Awasi Takjil, BBPOM Periksa 50 Sampel dari 3 Lokasi di Kota Mataram
Tim Redaksi
MATARAM, KOMPAS.com
– Tim gabungan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram melakukan pengawasan terhadap
jajan takjil
Ramadhan yang tersebar di sejumlah titik di Kota Mataram.
BBPOM memeriksa 50 sampel makanan takjil dari tiga lokasi sentra takjil di Kota Mataram, yaitu Jalan Majapahit, Jalan Airlangga, dan Panji Tilar.
“Saat ini kita sudah mengambil sebanyak 50 sampel dan kita bisa melihat yang berpotensi adalah kerupuk, tapi sudah kita uji 50 sampel,
insha Allah
aman semuanya.”
Demikian kata Kepala BPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan Prakasa, usai pemeriksaan sampel makanan takjil, Rabu (5/3/2025) kemarin.
Pemeriksaan jajan takjil Ramadhan ini dilakukan sebagai salah satu komitmen Pemerintah untuk mengawal keamanan jajan takjil yang dijual.
“Kita bersama-sama mengawal memastikan bahwa pangan takjil di seputaran Kota Mataram memenuhi aspek mutu dan keamanan,” kata Yosef.
Yosef mengatakan, pada momen Ramadhan biasanya terjadi peningkatan kebutuhan akan pangan.
Di samping itu, banyak pasar Ramadhan yang menyediakan berbagai macam jenis takjil untuk berbuka puasa.
“Tentunya kita harus memastikan mengawal makanan yang diproduksi dan beredar itu aman, bermutu, dan bergizi,” kata Yosef.
Sebelumnya, BBPOM juga telah melakukan pengawasan takjil di sejumlah lokasi seperti di Pasar Mandalika, Pasar Jelojok, dan Pasar Renteng.
“Dari 76 sampel itu, 69 sampel memenuhi syarat, artinya tidak ditemukan
bahan berbahaya
baik formalin, boraks, dan rodhamin B,” kata Yosef.
Dari tujuh sampel jenis makanan yang mengandung boraks, kandungan bahan berbahaya ditemukan pada kerupuk terigu dan mi basah.
Yosef mengatakan kerupuk yang mengandung boraks dikirim dari luar NTB, sementara mi basah dibuat di Lombok Tengah.
Pihaknya juga sudah melakukan penelusuran ke lokasi pembuatan mi basah dan memberikan pembinaan.
“Yang terpenting bukan hanya kandungan bahan berbahaya, tapi melihat
keamanan pangan
harus bebas dari cemaran fisik, cemaran kimia, dan cemaran biologi,” kata Yosef.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Emirald Isfihan menambahkan, untuk menghindari cemaran fisik, para pedagang diminta untuk menutup dagangan, memakai sarung tangan, dan melakukan pembayaran dengan cara
cashless.
Menurut Emirald, bahan-bahan berbahaya ini termasuk karsinogenik dan sangat berbahaya bagi kesehatan.
“Penggunaan jangka panjang terus menerus dalam kadar tertentu akan menimbulkan kanker berbahaya, justru kalau dikonsumsi secara terus menerus dengan jumlah yang melebihi kadar normal, bahkan harusnya tidak ada, itu pemicu terjadinya kanker,” kata Emirald.
Selain kanker, bahan berbahaya tersebut bila dikonsumsi secara sering dan lama, maka akan merusak hati dan ginjal.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Awasi Takjil, BBPOM Periksa 50 Sampel dari 3 Lokasi di Kota Mataram Regional 6 Maret 2025
/data/photo/2025/03/05/67c85a53ad621.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)