Jakarta, CNN Indonesia —
Rusia segera buka suara menanggapi sejumlah klaim bahwa pesawat Azerbaijan Airlines jatuh pada Rabu (25/12) karena rudal dari negara itu.
Moskow membantah tegas bahwa pihaknya menembak pesawat Azerbaijan Airlines dengan rudal hingga mengakibatkan kapal terbang itu jatuh.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak mungkin menembakkan rudal ke pesawat komersial yang membawa penumpang sipil.
“Kami, tentu saja, tidak akan melakukan ini dan tidak seorang pun boleh melakukan ini,” kata Peskov di Moskow.
“Mengajukan hipotesis apa pun sebelum hasil investigasi keluar adalah hal yang salah,” ucap dia.
Sejumlah pakar penerbangan sebelumnya menyatakan bahwa pesawat Azerbaijan Airlines kemungkinan telah ditembak oleh sistem pertahanan udara Rusia di atas wilayah Republik Chechnya.
Seorang pejabat AS juga mengatakan kepada Reuters bahwa ada indikasi awal sistem anti-pesawat Rusia menyerang pesawat jenis Embraer 190 itu.
Ketika ditanya oleh BBC, kantor kejaksaan di Baku menyatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat.
Sejumlah sumber dari pemerintah Azerbaijan sementara itu mengonfirmasi kepada Euronews bahwa rudal Rusia bertanggung jawab atas kecelakaan di Kota Aktau, Kazakhstan, ini.
Menurut sumber-sumber pemerintah tersebut, ada aktivitas drone di atas Kota Grozny ketika pesawat penerbangan 8243 mengudara. Rudal permukaan-ke-udara Rusia lantas menembak pesawat tersebut seiring dengan operasinya terhadap drone.
Rudal itu pun meledak di samping pesawat dan pecahan pelurunya mengenai penumpang.
Para sumber mengatakan pilot sempat berupaya meminta pendaratan darurat ke bandara Rusia mana pun namun tak diberikan izin.
Pesawat yang telah rusak karena terkena pecahan peluru itu pun diperintahkan terbang melintasi Laut Kaspia menuju Kota Aktau di Kazakhstan.
Sumber-sumber pemerintah Azerbaijan mengatakan kepada outlet internasional yang berbasis di Baku AnewZ bahwa rudal itu ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S.
Komite investigasi yang terdiri dari pejabat Azerbaijan dan Kazakhstan tampaknya sudah memiliki bukti untuk ini namun menunggu Rusia untuk mengumumkannya lebih dulu.
Azerbaijan diduga tak ingin membuat Presiden Rusia Vladimir Putin kesal dengan menyalahkan Kremlin sehingga menunggu agar Rusia yang mengakuinya, demikian dilansir dari BBC.
Pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di Kota Aktau, Kazakhstan, pada Rabu (25/12) pagi.
Pesawat itu seharusnya terbang dari Baku ke Kota Grozny namun mengalihkan rutenya ke lepas pantai timur Laut Kaspia. Maskapai sebelumnya beralasan pesawat dialihkan karena kabut tebal.
Insiden ini menewaskan 38 orang dari total 67 penumpang termasuk awak kabin. Sekitar 28 orang selamat dari kecelakaan ini.
Pemerintah Azerbaijan telah memperingati hari berkabung nasional pada Kamis (26/12) untuk mengenang para korban kecelakaan.
(blq/bac)