Sersan Mayor Christian menempuh jalur hak asasi manusia. Tidak pakai cara kekuatan tentara yang dimilikinya. Namun dia berpesan, harus ada keadilan dalam hukum di Indonesia.
Dia menuntut agar para pelaku penganiayaan anaknya itu dihukum mati. Tujuannya satu, tidak ada lagi korban berjatuhan di kemudian hari.
“Saya tentara, tentara merah putih, jiwa saya merah putih. Kalau bisa semua dihukum mati. Biar tidak ada satu catatan, biar tidak ada Lucky yang lain, Lucky-Lucky yang lain. Ingat baik-baik. Anak tentara saja dibunuh kok, bagaimana mau yang lain,” katanya lagi.
Pada bagian punggung korban penuh bekas hantaman benda keras, sementara lengan dan kakinya terdapat luka bakar mirip sundutan rokok.
Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Batalion TP 834/WM terkait penyebab pasti kematian. Sementara penyelidikan oleh Polisi Militer (Pomdam) IX/Udayana sedang berlangsung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Prada Lucky sempat mengalami tindakan kekerasan di barak militer sebelum dilarikan ke rumah sakit. Prada Lucky sempat mengaku jika ia dianiaya seniornya kepada dokter yang merawatnya di ruang radiologi.
“Dia mengaku kepada dokter dipukuli oleh seniornya di barak,” ungkap Sersan Mayor Christian.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5308952/original/014501100_1754562510-1000839789.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)