Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Dya Ayu
TRIBUNJATIM.COM, BATU – Hujan yang mengguyur Kota Batu pada Sabtu (22/2/2025) kemarin mengakibatkan banjir luapan di sekitar Taman Rekreasi Selecta Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Ada dua titik banjir luapan air bercampur material lumpur yang terjadi di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, yakni di Sungai Paron Jalan Panderman Dusun Gerdu Desa Tulungrejo dan di Bundaran Taman Rekreasi Selecta, Desa Tulungrejo.
Bahkan banjir yang berada di sekitar Bundaran Taman Rekreasi Selecta mengakibatkan 1 unit mobil wisatawan terseret dan mengalami kerusakan.
Plt Kalaksa BPBD Kota Batu, Arif Purwanto mengatakan, penyebab banjir lumpur atau luapan terjadi karena ujan dengan intensitas tinggi di Kota Batu dan saluran drainase yang tidak mampu menampung volume air.
“Sehingga menyebabkan banjir luapan di Sungai Paron Jalan Panderman Dusun Gerdu, Desa Tulungrejo. Banjir meluap masuk ke Pondok Peternakan Warga hingga ke area Bundaran Taman Rekreasi Selecta. Selain 1 mobil wisatawan terseret, luapan banjir juga membawa material lumpur dengan ketebalan kurang lebih 20-25 centimeter menutup jalan di area Bundaran Selecta,” kata Arif Purwanto, Minggu (23/2/2025).
Selain mobil wisatawan menjadi korban hingga rusak, banjir mengakibatkan pondok peternakan warga mengalami kerusakan dan saluran air HIPPAM mengalami kerusakan.
“Petugas langsung melakukan pembersihan material lumpur secara manual dan menggunakan bantuan alat berat. Selanjutnya dilakukan penyemprotan material lumpur oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Malam sekitar pukul 19.00 Wib sudah tuntas,” jelasnya.
Sementara itu Direktur Selecta, Pramono menuturkan meski kemarin sempat terjadi banjir luapan di sekitar Selecta namun pihaknya memastikan Selecta tetap aman untuk berwisata karena banjir berada di luar Selecta.
“Alhamdulillah sudah bersih. Jadi di bunderan itu kebetulan di sebelah lapangan parkir itu ada jalan kampung dan saluran irigasi. Karena kemarin itu curah hujan di daerah Junggo dan sekitarnya cukup deras dan lama sehingga volume air meningkat tajam dan akibatnya sungai atau saluran irigasi tidak nampung dan meluap ke jalan kampung itu, dan kebetulan di bunderan itu titik yang paling rendah, akibatnya menggenang cukup tinggi sampai mobil tidak bisa lewat,” jelas Pramono.
