Jakarta, Beritasatu.com – Baru-baru ini, perhatian publik tertuju pada pernyataan mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang menyatakan kesiapannya menjalani tes DNA demi meluruskan isu perselingkuhan dengan selebgram Lisa Mariana.
Langkah ini tidak hanya menjadi sorotan media, tetapi juga menimbulkan ketertarikan masyarakat terhadap jenis tes DNA serta manfaatnya dalam berbagai bidang, mulai dari identifikasi biologis hingga penanganan medis.
Secara umum, tes DNA adalah metode ilmiah yang menganalisis struktur genetik seseorang untuk menggali informasi penting terkait identitas maupun kondisi kesehatannya.
Seiring perkembangan teknologi, terdapat beragam jenis tes DNA yang masing-masing memiliki fungsi spesifik. Berikut ini tujuh di antaranya.
Jenis-jenis Tes DNA
1. Tes diagnostik
Digunakan untuk memastikan keberadaan penyakit yang disebabkan oleh mutasi genetik, seperti penyakit huntington atau fibrosis kistik. Tes ini membantu dokter menentukan diagnosis dan pengobatan yang paling tepat.
2. Tes presimptomatik dan prediktif
Cocok bagi individu yang memiliki riwayat penyakit genetik dalam keluarga, seperti alzheimer atau kanker payudara. Hasilnya bisa menjadi dasar untuk pencegahan dini atau pemantauan kesehatan lebih lanjut.
3. Uji pembawa (carrier testing)
Bertujuan mengetahui apakah seseorang membawa gen pembawa penyakit yang bisa diturunkan ke anaknya. Tes ini sering digunakan oleh pasangan yang berencana memiliki keturunan.
4. Farmakogenetik
Tes ini mengevaluasi respons tubuh terhadap obat berdasarkan profil genetik, sehingga dokter bisa menyesuaikan jenis dan dosis obat untuk hasil yang lebih efektif dan minim efek samping.
5. Tes pralahir (prenatal testing)
Dilakukan selama kehamilan untuk mendeteksi potensi kelainan genetik pada janin, seperti sindrom down. Tes ini bisa bersifat non-invasif maupun invasif.
6. Skrining bayi baru lahir
Setelah kelahiran, tes ini membantu mendeteksi kelainan genetik sejak dini, seperti hipotiroidisme kongenital atau fenilketonuria, yang jika ditangani segera bisa mencegah komplikasi serius.
7. Tes pra-implantasi (PGT)
Dilakukan dalam program bayi tabung untuk memilih embrio yang bebas dari kelainan genetik, membantu pasangan dengan riwayat penyakit menurunkan risiko pada keturunannya.
Dengan semakin luasnya penggunaan jenis tes DNA, masyarakat kini memiliki akses lebih besar untuk memahami kondisi genetik masing-masing.
Kasus Ridwan Kamil memperlihatkan teknologi DNA kini tidak hanya menjadi alat pendukung di dunia medis, tetapi juga berperan penting dalam isu sosial dan pribadi.
