Banjir Terjang Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang, Ribuan Warga Terdampak Bandung 5 Desember 2025

Banjir Terjang Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang, Ribuan Warga Terdampak
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        5 Desember 2025

Banjir Terjang Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang, Ribuan Warga Terdampak
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.co
m – Ratusan ribu rumah di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Dayeuhkolot, dan Kecamatan Baleendah, terdampak akibat banjir luapan Sungai Citarum.
Sungai Citarum
kembali meluap usai hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bandung sejak Kamis (4/12/2025) kemarin.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Wahyudin, mengatakan, di Kecamatan Dayeuhkolot sebanyak 9.246 keluarga atau 25.918 jiwa terdampak.
Tak hanya merendam rumah warga, air juga menggenangi beberapa ruas jalan di Kecamatan Dayeuhkolot, seperti di depan Jalan Raya Dayeuhkolot.
Ketinggian air mencapai 50 sentimeter hingga 90 sentimeter.
Berbeda dengan pemukiman warga di Kampung Bojong Asih, ketinggian air mencapai 1,5 meter.
“Kalau yang mengungsi itu di Desa Bojong Asih sebanyak 99 keluarga atau 307 jiwa,” katanya saat ditemui di Desa Bojong Asih, Jumat (5/12/2025).
Di Kecamatan Baleendah, terdata 1.873 keluarga atau 5.579 jiwa dari tiga kelurahan terdampak dan sebanyak 63 keluarga atau 150 jiwa terpaksa mengungsi.
Terakhir, di Kecamatan Bojongsoang, sebanyak 1.236 keluarga atau sekitar 3.000 jiwa dari tiga desa juga terdampak luapan Sungai Citarum.
“Kalau yang di Bojong Asih, tidak ada warga yang mengungsi,” terang dia.
Data tersebut, kata Wahyudin, masih bisa berkembang melihat situasi dan kondisi Bandung Raya yang masih diperkirakan akan turun hujan.
Camat Dayeuhkolot, Asep Suryadi, membenarkan data tersebut.
Bahkan, hingga siang hari, air luapan Sungai Citarum masih belum menunjukkan tanda-tanda surut.
“Masih belum surut, ketinggian air juga variatif, 70 sentimeter sampai 90 di titik terdalam,” ujar Asep.
Asep menjelaskan, saat ini di Desa Cangkuang Wetan, tepatnya di Kampung Cibedug Hilir, ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Bahkan, akses jalan yang tergenang tidak bisa dilalui motor maupun berjalan kaki.
“Banyak barang terendam, warga yang tidak bisa beraktivitas, jalan menuju masjid, hingga masjid yang tidak bisa digunakan karena terendam,” kata Asep.
Di kampung tersebut, korban terdampak hampir 312 keluarga, dan yang mengungsi 42 keluarga atau 147 jiwa.
“Itu baru terevakuasi, masih banyak yang belum terevakuasi,” ucapnya.
Saat ini, kebutuhan mendesak di antaranya makanan dan minuman untuk pengungsi, alat masak untuk dapur umum, selimut dan karpet untuk pengungsi, serta perahu untuk evakuasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.