Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa pemerintah akan mulai menerapkan bauran biodiesel sebesar 50% atau B50 pada tahun 2026. Kebijakan ini diharapkan mampu menghapus ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar solar.
“Pada 1 Januari 2026, kita akan mendorong penerapan B50. Dengan B50, Indonesia tidak akan lagi mengimpor solar,” ujar Bahlil dalam Indonesia Mining Summit yang digelar di Mulia Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2024).
Bahlil juga mengungkapkan arahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong penerapan biodiesel B100 jika lifting minyak dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi domestik.
“Arahan Presiden Prabowo, jika lifting produksi belum cukup untuk kebutuhan dalam negeri, kita harus beralih ke B100, baik untuk solar maupun B10,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil menyoroti upaya pemerintah dalam meningkatkan lifting minyak. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat kinerja sumur-sumur minyak yang ada melalui intervensi teknologi. Dari total lebih dari 46.000 sumur, hanya sekitar 16.300 sumur yang beroperasi secara efektif, sementara sisanya masih idle atau tidak aktif.
“Kami akan mempercepat penyelesaian sumur-sumur yang telah selesai eksplorasi namun belum beroperasi (COD), sekitar 301 sumur. Selain itu, kami juga akan melakukan eksplorasi besar-besaran dengan rencana lelang 60 wilayah kerja pada tahun 2025-2026,” tambah Bahlil.
Langkah penerapan biodiesel B50 ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi nasional sekaligus mendukung transisi energi menuju sumber daya yang lebih ramah lingkungan.