Bahlil Pastikan RI Fokus Kembangkan EBT meskipun AS Mundur dari Paris Agreement

Bahlil Pastikan RI Fokus Kembangkan EBT meskipun AS Mundur dari Paris Agreement

Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Indonesia tetap fokus mengembangkan potensi energi baru terbarukan (EBT). Meskipun Amerika Serikat (AS) telah menarik diri dari perjanjian iklim Paris yang bersejarah, yakni Paris Agreement.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pengembangan EBT merupakan komitmen awal pemerintah, sebelum era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Bahlil menceritakan, sejak dirinya masih menjabat menteri investasi, pemerintah sudah melakukan tindak lanjut dan membuat rencana strategis perihal industri hijau yang tentunya ditunjang dengan energi yang ramah lingkungan.

“Ketika saya jadi menteri investasi, 3 tahun terakhir tagline kita bicara tentang bagaimana membangun investasi yang berorientasi pada green energy dan green industry,” ucap Menteri Bahlil dalam acara Beritasatu Economic Outlook 2025 di Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Bahlil mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi melimpah untuk pen pengembangan EBT. Diketahui, totalnya dapat mencapai 3.687 gigawatt.

Namun sangat disayangkan, pemanfaatannya masih sangat minim, yakni baru mencapai 14 gigawatt. Oleh karenanya, pemerintah akan memaksimalkan potensi tersebut untuk menjadi bagian dari ketahanan energi.

Bahlil melanjutkan, mundurnya AS dari Paris Agreement tentunya menjadi sorotan. Pasalnya, AS merupakan salah satu negara yang menjadi pelopor kesepakatan tersebut.

Meski demikian, lanjut Bahlil, langkah AS tak memengaruhi Indonesia dalam mengembangkan EBT di dalam bauran energi nasional.

“Saya pikir ada bagusnya untuk tetap kita memakai energi baru terbarukan sebagai pertanggungjawaban kita sebagai makhluk sosial untuk mengamankan udara kita,” pungkasnya dalam menanggapi pengembangan EBT di dalam negeri.