Revitalisasi Asrama Haji Donohudan Boyolali Telan Dana Rp 179 Miliar, Prioritaskan Fasilitas Utama
Author: Tribunnews.com
-
DAFTAR 15 Golongan yang Bisa Naik Transportasi Umum Gratis di Jakarta, Program Bisa Diperluas
DAFTAR 15 Golongan yang Bisa Naik Transportasi Umum Gratis di Jakarta, Program Bisa Diperluas
-
Kompor Pemanas Jadi Awal Petaka 5.000 Ekor Ayam Mati Terpanggang di Wonosobo
Kompor Pemanas Jadi Awal Petaka 5.000 Ekor Ayam Mati Terpanggang di Wonosobo
-

Tingkatkan Kesejahteraan, Presiden KSPSI Dorong Kemandirian Buruh – Halaman all
Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea memberikan pengarahan dalam kegiatan Training Of Entreprenuers Start Your Business (SYB) Istana Nelayan.
Tayang: Jumat, 9 Mei 2025 20:11 WIB
HandOut/IST
KEMANDIRIAN BURUH – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea memberikan pengarahan dalam kegiatan Training Of Entreprenuers Start Your Business (SYB) Istana Nelayan, Jumat (9/5/2025).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea memberikan pengarahan dalam kegiatan Training Of Entreprenuers Start Your Business (SYB) Istana Nelayan, Jumat (9/5/2025).
Kegiatan tersebut merupakan kerja sama DPC KSPSI Kabupaten Tangerang bersama International Labour Organization (ILO).
Kegiatan ini digagas oleh Ketua PC KEP KSPSI Kabupaten Tangerang Subiyanto dan Ketua DPC KSPSI Kabupaten Tangerang.
Andi Gani mendukung penuh kegiatan tersebut karena sangat membantu perekonomian buruh dan keluarganya.
“KSPSI juga akan mengupayakan akses perbankan dan CSR untuk permodalan buruh membuka kegiatan usaha mandiri,” kata Andi Gani.
Penasehat Kapolri ini menilai, kemandirian buruh dalam wirausaha merupakan langkah KSPSI untuk memperkuat fondasi ekonomi para anggota.
Andi Gani berharap dengan mandiri secara ekonomi, buruh bisa hidup tanpa menggantungkan diri pada siapapun
Dalam kesempatan itu, Andi Gani juga meminta agar Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto saat May Day 2025 di Monas lalu dapat segera terwujud.
“);
$(“#latestul”).append(“”);
$(“.loading”).show();
var newlast = getLast;
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast + 1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;
if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
else cat=””;$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}
else{
$(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
$(“#test3”).val(“Done”);
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
else if (getLast > 150) {
if ($(“#ltldmr”).length == 0){
$(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
}
}
}
});
});function loadmore(){
if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
$(“#latestul”).append(“”);
$(“.loading”).show();
var newlast = getLast ;
if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
newlast=0;
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast + 1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;
if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
else cat=””;
$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}else{
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
else{
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast+1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}else{
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
}Berita Terkini
-

Diderita oleh Selena Gomez, Lupus Bisa Diidap Siapa Saja, Ketahui Faktor Risikonya – Halaman all
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selena Gomez, penyanyi dan aktris asal Amerika Serikat, pernah berbagi kisah soal keinginannya memiliki seorang anak.
Namun Gomez mengungkapkan bahwa ia tak bisa mengandung anak karena masalah kesehatan yang dihadapi.
Pelantun ‘Wolves’ ini memang telah diketahui lama menderita lupus, penyakit autoimun yang didiagnosis pada 2015.
Menurut Dokter spesialis penyakit dalam RS Kariadi dr Fenda Adita, SpPD FINASIM ungkap jika penyakit ini bisa menyerang siapa saja.
“Iya, mulai dari anak sampai tua bisa berisiko,” ungkapnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Jumat (9/5/2025).
Lupus, atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), merupakan kondisi di mana tubuh menyerang dirinya sendiri karena kelainan pada sistem kekebalan tubuh.
Gejala yang muncul pun beraga antara satu pasien dengan lainnya, tergantung pada organ yang diserang.
Organ yang sering terlibat meliputi kulit, ginjal, sendi, paru-paru, dan bahkan otak.
Ia mengungkapkan jika ada faktor risiko pencetus munculnya penyakit lupus.
Salah satunya adalah faktor genetik, sehingga penyakit ini sulit untuk dilakukan pencegahan.
“Karena kan kita harus cek secara genetik ya, dan itu pun dengan harga yang mahal. Itu yang kesulitan kita di Indonesia untuk mendeteksi genetik,” imbuhnya.
Genetik memang menjadi salah satu penyebab utama lupus.
Jika ada anggota keluarga yang menderita lupus, risiko untuk mengembangkan penyakit ini juga meningkat.
Namun, tidak semua orang dengan riwayat keluarga lupus pasti akan mengidapnya.
Faktor kedua adalah dari segi hormonal. Diketahui jika pasien dengan lupus memiliki hormon estrogen yang lebih tinggi daripada orang yang bukan lupus.
“Kalau pada laki-laki lebih ke androgennya yang turun. Tapi kalau pada perempuan, hormon estrogen yang berlebih. Selain hormon estrogen, prolaktinya juga meningkat,” imbuhnya.
Terakhir, faktor pencetus adalah lingkungan. Lebih lanjut dr Fenda Adita pun menjelaskan faktor lingkungan seperti apa yang bisa mencetuskan lupus.
Salah satunya seperti infeksi virus berkali-kali, hingga gaya hidup yang tidak sehat.
Terutama infeksi virus dari Epstein-Barr (EBV), serta paparan bahan kimia berbahaya seperti silika dan timah.
“Yang paling sering itu infeksi virus ya. Kemudian yang kedua lifestyle. Kehidupan instan. Kemudian tentunya pengaruh kimia seperti silika, timah, dan yang lain. Di lingkungan itu baru nanti mencetuskan adanya auto-immunitis atau disini penyakit lupus,” paparnya.
Selain itu stres berkepanjangan juga bisa menjadi pencetus munculnya penyakit lupus.
Hal ini dikarenakan stres dapat memperburuk gejala dan mempercepat perkembangan penyakit pada individu yang sudah memiliki faktor genetik atau auto anti bodi lupus.
Oleh karena itu, salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan menurut dr Fenda bisa dengan vaksin untuk mencegah infeksi.
Dan, menjalani pola hidup yang sehat, serta menjauhi hal-hal yang memicu stres.
-

Penyebab Kebakaran Rumah Selebgram Tewaskan 3 Balita di Kendari: Diduga dari Korek Api & Korsleting – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Kebakaran terjadi di rumah seorang selebgram berinisial SA di Jalan R Suprapto, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (6/5/2025).
Ketika itu, SA sedang pergi meninggalkan rumah dan empat balitanya.
Akibat kejadian, ketiga anak SA meninggal dunia. ANP (3) dan AZP (1) tewas saat terjadi kebakaran rumah.
Sementara N (3) menyusul kedua saudaranya usai dirawat di RS Hermina.
Ketiganya telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Punggolaka, Kota Kendari.
Kanit Reskrim Polsek Mandonga, Ipda Andry Irwanto, menyampaikan tim Labfor masih akan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab kebakaran tersebut.
“Masih tunggu labfor,” ungkapnya, Jumat (9/5/2025), dilansir TribunnewsSultra.com.
Namun, dari beberapa keterangan yang didapatkan di lapangan, penyebab kebakaran diduga berasal dari korek api dan korsleting listrik.
“Karena dari empat anak, itu ada satu yang sering main korek.”
“Bisa juga karena korsleting listrik, tapi itu semua masih dugaan, untuk hasil pasti masih menunggu labfor,” terang Andry.
Akhir Tragis 3 Balita
Balita AN dan AZ ditemukan dalam kondisi mengenaskan dari dalam rumah terbakar pada Selasa petang.
Satu korban lainnya S (4), masih dirawat intensif di Rumah Sakit (RS) Hermina Kendari akibat luka bakar.
N yang sebelumnya juga berjuang melawan luka bakar di sekujur tubuhnya bersama S, telah pergi untuk selama-lamanya.
Balita N dimakamkan berdampingan dengan makam AN dan AZ yang pada pagi harinya dikebumikan dalam satu liang lahat.
Diberitakan TribunnewsSultra.com, TPU tersebut berlokasi tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP) rumah terbakar yang merenggut nyawa tiga balita tersebut.
Sang ayah, AR, terlihat menggendong jasad N yang terbungkus kain kafan ke tempat pemakaman.
Pada pagi harinya, AR juga terlihat membopong jasad anaknya, AN, ke liang lahat.
SA (23), ibu dari ketiga balita, terlihat menggendong jenazah anak bungsunya, AZP.
Sebelumnya, AR yang sempat ditemui di RS Bhayangkara Kendari, Selasa, terlihat tak bisa menutupi kesedihannya.
AR menceritakan sosok dan keseharian anaknya, AN dan AZ, yang sudah berpulang.
Ia memaparkan, AN memang memiliki kebiasaan untuk selalu menjaga dan melindungi adiknya, AZP.
“Kalau ada yang mengganggu adiknya, pasti akan dibela oleh kakaknya,” ucapnya.
Kronologi
Pihak kepolisian dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kendari telah membeberkan kronologi kebakaran tersebut.
Damkar dalam keterangannya menyebutkan, awalnya pusat informasi Damkarmat menerima laporan peristiwa rumah terbakar dari pelapor, KA, sekitar pukul 14.21 WITA.
BALITA TEWAS TERBAKAR – Teriakan histeris warga mengiringi detik-detik evakuasi 2 balita tewas terpanggang dalam kebakaran rumah di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Kebakaran rumah tersebut terjadi di Jalan R Suprapto, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, pada Selasa (06/05/2025). Dalam insiden tersebut, dua balita tewas terbakar yakni AZP yang baru berusia 1 tahun dan dan ANP berusia 3 tahun. (TribunnewsSultra.com/Istimewa)
Sebanyak 2 mobil Damkar, 1 unit rescue, dan 1 ambulans, kemudian diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api.
“Sesampainya di TKP, api sudah menjalar menghanguskan 1 bangunan rumah.”
“Warga yang ada di sekitar membantu memadamkan api dengan ember,” tulis akun Instagram resmi Damkar Kendari.
Sebanyak empat anak yang berada di dalam rumah, menjadi korban kebakaran.
“Dua orang anak yang selamat (S) 4 tahun dan (N) 2 tahun. Sedangkan 2 orang anak lagi tidak sempat diselamatkan karena kobaran api semakin membesar yang berusia 1 tahun (AZ) dan 2 tahun (AN) meninggal dunia hangus terbakar,” jelas Damkar Kendari.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Mandonga, Ipda Andry Irwanto, menjelaskan kondisi rumah sebelum kebakaran terjadi.
Awalnya, SA (23) pergi keluar rumah bersama kekasihnya, AD.
Mereka hendak membelikan makanan bagi keempat korban dan sempat mampir mengisi bahan bakar minyak (BBM) kendaraannya.
“Mamanya korban ini bersama AD pergi membeli makanan untuk anak-anak ini,” ujar Andry, Rabu (7/5/2025).
Namun saat tiba di rumah, SA sudah mendapati kondisi rumahnya terbakar hebat.
Bersama warga, SA dan AD berusaha mengevakuasi para korban yang terjebak di dalam rumah.
Korban balita N dan S sempat diselamatkan, namun dengan kondisi luka bakar berat di sekujur tubuhnya.
Sementara, korban AN dan AZ terjebak di dalam rumah hingga ditemukan dalam kondisi terpanggang.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Penyebab Kebakaran Rumah Tewaskan Tiga Balita di Puuwatu Kendari Tunggu Hasil Labfor
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunnewsSultra.com/Sugi Hartono/Desi Triana Aswan)
-

Legislator Komisi XII DPR Dukung Peningkatan Produksi Migas Nasional – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi XII DPR Eddy Soeparno berharap, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Sub Holding Upstream PT Pertamina (Persero) terus meningkatkan kinerja.
Melalui peningkatan produksi PHE yang notabene adalah kontributor terbesar, imbuh Eddy, diharapkan produksi migas nasional juga meningkat, sehingga memperkuat peran terhadap ketahanan energi nasional.
Demikian disampaikan Eddy, menyikapi kinerja positif PHE pada Triwulan I 2025.
”Ya, (peran PHE) memang sangat krusial. Saya percaya, ke depan PHE bisa melakukan peningkatan lebih banyak lagi. Makanya, harus terus didukung, terutama kekuatan finansialnya agar PHE mampu secara terus-menerus meningkatkan eksplorasi,” kata Eddy kepada media hari ini, Jumat (9/5/2025).
Sebagai kontributor migas terbesar di Tanah Air, peran PHE dan anak-anak usahanya, seperti PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), memang sangat besar.
Untuk minyak misalnya, PHE berkontribusi sekitar 69 persen produksi nasional. Karena itulah, jelas Eddy, PHE harus terus menjaga tingkat produksi. Sebab jika terjadi penurunan produksi, tentu akan berdampak cukup signifikan terhadap ketahanan energi nasional.
”Pasti dong, harus terus menjaga produksi. Karena penurunan produksi antara Pertamina dan KKKS lain, misal sama-sama 10 persen, tentu memiliki impact berbeda. Karena volume produksi Pertamina besar sekali dibandingkan KKKS yang lain. Sepuluh persen dari 100 kan berbeda dibandingkan 10 persen dari 20,” kata Eddy.
Karena peran krusial itulah, PHE juga harus didukung agar benar-benar fokus. Eddy sependapat, PHE hendaknya tidak terlalu dibebani dengan hal yang bukan kewajiban pokoknya, karena bisa berpengaruh terhadap ketahanan energi nasional.
Dalam kondisi sumur yang sudah mature, Eddy menilai, keberhasilan PHE meningkatkan produksi pada Triwulan I 2025, dilakukan melalui peningkatan aspek investasi, termasuk aspek drilling.
”Tentu dilakukan melalui upaya luar biasa. Artinya semakin banyak dilakukan investasi sektor pengeboran, maka semakin besar potensi untuk menemukan sumber migas baru untuk peningkatan produksi. Makanya, capaian PHE pada Triwulan I 2025, jelas merupakan prestasi,” tutup Eddy.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia juga mengapresiasi pencapaian dan inovasi yang dilakukan PHE, antara lain melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).Termasuk di antaranya, dalam mempertahankan tingkat produksi migas di lapangan-lapangan tua.
“PHM harus terus fokus pada peningkatan lifting minyak demi mendukung ketahanan energi nasional. Pemerintah akan terus menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk mempercepat eksplorasi dan pengembangan lapangan baru,” tegas Bahlil saat kunjungan kerja ke kerja ke Lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS), 30 April 2025.
Secara nasional, Bahlil juga optimistis target lifting 2025 akan tercapai.
“Lifting minyak kita sekarang kan hanya 580 ribu barel per day dan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita 605 ribu barel per day di tahun 2025. Dan Insyaallah akan bisa mencapai bahkan melebihi target dari apa yang dicanangkan dalam APBN,” kata Bahlil ketika itu.
Sebelumnya, PHE menyampaikan, pada Triwulan I 2025 berhasil meningkatkan produksi migas menjadi 1,043 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan Triwulan I 2024 sebesar 1,042 MBOEPD.
Hingga Maret 2025, PHE juga mampu menyelesaikan kerja pengeboran 5 sumur eksplorasi, 206 sumur pengembangan, 248 sumur workover, dan 9.207 well service.
Pencapaian Triwulan I 2025 ini meningkat dibandingkan periode sama tahun 2024 dengan jumlah penyelesaian kerja pengeboran 3 sumur eksplorasi, 163 sumur pengembangan, 219 sumur workover, dan 8.323 well service.


