Awal Mula Arif Kepergok Beli Barang Antik Pakai Uang Palsu, Kini Ditangkap, Ini Cara Deteksi dari BI

Awal Mula Arif Kepergok Beli Barang Antik Pakai Uang Palsu, Kini Ditangkap, Ini Cara Deteksi dari BI

TRIBUNJATIM.COM – Seorang pria di Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap polisi imbas mengedarkan uang palsu.

Gelagatnya ketahuan kala hendak membeli barang antik di sebuah hotel.

Seperti diketahui, uang palsu kini menyita perhatian publik sejak pabriknya terbongkar di Makassar, Sulawesi Selatan.

Sindikat peredaran uang palsu ini pun tak terkecuali.

Usut punya usut, aksi pemuda bernama Arif ini terendus polisi karena ada laporan.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Direktur Reskrimum Polda NTT Komisaris Besar Patar Silalahi mengungkapkan bahwa pelaku yang ditangkap berinisial ASC alias Arif.

“Kami tangkap pelaku di Hotel Silvia Budget Kota Kupang, kemarin,” ungkap Patar kepada wartawan di Kupang, Rabu (15/1/2025).

Patar menjelaskan bahwa kasus ini berawal dari laporan polisi dengan Nomor LP/A/1/I/2025/SPKT/Polda NTT yang diterima pada 11 Januari 2025.

Berdasarkan informasi dari masyarakat, tim Unit Resmob Polda NTT mendapatkan laporan mengenai rencana transaksi jual beli barang antik berupa katana langka senilai Rp 49 triliun yang melibatkan sindikat pengedar uang palsu.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi membuntuti para pelaku hingga ke Hotel Maya, Kota Kupang.

Namun, pelaku kemudian memindahkan lokasi transaksi ke Hotel Silvia Budget.

Polisi segera bergerak ke lokasi baru dan berhasil menangkap tersangka utama, ASC alias Arif, beserta barang bukti uang palsu senilai Rp 100 juta dalam pecahan Rp 100.000.

Menurut pengakuan Arif, ia tiba di Kupang pada 9 Januari 2025 bersama dua rekannya, AAP alias Adrit dan SW alias Herti, pasangan suami istri.

Ketiganya membawa uang palsu senilai Rp 300 juta untuk transaksi barang antik.

Namun, setelah mengetahui keberadaan polisi di Hotel Maya, Adrit dan Herti melarikan diri ke Malang dengan membawa uang palsu senilai Rp 200 juta.

Kemudian, Arif memindahkan lokasi ke Hotel Silvia Budget untuk melanjutkan transaksi, tetapi aksinya terdeteksi dan ia ditangkap.

“Modus operandi sindikat ini adalah menggunakan uang palsu sebagai alat untuk menjamin transaksi barang antik.”

“Mereka juga memanfaatkan teknologi seperti mobile banking palsu, cek kosong, dan uang palsu untuk menipu korban,” ujar Patar.

Barang bukti yang berhasil diamankan oleh pihak kepolisian antara lain uang palsu senilai Rp 100 juta, satu unit ponsel, dan satu cek kosong.

Saat ini, Arif telah ditahan di Mapolda NTT untuk proses hukum lebih lanjut.

“Penangkapan ini menunjukkan komitmen Ditreskrimum Polda NTT dalam memberantas kejahatan terorganisir yang merugikan masyarakat.”

“Penyelidikan lebih lanjut akan terus dilakukan untuk membongkar jaringan sindikat pengedar uang palsu ini,” tutup Patar.

Lantas, adakah cara membedakan uang asli dan uang palsu?

Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengatakan, guna melindungi masyarakat dari upaya pemalsuan uang, bank sentral terus memperkuat unsur pengamanan keaslian uang.

“Dengan memperhatikan, menerapkan, dan mengadopsi inovasi teknologi terkini,” kata dia, dalam keterangannya, dikutip Rabu (25/12/2024).

Lebih lanjut Ia bilang, BI melalui program Cinta, Bangga, Paham (CBP) rupiah, mendorong edukasi masyarakat untuk mengenali keaslian uang rupiah kertas.

Salah satu cara yang mudah yang dapat dilakukan adalah dengan metode Dilihat, Diraba, Diterawang atau 3D, maupun menggunakan alat bantu sederhana seperti lampu UV dan kaca pembesar.

Berikut cara mengetahui keaslian uang rupiah dengan metode 3D:

– Dilihat, terdapat benang pengaman seperti dianyam dan akan berubah warna bila dilihat dari sudut pandang tertentu.

– Diraba, hasil cetak akan terasa kasar pada gambar pahlawan, burung Garuda, dan nilai nominal serta pada kode tuna netra (blind code) berupa pasangan garis di sisi kanan dan kiri uang.

– Diterawang, terdapat tanda air (Watermark) berupa gambar pahlawan dan Electrotype (ornamen) pada pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 dan gambar saling isi (Rectoverso)dari logo Bl yang dapat dilihat secara utuh apabila diterawangkan ke arah cahaya.

Apabila masyarakat menemukan indikasi adanya pemalsuan terhadap uang rupiah, Marlison bilang, masyarakat dapat mendatangi kantor Bank Indonesia terdekat untuk memastikan keaslian uang rupiah.

“Selanjutnya, dalam hal terdapat dugaan pemalsuan uang Rupiah, Bl memiliki Counterfeit Analysis Center yaitu pusat analisis dan tenaga ahli yang dapat melakukan klarifikasi atas uang yang diragukan keasliannya guna mendukung proses penyidikan Polri,” ucap Marlison.

—– 

Berita Jatim dan berita viral lainnya.