Author: Tribunnews.com

  • Respon Gus Ipul saat Namanya Masuk Bursa Calon Ketua Umum Jelang Muktamar PPP

    Respon Gus Ipul saat Namanya Masuk Bursa Calon Ketua Umum Jelang Muktamar PPP

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Sekjen PBNU sekaligus Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf menanggapi santai terkait namanya yang terus santer di bursa pemilihan ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

    Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu tak kaget sebab merasa hampir setiap Muktamar PPP namanya selalu masuk bursa. 

    Sebagai informasi, Muktamar dalam PPP merupakan forum tertinggi untuk menentukan nakhoda partai. Rencananya, Muktamar PPP akan digelar pada April mendatang.

    “Sejak dulu, kalau mau Muktamar nama saya memang selalu disebut-sebut,” kata Gus Ipul saat ditemui di Kantor PWNU Jatim, Kamis (16/1/2025). 

    Pada bursa calon ketua umum, nama Gus Ipul memang cukup santer dibicarakan. Sebab, PPP membuka peluang kandidat diluar internal kader.

    Total ada empat nama yang berpeluang menjadi Ketua Umum.

    Selain Gus Ipul, juga ada nama Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurrachman sebagai kandidat dari tokoh eksternal 

    Sementara di kalangan internal, ada nama Wakil Gubernur Jawa Tengah terpilih Taj Yasin dan kader PPP Sandiaga Uno. Gus Ipul mengakui, belum ada komunikasi intens saat ini.

    Namun, saat ditanya mengenai kesiapan seandainya diminta menjadi ketua umum, Gus Ipul hanya menjawab diplomatis dan melempar senyum. 

    Dia menyebut namanya di bursa calon ketua umum merupakan hal biasa.

    Hanya saja, dia mengaku agak bingung lantaran kali ini belum ada nama Gubernur Jatim periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa dalam bursa calon ketua umum PPP. 

    “Karena biasanya saya disebut-sebut juga bersama Bu Khofifah,” ungkap Gus Ipul. 

  • Tanggapan BKPSDM Tulungagung Terkait Guru Honorer yang Menolak Status PPPK Paruh Waktu

    Tanggapan BKPSDM Tulungagung Terkait Guru Honorer yang Menolak Status PPPK Paruh Waktu

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

    TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG – Para guru yang bergabung dalam Forum Perjuangan Honorer (FPH) PGRI Tulungagung mengadu ke Komisi A DPRD Tulungagung, Kamis (16/1/2025).

    Mereka menolak status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu. 

    Para guru ini menilai, PPPK Paruh Waktu sama saja dengan honorer, hanya diganti dengan istilah baru.

    Mereka tetap menerima gaji dari sekolah yang hanya Rp 300.000, tidak ada tambahan lain dari pemerintah.

    Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Tulungagung, Soeroto, mengatakan istilah PPPK Paruh Waktu adalah kebijakan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

    Aturan ini tertuang dalam Keputusan Menpan RB nomor 16 tahun 2025.

    “Aturannya tidak boleh ada lagi pengangkatan tenaga honorer. Penataan kepegawaian sudah selesai di Desember 2024,” jelasnya.

    Saat ini pemerintah hanya boleh mengangkat guru dengan status Aparatur Sipil Negara (ASN), terdiri dari PPPK dan PNS.

    Padahal kondisi saat ini masih banyak tenaga honorer yang masih belum terangkat menjadi PPPK atau PNS.

    Sementara formasi rekrutmen PNS maupun PPPK saat ini sangat terbatas.

    Untuk mengakomodasi para pegawai honorer agar tidak melanggar aturan baru, maka mereka diangkat menjadi PPPK Paruh Waktu.

    PPPK Paruh waktu ini juga mendapatkan Nomor Induk Pegawai (NIP) dari negara.

    Menurut Soeroto, status PPPK Paruh waktu ini untuk memperjelas identitas mereka sebagai pegawai di instansi pemerintahan.

    “Mereka yang terakomodasi, bisa diprioritaskan untuk tes CPNS dan PPPK,” papar Soeroto.

    Diakui Soeroto, gaji PPPK Paruh Waktu ini diserahkan ke masing-masing OPD yang mempekerjakan.

    Untuk para guru, gaji mereka sepenuhnya dari pihak sekolah.

    Anggaran untuk gaji PPPK Paruh Waktu tidak masuk dalam belanja pegawai, melainkan belanja barang dan jasa.

    “Mereka masuk dalam data base kepegawaian BKN. Jadi mereka menjadi prioritas untuk tes CPNS maupun PPPK,” tegas Soeroto.

    Pegawai yang menjadi prioritas rekrutmen selanjutnya adalah P1 THK 2 (tenaga honorer kategori II), masuk data base, sudah bekerja 2 tahun dan Pendidikan Profesi Guru (PPG).

    Terkait tuntutan FPH PGRI Tulungagung, Soeroto berjanji akan meneruskan ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) Surabaya agar diteruskan ke BKN Pusat.

  • Kecelakaan di Gresik, Truk Hantam Warung dan Tabrak Pohon, Diduga Alami Rem Blong saat Jalan Menurun

    Kecelakaan di Gresik, Truk Hantam Warung dan Tabrak Pohon, Diduga Alami Rem Blong saat Jalan Menurun

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

    TRIBUNJATIM.COM, GRESIK – Kecelakaan terjadi di jalan raya Pantura Bungah, Kabupaten Gresik.

    Truk trailer warna biru menabrak sebuah pohon.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, truk trailer dengan nopol L 9207 G itu dikemudikan Kasdiono Setiadi Wijaya, warga Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro.

    Truk melaju dari arah utara menuju ke selatan. Setibanya di lokasi kejadian dimana kondisi jalanan menurun, truk mengalami rem blong.

    Sopir banting stir ke kiri hingga menabrak warung dan pohon.

    Truk berhenti usai menabrak pohon, rombong warung penyetan yang sedang persiapan buka sekitar pukul 16.15 WIB ikut terdampak.

    Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

    “Truk mengalami rem blong,” kata Kapolsek Bungah AKP Ach. Sujai.

    Saat kejadian, sopir berhasil menyelamatkan diri, keluar dari truk tanpa luka serius. Begitu pula dengan Sati pemilik warung penyetan, yang saat itu sedang berada di dalam warung.

    Warung milik mengalami kerusakan parah, terutama pada bagian tenda dan perlengkapan dagang.

    Bagian depan truk trailer itu pun mengalami ringsek cukup parah.

    “Tadi sopirnya bilang rem blong. Banting setir ke arah pohon besar di samping tenda saya untuk menghentikan kendaraan,” ungkap Sati, pemilik warung penyetan yang menjadi korban kecelakaan.

  • Diusir Istri dan Anak Tiri, Kakek Jalan Kaki 500 Km ke Kampung Halaman, Pernikahan 13 Tahun Sia-sia

    Diusir Istri dan Anak Tiri, Kakek Jalan Kaki 500 Km ke Kampung Halaman, Pernikahan 13 Tahun Sia-sia

    TRIBUNJATIM.COM – Viral sosok kakek jalan kaki 500 km ke kampung halamannya.

    Itu semua terjadi setelah si kakek diusir istri dan anak tirinya.

    Kakek itu diketahui bernama Tuan Phon.

    Pria bersama 62 tahun itu menceritakan kronologi kejadian yang dialaminya.

    Melansir dari Eva.vn via TribunnewsMaker, ia mengaku tinggal bersama istrinya selama lebih dari 13 tahun di Distrik Satuek, Provinsi Buriram, Thailand. 

    Namun, segalanya berubah ketika anak tiri istrinya pindah dari ibu kota Bangkok untuk tinggal bersama pada pertengahan Desember 2024.

    Beberapa minggu kemudian, istri dan anak tirinya mengusirnya dari rumah.

    Karena patah hati, Tuan Phon meninggalkan rumah pada tanggal 28 Desember tanpa membawa harta benda atau uang.

    Dia mengembara tanpa tujuan dari satu tempat ke tempat lain, tinggal sementara di kantor polisi dan meminta makanan dari kuil.

    Beruntungnya, seorang petani tebu memberinya tumpangan ke distrik Chai Wan, provinsi Udon Thani.

    Dia kemudian dibawa ke rumah sakit dengan kaki bengkak parah.

    Dokter membalut lukanya dan melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

    Pak Phon mengatakan dia berjalan kaki dari rumahnya di distrik Satuek, provinsi Buriram dan sedang dalam perjalanan ke kampung halamannya di distrik Phon Phisai, provinsi Nong Khai, sekitar 500 km dari rumah.

    Dia dulu bekerja sebagai tukang las dan menghabiskan semua uang yang diperolehnya untuk istrinya.

    Namun, semua usahanya menjadi sia-sia ketika putranya sendiri muncul.

    Saat mengenang masa-masa ia tinggal bersama istrinya, Pak Phon tak bisa menyembunyikan emosinya.

     “Lebih dari 13 tahun tidak berarti apa-apa baginya.” ungkapnya.

    “Cinta sudah berakhir,” tegasnya.

    Setelah kembali ke rumah, Tuan Phon ingin menjadi biksu, menemukan kedamaian dan menyingkirkan kehidupannya yang menyakitkan.

    Di Indonesia, nasub kakek penjual pisang namun dagangannya tak kunjung laku juga viral di media sosial.

    Kakek itu bernama Mbah Imang alias Abah Imang.

    Untuk berjualan, Abah Imang harus menempuh perjalanan jauh berjalan kaki.

    Perjalanan itu dimulai dari Ciawi menuju ke Stasiun Bogor.

    Ia menjajakan dagangannya keliling Bogor.

    Saat berjuang mencari nafkah, Abah Imang sering menahan lapar.

    Kisah pilu penjual buah asal Bogor bernama Abah Imang pun mengetuk pintu hati donatur PING.

    Walhasil para donatur sepakat untuk memberi bantuan ke Abah Imang.

    Saat donatur datang ke rumah Abah Imang di Kampung Sukamanah, Kelurahan Bitung Sari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, kakek itu tengah merasakan sakit.

    Melihat hal itu, donatur langsung membawa Abah Imang ke klinik kesehatan.

    “Ketika kami datang, Abah Imang sedang merasakan sakit di tubuhnya namun beliau dan istri tak menyangka hari itu akan menerima rejeki yang menurut mereka besar,” tulis akun medsos partnersingoodness, Jumat (13/12/2024).

    “Abah Imang juga bisa memeriksakan kondisi tubuh beliau yang selama ini sering kali menahan rasa sakit,” sambungnya.

    Lebih lanjut, kebahagiaan Abah Imang semakin bertambah ketika tim donatur membawakan kalung emas yang disediakan untuk istri kakek penjual buah tersebut.

    “Seuntai kalung emas juga menjadi hadiah terindah bagi istri Abah Imang. Belum pernah sebelumnya Istri beliau memakai emas di lehernya. Bahagia dan haru langsung terasa manakala istri Abah Imang berterimakasih dan memanjatkan doa,” ungkapnya.

    Tak hanya itu, Abah Imang juga diberi bantuan uang tunai senilai Rp 8 juta.

    “Alhamdulillah senang. Ini rezeki,” ungkap Abah Imang.

    “Alhamdulillah, mudah-mudahan dimudahkan segala urusan, dipanjangkan umur, disehatkan rezekinya dilancarkan,” sambungnya.

    Abah Imang tetap semangat mencari nafkah demi bisa tetap bertahan hidup.

    Setiap harinya, ia harus berjalan berkilo-kilo meter sambil memikul dua keranjang berisi pisang.

    Pilunya ia kuat berjalan tanpa alas kaki, sembari berjualan.

    Kakek penjual pisang itu diketahui sedang keliling berjalan kaki dikawasan Jalan Merdeka, Kota Bogor.

    “Dari kejauhan abah keliatan bingung karena hari sudah sore tapi pisang jualannya masih dua keranjang penuh,” tulis narasi dalam video tersebut.

    Saat ditemui, ternyata buah pisang yang dibawa Abah Imang masih utuh belum ada yang membelinya sejak pagi hingga sore.

    “Karena tak kunjung ada yang beli abah mencoba keliling lagi tanpa menggunakan alas kaki,” kata dia.

    Ia pun kemudian sempat sedikit berbincang dan membeli buah pisang yang dijual Abah Iman.

    “Abah tak berhenti berdoa karena kami mebeli dagangannya,” sambungnya.

    Semangat kakek penjual pisang ini nampak tak pernah luntur.

    Peci hitam yang warnanya sudah mulai pudah, menjadi pelindung kepala Abah Iman dari terik panas dan hujan.

    Dari wajahnya nampak tergambar jika ia merupakan sosok yang tegar dalam menjalani kehidupan.

    Panasnya aspal jalanan, batu krikil hingga tajamnya duri, bukan menjadi penghalan Abah Iman dalam mencari nafkat dengan kerangjang pisangnya.

    Telapak kakinya seolah sudah tak lagi rasa sakit demi saat berjuang mencari nafkah untuk keluarganya di rumah.

    Ia pun kembali melanjutkan memikul keranjang pisangnya untuk berkeliling dengan harapan pulang membawa uang hasil jualannya.

    “Diwaktu sudah sore hari abah masih harus berjalan kaki mencari rezeki tanpa alas kaki,” kata dia.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Cerita Pengurus Ponpes Tolong Serma Randi yang Ditembak Sertu Hendri di Belitung – Halaman all

    Cerita Pengurus Ponpes Tolong Serma Randi yang Ditembak Sertu Hendri di Belitung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah cerita pengajar Pondok Pesantren (Ponpes) Dhiya-Ul Quran yang menolong Personel Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Randi.

    Sebagaimana diketahui, Serma Randi merupakan korban penembakan desertir TNI AD, Sertu Hendri.

    Korban diperkirakan ditembak di area Ponpes Dhiya-Ul Quran, Jalan Tembus, Desa Buluh Tumbang-Air Seruk, Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (13/1/2025) dini hari.

    Serma Randi yang terluka akhirnya ditolong oleh para pengajar dan santri ponpes.

    Ia dibawa ke RSUD Marsidi Judono, Tanjungpandan.

    “Kalau takut, pasti takut, tapi kami mikirnya untuk keamanan pondok. Karena awalnya ada yang teriak maling dan suara tembakan,” ungkap Muhammad Nasirudin, pengajar Ponpes Dhiya-Ul Quran, Kamis (16/1/2025), dilansir Pos Belitung.

    Ia mengatakan, kejadian bermula saat kakaknya mendengar suara tembakan pada Senin dini hari.

    Selain itu, sempat terdengar suara samar-samar orang sedang kejar-kejaran sambil berteriak.

    Sang kakak lantas menelepon dirinya yang sedang tidur di kamar berbeda untuk mengecek kejadian itu.

    “Katanya ada suara orang kejar-kejaran sama suara tembakan beberapa kali. Ada juga yang teriak tolong,” terangnya.

    Akhirnya, Muhammad Nasirudin dan kakaknya memutuskan keluar rumah untuk melakukan pencecekan.

    Mereka awalnya melihat korban yang berlari ke arah semak-semak.

    Keduanya sempat ragu dan akhirnya berunding sebelum memutuskan untuk mendatangi lokasi tersebut.

    “Beliau akhirnya menyerahkan diri, bilang, ‘Pak, Pak saya anggota PM, saya kena tembak’,” ujarnya menirukan pernyataan korban.

    Setelah mendekat ke arah korban, Serma Randi tampak menahan sakit akibat luka tembak di punggung kiri.

    Selain itu, posisi tangan kirinya masih terikat tali pinggang.

    “Kami sempat panggil pengurus, tapi tidak bangun. Jadi panggil Ahyat, bawa mobil untuk membawa beliau,” tuturnya.

    Lalu tiga santri dan dua pengajar ponpes membawa Serma Randi ke RSUD Marsidi Judono.

    Sementara itu, Serma Randi kini telah pulih dan dipulangkan dari RSUD Marsidi Judono.

    Proyektil peluru yang bersarang di tubuhnya berhasil diangkat lewat operasi.

    Pasca-operasi, kondisinya dinyatakan stabil.

    “Setelah operasi pasien dalam kondisi baik. Direncanakan pulang hari ini, sore hari,” kata Pelaksana harian (Plh) Direktur RSUD Marsidi Judono, Ika Harniati, Kamis.

    Diberitakan sebelumnya, Serma Randi melakoni operasi singkat di RSUD Marsidi Judono pada Rabu (15/1/2025) kemarin.

    Dokter Spesialis Anastesi RSUD Marsidi Judono, dr Hendra SpAn, mengatakan operasi dilakukan sesuai rencana, yakni pada pukul 11.00 WIB.

    Peluru yang masuk dari sisi kiri dada bawah menembus 3 cm di bawah kulit dan bersarang di ulu hati itu berhasil diangkat berkat persiapan matang tim medis. 

    Sebelum melakukan operasi, tim medis memastikan peluru lewat serangkaian pemeriksaaan menggunakan CT scan dan alat C-arm.

    “Kami melakukan marking dengan jarum untuk menandai posisi peluru yang bersarang di sekitar ulu hati.” 

    “Operasi ini tidak terlalu lama, hanya memerlukan irisan kecil sepanjang 3 sentimeter, dan peluru berhasil ditemukan dalam waktu kurang dari 10 menit,” jelas dr. Hendra, Rabu.

    Operasi yang melibatkan tim dokter anestesi, bedah, dan radiologi ini berlangsung lancar dengan durasi sekitar 30 menit.

    Tim medis tak mengalami kesulitan selama operasi berlangsung.

    Sebagian artikel ini telah tayang di PosBelitung.co dengan judul: Kondisi Serma Randi Usai Ditembak Sertu Hendri Diungkap Pengajar Ponpes Dhiya-Ul Quran Belitung.

    (Tribunnews.com/Deni)(PosBelitung.co/Dede Suhendar/Adelina Nurmalitasari)

  • Gulkarmat Ungkap Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Tertimbun Reruntuhan Bangunan – Halaman all

    Gulkarmat Ungkap Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Tertimbun Reruntuhan Bangunan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK- Empat jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, ditemukan dalam keadaan tertimpa reruntuhan bangunan.

    “Dari tim pencarian korban pertama yang ditemukan, menginformasikan korban di lantai 8 kondisinya tertimpa reruntuhan,” ucap Pelaksana Tugas (PLT) Kadis Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta, Satriadi Gunawan, di daerah Glodok Plaza, Kamis (16/1/2025). 

    Selain itu, Gulkarmat sudah mengevakuasi tiga jenazah lainnya di lantai 8, sehingga total jenazah yang ditemukan berjumlah empat.

    Satriadi menjelaskan, kendala dalam melakukan proses evakuasi adalah reruntuhan bangunan Glodok Plaza yang menutupi jenazah.

    “Ya kendalanya kan memang bangunan ini sudah tidak stabil lagi, banyak yang sudah runtuh. Nah, itu juga menjadi hambatan bagi kami untuk melakukan evakuasi korban,” kata Satriadi.

    “Kemudian korban juga sudah menyatu dengan barang-barang yang material yang terbakar. Nah itu juga agak menjadi kendala bagi kami,” sambungnya.

    Sebelumnya diberitakan, jumlah korban jiwa dalam kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025), bertambah. Sampai Kamis (16/1/2025) sore, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta telah mengevakuasi empat jenazah korban kebakaran dari lantai delapan gedung Glodok Plaza.

    “Ya jadi total yang setelah kita berhasil evakuasi itu ada empat jenazah,” kata Plt Kadis Gulkarmat Jakarta, Satriadi Gunawan di Glodok Plaza, Kamis (16/1/2025).

    Satriadi menjelaskan, korban yang ditemukan sulit diidentifikasi karena dalam kondisi hangus. Oleh karenanya, perlu dilakukan pemeriksaan oleh RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

    “Perlu dilakukan investigasi atau perlu di-inafis oleh pihak kepolisian. Tadi dari pihak kepolisian sudah berkoordinasi sama kami, nah itu rencananya akan dikirim ke rumah sakit Kramat Jati untuk dilakukan identifikasi dari data si korban tersebut,” ucap Satriadi.

    Namun, Satriadi belum bisa memastikan apakah empat jenazah yang ditemukan masuk dalam daftar delapan orang yang dilaporkan hilang di Glodok Plaza saat kebakaran.

    “Ya kita belum bisa pastikan, karena tadi saya bilang bentuk jenazah yang kita temukan sudah tidak bisa diidentifikasi lagi,” kata Satriadi.

    “Tapi kita lihat dari jumlahnya, dari jumlahnya itu delapan yang terlaporkan di posko kami. Nah sampai saat ini ada empat yang sudah ditemukan, jadi tinggal kita coba mencari lagi,” ungkapnya.

    Berikut delapan orang yang dilaporkan hilang karena diduga terjebak kebakaran Glodok Plaza:

     

    Ade Aryati (29)
    Sinta Amelia (20)
    Aldrinas (29)
    Aulia Belinda (28)
    Odina Yukari (25)
    Indira Seviana Bela (25)
    Keren Shalom J (21)
    Dery (25)

     

  • Isi Pidato Pak Guru Nurudin saat Upacara Sekolah, Murid Tak Terima hingga Bakar Motor: Sakit Hati

    Isi Pidato Pak Guru Nurudin saat Upacara Sekolah, Murid Tak Terima hingga Bakar Motor: Sakit Hati

    TRIBUNJATIM.COM – Kelakuan murid bakar motor guru di Sumenep, Madura, Jawa Timur, viral di media sosial. 

    Korban diketahui bernama Ahmad Nurdin (50), guru honorer SMA Putra Bangsa, Desa Pajanangger, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep.

    Pelaku diketahui bernama Ahmad Qurtubi (19), tamatan SMA di luar kota yang merupakan pemuda di desa setempat.

    Ahmad Qurtubi bakar motor Pak Guru Nurdin karena tak terima isi pidatonya saat menjadi pembina upacara di sekolah. 

    Padahal Ahmad Qurtubi ternyata tak sekolah di tempat Pak Guru Nurdin. 

    Apa isi pidato Pak Guru Nurudin saat jadi pembina upacara pun jadi sorotan, sehingga membuat Ahmad Qurtubi nekat bakar motor. 

    Dari keterangan Pak Guru Nurudin, pelaku mencegat korban di akses jalan Dusun Bugis, Desa Pajanannger.

    “Kejadian itu sepulang saya dari sekolah, sekitar jam setengah dua siang,” tutur Nurdin kepada Kompas.com, Selasa (14/1/2025).

    “Katanya pelaku tersinggung dengan pernyataan saya saat menjadi pembina upacara di sekolah,” ujarnya.

    Korban mengaku tidak tahu dari mana pelaku mendengar pernyataannya saat menjadi pembina upacara di sekolah.

    Sebab korban tidak menyingung siapa pun dan tidak menyebut nama siapa pun.

    “Sambutan saya saat upacara adalah global, kepada semua siswa,” katanya.

    Saat menyampaikan sambutan, korban berharap seluruh siswa selalu taat pada orang tua dan guru-guru.

    Jangan sampai para siswa berani kepada orang tua, apalagi bahkan mengancam untuk membunuhnya.

    Sebab ilmunya tidak akan berkah ketika sudah di tengah-tengah masyarakat.

    “Saya tidak spesifik menyebut siapapun,” tegasnya.

    Motor Ahmad Nurdin (50) yang dibakar oleh pelaku (Dok Nur Khalis)

    Namun menurut guru yang sudah mengajar sejak tahun 2017 ini, pelaku beranggapan bahwa pernyataan tersebut ditujukan kepada dirinya.

    “Setelah mencegat saya, pelaku bertanya dengan nada tinggi, bahkan marah-marah,” ungkapnya.

    Tidak lama kemudian, pelaku mengeluarkan sebilah pedang.

    Pedang dihunuskan kepada guru fisika dan biologi ini.

    Pedang tersebut sempat ditempelkan ke kepala dan pipi korban.

    “Kedua pipi saya sempat diiris dengan pedangnya (pelaku), untung tidak luka,” ujarnya. 

    Pelaku juga sempat menebaskan pedangnya ke motor sang guru.

    “Pelaku sempat menebas motor saya berkali-kali sebelum membakarnya,” kata Nurdin kepada Kompas.com, Selasa (14/1/2025).

    Isi pidato

    AQ (19) asal Desa Pajanangger Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep ditangkap polisi Selasa (14/1/2025) karena diduga melakukan pengancaman dengan pedang dan bakar sepeda motor guru di Pulau Kangean. (istimewa)

    Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti, pelaku mengaku sakit hati terhadap isi sambutan Nurdin, yang disampaikan dalam konteks mendidik para siswa.

    Dalam sambutannya saat menjadi pembina upacara, Nurdin mengingatkan siswa agar tidak berlaku kasar atau mengancam orang tua mereka. 

    “Pelaku sakit hati karena ucapan guru itu disangka ditujukan kepada dirinya, meskipun korban tidak menyebutkan nama siapa pun,” jelas AKP Widiarti.

    Pelaku diduga mendapatkan informasi tentang isi sambutan tersebut dari teman-temannya yang bersekolah di SMA Putra Banga. 

    Lalu diduga merasa tersinggung, Qurtubi nekat mendatangi rumah Nurdin, membawa pedang sepanjang 73 sentimeter, dan merusak motor milik Nurdin sebelum akhirnya membakarnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, pelaku berhasil diringkus oleh polisi dan kini ditahan di Polsek Kangean. Bersama pelaku, polisi menyita pedang yang digunakan untuk mengancam korban.

    Pelaku dijerat dengan Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang larangan membawa senjata tajam, serta Pasal 06 Ayat 1 dan Pasal 335 Ayat 1 KUHP mengenai perbuatan tidak menyenangkan. Jika terbukti bersalah, pelaku terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com 

    Berita Viral lainnya

  • Sosok Sjobirin Hasan, Dirut PDAM Bangkalan Viral Naik Rakit saat Tinjau Banjir, Hartanya Rp 2,3 M – Halaman all

    Sosok Sjobirin Hasan, Dirut PDAM Bangkalan Viral Naik Rakit saat Tinjau Banjir, Hartanya Rp 2,3 M – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Sjobirin Hasan, Dirut PDAM Bangkalan yang viral naik rakit saat tinjau banjir.

    Ramai sebelumnya, video Sjobirin Hasan saat naik rakit diunggah sejumlah akun Instagram, seperti @undercover.id.

    Pada rekaman terlihat Dirut PDAM Bangkalan itu duduk di atas rakit bambu.

    Rakit tersebut, dipegangi oleh sejumlah orang, baik dari sisi maupun kanannya.

    Sjobirin Hasan kala itu sedang meninjau lokasi banjir di wilayah Bangkalan, Madura.

    Hingga Kamis (16/1/2025) sore, video aksi Dirut PDAM Bangkalan sudah ditonton ribuan kali.

    Warganet ikut meramaikan dengan berbagai komentarnya.

    Sjobirin Hasan dalam kesempatannya membenarkan sosok yang di atas rakit adalah dirinya.

    Ia juga menjelaskan, orang-orang yang memegangi rakit bukanlah warga sekitar.

    “Itu tim kami,” ungkapnya, dikutip dari TribunMadura.com.

    Sjobirin Hasan membeberkan, banjir dari luapan Sungai Tangkel membuat pompa-pompa dan reservoir milik PDAM Bangkalan terendam air.

    Hal ini, tentu berdampak ke distribusi air bersih ke para warga.

    Oleh karenanya, ia dengan sigap terjun ke lokasi kejadian guna mengecek kondisi di lapangan.

    Sjobirin Hasan mengakui hanya naik rakit sekitar 30 meter saja.

    “Saya waktu itu menuju ke bibir sungai tempat intake air baku kami di Sungai Tangke, tempat Instalasi Pengolahan Air atau IPA.”

    “Kalau lokasi pengolahan air bersihnya aman (dari banjir) karena posisinya di atas,” jelasnya.

    Terakhir Sjobirin Hasan menginformasikan, pasokan air bersih dari reservoir Tangkel berhenti sementara waktu.

    Ia memastikan, tidak ada human error dalam insiden ini dan murni faktor di luar kendali PDAM Bangkalan.

    Sjobirin Hasan berharap, banjir segera surut sehingga distribusi air bersih ke warga kembali normal.

    “Kami ada supply tambahan melalui pompa di Junok, dua pompa di stadion, Pompa Sumber Cada satu, dan ada satu pompa dari Bancaran,” tandasnya.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Sjobirin Hasan merupakan orang lawas di PDAM Bangkalan.

    Ia menjadi Direktur Utama selama dua periode terakhir

    Sjobirin Hasan sebelumnya dilantik kembali oleh Plt Bupati Bangkalan Mohni di Pendopo Agung pada Kamis (4/1/2023) lalu.

    Dari segi akademis, memiliki dua titel, yakini Sarjana Ekonomi (S.E) dan Master of Business Administration (MBA).

    Berapa kekayaannya?

    Sjobirin Hasan memiliki kekayaan mencapai Rp 2.354.163.400.

    Angkat tersebut dia laporkan ke Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN KPK) pada 31 Desember 2023.

    Berikut rincian lengkapnya:

    Tanah Dan Bangunan Rp. 1.950.000.000

    1. Tanah Dan Bangunan Seluas 340 M2/340 M2 Di Kab / Kota Bangkalan, Hasil Sendiri Rp. 1.000.000.000

    2. Tanah Dan Bangunan Seluas 336 M2/336 M2 Di Kab / Kota Bangkalan, Hasil Sendiri Rp. 950.000.000

    Alat Transportasi Dan Mesin Rp. 394.163.400

    1. Motor, Honda P5e02r48l0 M/T Tahun 2021, Hasil Sendiri Rp. 22.436.400

    2. Mobil, Toyota Fortuner 2.4 Vrz 4×2 At Tahun 2017, Hasil Sendiri Rp. 371.727.000

    Harta Bergerak Lainnya Rp. —-

    Surat Berharga Rp. —-

    Kas Dan Setara Kas Rp. 10.000.000

    Harta Lainnya Rp. —-

    Utang Rp. —-

    Total Harta Kekayaan Rp. 2.354.163.400

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Pompa Air Terendam Banjir, Dirut PDAM Bangkalan Nahkoda’ Getek Bambu ke Bibir Sungai Tangkel

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunMadura.com/Ahmad Faisol)

  • 6 Perempuan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza, 1 Kasir Diskotek, 4 Jenazah Telah Ditemukan – Halaman all

    6 Perempuan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza, 1 Kasir Diskotek, 4 Jenazah Telah Ditemukan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Sebanyak 8 orang hilang akibat kebakaran di Glodok Plaza, Jakarta, Kamis (16/1/2025) dini hari.

    Hal itu berdasarkan laporan masyarakat.

    Sejauh ini 4 diantara 8 orang yang hilang itu sudah ditemukan dan dievakuasi.

    Mereka ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan jenazahnya sulit diidentifikasi karena terbakar.

    Tim pemadam kebakaran masih terus menyisir lokasi kebakaran hingga menjelang malam ini.

    “Total yang sudah berhasil dievakuasi 4 orang, satu yang pertama, kedua dua (jenazah) satu lagi masih kita lakukan evakuasi,” kata  Plt Kadis Gulkamart DKI Jakarta, Satriadi Gunawan, di lokasi kebakaran.

    Semua korban dievakuasi dari lantai 8 menggunakan kantong jenazah berwarna merah.

    Lantai 8 diketahui merupakan kafe, bar, dan tempat karaoke.

    Sampai saat ini Satriadi memastikan belum bisa mengidentifikasi empat jenazah yang ditemukan. 

    Sebab semua jenazah yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh.

    “Korban sudah tidak utuh jadi identifikasi sulit. Perlu dilakukan investigasivatau inafis. Korban sudah sudah menyatu dengan material terbakar,” ujar Satriadi. 

    “Tadi ditemukan di lantai 8 sama dengan yang awal,” lanjutnya.

    Jenazah korban kebakaran Glodok Plaza kemudian akan dibawa ke rumah sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut.

    Sampai saat ini tim pemadam kebakaran masih melakukan evakuasi untuk mencari 4 korban hilang lainnya yang belum ditemukan.

    “Kapan tuntasnya belum bisa dipastikan karena area cukup luas. Kita juga masih memastikan titik-titik api yang masih berpotensi, pantang pulang sebelum padam,” bebernya.

    Kendala proses pendinginan dan pencarian korban sempat terkendala karena struktur bangunan yang sudah rapuh akibat kebakaran.

    “Kendala bangunan sudah tidak stabil, sudah runtuh,” tandasnya.

    Adapun data identitas korban yang diduga terjebak dalam kebakaran Glodok Plaza, yakni sebagai berikut:

    Ade Aryati (29)
    Sinta Amelia (20)
    Aldrinas (29)
    Aulia Belinda (28)
    Odina Yukari (25)
    Indira Seviana Bela (25)
    Keren Shalom J (21)
    Dery (25).

    Kasir Masih Dicari

    Salah satu korban yang dicari adalah  seorang kasir diskotek yang diduga terperangkap dalam kebakaran di Glodok Plaza itu.
     

    Syarifuddin, Kepala Seksi Operasi Sudin Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat, mengatakan, info itu berawal dari laporan keluarga kasir ke petugas.

    “Keluarganya (korban) datang sekitar jam 03.00 WIB, bahwa melaporkan seorang wanita itu sampai sekarang belum ada. Itu kasir di salah satu diskotek yang sampai sekarang belum ada beritanya,” kata Syarifuddin di Glodok Plaza, Kamis (16/1/2025).

    “Hingga saat ini, kami masih mencari informasi mengenai keberadaannya,” tuturnya.

    Gulkarmat Jakarta Barat tidak hanya melakukan pencarian terhadap kasir tersebut, tetapi juga mencari korban  lainnya yang diduga terjebak di dalam gedung pada saat kebakaran terjadi.

    Pihaknya menegaskan bahwa tim pencari dan penyelamat sedang bekerja secara aktif, melakukan penyisiran di lokasi kejadian.

    “Tim rescue kami saat ini sedang beroperasi, dengan fokus tidak hanya pada pendinginan area yang terbakar, tetapi juga mencari korban,” tambahnya.

    Dia juga mengungkapkan bahwa penyisiran area yang terbakar sudah dimulai.

    “Kami telah memasuki gedung untuk pendinginan dan penyisiran. Area ini cukup luas, jadi kami melakukan pemeriksaan secara teliti untuk memastikan tidak ada sisa api yang menyala,” katanya.

    Sebelumnya, kebakaran di Glodok Plaza, Jakarta Barat, terjadi pada Rabu (15/1/2025) sekitar pukul 21.30 WIB. 

    Pada Kamis (16/1/2025) pukul 05.30 WIB petugas pemadam kebakaran sudah mulai melakukan pendinginan.

    Tercatat, sebanyak 230 personel dan 45 unit mobil pemadam dikerahkan untuk memadamkan kebakaran Glodok Plaza ini.

    Kobaran api diduga pertama kali muncul dari diskotek yang berada di lantai 7 gedung tersebut.

    Kemudian, kobaran api merambat ke lantai 6, 8 dan 9 gedung tersebut.

    Belum diketahui secara pasti apa penyebab kebakaran di Glodok Plaza ini.

    Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com

     

  • Nasib Pemilik Pagar Laut Kini Presiden Prabowo Tegas Beri 3 Perintah, Sekretaris: Setuju Disegel

    Nasib Pemilik Pagar Laut Kini Presiden Prabowo Tegas Beri 3 Perintah, Sekretaris: Setuju Disegel

    TRIBUNJATIM.COM – Diketahui, pagar laut sepanjang 30 km ini membentang dari Desa Muncung hingga Desa Pakuhaji.

    Pagar misterius itu kali pertama ditemukan pada 14 Agustus 2024, ketika Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten menerima informasi terkait aktivitas pemagaran laut.

    Meski demikian, belum diketahui siapa pemilik yang bertanggung jawab atas pemasangan pagar laut tersebut.

    Sekretaris Gerindra yang juga Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Ahmad Muzani, mengungkap perintah Prabowo soal pagar laut.

    Presiden Prabowo menyebutkan tiga perintah tegas untuk mengusut kasus Pagar Laut tersebut.

    Ada tiga perintah.

    Perintah pertama adalah penyegelan.

    Lalu, kedua, adalah pencabutan terhadap pagar laut tersebut.

    Kemudian, perintah ketiga, agar pihak terkait mengusut siapa pemiliknya.

    “Sudah, beliau (Prabowo) sudah setuju pagar laut (disegel), itu disegel.”

    “Kemudian yang kedua, beliau perintahkan untuk dicabutkan, gitu. (Siapa pemiliknya juga harus) usut begitu,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

    Meski demikian, Muzani mengaku tak tahu siapa pemilik pagar laut di Tangerang itu.

    Begitu juga soal isu yang mengatakan proyek pagar laut tersebut merupakan bagian proyek strategis nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2).

     “Saya tidak sampai di situ pengetahuan saya. Saya Ketua MPR,” tukasnya.

    Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pung Nugroho Saksono alias Ipunk, telah menyegel pagar laut yang membentang di enam kecamatan di Tangerang tersebut.

    Penyegelan itu dilakukan Ipunk bersama anak buahnya pada Kamis (9/1/2025).

    Pemkab Tangerang tak tahu dalang di balik pembangun pagar laut di perairan wilayahnya. (Istimewa)

    Ipunk mengungkapkan pihaknya memberi tenggat waktu hingga 20 hari kepada pemilik pagar laut agar segera membongkar sendiri.

    Jika tidak, kata dia, KKP-lah yang akan turun tangan sendiri.

    “Kami beri waktu, paling lama 10 sampai, 20 hari deh. Kalau tidak bongkar, maka KKP akan bongkar. Yang namanya, laut (jangan) dipagar-pagar seperti itu,” tegas Ipunk, Kamis.

    Sementara itu, mengenai apakah pagar laut di Tangerang dibuat terkait PSN PIK 2, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, membantahnya.

    Ia memastikan PSN hanya mencakup kawasan mangrove.

    Pagar laut sepanjang 30 KM ternyata melibatkan kepemilikan seorang artis (Tribun Sumsel, Tribunnews.com)

    Karena itu, Airlangga menegaskan proyek pagar laut bukan merupakan bagian PSN maupun PIK 2.

    “Enggak ada (hubungannya pagar laut dengan PSN PIK 2). PSN kan hanya untuk perizinan di kawasan mangrove, bukan PIK 2,” kata Airlangga, Selasa (14/1/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Bantahan serupa juga telah disampaikan kuasa hukum PSN PIK 2, Muannas Alaidid, sebelumnya.

    Muannas menegaskan PSN PIK 2 tidak melakukan pembangunan pagar laut.

    Muannas juga memastikan pembangunan pagar laut itu tidak termasuk lokasi PSN maupun PIK 2.

    “Bukan pengembang yang pasang, ngapain urusin beginian (pagar laut)” ujarnya kepada Tribunnews.com.

     “Tidak ada kaitan sama sekali dengan pengembang, karena lokasi pagar tidak berada di wilayah PSN maupun PIK 2,” imbuh Muannas.

    Dalam kasus pagar laut misterius di Tangerang, Banten, Polri melalui Kakorpolaruid Baharkam, Irjen Mohammad Yassin, mengatakan belum ditemukan tindak pidana.

    Ia juga mengatakan pihaknya belum menerima laporan mengenai pagar laut tersebut.

    “Sampai sejauh ini belum ada tindak pidana yang terjadi,” kata Yassin saat dihubungi, Rabu.

    Kendati demikian, Yassin memastikan pihaknya akan membantu KKP jika diminta membongkar pagar laut tersebut.

    “Betul dari KKP sudah melakukan penyegelan. Apabila KKP akan melakukan pembongkaran dan meminta back up dari Polairud kita siap membantu,” ungkapnya.

    Yassin berkomitmen pihaknya akan melakukan upaya penegakan hukum jika persoalan pagar laut ini nantinya membuat gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

    “Pagar di laut kewenangan dari KKP, apabila ada gejolak sosial/tindak pidana maka tanpa diminta polri akan turun ke lokasi,” pungkas dia.

    Pihak yang menderita karena adanya pagar laut di perairan laut Bekasi dan Tangerang adalah para nelayan.

    Tangis nelayan akhirnya kini tak terbendung setelah pagar laut itu berdiri.

    Kini hasil tangkapan anjlok imbas adanya pagar laut tersebut.

    Keberadaan pagar misterius di laut Bekasi, atau tepatnya di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, ternyata berdampak langsung terhadap hasil tangkap nelayan setempat.

    Hal ini yang dirasakan oleh Rodin (41), seorang nelayan asal Kampung Paljaya yang mengaku hasil tangkapannya menurun drastis sejak pagar misterius di laut Bekasi itu berdiri.

    Sebelum adanya pagar itu, Rodin bisa membawa pulang 40 kilogram ikan berbagai jenis setiap harinya, yang merupakan hasil menjaring ikan di pinggiran perairan.

    Namun, sejak pagar yang mirip tanggul itu membentang lima kilometer ke tengah laut, hasil tangkapannya kini paling banyak 5 kilogram.

    “Tadinya masih dapat Rp 450.000. (Sekarang) paling dapat cepe (Rp 100.000), buat bensin doang, buat bahan bakar doang,” kata Rodin saat ditemui Kompas.com di sela waktu istirahatnya, Selasa (14/1/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Rabu.

    Rodin meyakini pendapatannya yang anjlok itu karena keberadaan pagar misterius di laut Bekasi.

     Sebab, adanya pagar itu membuat ikan yang berada di pinggir perairan kini menjauh.

    Di sisi lain, dia dan nelayan lainnya merasa tersekat.

    Mengingat, bentangan pagar di dua sisi sepanjang lima kilometer itu membuat nelayan tak bisa leluasa mencari ikan di pinggir perairan.

    Mereka mesti keluar dari pagar alur pelabuhan terlebih dahulu di tengah lautan agar bisa menangkap ikan.

    Hal ini pun membuatnya enggan memaksakan diri lantaran perahu kecilnya rawan rusak jika sewaktu-waktu dihantam ombak besar.

    Tangis nelayan yang kini penghasilannya anjlok imbas ada pagar laut (Kompas.com)

    “Tadinya ikan naik kemari. Dibarok (tanggul diuruk), ombaknya juga gede kalau nengah, enggak bisa, kan nelayan pinggir,” ungkap dia.

    Nelayan lain, Tayum mengaku, tak bisa leluasa menebar jaring setelah adanya pagar laut di Bekasi itu.

    “Udah enggak bisa lagi kayak dulu, pada saat akan buat acara tabur jaring, tidak bisa lagi karena sudah disekat oleh pagar bambu,” ungkap Tayum.

    Selain itu, limbah tanah bekas urukan tanggul juga berdampak terhadap kelangsungan ekologi habitat laut.

    “Limbah yang mereka tinggalkan meninbulkan kematian habitat laut, limbah tanah yang mereka gali,” pungkas dia.