Liputan6.com, Bandung – Wilayah Cigugur Tengah dan Mahar Martanegara hingga hilir Melong kerap menjadi kawasan langganan banjir di Kota Cimahi, Jawa Barat. Terkait itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi akan menertibkan sejumlah bangunan liar yang berdiri di atas sungai.
Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira mengatakan, penertiban bangunan liar yang dinilai menyumbang penyebab banjir akan dilakukan dengan melayangkan surat peringatan (SP) 1 hingga 3 terlebih dahulu.
“Beberapa sudah terdata list bangunan liar atau yang menyalahi aturan. Beberapa juga sudah kirim surat peringatan karena aturannya ada SP 1, 2, dan 3 lalu ada pemberitahuan untuk membongkar secara mandiri,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat, 11 Juli 2025.
Apabila SP itu tak diindahkan, maka Pemkot Cimahi akan melakukan penertiban secara paksa. “Jika tidak dilakukan (pembongkaran) mandiri, maka kami akan melakukan penertiban,” tutur Adhitia.
Selain membongkar bangunan liar, Pemkot Cimahi juga akan melakukan membongkar pintu air yang semula berfungsi sebagai pembagi aliran air ke area persawahan. Kendati demikian, opsi pembongkaran perlu melalui kajian terlebih dulu.
“Pintu air itu dulu dibuat karena adanya jaringan irigasi lahan pertanian. Hari ini karena sudah tidak ada lagi lahan pertaniannya maka kami berencana untuk membongkarnya sehingga ketika ada kiriman air maka akan terbagi dua,” ucap Adhitia.
Kemudian, Pemkot Cimahi akan melakukan normalisasi aliran Sungai Cimindi. Sebab selain mengalami penyempitan, sungai juga mengalami pendangkalan sehingga daya tampungnya sudah tidak ideal lagi.
“Kami akan melakukan normalilasi berupa pengerukan material sedimen sepanjang sungai. Semoga bisa mengurangi limpasan air ke jalan,” pungkasnya.
Realisasi pelebaran sungai, kata Adhitia, sudah direncanakan sejak lama. Pemkot Cimahi sesuai tugasnya juga telah melakukan pembebasan lahan, sementara eksekusi pelebarannya akan dilakukan Badan Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Apabila kawasan di Cigugur Tengah itu telah diselesaikan, maka Pemkot Cimahi hanya tinggal menuntaskan masalah di wilayah hilir yakni Melong. Sebab, air dari Sungai Cimindi mengalir ke Melong.
“Tinggal kuncian akhirnya di daerah selatan Melong sebagai penyelesaian yang lebih rumit lagi. Karena harus berkoordinasi dengan lintas regional juga lintas sektoral,” tandas Adhitia.
Penulis: Arby Salim
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3055060/original/046900800_1582112790-20200219-Kemiskinan-DKI-Jakarta-3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)