Jakarta, Beritasatu.com – Ingin menembus dunia musik internasional, grup band Neopteryx kini sedang menjajaki agar lagu-lagu mereka bisa diputar di Eropa dan Amerika. Dengan mengusung musik metal underground, Neopteryx sudah melahirkan tiga album, yakni Save Wildlife, Geonisida Endemik dan Remastered Save Wildlife
“Sejauh ini kita masih terus berkoordinasi dengan promotor musik di Polandia agar bisa menyiarkan lagu-lagu kami di Eropa dan Amerika. Saat ini kita mau bikin album baru dengan menggandeng musisi asal Malaysia agar musik underground bisa diterima pendengar dan pecinta musik,” ungkap vokalis Neopteryx, Adam Mustofa saat berbincang dengan media, Selasa (12/11/2024).
Tema-tema lagu yang dibawakan Neopteryx berbeda dengan band lain. Neopteryx justru menyebarkan misi perlindungan lingkungan dalam lagu-lagu yang diciptakan.
“Lewat album-album ini, kita ingin berupaya menginformasikan perlindungan konservasi alam dan satwa liar lewat musik serta perdamaian, karena kelestarian alam dan tanpa perang kita bisa hidup damai dibumi yang kita cintai ini, ” tambahnya.
Hal menarik lainnya dari Neopteryx adalah personelnya yang merupakan aparatur sipil negara (ASN). Grup band yang di gawangi Adam Mustofa (vokal-pegawai ASN Balai KSDA Jakarta), Haryo Radianto (gitar-ASN Kementerian Pertanian), Donni Dimata (gitar-Pegawai Ratelindo), Danang Budiharto (bass-ASN Kejaksaan Agung) dan Roni Yuzka (drum-Kementerian Desa Tertinggal) itu sebenarnya sudah kerap tampil di beberapa event musik seperti Jackloth.
“Kita bikin Neopteryx yang terinspirasi dari satwa liar jenis kelelawar khas Papua,” pungkas Adam.
Kini mereka berharap bisa tampil di event musik underground luar negeri.