Bakar Batu dan Pesan Damai untuk Persatuan Papua Pegunungan

Bakar Batu dan Pesan Damai untuk Persatuan Papua Pegunungan

Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Pegunungan, Benny Mawel menyebutkan acara bakar batu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Pegunungan yang dilakukan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua tak perlu lagi diperdebatkan.

Menurutnya sebagai provinsi baru, selayaknya pemerintah Provinsi Papua Pegunungan meminta restu dan doa leluhur dalam membangun daerahnya kepada provinsi induk Papua.

“Papua sebagai provinsi induk dan sah saja melakukan tradisi bakar batu di Papua. Ini sudah tepat. Tradisi bakar batu juga menjadi ucapan syukur dan doa untuk para leluhur dan nenek moyang. Hal inilah sebagai budaya orang adat, sebelum melakukan hal lainnya untuk kehidupan lebih baik,” katanya.

Dia menjelaskan pemilihan lokasi bakar batu tak perlu lagi diperdebatkan atau dikontroversikan.

“Orang Papua itu satu dan kita hanya beda kebun, beda tempat. Kita bangun kebun ini untuk Papua dan tak ada perbedaan, apakah di gunung, pantai dan lainnya,” ujarnya.

Dirinya berharap orang Papua harus banyak belajar, misalnya dalam hal memelihara hewan ternak babi hingga bisa dijual ternaknya untuk acara bakar batu.

“Hal-hal seperti ini menjadi pelajaran. Jangan saling menyalahkan, harusnya sesama orang Papua saling mendukung dan tak perlu diperdebatkan lagi perbedaan itu,” ujarnya.

Sebagai lembaga kultural orang asli Papua, MRP berharap John Tabo dan Ones Pahabol membangun wilayah Papua Pegunungan lebih baik lagi. 

Benny mengatakan, MRP Pegunungan menyetujui kedua tokoh ini menjadi harapan dan aspirasi bagi Papua Pegunungan. Terlebih keduanya adalah anak adat yang sudah terbukti saat menjabat sebagai bupati di wilayah pegunungan.

“Kami percaya, keduanya memiliki hati untuk rakyat. Lima tahun pertama keduanya harus berjuang memenuhi hal-hal yang selalu menjadi persoalan di Papua Pegunungan, terutama akses transportasi darat dan udara,” jelasnya.