Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yakin penerapan B40 menuju B50 bakal membuat Indonesia tak perlu lagi mengimpor solar per 2026.
Ia menyebut implementasi B40 dimulai per 1 Januari 2025, di mana kuota yang bakal disalurkan selama setahun ini mencapai 15,62 juta kiloliter (KL). Kemudian, Presiden Prabowo Subianto mendorong penerapan B50 mulai 2026.
“Kalau ini yang kita lakukan (penerapan B40 dan dilanjutkan B50), maka impor kita terhadap solar insyaallah dipastikan sudah tidak ada lagi di 2026,” tegasnya dalam Konferensi Pers di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (3/1).
“Jadi, kita sekaligus ini bagian daripada perintah Bapak Presiden (Prabowo) tentang ketahanan energi, mengurangi impor,” sambung Bahlil.
Menteri Bahlil juga menegaskan upaya menggenjot lifting solar akan membuat cadangan minyak Indonesia semakin baik.
Terpisah, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan pihaknya butuh sekitar 1,5 bulan untuk masa transisi dari B35. Ia memperkirakan penyaluran penuh B40 akan dimulai Februari mendatang.
“Untuk mandatorinya (B40 diedarkan) 1 Januari (2025). Iya 1,5 bulan (waktu transisi sampai bisa diedarkan penuh), dari 1 Januari sampai Februari (2025),” kata Yuliot.
“Masa transisi kan menghabiskan stok (B35) dan juga menyesuaikan dengan teknologi. Ini kan ada yang dalam proses pencampuran yang tadinya B35 jadi B40, ada penyesuaian teknologi,” tambahnya.
Di lain sisi, wakil Bahlil itu menyebut Kementerian ESDM melakukan verifikasi ke pelaku industri, yakni badan usaha bahan bakar nabati (BU BBN). Yuliot menekankan tahap tersebut sudah rampung.
“Kita lihat secara teknikal, apakah ini bisa mereka (BU BBN) memenuhi standar yang ditetapkan. Ternyata dari kondisi lapangan itu memungkinkan mereka memenuhi spek teknis yang ditetapkan,” tutupnya.
(skt/agt)