Author: Tribunnews.com

  • Sakit Hati Diejek Anak Haram, Pemuda Habisi Teman Sendiri di Warung Nasi Pakai Kayu, sempat Kabur

    Sakit Hati Diejek Anak Haram, Pemuda Habisi Teman Sendiri di Warung Nasi Pakai Kayu, sempat Kabur

    TRIBUNJATIM.COM – Kasus ejekan berujung maut terjadi di Sumatera Utara.

    Seorang pria berusia 40 tahun dihabisi temannya di warung nasi.

    Rupanya pemicu pembunuhan itu karena pelaku sakit hati sering diejek korban sebagai anak haram

    Pelaku diketahui pria berinisial RS (21).

    Sementara korban, pria berinisial T (40).

    RS membunuh T di sebuah warung nasi di Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara pada Selasa (17/12/2024). 

    RS membunuh temannya lantaran sakti hati diejek sebagai anak haram.

    Menurut keterangan Kapolres Asahan AKBP Afdhal Junaidi, pembunuhan ini terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari di sebuah warung. 

    Mulanya, RS menunggu T datang ke warung.

    Usai T tiba di lokasi, tanpa pikir panjang, RS langsung mengambil kayu broti di sekitar warung dan menyerang korban. 

    Adapun kayu broti adalah kayu bulat yang belum diolah yang diambil langsung dari pohon.

    “Tersangka Rahmat Saputra memukul ke arah kepala dan pipi korban dengan menggunakan sebatang kayu Broti dengan panjang 50 sentimeter,” ujar Afdhal, Kamis (26/12) dikutip dari Kompas.com via kompas.tv.

    Ilustrasi pembunuhan. (Freepik.com)

    Setelah menjalankan aksinya, pelaku sempat kabur. 

    Namun, polisi berhasil menangkapnya pada hari kejadian. 

    Sementara itu, korban sejatinya sempat dilarikan ke Rumah Sakit H. Abdul Manan Simatupang, akan tetapi nyawanya tidak tertolong. 

    Saat diinterogasi RS mengaku alasannya menghabisi nyawa T karena kerap diejek sebagai anak haram. 

    “Bahwa pelaku sakit hati kepada korban karena sering dikata-kata in ‘anak haram’,” terang Afdhal menambahkan.

    Pelaku disangkakan dengan Pasal 338 subs 351 ayat (3) dari KUHP.

    Sementara itu, nasib tragis dialami bayi berusia 18 hari di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara.

    Ia dibunuh oleh ibu kandungnya sendiri.

    Sang ibu menghabisi anaknya dengan cara tragis.

    Kini terungkap motif si ibu membunuh bayi yang baru saja dilahirkan tersebut.

    Adapun pelaku diketahui berinisial YW (33).

    YW merupakan wanita asal Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara.

    Warga Dusun III, Desa Bangun Rejo, Kecamatan Na IX-X diduga membunuh bayinya sendiri dengan cara digorok menggunakan parang dan kapak.

    Dikutip dari Tribun Medan, insiden tragis itu dilakukan YW di rumahnya pada Senin (23/9/2024) sekitar pukul 09.30 WIB.

    Aksi pelaku dilakukan setelah memandikan korban.

    Saat itu, suami pelaku sedang berkebun.

    Kasus pembunuhan ini terungkap setelah warga menemukan korban dalam kondisi leher terluka.

    Tak butuh waktu lama, YW pun langsung ditangkap polisi setelah menerima laporan dari masyarakat.

    “Pelaku diketahui berinisial YW yang diduga kuat telah menggorok leher anaknya yang masih berusia 18 hari,”kata AKP Syafrudin, Senin (24/9/2024), dikutip dari Tribun Medan.

    YW diduga membunuh bayinya sendiri karena kecewa anak yang ia lahirkan berjenis laki-laki.

    Sebelumnya, pelaku sangat mendambakan bayi perempuan.

    Kini pelaku sudah ditahan dan akan dilakukan pemeriksaan psikologis pada pelaku. 

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Kronologi Jenazah Balita Hanyut di Selokan Surabaya Ditemukan Setelah 4 Hari Pencarian

    Kronologi Jenazah Balita Hanyut di Selokan Surabaya Ditemukan Setelah 4 Hari Pencarian

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Jenazah balita berinisial MR berusia 3,5 tahun yang sebelumnya hanyut di selokan kawasan Babatan Surabaya akhirnya ditemukan, Jumat sore (27/12/2024).

    Setelah melakukan proses pencairan selama 4 hari, korban ditemukan di sela eceng gondok Kali Makmur.

    Jenazah MR ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB. Saat penemuan, petugas gabungan dari PU BIna Marga Surabaya yang menurunkan ekskavator mengeruk tumpukan eceng gondok.

    Dari sana petugas sempat menurunkan alat keruknya yang membuat jenazah kembali hanyut. Akhirnya, korban kemudian ditemukan.

    Lokasi penemuan jenazah berada sekitar 3 kilometer dari selokan Jalan Babatan II F Wiyung, Surabaya, lokasi awal balita tersebut tenggelam. Jenazah ditemukan dibalik tumpukan eceng gondok yang ada di Kali Makmur, dekat SMP negeri 34 Surabaya di jalan Wiyung PDAM Surabaya.

    Balita di Surabaya hanyut di selokan saat bermain hujan-hujanan, pencarian masih berjalan (ISTIMEWA – Tribun Jatim Network/Bobby Constantine)

    “Betul telah ditemukan. Korban berada dibalik eceng gondok. Setelah ekskavator mengeruk eceng gondok, terlihat jenazah bayi ada dibaliknya,” kata Komandan Tim Basarnas Kantor SAR Surabaya, Eko Aprianto di lokasi kejadian.

    Jenazah langsung diangkat ke perahu karet untuk selanjutnya dibawa ke pihak keluarga. “Saat ditemukan korban sudah tidak bernyawa, dan kondisi bayi sudah membiru,” terangnya.

    Petugas Basarnas yang sudah menunggu diseberang sungai langsung bergerak menangkap jenazah MR. Petugas yang hendak menangkap sempat kesulitan karena kondisi sungai banyak eceng gondok.

    Namun dibantu petugas di pinggir sungai akhirnya jenazah balita berhasil diangkat dan dibungkus kantong jenazah. “Untuk lebih pastinya jenazah langsung kami bawa ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo Surabaya,” jelas Eko

    Untuk diketahui, korban berinisial MR berusia 3,5 tahun, balita yang bertempat tinggal di Babatan Wiyung Blok 2F sedang bermain air bersama seorang kerabat dan temannya, Selasa(24/12/2024) sekitar pukul 15.30 WIB. Saat itu, hujan deras tengah terjadi di kawasan ini.

    Tak lama, korban tergelincir masuk ke selokan yang terbuka di sekitar rumah. Selanjutnya, korban pun terbawa arus

  • Pengakuan WN Malaysia Diperas Polisi Nonton DWP: Transfer Rp 360 Juta ke Rekening MAB dan AT – Halaman all

    Pengakuan WN Malaysia Diperas Polisi Nonton DWP: Transfer Rp 360 Juta ke Rekening MAB dan AT – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Amir Mansor (29 tahun) rela terbang dari Kuala Lumpur bersama teman-temannya demi berpesta dan berjoget di ajang Djakarta Warehouse Project (DWP) pada 13-15 Desember 2024 silam.

    Sebagai penikmat musik rave, warga negara Malaysia ini tak mau melewatkan salah satu festival musik elektronik terbesar di Asia itu.

    “Kami sudah biasa bepergian ke negara-negara Asia untuk datang ke musik festival. Kami pernah pergi ke Thailand, Singapura, Korea, bahkan Indonesia,” kata Amir kepada BBC News Indonesia dikutip pada Jumat (27/12/2024). 

    Tahun lalu, Amir juga datang ke Bali demi DWP.

    Pengalamannya menyenangkan.

    Jadi dia memutuskan datang kembali tahun ini.

    Sialnya, rencananya untuk bersenang-senang selama tiga hari malah berubah jadi mimpi buruk gara-gara “razia” narkoba polisi.

    Awal Mula Dihampiri Oknum Polisi

    Amir baru saja memesan layanan taksi daring lewat ponselnya ketika dia melihat temannya dihampiri oleh sejumlah orang.

    Saat itu, mereka hendak kembali ke hotel setelah menonton malam pertama festival musik tersebut.

    “Awalnya saya kira mereka adalah driver ojek online yang sedang mencari pelanggan,” kata Amir.

    Amir berasumsi demikian lantaran orang-orang itu berpakaian bebas dan tidak menunjukkan tanda pengenal sebagai polisi maupun surat izin penggeledahan.

    “Mereka memanggil teman saya yang berjalan dengan saya. Mereka menggeledah teman saya, lalu saya menunggu teman saya karena saya sudah memesan taksi online untuk pulang bersama.”

    “Mereka [polisi] lalu ikut menarik saya, mengecek dompet dan barang-barang saya,” kenangnya.

    Polisi Tidak Temukan Bukti Narkoba

    Amir mengeklaim polisi tidak menemukan barang bukti narkoba apa pun saat dia digeledah.

    Dia juga melihat polisi melakukan hal yang sama kepada sejumlah pengunjung DWP lainnya secara acak.

    Mereka kemudian dikumpulkan dan dibawa ke Polda Metro Jaya.

    Sesampainya di kantor polisi, Amir mengaku diminta melakukan tes urine.

    Ponsel mereka disita, tak dibolehkan menghubungi siapa pun termasuk pengacara atau Kedutaan Besar Malaysia.

    “Mereka cuma mengizinkan kami menghubungi keluarga kami, tapi mereka memonitor komunikasi kami, lalu menyita kembali ponsel kami,” terangnya.

    “Mereka juga tidak mengizinkan kami menunjuk pengacara. Mereka memaksa kami menandatangani surat penunjukan pengacara yang sudah mereka tentukan.”

    Pada pagi harinya, polisi memberi tahu hasil tes urine mereka.

    “Sebagian dari kami positif dan sebagian lainnya negatif. Tapi walaupun hasil tesnya negatif, mereka tetap mengunci kami di kantor mereka,” kata Amir.

    “Mereka bilang karena kami datang sama-sama, walaupun sebagian [hasil tes urine] negatif, kami diminta mengaku salah dan membayar untuk bisa bebas.”

    Diperas Rp 800 Juta

    Amir mengeklaim bahwa dia dan delapan orang temannya diminta membayar Rp800 juta untuk bisa bebas.

    “Padahal tidak ditemukan barang bukti apa pun pada kami, hanya tes urine sebagian dari kami hasilnya positif. Kami harus membayar Rp800 juta, walaupun hasilnya negatif, kami tetap harus bayar,” jelasnya.

    Amir mencoba menawar nominal uang yang harus dibayarkan.

    Akhirnya, mereka membayar sekitar RM100.000 (sekitar Rp360 juta).

    Bukti Transfer ke Inisial MAB

    Berdasarkan bukti transfer yang masih dia simpan, dana itu mereka kirimkan ke rekening pribadi seseorang berinisial MAB.

    Amir mengeklaim MAB adalah pengacara yang ditunjuk polisi sebagai pendamping hukum Amir dan teman-temannya.

    Ada pula seorang pengacara lainnya berinisial AT yang punya peran serupa dengan MAB, klaim Amir.

    Menurutnya, AT dikenal sebagai salah satu pengacara di lingkup Polda Metro Jaya.

    BBC News Indonesia telah meminta konfirmasi Polda Metro Jaya dan Mabes Polri terkait klaim-klaim Amir ini, namun hingga artikel ini diterbitkan belum mendapat respons.

    Sementara itu, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Sapriyanto Refa mengaku belum tahu soal dugaan keterlibatan sejumlah pengacara dalam kasus dugaan pemerasan ini.

    Ditahan di Kantor Polisi 2 Malam

    Amir menghabiskan waktu hampir dua malam di kantor polisi.

    Selama itu, dia hanya diberi makan satu kali.

    Dia mengaku melihat banyak orang bernasib sama.

    Orang-orang itu, kata Amir, tak cuma dari Malaysia.

    “Ada orang-orang Indonesia, Singapura, dan Taiwan,” tuturnya.

    “Ada beberapa yang diperlakukan lebih buruk dari kami. Ada orang Taiwan yang ditaruh di sel karena kantor mereka sudah penuh dengan kami,” sambung Amir.

    Dia akhirnya dibebaskan pada Minggu (15/12/2024) siang.

    Amir hanyalah satu dari banyak warga negara asing (WNA) yang menjadi korban pemerasan polisi berkedok razia narkoba.

    Ada 45 Warga Malaysia Jadi Korban

    Mabes Polri menyatakan bahwa ada 45 warga negara Malaysia yang menjadi korban dengan barang bukti sebesar Rp2,5 miliar.

    Sebanyak 18 personel kepolisian tengah diperiksa terkait dugaan pemerasan.

    Kendati begitu, Amir meyakini jumlah korban dan polisi yang terlibat lebih dari itu.

    Menurutnya, beberapa orang yang dia kenal juga dibawa ke kantor-kantor polisi lain di Jakarta.

    Salah satunya, Polsek Kemayoran.

    Kejadian itu cukup membuatnya kapok untuk datang ke DWP.

    “Kalau masih digelar di Jakarta, kami tidak akan datang. Kecuali kalau mereka mengubah lokasinya atau mereka melakukan rebranding,” kata Amir.

    Saat ini, dia berharap agar uangnya bisa kembali. Amir mengatakan dirinya telah melapor ke Polri melalui email.

    Amir sempat menghubungi AT untuk meminta uangnya kembali.

    Namun, kata Amir, AT mengeklaim uang hasil pemerasan telah dikembalikan ke negara.

    Hingga Kamis (26/12), Amir mengaku tak pernah mendapatkan uang itu kembali.

    Viral di media sosial

    Pengalaman pahit para pengunjung DWP itu kemudian viral di media sosial.

    Para raver asal Malaysia ramai-ramai menyuarakan pemerasan yang mereka alami.

    Penyelenggara DWP kemudian membuat pernyataan yang menyesalkan kejadian tersebut.

    Unggahan itu kemudian dipenuhi oleh komentar-komentar bernada marah.

    Ada yang mengaku dipelototi oleh polisi saat sedang asik berjoget. Beberapa ditarik oleh polisi untuk digeledah dan berujung diperas.

    Imbasnya, mereka mengatakan tak mau lagi datang ke DWP dan akan lebih memilih datang ke festival musik serupa di negara lain, misalnya Thailand.

    Tindakan polisi juga dikecam oleh warganet Indonesia karena dianggap “memalukan negara” dan membuat kebobrokan institusi itu “go international”.

    Kasus ini juga dinilai merugikan sektor ekonomi dan pariwisata.

    Menteri Pariwisata Juga Buka Suara

    Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, mengatakan peristiwa itu memberi citra negatif bagi Indonesia di tengah upaya mempromosikan diri menjadi destinasi kelas dunia.

    “Kementerian Pariwisata menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan dan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini,” kata Widiyanti.

    Kamar Dagang Indonesia (KADIN) turut berkomentar karena khawatir kasus ini mengancam potensi ekonomi dari konser musik internasional.

    Polisi Disanksi Tapi Tidak Dipecat

    Propam Polri telah menjatuhkan sanksi kepada polisi yang memeras WN Malaysia di acara DWP 2024 itu.

    Mereka hanya dijatuhi sanksi mutasi jabatan.

    Sebanyak 18 anggota polisi itu telah menjalani penempatan khusus (patsus) dan akan menghadapi sidang kode etik pada pekan depan.

    Mereka berasal dari berbagai pangkat dan berasal dari Polsek Kemayoran, Polres Metro Jakarta Pusat, hingga Polda Metro Jaya dan sudah diperiksa Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri. 

    Dari hasil penyelidikan Propam mengumpulkan barang bukti dari hasil pemerasan itu senilai Rp 2,5 miliar.

    Uang sebesar Rp 2,5 miliar yang ditemukan merupakan hasil penggabungan dari dugaan pemerasan 18 anggota polisi, yang dikumpulkan dalam satu rekening yang sama.

    “Tadi kan disampaikan yang sudah ya (disiapkan). Oke ya,” ujar Kepala Divisi (Kadiv) Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Abdul Karim di Mabes Polri, Selasa (24/12/2024) malam.

    Harusnya Dipecat

    Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mendesak Polri untuk memecat polisi yang memeras penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) melalui sidang kode etik pada pekan depan.

    Sugeng menyatakan, pelaku pemerasan itu harus dihukum berat karena perbuatan mereka telah mempermalukan Indonesia di mata internasional.

    “Tindakan yang diduga memeras ini harus diganjar dengan hukuman tertinggi pemecatan. Karena apa? Pertama, ini mempermalukan Indonesia di dunia internasional,” kata Sugeng saat dihubungi, Jumat (27/12/2024) seperti dikutip dari Kompas.com.

    Sugeng berpendapat, praktik pemerasan diduga menjadi satu pola umum atau kebiasaan yang dilakukan polisi.

    Namun, ia menilai polisi-polisi itu tidak berpikir bahwa korban mereka adalah warga negara Malaysia yang punya stereotipe buruk kepada Indonesia.

    “Apakah mereka tidak tahu bahwa warga negara Malaysia sebagai bangsa surumpun itu punya pandangan stereotip seperti ini? Tindakan memeras ini mengabaikan kondisi-kondisi yang jadi latar belakang,” ujar Sugeng.

    Oleh karena itu, ia menilai pemecatan atau pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) harus dilakukan.

    Sumber: BBC Indonesia/Kompas.com/Tribunnews.com

     

  • Bumi Reog Berdzikir di Ponorogo, Ratusan Personel Diterjunkan, Libatkan Brimob hingga Pamter PSHT

    Bumi Reog Berdzikir di Ponorogo, Ratusan Personel Diterjunkan, Libatkan Brimob hingga Pamter PSHT

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Ratusan personel gabungan diterjunkan dalam rangka Bumi Reog Berdzikir yang diinisiasi oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Ponorogo pada Minggu (29/12/2024) mendatang.

    Personel yang diterjunkan pada Bumi Reog Berdzikir tidak hanya dari kepolisian. Namun juga TNI dan unsur terkait. Juga bantuan dari Brimob Polda Jatim. Turut mengamankan dari Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW.

    Ratusan personel juga Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW yang diterjunkan pada Bumi Reog Berdzikir dilakukan apel bersama, Jumat (27/12/2024).

    Apel bersama ini digelar di halaman Kodim 0802 Ponorogo di Jalan Basuki Rahmat. Terlihat Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW juga datang pada apel.

    “Kami melibatkan semuanya. Ada 215 an personel dibantu kodim dan Brimob Polda Jatim. Serta Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW,” ungkap Kapolres Ponorogo, AKBP Anton Prasetyo, Jumat (27/12/2024).

    Dia menjelaskan bahwa apel dilaksanakan sebelum gelaran Bumi Reog Berdzikir. Apel digelar untuk menyamakan visi misi terkait tugas dan tanggung jawab, TNI, Polri, Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW.

    “Semua bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara dalam memelihara kamtibmas,” sebut mantan Kapolres Madiun ini sesaat setelah apel.

    Menurutnya, Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW merupakan bagian dari pengamanan internal, garda terdepan penjaga citra dan marwah perguruan. 

    “Bagian penting dari terjaganya citra perguruan, dari oknum yang tidak bertanggung jawab atau berpotensi merusak citra perguruan. Termasuk menjaga keamanan dan ketertiban rangkaian kegiatan Bumi Reog Berdzikir,” katanya.

    Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW merupakan yang dipilih dan ditunjuk organisasi untuk menjaga nama baik perguruan. Salah satu yang harus ditekankan bersinergi dengan aparat keamanan, Polri, TNI. 

    “Yang dijaga adalah kegiatan, masyarakat dan warganya dari upaya atau ulah oknum todak bertanggungjawab. Aman dan kondusif bkn berjalan bergitu saja. Semua diupayakan, dijaga, turut berperan. Sinergi agar Ponorogo tetap aman,” terangnya.

    Dia mengaku bahwa apel gabungan ini merupakan upaya mitigasi. Kegiatan ini, dilakukan khusus untuk internal warga PSHT Cabang Ponorogo.

    “Jangan sampai dirusak oleh warga di luar PSHT Ponorogo yang punya niat untuk merusak, membuat rusuh. Tapi satu oknum yg berulah, membuat berita-berita yang nantinya dinarasikan negatif membuat situasi Ponorogo tidak kondusif,” tegasnya. 

    Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW bersinergi di lapangan. Dia mengajak untuk tertibkan ulah oknum warga yang tirak mau ditertibkan. 

    “Jangan ada kata sungkan, kalau dia merusak, memprovokasi, dan membuat situasi tidak kondusif. Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW paling depan mengingatkan mereka,” urainya 

    Ketua  PSHT Cabang Ponorogo Pusat Madiun, Moh Komarudin mengimbau untuk menjaga kamtibmas. Dimana TNI dan Polri dibantu Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW,

    “Yang mana ini rangkaian kegiatan tahunan yg harus dilaksanakan dan harus tertib,” pungkasnya

  • 10 Tahun Jadi Cosplayer, Eko Sukses Kuliahkan Putrinya Kedokteran, Bantu Istri Jualan di Malam Hari

    10 Tahun Jadi Cosplayer, Eko Sukses Kuliahkan Putrinya Kedokteran, Bantu Istri Jualan di Malam Hari

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah kisah perjuangan ayah mencari nafkah demi kuliahkan putrinya.

    Kisah inspiratif ini datang dari seorang pria berusia 50 tahun bernama Eko.

    Eko menjadi cosplayer selama 10 tahun.

    Dari hasil kerjanya itu, ia kini sukses kuliahkan putrinya.

    Tak tanggung-tanggung, putrinya kuliah di jurusan kedokteran.

    Setiap hari, Eko menjadi cosplayer di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

    Putri pertama Eko kini sudah diterima berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES).

    “Anak dua, perempuan semua. Yang satu kemarin baru masuk Unnes, kedokteran,” kata Eko saat ditemui Warta Kota di kawasan Taman Fatahillah, Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (27/12/2024).

    Menurutnya, meski penghasilan menjadi cosplayer tak menentu, namun konsostensi dia dalam berkarya dapat membuatnya tetap dilirik pengunjung.

    Dari sanalah Eko mengumpulkan sedikit demi sedikit rupiah.

    Ini demi mewujudkan mimpi sang anak untuk menjadi seorang dokter.

    “Kerja aja tiap hari, untuk istri sama anak. Kerja saya dari pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB,” ungkap Eko.

    Eko (50) bercosplay sebagai Laksamana Maeda di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat pada Jumat (27/12/2024). (Warta Kota)

    Kendati demikian, Eko juga menambah penghasilan dengan cara berdagang bersama sang istri.

    Aneka makanan, minuman, serta kreasi jajajanan ringan lain, ia jajakan di kawasan Kota Tua demi bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

    “Saya bikin semacam chicken (ayam goreng), jus, gitu. Jadi kadang-kadang kalau malam, beres cosplay bantu istri jualan, ya alhamdulillah anak bisa sekolah,” pungkas dia.

    Dengan mengenakan seragam bak seorang jenderal, Eko berdiri tegap di samping motor berwarna merah tembaga, sembari memegang beberapa senjata.

    Sesekali ia mematung dan memberi gaya hormat kepada pengunjung yang datang kepadanya untuk sekadar berswafoto.

    Eko juga mewarnai wajahnya dengan makeup hingga berwarna cokelat keemasan agar nampak semirip mungkin dengan patung asli Laksamana Maeda.

    Diketahui, Laksamana Maeda merupakan tokoh militer Jepang yang berjasa di balik kemerdekaan Indonesia.

    Dia bahkan meminjamkan rumahnya untuk dipergunakan oleh tokoh-tokoh proklamator RI dalam perumusan naskah proklamasi.

    Saat dihampiri Warta Kota, Eko mengaku sudah menjadi cospalyer sejak 2014 lalu.

    Dia adalah generasi kedua yang meneruskan kiprah seniornya dengan tema “manusia humanoid”.

    Eko berujar, mulanya ia hanyalah seorang pedagang makanan di sekitar Kota Tua.

    Ia pun tidak pernah berpikir jika akan melakoni pekerjaan sebagai patung dan menghibur wisatawan di tempat bersejarah ini.

    “Pada saat itu ketika ada revitalisasi Kota Tua, saat dagang sudah mulai sulit, saya melihat, saya kenal Bang Idris (senior) dan beberapa orang di sini, termasuk pengelola yang mengizinkan boleh berakses di sini,” kata Eko saat ditemui Warta Kota, Jumat (27/12/2024).

    “Kalau mau berkarya di bidang seni, contoh kayak komunitas manusia batu, itu harus ada nuansa sejarah. Sejak itu saya berkeinginan (untuk cosplay),” imbuhnya.

    Ditambah lagi, Eko memang memiliki kegemaran dibidang seni. 

    Hal itu lah yang lantas membuatnya bertahan menjadi cosplayer tokoh sejarah di Kota Tua hingga hari ini.

    Eko (50) bercosplay sebagai Laksamana Maeda di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat pada Jumat (27/12/2024). (Warta Kota)

    Sementara itu, terkait pemilihan tokoh Laksamana Maeda, didasari oleh hasil penelaahannya selama bertahun-tahun.

    Eko mengaku ingin tampil beda dan menarik wisatawan lebih banyak.

    Ia pun sempat berganti-ganti peran sebelum menekuni peran tentara Jepang ini, mulai dari Sultan Pangeran Yogyakarta, Pangeran Jayakarta, hingga Jenderal Sudirman.

    Namun, perenungan panjang saat pandemi Covid-19, membuatnya mencoba membuat karakter lain yang nyentrik, di luar Belanda dan Indonesia, tetapi tetap berkaitan dengan sejarah.

    “Kalau di Kota Tua itu kan kalau cosplay enggak boleh sama jadi saya pikir, di sini semua teman-teman pahlawan lokal, nasional sudah. Dari sisi Belanda yang sudah, tapi tidak ada yang mengangkat sisi Jepang,” kata Eko.

    “Jadi saya coba kira-kira sejarahnya seperti apa. Akhirnya saya pilih Laksamana Maeda. Karena bagaimanapun, dia juga punya cerita tentang bangsa ini,” imbuhnya.

    Bahkan kini, dirinya menjadi satu satunya karakter Jepang yang bercosplay di Kota Tua.

    Eko bercerita, ia telah lama mengulik tokoh Laksamana Maeda, bahkan sampai mengikuti pameran-pameran soal Maeda.

    Melihat jasa sang Laksamana terhadap agenda penting Kemerdekaan RI, Eko pun tertarik untuk mengenalkannya ke dunia luar.

    “Kenapa saya memilih karakter Jepang dan akhirnya memutuskan Laksamana Maeda, karena satu-satunya peninggalan yang ada di Jepang, sampai sekarang jadi museum pun, kan dari rumah Maeda,” ungkap Eko.

    “Karena setahu saya, Jepang tidak ada pernah peninggalan seperti Belanda. Satu-satunya kisah yang berkembang dari cerita Jepang, cuma rumahnya Laksamana Maeda, yang sekarang menjadi museum nasional perumusan teks proklamasi,” imbuhnya.

    Untuk informasi, Eko melakukan cosplay sebagai Laksamana Maeda mulai pukul 10.00 WIB hingha 20.00 WIB.

    Dia biasa mengambil tempat di depan Museum Seni Rupa dan Keramik bersama temannya yang bercosplay sebagai pesulap yang bisa melayang di udara.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Kapolri Pantau Operasi Lilin 2024: Pelanggaran E-TLE Mobile Meningkat – Halaman all

    Kapolri Pantau Operasi Lilin 2024: Pelanggaran E-TLE Mobile Meningkat – Halaman all

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut pelanggar lalu lintas pada momen arus mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 meningkat. Hal itu, diungkap Sigit usai melihat data dari E-TLE.

    Hal itu disampaikan Kapolri dalam rapat koordinasi perihal mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Pos Terpadu Operasi Lilin Lodaya 2024 Rest Area Km 57 Tol Jakarta-Cikampek. Rapat itu turut dihadiri oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno hingga jajaran Korlantas Polri.

    “Dari jumlah pelanggaran, saya lihat E-TLE Mobile meningkat ya,” kata Jenderal Sigit, Jumat (27/12/2024).

    Jenderal Sigit menilai maraknya pelanggaran karena situasi jalan yang terbilang lenggang. Sehingga pengemudi tancap gas tanpa memperhatikan rambu-ramu dan batas keselamatan.

    “Mungkin karena jalurnya agak lenggang kemudian mereka meningkatkan kecepatan,” ujarnya.

    Karena itu, Jenderal Sigit meminta jajarannya untuk terus mengingatkan pengendara agar berkendara dengan aman dan tertib. Tujuannya untuk mengantisipasi kecelakaan pada masa mudik.

    “Jangan sampai jumlah laka lantas yang sudah turun 71 ya, hampir 54 persen ini sudah harus dipertahankan untuk tidak bertambah lagi. Sehingga masyarakat tetap dapat menjaga keselamatan baik diri sendiri maupun orang lain,” ucapnya.

    Jenderal Sigit menyebutkan persentase kecelakaan lalu lintas pada masa arus mudik Natal 2024 menurun. Kesimpulan itu berdasarkan catatan yang telah dihimpun pihaknya pada tahun sebelumnya.

    “Kita juga melihat laporan bahwa terkait jumlah laka lantas juga mengalami penurunan yang cukup signifikan,” sebut dia.

    Di sisi lain, Direktur Penegakan Hukum (Dirgakum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso merinci hingga kini tercatat ada 1.066 kejadian kecelakaan lalu lintas selama arus mudik. Jumlah itu, kata dia, turun sebesar 11 persen dari tahun 2023.

    “Sampai sekarang terdata di kami ada 1.066 kejadian, sehingga turun hampir 11 persen dibanding tahun lalu,” ujar Brigjen Slamet.

    “Namun untuk yang korban meninggal dunia itu ada naik 149, naik 2 persen dibanding yang tahun lalu, luka berat, luka ringan turun 1.420 orang,” tambah dia.

    Sebagian besar kecelakaan, lanjut Slamet, terjadi karena faktor kelelahan. Karena itu, Polri menyiagakan tim urai dan traffic accident analysis untuk bergerak cepat dalam menyelamatkan para korban kecelakaan.

    “Faktor kelelahan kemudian dia tidak bisa menjaga jarak antara kendaraan yang satu dengan kendaraan yang lain,” jelas Slamet.

    “Jenis kendaraan yang terlibat banyak kecelakaan selama ini adalah pengguna sepeda motor, angkutan berat dan angkutan penumpang,” pungkasnya. (hp)

  • Jaringan Pipa Rusak Akibat Banjir Bandang, Ratusan Warga Sumberjambe Jember Krisis Air Bersih

    Jaringan Pipa Rusak Akibat Banjir Bandang, Ratusan Warga Sumberjambe Jember Krisis Air Bersih

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

    TRIBUNJATIM.COM, JEMBER– Ratusan warga Desa Jambesari dan Desa Pringgondani, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jawa Timur mengalami krisis air bersih.

    Hal tersebut akibat , banjir bandang di dua Desa Jember Utara ini pada 22 Desember 2024 lalu, membuat fasilitas bak penampungan air dan jaringan pipa rusak, yang sekarang sedang diperbaiki oleh warga setempat.

    Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Jember, Mamang Pratidina mengaku bersama BPBD telah mengirimkan air bersih kepada warga yang terdampak bencana itu, di beberapa titik kawasan dua desa tersebut.

    “Menopang suplai BPBD tersebut, Tim WASH (Water Sanitasion and Hygiene) Promotion PMI Jember menambah empat tandon air dengan kapasitas 4.800 liter air,” ujarnya, Jumat (27/12/2024).

    Menurutnya, ribuan liter air bersih ini ditempatkan di 4 titik di Desa Jambesari dan Desa Pringgondani, Kecamatan Sumberjambe.  Katanya, untuk 400 kepala Keluarga (KK).

    “Tandon tersebut ditempatkan di 4 titik desa dengan asumsi mampu melayani 400 KK di dusun Karang Sampurna, Desa Jambesari,” kata Mamang.

    Mamang menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. PMI menggandeng Perusahaan Umum Air Minum (Perumdam) Tirta Pandalungan Jember.

    “Tandon dan penempatannya dari PMI, airmya dari PDAM Jember,” ulasnya.

    Dia bilang, pendistribusian air bersih di kawasan daerah Gunung Raung itu akan dilakukan selama 14 hari. Agar kebutuhan mineral warga setempat tetap terpenuhi.

    “Bantuan air bersih ini akan dilakukan selama 14 hari. Tapi bila dirasa masih dibutuhkan, penempatan tandon air dan suplai airnya akan diperpanjang,” tutur Mamang

  • Video Berbagi Kasih Saat Natal, DPD REI Jateng Selenggarakan Baksos di Semarang

    Video Berbagi Kasih Saat Natal, DPD REI Jateng Selenggarakan Baksos di Semarang

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG –  Berikut ini video Berbagi Kasih Saat Natal, DPD REI Jateng Selenggarakan Baksos di Semarang

    Menyambut perayaan Natal 2024, Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan bakti sosial dengan menyerahkan donasi kepada panti asuhan, panti wredha, dan rumah singgah di Kota Semarang. 

    DPD REI Jateng menyerahkan donasi berupa sembako dan uang tunai kepada Panti Asuhan Kristen Eunike, Panti Asuhan Wikrama Putra, Panti Wredha Rindang Asih II Bongsari, PACG Bhakti Asih, Yayasan PELKRIS Semarang, dan YKAKI Semarang, Kamis (19/12/2024).

    Ketua DPD REI Jateng, Harmawan Mardiyanto mengatakan, aksi sosial yang dilakukan sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya, baik di momentum Natal maupun Ramadan.

    Bantuan yang diberikan sebagai wujud kepedulian dan saling berbagi kebahagiaan terhadap sesama.

    “Kegiatan ini sudah menjadi program tahunan yang terus kami lakukan untuk saling berbagi kasih dan kebahagiaan,” katanya di sela penyerahan donasi di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Cabang Semarang.

    Dia menyebutkan, donasi diberikan tersebut merupakan hasil pengumpulan dana dari para anggota REI Jateng dari 40 perusahaan. 

    “Alhamdulillah, kurang dari seminggu pengumpulan dari para anggota REI Jateng bisa mengeluarkan sekira 300 paket donasi yang kami sebarkan ke panti asuhan, panti wredha, dan rumah singgah tersebut,” terangnya. 

    Ketua panitia kegiatan, Agus Santoso berharap, bantuan dapat menambahkan kebahagiaan di momentum Natal 2024.

    Kegiatan akan terus dilakukan untuk saling berbagi kasih.

    “Bantuan ini dari teman-teman anggota REI Jateng kami teruskan, saling berbagi ke tempat-tempat tersebut, semoga dapat menambah kebahagiaan di Natal 2024,” ungkapnya.

    Ketua YKAKI Cabang Semarang, Vita Mahaswari berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh para anggota DPD REI Jateng. 

    Bantuan tersebut, lanjutnya sangat bermanfaat membantu anak-anak yang tengah menjalani perawatan dan pengobatan.

    Anak-anak yang ada merupakan usia 0-19 tahun dari Jawa Tengah dan seluruh Indonesia. 

    “Terima kasih buat DPD REI Jateng yang memberikan kepeduliannya buat Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia.”

    “Anak-anak di sini dari seluruh Indonesia yang berasal dari keluarga pra sejahtera,” ungkapnya. (*)

  • Artis Kapok Ikut Pileg Tapi Tak Lolos, Tabungan Rp500 Juta Habis, Kini Banting Stir Jualan Steak

    Artis Kapok Ikut Pileg Tapi Tak Lolos, Tabungan Rp500 Juta Habis, Kini Banting Stir Jualan Steak

    TRIBUNJATIM.COM – Curhat artis kapok ikut Pileg namun ujungnya tak lolos.

    Uang tabungannya sebesar Rp500  juta pun ludes sampai jual mobil.

    Ia kini banting stir jualan makanan.

    Sosok artis tersebut adalah Dera Siagian.

    Penyanyi Dera Siagian harus menerima hal pahit, kalau dirinya tak bisa lolos menjadi anggota DPRD Jawa Barat, dalam Pileg 2024-2029.

    Dera Siagian mengakui hanya bisa mengumpulkan sekitar seribu suara dari dapilnya di Cianjur Selatan.

    Padahal, ia sudah mengeluarkan banyak uang saat melakukan kampanye.

    Dera Siagian sampai mengocek uang tabungannya sebesar Rp 500 juta, untuk membuat baliho dan alat peraga kampanye, serta uang sosialiasi.

    “Rp 500 juta uang pribadi. Aku sampai jual mobil,” kata Dera Siagian ketika ditemui di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Selasa (24/12/2024), dikutip dari Warta Kota.

    “Jujur nyesal sih udah keluarin uang segitu banyak tapi engga lolos,” sambungnya.

    Dera menyebut dirinya memberanikan diri ikut Pileg 2024, bukan dari kemauan sendiri.

    Ia diminta orang tuanya untuk bisa jadi wakil rakyat.

    Dera Siagian ketika ditemui di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Selasa (24/12/2024). (Warta Kota)

    “Jadi pas pileg kemarin yaudah pasrah aja mau lolos apa engga. Yang penting udah usaha aja,” ucap wanita berusia 31 tahun itu.

    Penyanyi jebolan Indonesian Idol ini mengakui cukup sekali untuk terjun ke panggung politik atau mengikuti Pileg.

    Karena persaingannya tidak sehat.

    “Wah saingannya gila-gilaan disana, ngeri banget deh pokoknya. Gua tidak menemukan politik santai disana, kampanye gua udah habis-habisan eh engga lolos,” jelasnya.

    “Jujur gua kapok banget sih kejadian kemarin,” tambahnya.

    Demi mengembalikan lagi uang yang hilang akibat digunakan kampanye, Dera Siagian memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis bidang kuliner.

    Dera Siagian menggandeng pemain sinetron Yuniza Icha membuat bisnis makanan steak.

    Alasannya karena usaha kuliner menjanjikan.

    “Ya semoga bisnis kuliner steak ini lancar juga, karena bareng partner gua, Yuniza Icha yang tepat lah buat bantuin gua,” ujar Dera Siagian.

    Kisah artis lainnya

    Ternyata meski berstatus sebagai anak artis, tidak menjamin karir akan semulus orang tua.

    Seorang anak artis legendaris malah memiliki jalan yang kurang mulus untuk menjadi seorang artis dan berakting.

    Alhasil, anak artis tersebut kini memilih untuk jaga warung sambil bantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Tia Septiana ditolak casting dengan alasan yang tak masuk akal.

    Tia Septiana adalah anak komedian Mandra. Alasannya ditolak casting membuatnya ramai disoroti.

    Pasalnya bukan karena kemampuan aktingnya, Tia Septiana ditolak casting lantaran followers anak Mandra ini sedikit.

    Mengetahui anaknya ditolak casting gegara followers, Mandra langsung beri komentar menohok.

    Ingin ikuti jejak sang ayah, Tia pun sempat menjajal karier sebagai pemain film.

    Namun, perjalanan anak gadis Mandra itu rupanya tak berjalan mulus.

    Anak Mandra itu mengaku pernah ditolak mentah-mentah saat casting suatu judul film.

    Alasan Tia ditolak casting itu tak berkaitan dengan kemampuan aktingnya.

    Putri cantik Mandra tersebut ditolak casting lantaran hanya memiliki followers sedikit di medsos.

    “Ya, casting terus ditanya jumlah followers berapa, “Oh, kalau jumlah followersnya segini kayaknya gak bisa deh,” kata Tia Septiana.

    Walau begitu, Tia tetap berpikir positif. Ia yakin tak semua rumah produksi bersikap demikian.

    “Itu filmnya juga sudah tayang. Nah, tokohnya juga yang punya followers besar banget, tapi memang, kan, nggak bisa jadi patokan atau kualitas film dari jumlah followers. Nggak semua PH mungkin begitu, ada beberapa saja,” sambung Tia.

    Mendengar curhatan putrinya itu, Mandra mengaku syok. 

    Pasalnya, sejak Mandra terjun ke dunia akting pada tahun 70-an, ia tak pernah diminta menunjukkan followers.

    Ia bahkan tak pernah diminta menunjukkan kartu identitas.

    “Yang jelas waktu itu kita mikirnya apa urusannya ? Kalau saya pribadi, dari pertama kali main film dari tahun 70-an, gue belum pernah nunjukin follower. Jangankan follower, KTP saja nggak ditunjukin,” ujar Mandra.

    Oleh karena itu, Mandra pun heran tak karuan dengan fenomena tersebut.

    Menurutnya, kemampuan akting adalah hal paling utama yang harus diperhitungkan saat meng-casting pemain film.

    “Sekarang alhamdulillah orang-orang sudah pada tahu tanpa ada gitu-gituan. Yang dibutuhkan sebenarnya terus terang (kemampuan akting), nggak ngerti aja dengan pendapat yang seperti itu, mungkin eranya kali ya,” sambungnya.

    Meski kecewa, Tia tetap teguh dan memilih untuk tidak membawa nama besar sang ayah demi mempermudah langkahnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Jadi Juragan di Batam, Ferry Penjual Bakso Habis Rp 10 M Bangun Jalan Desa, Dulu Buat Lapangan Bola

    Jadi Juragan di Batam, Ferry Penjual Bakso Habis Rp 10 M Bangun Jalan Desa, Dulu Buat Lapangan Bola

    TRIBUNJATIM.COM – Sosok Ferry, penjual bakso yang bangun jalan desa pakai uang sendiri kini disorot.

    Penjual bakso asal Kabupaten Malang, Jawa Timur itu rupanya habis 10 miliar untuk perbaiki jalan desa yang rusak.

    Jalan yang diperbaiki Ferry adalah di Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum.

    Jalanan yang rusak dan masih tanah dicampur bebatuan itu kini sudah di cor.

    Video perbaikan jalan ini pertama kali diunggah oleh pemilik akun TikTok Karang Taruna Tunas Muda.

    Dalam unggahannya, menampilkan jalan ‘before’ dan ‘after’ di dusun tersebut.

    Seorang pengendara motor dengan membawa beban rumput tampak kesulitan melintasi jalan itu.

    Sehingga dua orang warga bersiap untuk membantu. Kemudian, di tahun ini jalan tersebut sudah mulus gegara sudah di cor.

    Namun pengerjaannya tampak belum sepenuhnya selesai. Sejumlah warga tampak mondar-mandir membawa material untuk perbaikan jalan.

    Dari akun tersebut juga diketahui jika perbaikan yang dibangun sejak 2017 ini dirogoh dari kocek Ferry pribadi.

    Diakui pemilik akun, Ferry merupakan owner bakso gunung Batam.

    “Wahhh betul ini ???????????? SAM FERRY N FAMILY , dibantu dengan gotong royong masyarakat setiap hari,” dikutip dari akun TikTok tersebut, Kamis (26/12/2024).

    Selain itu, Ferry rupanya ogah pamer dan mengatasnamakan jalan dengan namanya.

    Ia mengaku dana yang digelontorkannya sebagai amal jariyah.

    “yg ngasih pasti gak mau, beliau sudah berniat amal jariyah, jadi gk mau bantuannya di atas namakan beliau,” lanjut akun tersebut, melansir dari TribunJakarta.

    Padahal, dana yang dikucurkan Ferry sejak tahun 2017 jika ditotal sudah mencapai miliaran rupiah.

    “Jika dihitung materi mungkin sudah milyaran kampung kami membangun dengan swadaya dan gotong royong masyarakat tanpa sedikitpun campur tangan Pemerintah,” kata akun itu.

    Ketika masuk ke gapura Dusun Segelan, jalan terlihat masih makadam.

    Kemudian, 1 kilometer ke depan, pengguna jalan akan disambut oleh jalan rabat yang baru saja dicor.

    “Donaturnya dari Bapak Ferry, beliau asli warga sini,” kata Sukri, warga setempat sekaligus kepala tukang yang menggarap pembangunan jalan membenarkan, Kamis (26/12/1024).

    Sukri menjelaskan, kondisi jalan rusak ini sudah terjadi sejak 2017 silam.

    Kondisi jalan mulai mengelupas aspalnya, hanya menyisakan bebatuan.

    Tentunya kondisi ini membuat pengendara tidak nyaman terutama warga setempat.

    Sebetulnya, warga sudah mengajukan perbaikan jalan ke desa, namun belum ditindaklanjuti.

    Ferry yang telah sukses di Kota Batam itu prihatin melihat kondisi jalan di desanya.

    Meskipun tidak tinggal di tempat kelahirannya, namun ia masih memiliki kepedulian untuk membangun desa.

    “Tahun 2019 itu, jalan di sini mulai dibangun. Tapi beberapa tahap pengerjaanya,” terangnya.

    Ia menjelaskan, hingga saat ini pembangunan sudah mencapai 5 tahap.

    Kurang lebih sepanjang 1,5 kilometer jalan di desa sudah dicor.

    Sukri menyampaikan, kurang lebih dana yang gelontorkan Ferry ini mencapai Rp 10 miliar.

    Kemudian, pengecoran jalan dibantu oleh warga secara swadaya.

    Mereka secara bergotong royong membantu mengecor jalan.

    Kemudian warga secara bergantian menyediakan konsumsi bagi para pekerja.

    “Ini ngecornya pas nggak musim hujan, kalau hujan kita berhenti,” tandasnya.

    Terakhir, pengecoran jalan dilakukan pada November 2024.

    Karena saat memasuki musim hujan, maka warga berhenti untuk mengecor jalan.

    Secara terpisah, Ketua RT 01/RW 16, Yuda Prasetyo menceritakan, Ferry memang dikenal dermawan sejak dulu.

    Hal ini terbukti sumbangsihnya dalam memajukan desa.

    “Sejak dulu Pak Ferry ini dermawan, tak hanya jalan yang dibantu, ada masjid, TPQ, dan lapangan sepak bola yang dibantuk Pak Ferry,” imbuh Yuda ketika dikonfirmasi TribunJatim.com.

    Dirinya menjelaskan, bahwa Ferry sejak lama merantau ke Batam.

    Di sana, ia telah menjadi pedagang bakso yang sukses.

    Meskipun telah tinggal dan sukses di Batam, sesekali Ferry masih menyempatkan diri untuk pulang ke desanya.

    Karena masih ada keluarga yang tinggal.

    Atas bantuan Ferry, kini warga desa bisa merasakan berkendara dengan nyaman.

    Mereka sudah tidak lagi merasakan jalan makadam.

    “Ya warga jadi senang, kalau berpergian enak.”

    “Nanti rencananya seluruh jalan di Dusun Segelan mau dirabat. Tapi ini kan bertahap,” tukas Yuda.

    Sementara itu, ogah disorot kamera, Ferry bercerita ke warganya bahwa ia cuma ingin lingkunganya maju.

    Lahir dan besar di Dusun Segelan, Ferry miris melihat lingkungannya masih memprihatinkan.

    “Yang punya inisiatif pastinya Pak Ferry sendiri sebagai donatur utamanya. Pastinya untuk memajukan lingkungan. Pak Ferry sendiri lahir di Dusun Segelan sini,” ujar Nardi, koordinator pembangunan jalan desa warga Dusun Segelan, melansir dari TribunBogor.

    “Kalau yang pernah Pak Ferry bercerita, pengin memajukan lingkungannya. Pak Ferry prihatin di tanah kelahirannya sendiri, lingkungannya masih memprihatinkan,” sambungnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com