Bank Dunia Proyeksi Defisit Anggaran RI 2,70 Persen PDB, Lebih Besar dari Asumsi APBN

Bank Dunia Proyeksi Defisit Anggaran RI 2,70 Persen PDB, Lebih Besar dari Asumsi APBN

Dari sisi fiskal, Bank Dunia mencatat rasio pendapatan pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2024 hanya mencapai 12,7 persen, yang merupakan angka terendah di antara negara-negara berpenghasilan menengah. Defisit fiskal diproyeksikan meningkat menjadi 2,7 persen dari PDB pada 2025.

“Penutupan celah penerimaan pajak akan memperluas ruang fiskal untuk mendanai Visi Indonesia 2045,” kata Bank Dunia.

Namun, angka defisit yang diproyeksikan oleh Bank Dunia ini lebih besar dibandingkan dengan asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, yang memperkirakan defisit sebesar 2,53 persen.

Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky, menanggapi hal ini dalam akun X pribadinya @AwalilRizky.

“Bank Dunia (macro poverty outlook) memproyeksikan defisit anggaran Indonesia sebesar 2,70% PDB pada 2025-2027. Lebih lebar dari asumsi APBN 2025 (2,53%). Dan lebih lebar dari sasaran RPJMN 2025-2029 yang 2,45-2,50%. Karena nilai PDB bertumbuh, maka nominal defisit pun bertambah,” ungkapnya, dikutip dari akun Twitter @AwalilRizky pada Senin (28/4/2025).

Dalam hal eksternal, defisit transaksi berjalan Indonesia meningkat menjadi 0,6 persen dari PDB pada 2024 dan diperkirakan akan melebar lagi menjadi 1,7 persen pada 2027. Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sebesar 2,3 persen hingga Maret 2025, sebagian besar akibat tekanan pembayaran utang luar negeri dan aliran keluar dividen.

Untuk mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi dan menuju status negara berpenghasilan tinggi pada 2045, Bank Dunia menekankan pentingnya percepatan reformasi struktural. Reformasi tersebut mencakup pendalaman sektor keuangan serta perbaikan iklim investasi, perdagangan, dan bisnis.