Author: Tribunnews.com

  • Malam Sebelum Satpam Dibunuh Anak Majikan Secara Sadis, Anak Korban Menangis Menjerit-jerit – Halaman all

    Malam Sebelum Satpam Dibunuh Anak Majikan Secara Sadis, Anak Korban Menangis Menjerit-jerit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI – Septian (37) baru bekerja lima bulan sebagai satpam atau security selama di rumah pengacara terkenal di jalan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

    Dewi (47), istri Septian, mengaku tidak memiliki firasat apapun terkait kepergian suaminya itu.

    Dewi hanya mengungkapkan malam sebelum Septian dibunuh anak majikannya, anak mereka menangis menjerit-jerit.

    “Pas malam anak saya nangis, setengah dua malam Jumat, nangis ngejerit, katanya lihat hantu di pojokan lemari, saya tenangin tidur lagi,” kata Dewi di lokasi pemakaman suaminya, Sabtu (18/1/2025).

    Setelah itu, Dewi mengatakan mendapat kabar kematian suaminya pada besok harinya.

    “Saya tidur paginya nggak ada firasat apa apa. Tahu-tahu dapat kabar suami meninggal dunia,” kata dia.

    Dewi mengungkapkan sangat kehilangan suaminya. Dewi bahkan mengaku tidak kuat mengikuti pemakaman suaminya.

    “Ya Allah, banget kehilangan, mana anak saya masih kecil, ya Allah ya rob. Harapan saya pengen keadilan, dihukum seberat-beratnya. Saya nggak ikut pemakaman, nggak kuat, lemas,” aki Dewi.

    Dewi nampak tak menyangka suaminya pulang ke rumah dalam keadaan tak bernyawa.

    Komunikasi terakhir

    Dewi mengatakan, ia terakhir kali berkomunikasi dengan korban pada Kamis (16/1/2025) malam, atau malam Jumat. Korban menanyakan kabar anaknya.

    Saat itu, korban mengungkapkan anak majikannya berantem dengan ibunya.

    “Aku habis sama anak majikan berantem, si ibu mau dicekik itu saya lerai, itu majikan sama anaknya mau dicekik,” kata Demi menirukan ucapan suaminya.

    Setelah itu, lanjut Dewi, tidak ada lagi komunikasi dengan suaminya.

    “Dari situ gak ada kabar lagi sampai pagi,” kata Dewi.

    Dewi menjelaskan, ia baru mendapatkan kabar kemarin siang bahwa suaminya sudah meninggal dunia dibunuh oleh majikannya.

    “Setelah itu tidak ada kabar, sampai dapat kabar Jumat siang setengah dua belas dari adik, dari pak Sekdes, bahwa ada orang Palabubanratu yang dibunuh posisinya security di Tajur, kan dilihatin itu SIM, oh iya itu suami saya, kata sekdes itu dibunuh sama anak majikan,” ucap Dewi.

    Dewi mengatakan, selain bercerita soal pertengkaran dengan anak majikan di tempatnya bekerja, Septian juga pernah menceritakan bahwa kerap telat menerima gaji.

    “Gak ada curhat, cuman kerja di situ katanya gaji suka telat, majikan suka marah marah gak jelas, kata saya pindah lagi aja, tanggung nanti saya habis lebaran katanya, gak ada (cerita, red) anaknya begini, ibunya begini, gak ada, hanya (cerita) soal gaji aja sering telat,” kata Dewi.

    Sosok Septian

    Dari pernikahannya selama tujuh tahun dengan Septian, Dewi dikaruniai seorang anak berusia 6 tahun.

    Di mata Dewi, Septian merupakan sosok penyayang dan sangat bertanggungjawab terhadap keluarga, meskipun usia Dewi dengan Septian terpaut cukup jauh. Bahkan, Septian juga sangat menyangi anak sambung dari Dewi.

    ss (Tribunnews)

    “Ya Allah orangnya penyayang, baik, tanggungjawab kepada keluarga, gak pernah neko-neko orangnya, sama anak-anak juga, selalu mementingkan anak-anak dari pada kita orang tuanya,” jelasnya.

    Tak kuat dengan kejadian tersebut, Dewi pun sampai tak kuasa melihat pemakaman korban. Dewi pun sempat pingsan saat korban akan dikebumikan.

    Septian dimakamkan di TPU Kampung Cibarengkok, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (19/1/2025).

    Hukuman setimpal

    Kakak ipar korban, Aris Munandar, mengatakan, keluarga sangat menyesalkan peristiwa tersebut. 

    Keluarga pun tak habis pikir anak majikan tempat Septian bekerja tega menghabisi nyawa Septian.

    “Dari pihak keluarga menyesalkan, dari pihak si pelaku itu belum ada itikad baik pada keluarga korban, jadi kita sangat menyesal dan kita merasa kebingungan pas hari pertama, dikarenakan semua kita keluarganya kurang mampu, jadi benar benar bingung, kita musti melakukan langkah seperti apa,” ujar Aris usai pemakaman.

    Aris menjelaskan, keluarga sangat membutuhkan bantuan hukum dan berharap pelaku dihukum seberat-beratnya, setimpal dengan perbuatan yang dilakukan terhadap Septian.

     
    “Jadi kita beranggapan masyarakat yang tiidak tahu aturan hukumnya seperti gimana, saya meminta kepada semua untuk membantu dan memberikan penerangan seterang benderangnya,” ucap Aris.

    Aris mengatakan, korban merupakan tulang punggung bagi keluarganya. Korban juga dikenal sebagai sosok yang baik dan sangat menyangi anak sambungnya.

    “Keluarga kebingungan kedepannya, sekolah anak anak, anak dari korban satu, anak sambungnya tiga, jadi keluarganya itu berharap sama si korban tulang punggung keluarga lah, jadi semua juga seperti mertuanya suka ada, jadi tulang punggung keluarga,” ujar dia.

    Aris menuturkan, tak hanya pihak keluarga pelaku, dari pihak perusahaan pun belum ada datang ke keluarga korban.

    “Belum ke rumah, jadi fokus kita dari kemarin itu untuk buat nyediain tempat istirahatnya, kalau misalkan sudah beres kita mulai jalur hukumnya seperti apa, ya kita benar benar kecewa dari perusahaan, dari keluarga pelaku, belum ada yang datang, belum ada memberikan bela sungkawa, seperti gimana sih perasaannya misalkan ditinggal oleh tulang punggung keluarga,” ucap Aris.

    Sementara itu, paman korban, Suhendi juga meminta proses hukum dijalankan seadil-adilnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    “Kalau bisa sih memang tetap hukum harus berjalan, berlaku juga, pasalnya kasian dari anaknya juga, dari keluarga juga, tanpa dia bagaimana nantinya, kalau saya sih hukum berjalan, saya maunya sih seperti itu, kalau saya pribadi sih, nyawa dibalas nyawa, kalau saya pridabi maunya saya sih begitu, cuma kan kita ada hukum ya minimal setimpal lah dengan keadaan seperti itu,” ujar Suhendi.

    Diberitakan sebelumnya, nasib seorang satpam rumah mewah berakhir tragis. Satpam tersebut tewas diduga dibunuh anak majikan.

    Peristiwa tersebut terjadi di pinggir Jalan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat (17/1/2025).

    Satpam bernama Septian (37) tersebut meninggal dunia dengan luka di bagian dada dan kepala.

    Terduga pelaku pembunuhan satpan tersebut adalah Abraham Michael, anak pemilik rumah tempat Septian bekerja.

    Peristiwa berdarah tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 WIB pagi.*

    Penulis: M RIZAL JALALUDIN

    dan

    Keluarga Satpam yang Dibunuh Anak Bos di Bogor Butuh Bantuan Hukum, Ingin Pelaku Dihukum Setimpal

     

  • Imlek di Masjid Cheng Hoo Surabaya, Ribuan Warga Mendapatkan Angpao dan Bingkisan

    Imlek di Masjid Cheng Hoo Surabaya, Ribuan Warga Mendapatkan Angpao dan Bingkisan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nur Ika Anisa

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Surabaya Friendship Club, Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia dan gabungan pengusaha membagikan angpao maupun bingkisan imlek.

    Kegiatan sosial dalam rangka merayakan Tahun Baru Imlek 2025 ini digelar di halaman Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya, Sabtu (18/1/2025). 

    Terlihat ribuan warga Tionghoa berkumpul dan berbaris rapi sembari menunggu giliran penerimaan angpao.

    Mereka rata-rata para lanjut usia. Beberapa harus datang menggunakan kursi roda dan didampingi keluarga.

    “Ini bagus sekali, mudah-mudahan terus dilakukan di Cheng Hoo. Terimakasih kepada semua panitia,” ungkap penerima angpao Sugeng Indarto.

    Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) H.A. Nurawi menyebut, kegiatan sosial ini melibatkan sebanyak 1.600 warga Tionghoa.

    Ia pun mengapresiasi keterlibatan banyak pihak seperti yayasan, perkumpulan, donatur, perorangan maupun pengusaha di Surabaya.

    “Kita memberikan angpao sebesar Rp500 ribu dan ada penambahan asuransi untuk kesehatan dan kematian,” ungkapnya ditemui di Masjid Muhammad Cheng Hoo,  Sabtu (18/1/2025).

    Tidak hanya berupa bingkisan dan angpao, kegiatan ini juga bekerjasama dengan rumah sakit terkait katarak dan kesehatan medis.

    Selain itu juga dengan Rumah Duka Adi Jasa terkait bantuan tempat persemayaman dan penguburan gratis. 

    “Kami memfasilitasinya, dengan surat keterangan RT/RW dan paguyuban mayarakat Tionghoa Surabaya atau Yayasan Muhammad Cheng Hoo,” ungkap Awi.

    Ia menyebut, acara yang setiap tahun digelar ini selalu mendatangkan antusias dari para warga Tionghoa di Surabaya.

    Tak hanya saat Imlek, rencananya, Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia juga akan menggelar kegiatan sosial di bulan Ramadhan nanti.

    “Setiap tahun ini, dan nanti Ramadhan kami memberikan pembagian sembako sebanyak 10 ribu orang. Dengan ini semoga bisa memberikan kesehatan bagi mereka semua.

    Tidak ada lihat agama suku semua sama,” ucapnya.

    Sementara Ketua Surabaya Friendship Club (SFC) Dendy Sean Thongiratama menyebut, kegiatan ini bagian dari mendorong pembauran. Tidak membedakan ras, suku-bangsa maupun agama.

    Setiap penerima angpao adalah mereka yang melalui pendataan dari kartu tanda penduduk warga Tionghoa di Surabaya atau keturunannya.

    “Kita tidak menamakan China Indonesia tetapi bangsa Indonesia yang guyub, harapan Imlek semua pengusaha diberi rejeki dan punya banyak teman, guyub untuk Surabaya,” ungkap Dendy.

    Anggota dari Yayasan Surabaya Peduli Bangsa itu juga menyebut tidak menutup kemungkinan kolaborasi sosial ini akan kembali terjalin.

    Ia berharap akan ada kegiatan-kegiatan serupa yang diperuntukan bagi masyarakat.

    “Mudah-mudahan kerjasama bareng lagi di Bulan Maret, Ramadhan, kami juga ingin memberikan kepada yatim piatu yang mana mereka adalah para anak bangsa. Di sini tidak ada (membedakan) agama, tetapi persatuan Indonesia,” ungkapnya

  • Ayah Panik Bakar Putrinya, Dituduh Nyolong Rp 100.000, Niat Cuma Menakuti Malah Kebablasan

    Ayah Panik Bakar Putrinya, Dituduh Nyolong Rp 100.000, Niat Cuma Menakuti Malah Kebablasan

    TRIBUNJATIM.COM – Remaja putri berinisial AR (16) dibakar ayahnya sendiri bernama Alimun Jaya (36).

    Peristiwa itu terjadi di Desa Prabumenang, Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan.

    Sang ayah ternyata tak sengaja membakar putrinya sendiri saat sedang emosi.

    Insiden nahas itu terjadi pada Jumat (17/1/2025) sekira pukul 06.30 WIB.

    Kejadian bermula ketika Alimun mendengar dari ibunya, Maryanti, uang sebesar Rp100.000 miliknya hilang.

    Alimun pun menuduh AR sebagai pelaku pencurian.

    Meskipun AR membantah tuduhan tersebut, Alimun semakin marah dan sempat memukulnya.

    Saat AR keluar dari rumah, Alimun yang masih dalam keadaan emosi melihat botol berisi minyak Pertalite.

    Tanpa berpikir panjang, ia melemparkan botol tersebut ke arah AR, sehingga minyak tumpah mengenai tubuh korban.

    Setelah itu, Alimun mendekati AR dengan membawa korek api untuk menakut-nakuti dan memaksanya mengakui pencurian.

    Namun, percikan api dari korek api menyambar tubuh AR yang sudah terkena minyak, menyebabkan api membesar dan melukai bagian belakang wajah serta tangan korban.

    Melihat kejadian tersebut, Alimun panik dan berusaha memadamkan api dengan melepas baju AR.

    Meskipun api berhasil dipadamkan, AR mengalami luka bakar yang cukup parah dan harus dilarikan ke RSUD Baturaja untuk perawatan medis.

    Alimun juga menderita luka bakar di kedua tangannya.

    Kepala Desa Prabumenang, Parlenawati SE, mengkonfirmasi bahwa pelaku dan korban adalah ayah dan anak serta warga desa setempat.

    Ia menjelaskan bahwa insiden ini dipicu oleh masalah kehilangan uang yang menimbulkan rasa kesal pada pelaku.

    Kapolres Muara Enim, AKBP Jhoni Eka Putra, melalui Kasi Humas, AKP RTM Situmorang, menjelaskan, pelaku kesal dan emosional kepada korban yang tidak mau mengaku telah mencuri uang neneknya.

    Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), pihak kepolisian membawa korban ke RSUD Baturaja untuk mendapatkan perawatan, serta mengamankan tersangka dan barang bukti untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Kita sudah melakukan pengecekan dan olah TKP, membawa korban ke RSUD Baturaja untuk mendapat perawatan medis dan mengamankan Tersangka dan barang bukti serta memeriksa saksi-saksi untuk pemeriksaan lebih lanjut,” katanya.

    Sementara itu, aksi pembakaran lainnya juga pernah terjadi di Boyolali, Jawa Tengah.

    Seorang santri Ponpes di Boyolali, Jawa Tengah mengalami luka bakar yang parah.

    Santri itu berinisial SS (16).

    Ternyata santri itu menjadi korban pembakaran seorang tamu yang berprofesi sebagai guru.

    Sebagaimana diketahui, tubuh santri asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu dibakar oleh tamu, Muhammad Galang Setiya Dharma (21), pada Senin (16/12/2024) malam.

    Direktur RSUD Simo, Ratmi Pungkasari mengatakan, korban masih menjalani perawatan intensif. 

    “Kondisi stabil. Pasien mengalami luka bakar 38 persen di wajah kanan sampai leher kanan, punggung tangan kiri, sama kaki kanan-kiri mulai paha sampai punggung kaki,” jelasnya, dilansir Tribun Solo, Rabu (18/12/2024).

    Saat ini korban masih menjalani perawatan. Selain itu, kepolisian masih terus berkomunikasi dengan RSUD Simo.

    Pelaku Sudah Diamankan

    Diberitakan sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Joko Purwadi, mengatakan pelaku telah diamankan.

    Pelaku adalah teman korban yang datang ke ponpes sebagai tamu.

    “Kejadiannya di salah satu kamar tamu. Tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB,” paparnya, Selasa (17/12/2024).

    Ia menjelaskan pelaku sengaja mendatangi pondok untuk bertemu dengan korban dan telah merencanakan aksinya.

    “Pekerjaan sehari-hari adalah guru. Untuk alamat Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal,” ungkapnya.

    Akibat perbuatannya, pelaku dapat dijerat pasal 187 dan dua KUHP.

    “Dan atau penganiayaan berencana, pasal 353 kedua KUHP serta karena korban usia anak kami terapkan juga pasal 80 ayat 2 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.”

    “Di mana ancaman hukuman maksimal pada pasal ini ada 15 tahun penjara,” terangnya.

    Akibat perbuatannya, pelaku dapat dijerat pasal 187 dan dua KUHP.

    “Dan atau penganiayaan berencana, pasal 353 kedua KUHP serta karena korban usia anak kami terapkan juga pasal 80 ayat 2 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.”

    “Di mana ancaman hukuman maksimal pada pasal ini ada 15 tahun penjara,” tandasnya.

    Sementara itu, Pimpinan Ponpes Darusy Sahadah, Qosdi Ridwanullah berujar, aksi pembakaran dilakukan karena pelaku emosi mendengar handphone adiknya dicuri.

    Pelaku kemudian mengajak korban ke sebuah ruangan tertutup dan disiram bahan bakar minyak (BBM).

    Proses interogasi yang dilakukan pelaku tanpa sepegetahuan pengurus ponpes.

    “Jadi kemarin malam itu ada tamu yang merupakan kakak salah satu santri. Tamu tersebut kemudian menuduh korban yang mencuri telpon genggam milik adiknya,” ucapnya.

    Terungkap sosok yang bakar santri Ponpes di Simo Boyolali

    Pekerjaan sehari-hari pelaku pun terkuak.

    Kasus pembakaran orang hidup-hidup kembali terjadi di Boyolali.

    Setelah kakek dibakar ponakannya sendiri di Desa Bantengan, Kecamatan Karanggede, kali ini seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) yang dibakar.

    Saini Saputra (16) salah satu santri di Ponpes Darusy Syahadah Putra di Desa Kedung Lengkong, Kecamatan Simo dibakar oleh seorang pengunjung, Senin (16/12/2024) malam.

    Santri itu dibakar oleh Muhammad Galang Setiya Dharma (21) kakak dari salah satu santri ponpes tersebut.

    Akibat pembakaran itu, korban mengalami luka bakar hingga 38 persen.

    Korban mengalami luka bakar pada bagian wajah, leher dan kedua kakinya.

    “Kejadiannya di salah satu kamar tamu. Tadi malam sekira pukul 23.00 WIB,” kata Kasat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Joko Purwadi.

    Kasat menyebut santri tersebut berasal dari Sumbawa.

    Korban nyantri di ponpes tersebut baru sejak Juli 2024.

    Tersangka kasus pembakaran ini telah diamankan polisi.

    Muhammad Galang Setiya Dharma (21) saat ini telah diamankan dan masih diperiksa polisi.

    “Pekerjaan sehari-hari ada guru. Untuk alamat kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal,” kata Joko.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dikenakan pasal 187 ke satu dan dua KUHP.

    “Dan atau penganiayaan berencana, pasal 353 kedua KUHP serta karena korban usia anak kami terapkan juga pasal 80 ayat 2 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak. Dimana ancaman hukuman maksimal pada pasal ini ada 15 tahun penjara,” pungkasnya.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Gaji 200 Ribu, Guru Supandi Tetap Semangat Jalan 12 Km ke Sekolah Tiap Hari, Berangkat Subuh

    Gaji 200 Ribu, Guru Supandi Tetap Semangat Jalan 12 Km ke Sekolah Tiap Hari, Berangkat Subuh

    TRIBUNJATIM.COM – Sosok Supandi menjadi sorotan belakangan ini. 

    Guru honorer asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ini berjalan kaki 12 kilometer dari rumah ke sekolah. 

    Kendati demikian, dia tetap semangat mengajar setiap hari. 

    Mirisnya, gaji yang didapatkannya dari mengajar hanya Rp200 ribu per bulan. 

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Menurut narasi yang beredar, guru honorer Supandi itu hanya menerima gaji Rp 200 ribu per bulannya.

    Meski begitu, Supandi tetap memilih mengajar dengan sukarela.

    Seperti pepatah mengatakan, “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”. Persis seperti yang dialami Supandi.

    Tak ayal, kini sosok Supandi atau Pak Empan ini dikenal sebagai sosok inspiratif bagi pelajar dan masyarakat sekitarnya.

    Belakangan kisah pilu Supandi itu viral, seperti dibagikan akun Instagram @sukabumitoday dan @kitabuku.id, dikutip Tribunjabar.id, Sabtu (18/1/2025).

    Dalam unggahan tersebut menceritakan kisah perjuangan Supandi demi mengajar para muridnya.

    Sehari-hari pria yang akrab disapa Pak Empan itu bekerja sebagai guru honorer.

    Namun, untuk mengajar ia harus menempuh perjalanan belasan kilometer.

    Langkahnya untuk menebar ilmu penuh perjuangan dengan kerelaannya berjalan kaki sejauh 12 kilometer setiap harinya.

    Diketahui Supandi tinggal di Kampung Ciguha, Desa Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    Ia mengajar di sebuah MTs bernama Thoriqul Hidayah.

    Momen Supandi jalan kaki 11 kilometer dari rumahnya ke sekolah itu dibagikan dalam video tersebut.

    Pak Supandi bersiap setelah subuh untuk menuju ke sekolah.

    Ia mengenakan kemeja putih, celana panjang dan jaket hitam.

    Supandi juga menggendong sebuah tas ransel di punggungnya.

    Saat tiba di sekolah, rasa lelah Supandi setelah menempuh perjalanan bak terobati saat disambut para muridnya di kelas.

    Satu per satu muridnya menyalaminya saat tiba di sekolah.

    Dalam video yang beredar itu juga Supandi mengurai kisah perjuangannya tersebut.

    Supandi mengaku untuk pergi mengajar ia memang sering dibantu warga sekitar untuk bisa sampai ke skeolah menggunakan kendaraan.

    Ia pun berterima kasih kepada para warga dan pengendara yang membantunya.

    Namun ternyata bantuan warga itu pun tidak menentu setiap hari diterimanya.

    Jika tak ada bantuan warga, ia tetap berjalan kaki sendirian menuju sekolah demi mengajar.

    “Bapak jalan? berapa kilo?” tanya warga.

    “Jalan, dari Bojongopang 3 km, dari bojongopang ke bojongtipar 8 km,” ujar Supandi alias Pak Empan.

    “Kalau udah kenal mah, orang mah kasihan lihat saya jalan kaki,” sambungnya.

    Meski penuh perjuangan, Supandi tetap tegar menjalani profesinya tersebut.

    Bagi Supandi, menjadi guru adalah panggilan hati, bukan semata-mata pekerjaan.

    Diketahui Supandi sudah mengajar sejak tahun 2011 silam.

    Ini artinya ia sudah mengabdikan dirinya sebagai guru selama 14 tahun.

    Meski begitu, ternyata hingga kini ia masih berstatus sebagai guru honorer.

    Bahkan gaji yang diterima Supandi cukup miris.

    Ia mengaku menerima gaji tak sampai Rp 200 ribu per bulannya.

    “Rata-rata per bulan dapat Rp192 ribu. Kalau honorer kan setidaknya, saya bukan cari final seperti itu kan, cuma untuk menyumbangkan yang saya bisa,” ungkapnya.

    Terkait pendapatannya sebagai guru honorer tersebut, Supandi tak punya banyak pilihan, selain bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT.

    “Itu rezeki dari Allah. Saya selalu memberikan prinsip kepada anak, kalau punya ilmu dikembangkan. Jangan dulu mencari finansial, tapi pengalaman. Rezeki itu ada dari mana saja. Contoh saya dari 2011 sampai sekarang, kalau yang mengaturnya Tuhan, ada saja. Kadang berkebun di sawah, peninggalan orang tua (jika libur),” paparnya.

    Supandi sendiri tidak menutup diri jika ada bantuan yang dapat mempermudah dirinya dalam perjalanan ke sekolah, supaya tidak terlalu lama karena berjalan kaki.

    Dikutip dari TirbunBogor, diketahui, Supandi guru honorer ini hanyalah lulusan STM di tahun 1993.

    Lantaran cuma lulusan sekolah menengah, karena itulah Supandi tidak bisa mendaftar menjadi guru PPPK atau PPG.

    Kendati demikian, Supandi punya kemampuan yang mumpuni dalam mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah.

    Kini, kisah pilu Supandi atau Pak Empan guru honorer di Sukabumi yang digaji kurang dari Rp 200 ribu per bulan hingga harus jalan kaki 11 kilometer itu viral dan menyita perhatian publik.

    Tak sedikit warganet yang prihatin dan miris dengan perjuangan guru honorer tersebut.

    
Sejumlah warganet pun mendoakan guru honorer tersebut agar mendapatkan rezeki melimpah.

    Berikut beragam komentar warganet.

    “Sehat, lancar dan dmudahkan segala urusan mu pak,”

    “Saya malu pada diri saya, hormat Pak Empan,”

    “Ini pahlawan sesungguhnya ,”

    “Mohon ijin bpk negara kami tercinta mohon dibantu,”

    “Sing neras damang bapak, berkah dunia akhirat aamiin,” tulis beragam komentar warganet.

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Daftar Ucapan Imlek dalam Bahasa Mandarin, Lengkap Terjemahan, Penuh Harapan di Tahun Naga Kayu

    Daftar Ucapan Imlek dalam Bahasa Mandarin, Lengkap Terjemahan, Penuh Harapan di Tahun Naga Kayu

    TRIBUNJATIM.COM – Imlek yang akan dirayakan pada 29 Januari 2025 sebentar lagi akan tiba! 

    Tahun 2025 ini akan memasuki tahun naga kayu. 

    Tahun baru, harapan baru tentu muncul. 

    Artikel ini menyajikan ucapan Imlek 2025 dalam bahasa Mandarin. 

    Lebih lanjut, simak di bawah ini, lengkap terjemahan bahasa Indonesia. 

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    ucapan Imlek 2025 dalam bahasa Mandarin, lengkap arti

    Berikut 25 ucapan Bahasa Mandarin mengandung doa yang baik untuk dikirimkan kepada teman, saudara dan bos atau atasan:

    1. Gong xi fa cai, Selamat tahun baru

    2. Xinnian kuailei, Selamat Tahun Baru

    3. Wansh ruyi, Semoga segala sesuatunya berjalan lancar

    4. Shenti jiankang, Semoga sehat selalu

    5. Longma jingshen, Semangat yang menggebu-gebu

    6. Sheng sheng pingan, Kesejahteraan selalu

    7. Wàn shì rú yì, semoga tahun baru ini menjadi momentum untuk memenuhi keinginan dan harapanmu

    8. Xīn nián kuài lè, semoga mendapatkan kemakmuran, dan kegembiraan di Tahun Ular Kayu

    9. Guò nián hǎo, semoga selalu dilimpahkan nikmat kesehatan dan kemakmuran bagi Anda dan sekeluarga

    10. Zhù nǐ xīn nián kuài lè, semoga Tahun Ular Kayu menjadi momentum menyenangkan dan banyak petualangan

    11. Zhù nǐ xīn nián jiàn kāng, semoga Tuhan memberimu kesehatan di sepanjang tahun

    12. Zhù nǐ xīn nián kuài lè xìng fú, semoga kebahagiaan senantiasa menyertaimu

    13. Selamat Tahun Baru Imlek, hé jiā xìng fú, semoga kebahagiaan selalu menyelimutimu dan keluarga

    14. Zhù nǐ xīn nián wàn shì rú yì, semoga terkejar harapan, cita-cita, dan mimpimu di Tahun Ular Kayu

    15. Wàn shì rú yì, rangkullah energi pembaharuan karena Tahun Baru Imlek menandai babak baru dalam pertumbuhan, kekuatan, dan ketangguhan

    16. Xīn nián kuài lè, Selamat Tahun Baru Imlek! Semoga perayaannya mengantarkan tahun yang penuh kebahagiaan, kemakmuran, dan keberuntungan.

    17. Jí xīng gāo zhào, semoga diberi kelancaran bisnis dan diberi kelimpahan nikmat di Tahun Baru

    18. Nián nián yǒu yú, semoga Tahun Baru Imlek ini menjadi kesempatan kita untuk terus bertumbuh dan maju

    19. Fú shòu shuāng quán. Selamat Tahun Baru Imlek, semoga diberi kelimpahan nikmat kesehatan dan umur yang panjang

    20. Chūn jié kuài lè, cerah atau hujan, semoga Tahun Baru Imlek menjadi momentum yang menyenangkan bagi kita

    21. Selamat Tahun Baru Imlek. Semoga perayaan ini menjadi lentera untuk menerangi jalan kita

    22. Nián nián yǒu yú, semoga di tahun ini membawa panen melimpah, kekayaan besar, kehormatan besar, keberuntungan sesuai keinginan, dan keharmonisan

    23. Selamat Tahun Baru Imlek! Semoga tahun Ular Kayu menyenangkan dan penuh petualangan.

    24. Wàn shì rú yì: Semoga tahun baru ini membawa sukacita dan kesuksesan yang luar biasa ke dalam hidup Anda

    25. Salam Tahun Baru Imlek! Semoga selalu mendapat sorot keberhasilan demi mewujudkan cita-cita dan harapan.

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Motif Pria Magelang Sandera 5 Orang di Masjid, Salat Jumat Sampai Dipindahkan, ‘Pelaku Marah’

    Motif Pria Magelang Sandera 5 Orang di Masjid, Salat Jumat Sampai Dipindahkan, ‘Pelaku Marah’

    TRIBUNJATIM.COM – Pria di Magelang, Jawa Tengah, melakukan perbuatan nekat yang menggemparkan satu kampung. 

    Dia diketahui menyandera lima orang di masjid.

    Tak ayal, berkat aksinya itu, salat jumat yang seharusnya dilaksanakan di sana terpaksa dipindah ke tempat aman. 

    Lantas, seperti apa kronologi penyanderaan ini? 

    Apa motif pelaku dan bagaimana kondisi korban?

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Seorang pria berinisial SD (45) menyandera anggota keluarganya di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2025). 

    SD diketahui menawan lima anggota keluarganya, yakni adik kandungnya, istrinya yang sedang hamil, dua anaknya, dan satu keponakannya. 

    Kejadian ini bermula sekitar pukul 10.00 WIB saat pelaku membawa senjata tajam ke serambi masjid.

    Dari video yang beredar, SD terlihat merangkul seorang perempuan dewasa di lehernya sambil menggenggam senjata tajam di tangan kanannya. 

    Sementara itu, sandera lainnya tampak duduk di atas tikar di serambi masjid. 

    “Pelaksanaan penyanderaan itu dimulai dari jam 10.00 sampai jam 13.30,”

    “Itu dilakukan oleh seseorang yang saat ini kami masih minta keterangannya,” ujar Kasat Reskrim Polresta Magelang, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Jumat (17/1/2025).

    SD meminta agar adiknya yang lain, berinisial S, dihadirkan ke lokasi.

    Pelaku melontarkan ancaman pembunuhan jika tuntutannya tidak dipenuhi.

    “Pelaku merangkul leher adik kandungnya sambil menodongkan katana,”

    “Dia meminta adiknya yang lain, berinisial S, untuk hadir di masjid,” kata Rozi.

    Polresta Magelang segera melakukan upaya negosiasi dengan melibatkan sejumlah pejabat, termasuk Kasat Intel, Kasat Samapta, Kanit Pidum, serta beberapa personel dari Polsek dan Polresta Magelang. 

    Setelah adiknya dan kepala desa hadir, pelaku akhirnya melucuti senjata tajam yang dibawanya dan mengikuti proses negosiasi di dalam masjid.

    “Senjata tajamnya sempat dilemparkan ke arah petugas, kemudian pelaku masuk ke masjid untuk musyawarah,” tambah Rozi.

    Proses negosiasi berjalan intensif selama sekitar 20 menit setelah kepala desa tiba di lokasi.

    SD akhirnya menyerah tanpa perlawanan, dan aksi penyanderaan berakhir damai sekitar pukul 13.30 WIB. 

    Polisi berhasil mengamankan lima bilah senjata tajam yang dibawa pelaku, termasuk golok, parang, dan katana.

    Kepala Dusun Gowok, Zaenal Arifin, yang turut membantu mediasi, menjelaskan bahwa insiden ini dipicu oleh konflik internal keluarga.

    “Pelaku marah kepada adiknya dan mengancam akan membunuh.

    “Kami berusaha menenangkan situasi hingga semuanya selesai,” ujar Zaenal.

    Insiden ini sempat mengganggu pelaksanaan Salat Jumat di Masjid Al Barokah. 

    Warga dan aparat memutuskan untuk mengalihkan salat ke musala di sekitar lokasi demi menjaga keselamatan jamaah.

    “Karena peristiwa itu, yang bersangkutan kami bawa ke Polresta Magelang untuk diambil keterangan.

    “Saat ini yang bersangkutan masih kita periksa. Kemudian, untuk tindak lanjutnya akan kami informasikan lebih lanjut,” pungkas Rozi.

    Polisi kini sedang mendalami motif dan latar belakang insiden penyanderaan ini.

     Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. 

    Di sisi lain, seorang suami menyandera anaknya sendiri selama 16 jam.

    Sang anak masih berusia 1 tahun 2 bulan.

    Terjadi di Sulawesi Selatan, pelaku bernama Sandi (25).

    Pelaku pun sempat menggantung anaknya dengan tali dan mengancam akan membunuh anaknya yang masih balita dengan sebilah parang.

    Itu terungkap setelah pelaku mengirimkan video kekerasan yang dilakukannya kepada istrinya.

    “Pelaku mengancam membunuh anaknya, kemudian divideokan dikirim ke istrinya. Dari sana kami dapat laporannya,” kata Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza Pahlawan, dikutip dari Tribun Timur, Selasa (6/8/2024), via Tribun Bengkulu.

    Andi Reza mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara pelaku melakukan hal tersebut dikarenakan merasa jengkel dengan istrinya setelah memutuskan untuk pisah ranjang.

    “Kalau hasil pemeriksaan sementara dia (pelaku) melakukan itu karena jengkel pisah ranjang dengan istrinya,” ungkapnya.

    Pelaku melakukan penyanderaan mulai pukul 19.00 Wita, Minggu (4/8) hingga 10.00 Wita, Senin (5/8).

    “Selama 16 jam yah dia (pelaku) ini menyandera anaknya. Mulai jam 7 malam sampai 10 pagi tadi,” ungkap Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza.

    Andi Reza mengutarakan, selama penyanderaan itu, pihaknya terus melakukan negosiasi kepada pelaku agar melepaskan korban.

    Seorang ayah sandera anak kandung selama 16 jam dipicu karena pisah ranjang dengan istri. (via Tribun Bengkulu)

    Namun pelaku bersikeras tidak mau melepaskan anaknya itu.

    “Semalaman kami di sana, melakukan negosiasi kepada pelaku. Tapi pelaku juga bersikeras, baru tadi sekitar jam 10 kami bisa amankan pelaku dan menyelamatkan anaknya,” ujarnya.

    Pelaku saat ini sudah diamankan di Mapolres Pinrang, belum diketahui motif pelaku melakukan penyanderaan tersebut.

    Sementara korban saat ini menjalani perawatan intensif di rumah sakit dikarenakan mengalami dehidrasi setelah disandera 16 jam.

    “Kami masih melakukan pemeriksaan pelaku, sudah diamankan. Kalau korban di rumah sakit kurang vitamin dan susu setelah disandera 16 jam,” tandas Andi Reza. 

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Aksi Penyelundupan Ponsel dalam Roti Dipergokli Petugas Lapas Banyuwangi, Sanksi Berat bagi si Napi

    Aksi Penyelundupan Ponsel dalam Roti Dipergokli Petugas Lapas Banyuwangi, Sanksi Berat bagi si Napi

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

    TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Seorang penjenguk narapidana di Lapas Kelas IIA Banyuwangi berinisial B nekad menyelundupkan telepon genggam.

    Modusnya, B menyelundupkan handphone di dalam roti pada Sabtu (8/1/2025).

    B rencananya akan menyerahkan handphone itu kepada narapidana kasus narkotika berinisial AL. Akan tetapi, upaya penyelundupan digagalkan petugas Lapas.

    Kepala Lapas Banyuwangi, Agus Wahono menyebut, penyelundupan ponsel itu dilakukan oleh saudara kandung narapidana.

    “AL sendiri merupakan saudara kandung dari B,” kata dia.

    Ia menjelaskan, handphone ditemukan saat petugas pada pos pengawasan dan pemeriksaan (wasrik) melakukan pemeriksaan terhadap barang yang dibawa oleh B. 

    “Awalnya tidak ada hal yang mencurigakan, namun ketika petugas membelah roti yang dibawa oleh B terdapat barang yang mengganjal, petugas lantas merobek roti tersebut dan terdapat handphone di dalamnya,” ujarnya. 

    Agus menjelaskan, atas temuan tersebut petugas mengamankan B dan memanggil napi AL untuk diinterogasi dan dimintai keterangan. 

    “Keduanya tak bisa mengelak dan mengakui bahwa B akan menyelundupkan handphone tersebut kepada AL yang tidak lain adalah saudaranya,” ungkapnya

    Menurutnya, tindakan yang dilakukan petugas pada pos wasrik itu sudah sesuai dengan SOP, yakni memeriksa setiap barang maupun makanan yang akan masuk ke dalam Lapas.

    Hal itu guna meminimalisir masuknya barang terlarang kedalam Lapas yang dapat menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban (kamtib). 

    “Dalam beberapa kesempatan sering kami himbau agar petugas selalu waspada dan teliti terhadap barang yang akan masuk ke dalam Lapas, para warga binaan pun selalu kami wanti-wanti untuk tidak mencoba memasukkan barang terlarang,” imbuhnya. 

    Tindakan itu, lanjut Agus, juga sebagai langkah untuk mewujudkan Lapas Banyuwangi yang bebas dari peredaran handphone, pungli dan narkoba. 

    “Kami akan menindak tegas bagi siapapun yang terbukti melanggar setiap aturan yang ada,” tegasnya. 

    Kini, AL diberi sanksi dengan ditempatkan pada staft sel dan akan dicabut hak-haknya selama beberapa waktu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

    “Untuk B selaku pengirim barang akan kami berikan sanksi larangan untuk melakukan kunjungan ke Lapas, baik untuk sekedar menitipkan barang dan makanan maupun melakukan kunjungan tatap muka,” pungkasnya.

  • Kronologi Pembunuhan Lansia di Karangasem Bali, Ilham Ketagihan Judi dan Sakit Hati Dimarahi – Halaman all

    Kronologi Pembunuhan Lansia di Karangasem Bali, Ilham Ketagihan Judi dan Sakit Hati Dimarahi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ilham (31), pelaku pembunuhan Ni Nyoman Sukra (84) asal Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali ditangkap di Banjarnegara, Jawa Tengah.

    Penangkapan ini dilakukan oleh Tim Resmob Tohlangkir Sat Reskrim Polres Karangasem bersama Polsek Kubu, Kamis (16/1/2025).

    Kapolres Karangasem, AKBP Nengah Sadiarta, menjelaskan, pelaku ditangkap setelah polisi berhasil melacak keberadaannya melalui keterangan teman-temannya.

    “Kita dalami keterangan saksi, kami cari teman-temannya Ilham dan pelaku kami tangkap di rumah temannya di Banjarnegara, Jawa Tengah. Tentu juga atas bantuan kepolisian di wilayah tersebut,” ungkap Sadiarta, Jumat (17/1/2025).

    Kronologi Pembunuhan

    Dari pengakuan Ilham, ia awalnya berniat mencuri perhiasan emas dan handphone milik Sukra pada Jumat (3/1/2025) sekira pukul 23.30 Wita.

    Namun, ketika aksinya diketahui oleh Sukra, Ilham dalam keadaan panik langsung membunuh korban dengan cara mendekap wajahnya menggunakan bantal.

    Sukra yang sudah renta tak kuasa melawan hingga kehabisan napas.

    Selain itu, Ilham mengaku merasa sakit hati karena sering dimarahi oleh Sukra.

    Ia merupakan pegawai di usaha ayam potong yang dikelola oleh anak korban.

    “Dari keterangannya, pelaku juga merasa sakit hati karena korban (Ni Nyoman Sukra) sering memarahinya. Pelaku merupakan pegawai usaha ayam potong, yang dikelola oleh anak korban,” jelas Sadiarta.

    Setelah membunuh Sukra, Ilham melarikan diri dengan membawa perhiasan emas senilai Rp15 juta dan menjualnya di Pasar Kubu.

    Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk berjudi slot.

    Ilham diketahui telah ketagihan judi slot selama setahun terakhir.

    Meskipun ia mendapatkan gaji di atas Upah Minimum Kabupaten (UMK) Karangasem, kecanduan judi membuatnya kekurangan uang hingga terpaksa mencuri dan membunuh orang tua majikannya.

    “Pelaku kami sangkakan Pasal 338 KUHP, dengan ancaman 15 tahun penjara,” ungkap Sadiarta.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Dana Zakat untuk Danai Makan Bergizi Gratis, Akademisi Jember Sebut Tidak Sesuai Peruntukan

    Dana Zakat untuk Danai Makan Bergizi Gratis, Akademisi Jember Sebut Tidak Sesuai Peruntukan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

    TRIBUNJATIM.COM, JEMBER– Guru Besar Universitas Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Shiddiq (KHAS) Jember, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisuddin S.Ag, S.H., M.Fil.I., CLA turut mengomentari wacana dana zahat untuk biayai program makan bergizi gratis anak sekolah.

    Dosen Fakultas Syariah Kampus Negeri ini mengatakan, wacana pemerintah mengunakan dana zakat untuk biayai makan bergizi gratis sangat kurang tepat. Karena penerima sedekah jenis ini sangat spesifik.

    “Karena sasaran penerima zakat dengan makan bergizi gratis itu berbeda. Kalau makan bergizi gratis itu semua anak sekolah, termasuk yang di pesantren, ” ujarnya, Sabtu (18/1/2025).

    Sementara sasaran penerima zakat itu sudah Kata dia, hanya ada delapan golongan yang berhak mendapatkannya. Meliputi fakir, miskin, mualaf, musafir, budak dan sabilillah. 

    “Kemudian amil atau orang yang bekerja di zakat. Kalau tidak diberikan terhadap delapan golongan ini zakatnya tidak sah,” ucap Prof Haris.

    Prof Haris mengatakan, kalau pemerintah menyalurkan dana zakat diluar itu. Hal tersebut akan membuat pemberi sedekah ini, amalnya sia-sia.

    “Kan kasihan orangnya, akadnya zakat tetapi disalurkan kepada yang tidak berhak. Tentunya itu tidak sah, ya harus diulang lagi zakatnya,” ulasnya.

    Dia mengatakan, yang memungkinkan dapat digunakan pemerintah untuk biaya makan bergizi gratis adalah dana infaq. Sebab sedekah jenis ini lebih lues penggunaanya.

    “Infaq itu boleh dikumpulkan lalu digunakan untuk program tersebut. Tetapi memang, tergantung akad dari yang sedekah, kalau pemberi sedekah inginnya uangnya digunakan untuk hal tertentu, ya tidak boleh dialihkan,” ulas Prof Haris

  • Penjual Singkong Nelangsa Uang Rp1 Juta Ditukar Beras, Ngaku Tak Bisa Bohong: Dia Kasihan Sama Saya

    Penjual Singkong Nelangsa Uang Rp1 Juta Ditukar Beras, Ngaku Tak Bisa Bohong: Dia Kasihan Sama Saya

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah kisah Mail, penjual singkong berusia 80 tahun.

    Saat berjualan, Mail beberapa kali terkena musibah.

    Di antaranya, uang Rp 1 juta penjual singkong itu pernah ditukar beras oleh orang yang ngaku kasihan padanya.

    Mail mengaku tak bisa berbohong.

    Diketahui, Mail tiap harinya berjalan menyusuri jalanan Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

    Kakek Mail berjualan puluhan kilogram singkong mentah, ia membawanya dengan gerobak pasir. 

    Namun saat berjualan ia tidak berteriak menawarkan dagangannya.

    Saat berbicara pun dia sudah terbata-bata.

    Meski begitu, di jalan yang telah puluhan tahun dia susuri iu, warga sudah tahu kesehariannya dan anak menghampirinya saat tertarik membeli dagangan yang dia bawa.

    “Saya setiap hari bawa 60-70 kilogram, ambil dari orang,” kata Mail, dikutip dari Kompas.com.

    Dari 60 kilogram itu, Mail mulai berangkat berdagang pukul 6 pagi menyusuri jalan kecil hingga besar di Kecamatan Kalipuro hingga Kelurahan Pengantingan, Kecamatan Banyuwangi.

    Dua kecamatan ini masih cukup berdekatan. Namun sangat jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. 

    “Kalau habis saya pulang, setiap hari selalu habis,” ujarnya dengan yakin.  

    Apabila singkong-singkong yang dijual Rp 4.000 perkilogram itu terjual habis, dari 60 kilogram penjualan, dia akan menerima upah Rp 65.000 sementara jika terjual 70 kilogram, dia akan memperoleh Rp 75.000. 

    “Uangnya buat makan sehari-hari, saya tinggal berdua sama istri. 6 anak sudah ke luar kota semua,” tuturnya. 

    Apabila tidak musim singkong, Mail akan berdagang jenis sayuran atau buah lainnya seperti terong, pisang, hingga nangka, tergantung musim.

    “Jual apa saja, untuk makan sehari-hari,” ujarnya. 

    Puluhan tahun hidup menyusuri jalan yang ia sendiri bahkan tidak ingat mulai kapan, bukan hal yang mudah baginya.

    Namun dalam ingatannya masih jelas betul bagaimana dia dua kali menjadi korban penipuan.

    “Pertama dulu pas saya jualan, ada orang datang menghampiri bilang kasihan sama saya karena sudah tua masih jualan,” kata Mail memulai ceritanya. 

    Penipu itu pun menawari membonceng Mail menggunakan motor untuk diajak ke rumah Mail dan mendapatkan sambutan yang baik dari istrinya yang membuatkan teh untuk pria tersebut.

    Setelah lama berbincang, pria itu mengatakan bahwa ia akan memberikan bantuan beras secara cuma-cuma dan akan memberikan bantuan-bantuan lainnya karena terkesan dengan kegigigan Mail.

    Namun, pria itu juga menanyakan Mail memiliki tabungan atau tidak.

    “Waktu itu dia tanya saya punya tabungan berapa, saya jawab Rp 1 juta karena saya tidak bisa bohong. Saya perlihatkan uangnya,” urai Mail.  

    Uang sudah di meja, Mail dijanjikan bisa mendapatkan lebih banyak uang di masa depan apabila menuruti kata orang tersebut.

    Tapi bukannya untung, dia malah diperdaya.  

    Mail menerima sekantong beras, namun uang hasil jerih payahnya yang dia kumpulkan bertahun-tahun raib dibawa penipu.  

    Kisah sedih Mail belum berhenti, kepolosannya masih dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab, seperti yang baru saja terjadi sekitar 8 bulan lalu.  

    “Saya saat di Jalan Argopuro, ada orang dekati saya katanya kehabisan bensin. Tanya bawa uang berapa,” kata Mail.  

    Baru berangkat berdagang pukul 6 pagi, dia dengan jujur mengatakan bahwa di kantongnya ada yang Rp 167.000. 

    Dan seorang pria yang dikiranya warga sekitar tersebut, meminjam uang Rp 100.000.  

    “Sudah saya beri. Awalnya jalan pelan-pelan seperti betul kehabisan bensin, agak jauh langsung ngebut,” tuturnya.  

    Belum sadar telah ditipu, dia menunggu pria tersebut kembali dari pukul 6 hingga 10 pagi, dia kemudian memutuskan untuk lanjut berdagang meski dengan perasaan yang amat sedih.  

    Ke depan, Mail hanya berharap dapat bekerja dengan tenang dan tak lagi bertemu orang jahat yang ingin mengambil keuntungan darinya.  

    “Semoga tidak lagi ketemu orang-orang jahat. Saya ini jualan keliling kok masih dijahati,” tandasnya. 

    Sebelumnya juga viral seorang penjual cilung nangis dibayar pakai uang palsu Rp 50 ribu.

    Apalagi ia telanjur memberi kembalian Rp 45 ribu.

    Penjual cilung di Kabupaten Bandung Barat itu bernama Pak Didin.

    Kisahnya dibagikan akun Instagram @sayaphati, Senin (28/10/2024).

    Dalam video yang diunggah @sayaphati, memperlihatkan Pak Didin memperlihatkan uang palsu yang didapatnya.

    Dengan wajah lesu, Pak Didin hanya bisa menunduk dan pasrah.

    Dalam keterangan, kabar Pak Didin mendapat musibah diduga ditipu pembeli tersebut dari RW setempat.

    Sehari-hari Pak Didin mencari nafkah dengan berjualan cilung.

    Untuk menjajakan dagangannya, Pak Didin mendorong gerobak hingga berjalan berlasan kilometer.

    Dari penjualan cilung tersebut sehari Pak Didin hanya mendapat keuntungan 20 ribu.

    Nahas, di tengah perjuangan mencari nafkah tersebut Pak Didin malah ditipu pembeli.

    Peristiwa itu terjadi pada suatu sore, Pak Didin hendak berjalan pulang berjualan.

    Lalu, ada perempuan berboncengan memanggilnya untuk membeli.

    Karena adonannya masih tersisa, Pak Didin pun melayani pembeli tersebut.

    Dalam keterangan disebutkan pembeli jajan cilung Rp 5 ribu, melansir dari TribunJabar.

    Namun, uang yang diberikan pembeli tersebut Rp 50 ribu sehingga Pak Didin memberikan kembalian Rp 45 ribu.

    Saat transaksi tersebut, Pak Didin tak menaruh curiga, lantas langsung pulang.

    Hingga akhirnya ia baru sadar keesokan harinya saat ia belanja di warung untuk membuat adonan cilung.

    Saat belanja, betapa syoknya Pak Didin karena menurut penjaga warung uang yang dibawanya itu uang palsu.

    “Pas subuh abah belanja ke warung buat beli aci telor dll. Ternyata kata orang warung itu uang palsu,” ungkap narasi pengunggah.

    Sontak hal itu membuat Pak Didin kaget.

    Namun, ia mencoba hendak membelanjakan uang tersebut ke pasar dan warung lain untuk memastikan kembali.

    Namun, lagi-lagi orang di pasar dan warung lain pun menyebut hal serupa.

    Saat itu Pak Didin pun menangis sampai jatuh sakit 3 hari.

    Diketahui uang Rp 50 ribu tersebut jadi modal dagangan Pak Didin.

    Namun karena musibah tersebut, uang Pak Didin untuk modal dagangnya raib karena ditukar uang palsu.

    Sementara Pak Didin harus melanjutkan usahanya demi mencari nafkah.

    Diketahui Pak Didin tidak memiliki anak, namun ia harus menafkahi istrinya di rumah.

    Pak Didin hanya tinggal berdua dengan istrinya.

    Selain berjuang mencari nafkah, Pak Didin juga bertahan hidup dengan penyakit di kakinya.

    Di usianya yang sudah menuai, dengan kaki bengkak, ia berjalan tertatih untuk mencari nafkah mendorong gerobak berjualan cilung.

    Kini, video kisah pilu Pak Didin pedagang cilung di Kabupaten Bandung Barat ini viral dan menyita perhatian warganet.

    Tak sedikit warganet yang merasa iba atas musibah dan nasib pilu yang dialami Pak Didin.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com