi sampai akhir 2025.

Adapun kelas menengah China berkembang secara signifikan sejak 2010-an, mencakup 32 persen dari populasi pada 2021.

Namun, perkiraan Bank Dunia menunjukkan sekitar 55 persen tak akan aman secara ekonomi dan menggarisbawahi perlunya menciptakan lebih banyak peluang.

(del/sfr)