Author: Tribunnews.com

  • Jadwal Keberangkatan Kereta Api dari Stasiun Pasar Senen Berdasarkan Gapeka 2025 – Halaman all

    Jadwal Keberangkatan Kereta Api dari Stasiun Pasar Senen Berdasarkan Gapeka 2025 – Halaman all

    Simak inilah jadwal keberangkatan Kereta Api (KA) dari Stasiun Pasar Senen berdasarkan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025.

    Tayang: Rabu, 22 Januari 2025 17:29 WIB

    handout

    Kereta api di kawasan Yogyakarta dan Solo – Jadwal keberangkatan Kereta Api (KA) dari Stasiun Pasar Senen berdasarkan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025. 

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut adalah jadwal keberangkatan Kereta Api (KA) dari Stasiun Pasar Senen berdasarkan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025.

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengingatkan pelanggan untuk memperhatikan jadwal keberangkatan kereta api baru yang akan diberlakukan mulai 1 Februari 2025 seiring dengan diberlakukannya Gapeka 2025.

    Penyesuaian ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan, efisiensi, dan kenyamanan perjalanan kereta api.
     
    “Stasiun Pasar Senen tercatat sebagai salah satu stasiun tersibuk, seperti selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 kemarin, dari 19 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025. Dalam periode tersebut, sebanyak 280.019 penumpang berangkat dari stasiun ini,” ungkap Vice President Public Relations KAI Anne Purba.
     
    Anne menambahkan, sebagai stasiun tersibuk yang melayani perjalanan kereta api cukup tinggi, pelanggan kereta api diharapkan memperhatikan jadwal baru Stasiun Pasar Senen pada pemberlakuan Gapeka 2025. 

    “Pelanggan yang memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut dapat menghubungi Contact Center KAI melalui telepon 121 atau media sosial resmi @KAI121. Melalui pemberlakuan Gapeka 2025, diharapkan perjalanan kereta api menjadi lebih cepat, efisien, dan tepat waktu, sehingga semakin mendukung kebutuhan mobilitas masyarakat di berbagai daerah,” tutup Anne.

    Melansir Siaran Pers KAI, berikut adalah jadwal keberangkatan kereta api dari Stasiun Pasar Senen berdasarkan Gapeka 2025:

    KA Fajar Utama Solo (KA 74) relasi Pasarsenen – Solo Balapan Berangkat 05:40 WIB Datang 13:22 WIB.
    KA Sawunggalih (KA 114) relasi Pasarsenen – Kutoarjo Berangkat 06:30 WIB Datang 12:50 WIB.
    KA Tawang Jaya Premium (KA 178) relasi Pasarsenen – Semarang Tawang Bank Jateng Berangkat 06:45 WIB Datang 12:53 WIB.
    KA Fajar Utama YK (KA 110) relasi Pasarsenen – Yogyakarta Berangkat 07:35 WIB Datang 15:10 WIB.
    KA Gajahwong (KA 106) relasi Pasarsenen – Lempuyangan Berangkat 07:55 WIB Datang 15:50 WIB.
    KA Dharmawangsa Ekspres (KA 166) relasi Pasarsenen – Surabaya Pasarturi Berangkat 08:10 WIB Datang 19:38 WIB.
    KA Bengawan (KA 282) relasi Pasarsenen – Purwosari Berangkat 08:55 WIB Datang 18:05 WIB.
    KA Airlangga (KA 272) relasi Pasarsenen – Surabaya Pasarturi Berangkat 09:15 WIB Datang 21:53 WIB.
    KA Serayu (KA 284) relasi Pasarsenen – Purwokerto Berangkat 09:30 WIB Datang 20:35 WIB.
    KA Tegal Bahari (KA 204) relasi Pasarsenen – Tegal Berangkat 10:40 WIB Datang 15:05 WIB.
    KA Gaya Baru Malam Selatan (KA 90) relasi Pasarsenen – Surabaya Gubeng Berangkat 11:10 WIB Datang 23:35 WIB.
    KA Matarmaja (KA 270) relasi Pasarsenen – Malang Berangkat 11:25 WIB Datang 02:17 WIB.
    KA Jaka Tingkir (KA 256) relasi Pasarsenen – Solo Balapan Berangkat 11:50 WIB Datang 20:00 WIB.
    KA Blambangan Ekspres (KA 146) relasi Pasarsenen – Ketapang Berangkat 12:10 WIB Datang 04:40 WIB.
    KA Bangunkarta (KA 162) relasi Pasarsenen – Jombang Berangkat 12:25 WIB Datang 23:50 WIB.
    KA Sawunggalih (KA 112) relasi Pasarsenen – Kutoarjo Berangkat 13:15 WIB Datang 19:15 WIB.
    KA Menoreh (KA 176) relasi Pasarsenen – Semarang Tawang Bank Jateng Berangkat 13:35 WIB Datang 19:22 WIB.
    KA Brantas (KA 152) relasi Pasarsenen – Blitar Berangkat 14:10 WIB Datang 03:15 WIB.
    KA Kertajaya (KA 254) relasi Pasarsenen – Surabaya Pasarturi Berangkat 14:30 WIB Datang 01:25 WIB.
    KA Jayakarta (KA 252) relasi Pasarsenen – Surabaya Gubeng Berangkat 17:10 WIB Datang 06:00 WIB.
    KA Cikuray (KA 300) relasi Pasarsenen – Garut Berangkat 17:20 WIB Datang 22:52 WIB.
    KA Majapahit (KA 246) relasi Pasarsenen – Malang Berangkat 17:40 WIB Datang 06:28 WIB.
    KA Bogowonto (KA 104) relasi Pasarsenen – Lempuyangan Berangkat 18:10 WIB Datang 01:47 WIB.
    KA Tawang Jaya (KA 260) relasi Pasarsenen – Semarang Poncol Berangkat 18:25 WIB Datang 00:20 WIB.
    KA Senja Utama YK (KA 108) relasi Pasarsenen – Yogyakarta Berangkat 19:00 WIB Datang 02:00 WIB.
    KA Serayu (KA 288) relasi Pasarsenen – Purwokerto Berangkat 19:25 WIB Datang 06:00 WIB.
    KA Sawunggalih (KA 116) relasi Pasarsenen – Kutoarjo Berangkat 20:10 WIB Datang 02:13 WIB.
    KA Madiun Jaya (KA 144) relasi Pasarsenen – Madiun Berangkat 21:10 WIB Datang 06:05 WIB.
    KA Gumarang (KA 164) relasi Pasarsenen – Surabaya Pasarturi Berangkat 21:30 WIB Datang 07:58 WIB.
    KA Mataram (KA 76) relasi Pasarsenen – Solo Balapan Berangkat 21:40 WIB Datang 05:30 WIB.
    KA Singasari (KA 150) relasi Pasarsenen – Blitar Berangkat 21:55 WIB Datang 11:30 WIB.
    KA Jayabaya (KA 92) relasi Pasarsenen – Malang Berangkat 22:15 WIB Datang 10:45 WIB.
    KA Progo (KA 258) relasi Pasarsenen – Lempuyangan Berangkat 23:20 WIB Datang 06:40 WIB.
    KA Tawang Jaya Premium (KA 180) relasi Pasarsenen – Semarang Tawang Bank Jateng Berangkat 23:50 WIB Datang 05:40 WIB.

    (Tribunnews.com/Latifah)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’4′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Komisi D DPRD Kota Semarang Dukung Optimalisasi Pendidikan Anak Usia Dini

    Komisi D DPRD Kota Semarang Dukung Optimalisasi Pendidikan Anak Usia Dini

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Komisi D DPRD Kota Semarang mendorong optimalisasi peran Pos PAUD sebagai pondasi penting dalam pendidikan anak usia dini.

    Implementasi dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak menekankan pentingnya pendidikan yang bermuatan moral dan nilai karakter untuk menciptakan anak yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.

    Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Siti Roika menyatakan, Pos PAUD merupakan wadah strategis untuk mengembangkan potensi anak sejak dini. 

    “Melalui penguatan kurikulum berbasis potensi lokal, peningkatan kompetensi pendidik, serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, kami yakin Pos PAUD dapat menjadi wadah strategis untuk mengembangkan potensi anak sejak dini,” ujar Ika, sapaannya, Rabu (22/1/2025).

    Menurutnya, usia dini dianggap sebagai masa emas yang memerlukan pembekalan, baik untuk pertumbuhan maupun untuk perkembangan anak. 

    Oleh karena itu, Komisi D Kota Semarang turut mendorong kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk memastikan seluruh anak di Kota Semarang mendapatkan akses pendidikan berkualitas, baik formal maupun nonformal khususnya bagi anak usia dini.

    “Anak-anak usia dini, terutama yang masih balita, berhak mendapatkan pendidikan yang berfokus pada pembentukkan karakter,” tambah Ika.

    Hal ini, lanjut dia, sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Karakter, yang menegaskan pentingnya perhatian terhadap perkembangan karakter anak usia dini.

    Komitmen Komisi D untuk memperjuangkan anggaran dan kebijakan yang mendukung pengembangan Pos PAUD bertujuan menciptakan generasi penerus yang cerdas, kreatif, berdaya saing tinggi, dan memiliki karakter kokoh.

    Dengan langkah ini, diharapkan Pos PAUD dapat terus menjadi ujung tombak pendidikan anak usia dini di Kota Semarang.

    “Kami di Komisi D akan terus berupaya memperjuangkan anggaran dan kebijakan yang mendukung pengembangan Pos PAUD,” tegas Ika. 

    Dia berharap, dengan dukungan yang diberikan Komisi D DPRD Kota Semarang nantinya akan akan mampu menciptakan generasi penerus yang cerdas, kreatif, berdaya saing tinggi, dan berkarakter kebangsaan yang kokoh. (eyf)

  • Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara Sepakat Usulkan Peninjauan Ulang UMSK Ke Pj Bupati Jepara.

    Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara Sepakat Usulkan Peninjauan Ulang UMSK Ke Pj Bupati Jepara.

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Dewan pengupahan Kabupaten Jepara sepakat mengajukan peninjauan ulang terkait Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) 2025 ke Pemerintah Provinsi Jepara melalui Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta.

    Diketahui bahwa hari ini, Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara melaksanakan rapat untuk membahas pengusulan peninjauan ulang UMSK yang akan diajukan ke Pj Bupati Jepara nantinya akan dikirim ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025).

    Dari hasil rapat tersebut, Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara menyepakati untuk sektor satu menjadi 1,5 persen ditambah UMK 6,5 persen total menjadi 8 persen, sektor dua menjadi 1 persen ditambah UMK 6,5 total 7,5 persen, sedangkan sektor tiga 0,5 persen ditambah UMK 6,5 persen menjadi 7 persen.

    Padahal UMSK yang telah ditetapkan oleh Pj Gubernur Jawa Tengah, yaitu 13 persen dari UMK Jepara Tahun 2025 untuk sektor 1, 10 persen untuk sektor 2, dan 7 persen untuk sektor 3. 

    Ketua Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara, Edy Sujatmiko mengatakan pihaknya melakukan rapat usulan peninjauan ulang untuk besaran UMSK tahun 2025.

    Dia menjelaskan bahwa dewan pengupahan ini atas kesepakatan dari berbagai pihak, mulai dari akademisi dan pengusaha.

    “Tadi pagi kami melaksanakan rapat dewan pengupahan, itu tidak berdiri sendiri ada beberapa sudah di rencakan sebelumnya,” kata Edy Sujatmiko yang juga selaku Sekda Kabupaten Jepara.

    Dari hasil rapat tersebut kata dia, Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara sepakat mengajukan usulan peninjauan ulang besaran UMSK.

    “Pada akhirnya harus dilakukan rapat dewan pengupahan, kami siapkan. Alhamdhulilah kami sepakat untuk mengusulkan saran ke PJ bupati,” ucapnya.

    Edy menjelaskan bahwa pihaknya harus melakukan rapat usulan peninjauan ulang UMSK  2025 ini, lantaran adanya banyak protes dari para pengusaha tergabung Apindo dan Investor asing maupun pekerja yang tidak tergabung dalam serikat pekerja.

    “Setelah adanya pasca penetapan, dari 12-8 Januari, maka timbul lah beberapa surat dari Apindo atas keberatan tingginya UMSK.Setelah itu diikuti dari surat investor cina dan korea,” ungkapnya.

    Sebelum melakukan rapat hari ini, Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara pun sudah melakukan kanjian dampak UMSK 2025 jika diberlakukan.

    Dari kajian tersebut, pihaknya juga sempat berkomunikasi kembali dengan Apindo, investor maupun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah untuk memberikan kajian dampak UMSK 2025.

    Ketika memaparkan hal itu, Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara mendapatkan dampak UMSK 2025 yang lebih parah.

    “Kami mencoba komunikasi kembali dengan para pengusaha, justru kajian yang telah sempat disampaikan kajian tersebut lebih tinggi lagi. 32 perusahan tersebut paling tidak mengkerjakan 87 ribu orang, diprediksikan 7 ribu orang putus kontrak atau PKWT sampai 25 ribu sehingga total 30 persen,” jelasnya.

    Edy menegaskan bahwa kenaikan UMSK yang baru diusulkan untuk peninjauan ulang sesuai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) hanya menyasar untuk usaha besar bukan UMKM.

    “KBLI sama khusus usaha disektor yang besar, tidak menyisir UMKM.Kami bukan membela pengusaha, tapi keberlanjutnya ekonomi masyarakat Jepara,” ungkapnya.

    Senada dengan hal itu, Wakil Ketua Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara, Mayadina Rohmi Musfiroh mengatakan bahwa  keputusan ini memang harus diambil oleh Pemkab Jepara 

    ‘Jadi sepertinya keputusan di Pemkab hari ini adalah keputusan yang berat tapi harus diambil,” ucap mayadina.

    Menurutnya keputusan ini sudah berdasarkan dari hasil kajian, survei, dan data maupun masukan dari berbagai pihak yang telah didapatkan.

    “Kami sudah mempertimbangkan berbagai aspek, jadi kajian data insyaAllah kami mengambil keputusan sudah berbasi bukti, survei sudah dilakukan dan pertemuan langsung sudah dilakukan, surat yang masuk.InsyaAllah segala sisi sudah kami kaji, dari aspek rasionalitas, ilmiah, tapi memperhatikan fakta yang berkembang,” ungkapnya.

    Meskipun kata dia, keputusan ini cukup disayangkan oleh serikat pekerja, namun pihaknya ingin mempertahankan ekosistem perekonomian di Kabupaten Jepara.

    “Kami dengan berat hati sebetulnya, kami memahami perjuangan buruh mereka ingin nasib yang baik tapi kami berpikir keberlanjutan ekosistem usaha yang ada di Kabupaten Jepara,” tuturnya.

    Di sisi lain, Ketua Apindo Kabupaten Jepara, Syamsul Anwar menyambut baik adanya usulan peninjauan ulang besaran UMSK 2025.

    “Pada prinsip Apindo sangat mengapresiasi langkah ini.Dimana kami melihat pemerintah, betul memperhatikan keberlangsungan investasi di Kabupaten Jepara,”  kata Syamsul.

    Menurutnya kajian dampak UMSK 2025 yang dilakukan oleh Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara memang benar adanya.

    “Jadi resikonya kajiannya itu real, semenjak SK keluar kami bertemu dengan pengusaha yang paling berdampak tidak terhitung.Dampak keberlangsungan perekonomian di Kabupaten Jepara,” ungkapnya.

    Ia pun berterimakasih atas upaya yang telah dilakukan oleh Dewan Pengupahan Kabupaten Jepara.

    Dia ingin usulan peninjauan besaran UMSK 2025 ini benar bisa terealisasi.

    “Kami terimakasih nasib pengusaha di kabupaten Jepara bisa diperhatikan, kami berharap ini menjadi kenyataan sehingga para pengusaha maupun investor sekala besar maupun menengah bisa berinvestasi mengembangkan di Kabupaten Jepara,” pesannya. (Ito)

  • Video Detik-detik Mencekam Longsor Menimpa Rumah Carik di Petungkriyono Pekalongan

    Video Detik-detik Mencekam Longsor Menimpa Rumah Carik di Petungkriyono Pekalongan

    TRIBUNJATENG.COM,KAJEN – Berikut ini video Detik-detik Mencekam Longsor Menimpa Rumah Carik di Petungkriyono Pekalongan

    Seorang warga, Suyitno (70) menceritakan detik-detik terjadinya insiden bencana longsor dan banjir yang terjadi di Dukuh Nglilin, Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Senin (20/1/2025) malam.

    Suyitno bahkan menunjukkan lokasi rumah carik atau sekretaris desa yang menjadi rata akibat terbawa longsor.

    “Iya ini rumahnya pak carik. Itu di atasnya rumahnya pendeta, terbawa longsor,” katanya, Rabu (22/1/2025).

    Menurut Suyitno, saat terjadi longsor banyak suara teriakan di area rumah yang terkena longsor. 

    Warga desa yang mendengar suara itu langsung keluar dan membawa senter karena listri padam.

    Awalnya warga desa mengira ada orang yang terjatuh.

    Saat warga melihat, rumah pada roboh dan jalan tidak bisa untuk lewat.

    “Di bawah pada teriak, tolong, tolong. Rumahnya Pak Kodir yang di atas sudah tidak kelihatan, jadi kaya perbukitan,” ungkapnya. 

    Suyitno mengatakan, rumah yang terkena longsor di antaranya rumah sekretaris desa Sularso dan rumah pendeta Wahidi.

    “Pak pendeta itu ada dua orang, Pak Wahidi dan istrinya Ibu Ning. Lalu rumahnya pak carik, Pak Sularso, istri dan anaknya,” jelasnya.

    Sementara itu, Relawan Muhammadiyah Banjarnegara, Jaka Prasetyo mengatakan, rumah carik atau sekretaris desa yang terdampak lokasi dekat jalan. 

    Tetapi saat terjadi longsor terbawa lemparan longsor hingga jarak 500 meter.

    “Lemparan jarak longsor sekira 500 meter ke bawah,” katanya. (fba)

  • Pratama Gilang Cahya, Mahasiswa Unsoed, Masuk Timnas Handball untuk SEAHAF 2025

    Pratama Gilang Cahya, Mahasiswa Unsoed, Masuk Timnas Handball untuk SEAHAF 2025

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Pratama Gilang Cahya Ramadhan, mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Angkatan 2021 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), berhasil lolos seleksi nasional (seleknas) untuk bergabung dengan Tim Nasional Bola Tangan Indonesia.

    Ia akan berlaga di Kejuaraan Federasi Handball Asia Tenggara (SEAHAF) 2025 yang berlangsung di Thailand, 2-12 Februari 2025.

    Seleksi yang digelar oleh Pengurus Besar Asosiasi Bola Tangan Indonesia (PB APTI) di GOR UNJ, 13-15 Desember 2024, diikuti oleh atlet-atlet dari berbagai provinsi yang sebelumnya tampil di PON Aceh-Sumut 2024.

    “Saya bangga bisa mewakili Indonesia di tingkat internasional. Seleksi ini sangat ketat, dan saya memaksimalkan kesempatan untuk membuktikan diri sebagai wakil Banyumas dan Jawa Tengah,” ujar Gilang.

    Gilang, yang mulai menggeluti olahraga handball sejak 2018 saat bersekolah di SMA Negeri 3 Purwokerto, terus mempersiapkan diri dengan latihan intensif bersama tim handball Banyumas untuk meningkatkan kemampuan dan mempersiapkan fisiknya jelang pemusatan latihan nasional (TC) di Jakarta.

    Prestasi Gilang di dunia handball mencakup Juara 3 IHF 2018 di Tangerang, Juara 1 Dulongmas Bola Tangan 2021 di Kebumen, Semifinalis PON Papua 2021, dan Juara 3 PON Aceh-Sumut 2024.

    Rektor Unsoed, Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, mengapresiasi pencapaian Gilang, seraya berharap keberhasilannya menginspirasi mahasiswa lain untuk mengembangkan potensi akademik dan non-akademik.

    “Semoga Gilang menjadi teladan dalam hal komitmen, kedisiplinan, dan semangat memberikan yang terbaik,” ujar Rektor.

    Ketua ABTI Banyumas, Wikan Agung Winasis, juga memberikan apresiasi atas lolosnya Gilang ke tingkat internasional, seraya menegaskan pentingnya sinergi antara KONI dan Unsoed dalam mencetak atlet berprestasi.

    “Ini adalah bukti bahwa pembinaan di tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional telah menghasilkan atlet potensial yang mampu tampil di tingkat dunia,” ujar Wikan.

    Gilang berharap dapat memberikan yang terbaik bagi tim nasional handball Indonesia di SEAHAF 2025, sekaligus membawa pulang medali untuk Tanah Air.

  • Transaksi Parkir Elektronik di Kota Semarang Jadi Sorotan, Dianggap Belum Optimal, Ini Penyebabnya

    Transaksi Parkir Elektronik di Kota Semarang Jadi Sorotan, Dianggap Belum Optimal, Ini Penyebabnya

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Dishub Kota Semarang memberikan penyuluhan kepada juru parkir (jukir), Rabu (22/1/2025).

    Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan transaksi parkir elektronik yang selama ini dinilai belum optimal. 

    Kabid Parkir Dishub Kota Semarang, Gama Ekawira menyampaikan, penerapan parkir elektronik sedang mendapat sorotan dari berbagai pihak lantaran belum optimal.

    Belum optimalnya penerapan parkir elektronik pun karena masih ada juru parkir dan pengguna menggunakan transaksi tunai.

    “Kami coba beri penyuluhan agar bisa memperdalam regulasi, khususnya bagi juru parkir terkait penerapan parkir elektronik,” papar Gama Ekawira. 

    Dengan penyulugan ini, pihaknya berharap meningkatkan kemampuan juru parkir, sehingga akan berdampak pada penerapan parkir elektronik yang lebih optimal.

    Dari sisi pendapatan realtime, menurutnya, sudah ada peningkatan meskipun jumlahnya tidak terlalu besar.

    Dishub sudah memiliki 450 titik parkir elektronik.

    Pada 2025, Dishub Kota Semarang akan menambah 250 sampai 300 titik.

    Sementara, jumlah juru parkir resmi ada sekira 950 orang.

    “Tahun kemarin dari target Rp25 miliar, realisasinya baru 30 persen.”

    “Ada peningkatan sebelum diterapkan parkir elektronik,” ungkapnya.

    Gama menambahkan, Dishub Kota Semarang berupaya mendukung program pemerintah terkait meningkatkan pembayaran non tunai.

    Namun, kendala yang dihadapi di lapangan, sumber daya manusia atau juru parkir yang belum bisa optimal menggunakan aplikasi.

    Selain itu, masih banyak pengguna parkir yang dianggap belum siap menggunakan transaksi nontunai.

    “Kami coba optimalisasikan sistem dan aplikasi, karena untuk membayar nontunai juga butuh waktu daripada cash.”

    “Tapi, di sisi lain, masih banyak masyarakat yang lebih suka membayar tunai,” jelaznya

    Dia mencontohkan, penerapan wajib membayar nontunai di Jalan Depok dan Thamrin, pendapatan di pekan pertama setelah penerapan turun, tapi secara transaksi elektronik mengalami peningkatan.

    “Ini artinya, masyarakat atau pengguna parkir yang tidak punya non tunai memilih tidak parkir di ruas jalan ini,” ucapnya. (*)

  • Ratusan Pedagang Pasar Ajibarang Banyumas, Tuntut Transparansi Terkait Rencana Pembangunan

    Ratusan Pedagang Pasar Ajibarang Banyumas, Tuntut Transparansi Terkait Rencana Pembangunan

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Ratusan pedagang Pasar Ajibarang yang tergabung dalam Paguyuban Ajimas mengadu ke anggota DPRD Kabupaten Banyumas untuk penundaan eksekusi bangunan, Rabu (22/1/2025). 

    Mereka mengadu dan merasa pengembangan gedung pasar dirasa merugikan para pedagang. 

    Apalagi rencana tersebut dilakukan tanpa ada sosialisasi terhadap para pedagang. 

    Padahal, beberapa tahun belakang, para pedagang hanya meminta direvitalisasi sarana dan prasarana pendukungnya saja.

    Minimnya informasi dan sosialisasi disinyalir diduga ada unsur politik didalamnya. 

    Pada pertemuan tersebut terungkap, penandatangan kesepakatan dengan pihak ketiga sebagai pengembang, dilakukan sehari sebelum masa jabatan Bupati Hesein habis pada 23 September 2023. 

    Ketua Paguyuban Ajimas, Tofan Aji, mengatakan adanya informasi atau sosialisasi, itu terkait mulainya eksekusi. 

    Bukan sosialisasi rencana akan ada pembangunan pengembangan pasar. 

    Sehingga tidak heran hal ini menjadikan kekhawatiran pedagang.

    “Sosialisasi yang dilakukan itu untuk pelaksanaan eksekusi, sosialisasi perencanaan tidak ada, kami tidak tahu,” ujarnya. 

    Point yang sangat dituntut oleh para pedagang mendatangi DPRD adalah soal penindakan eksekusi. 

    Rencananya eksekusi bangunan, akan dilakukan mulai, Kamis (23/1/2025).

    “Besok ditunda, tapi kita pantau saja. 

    Yang jelas tadi disebutkan ketua dewan dan Dinas, mereka dari pihak ketiga tidak akan melakukan sebelum ada kesepakatan,” ucapnya. 

    Pihaknya menyampaikan pengembangan bangunan pasar dinilai belum menjadi hal penting dilakukan. 

    Namun melihat kondisi fisik saat ini dan pengelolaan yang ada, sangat perlu dilakukan revitalisasi, baik bangunan sarpras dan pengelolaan.

    “Pasar Ajibarang yang dulunya merupakan pasar induk, semestinya bisa dikembalikan.

    Sekarang seperti pasar eceran, sehingga kalau akan ada pembangunan perluasan ini terus kami masih belum sepakat karena itu mutlak tidak bermanfaat untuk pedagang,” terangnya. 

    Ia menekankan pentingnya transparansi dan keterlibatan semua pihak dalam perencanaan pembangunan, termasuk pedagang. 

    Pedagang meminta pemerintah dapat mengembalikan kembali pasar dalam kondisi semula secara layak.

    “Kami minta pasar kami seperti semula, dari bangunannya hingga pengaturannya seperti semula. 

    Sebabnya, kalau dulu pasar induk, sekarang menjadi pasar eceran,” tegasnya. 

    Sementara itu Pendamping pedagang, Rohadi, mengungkapkan hingga saat ini keluhan para pedagang belum difasilitasi secara memadai oleh pemerintah daerah maupun pihak pengembang.

    “Kami berharap suara kami bisa didengar melalui para wakil rakyat. 

    Kondisi Pasar Ajibarang saat ini sangat sepi, tidak seperti dulu yang bahkan lebih ramai dibanding Pasar Wage,” katanya kepada Tribunjateng.com.

    Ia menegaskan pedagang tidak anti terhadap pembangunan. 

    Namun, mereka berharap proses pembangunan dilakukan melalui dialog dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak.

    Pihaknya tidak pernah menyetujui pengosongan kios tanpa ganti rugi yang layak. 

    Menurutnya banyak pedagang yang sudah puluhan tahun bergantung pada pasar ini menghidupi keluarga mereka. 

    Pembangunan seharusnya memperhatikan kesejahteraan pedagang, bukan hanya menguntungkan pihak pengembang.

    Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Subagyo, serta didampingi anggota komisi III yang membidangi hadir menemui massa.

    Ada pula Sekretaris Dinas Perdagangan, Gatot Eko Purwadi. 

    Subagyo menyampaikan bahwa kondisi seperti ini adalah dampak dari tidak ada sosialisasi dari awal. 

    Padahal, para pedagang sudah beberapa kali meminta ada perbaikan fasilitas sarana dan prasaran pasar. 

    Namun, tiba-tiba ada informasi akan dilakukan eksekusi pembangunan.

    Ia berharap perluasan pasar Ajibarang yang untuk grosir itu adalah tidak sampai berdampak kepada para pedagang dan masyarakat. 

    “Menurut saya itu kurang sosialisasi dari awal. 

    Misalnya, perencanaan, pihak siapa yang membangun, untuk apa dibangun,” katanya. 

    Sekretaris Dinperindag Banyumas, Gatot, menambahkan eksekusi yang rencananya dilakukan Kamis (23/01/2025) dipastikan akan ditunda. 

    DPRD juga berencana akan mengelar audiensi kembali bersama para pedagang, serta akan menghadirkan dari pihak terkait.

    DPRD akan duduk bersama menemukan solusi terbaik yang tidak merugikan berbagai pihak. (jti) 

  • Ketua MPC Pemuda Pancasila Blora Dilaporkan Atas Dugaan Ujaran Kebencian

    Ketua MPC Pemuda Pancasila Blora Dilaporkan Atas Dugaan Ujaran Kebencian

    TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Polisi menyebut telah memintai beberapa saksi terkait kasus dugaan ujaran kebencian yang diduga dilakukan oleh Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Blora, Munaji.

    “Untuk yang laporan terkait UU ITE sudah kami tindaklanjuti, ada beberapa yang sudah kami panggil untuk kami mintai klarifikasi,” kata Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, Rabu (22/1/2025).

    Lebih lanjut, AKBP Wawan menyebut saat ini pihaknya juga terus melakukan penanganan terhadap kasus bentrok Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya di Blora beberapa waktu lalu.

    “Tetapi dengan kejadian yang kemarin (bentrok) kami fokus ke yang penanganan kasus bentrokan yang kemarin,” terangnya.

    Diberitakan sebelumnya, Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Blora, Munaji, menyatakan siap mengikuti proses hukum yang ada.

    Sebelumnya, Munaji dilaporkan ke polisi oleh DPD GRIB Jaya Jawa Tengah, atas dugaan ujaran kebencian.

    Meskipun sudah ada kesepakatan damai usai terlibat bentrok, antara Ormas Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya di Blora, diketahui pihak kepolisian tetap melanjutkan laporan dugaan kebencian tersebut.

    Menanggapi hal itu, Munaji akan mengikuti proses hukum yang ada.

    “Ya semuanya kita pasrahkan ke APH (Aparat Penegak Hukum), kita harus tunduk patuh, sama proses hukum yang berjalan,” ujarnya, Kamis (16/1/2025).

    Sebelumnya diberitakan, meskipun sudah ada deklarasi damai Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya di Blora, pihak kepolisian bakal tetap menindaklanjuti laporan dari GRIB Jaya, yang melaporkan Ketua MPC Pemuda Pancasila Blora, Munaji, atas dugaan ujaran kebencian.

    “Laporan adanya dugaan ujaran kebencian, tetap kita lanjutkan. Jadi apa yang dilaporkan GRIB kemarin kami lanjutkan,” kata Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto saat konferensi pers, di Pendopo Kabupaten Blora, Rabu (15/1/2025).

    Sebelumnya diberitakan, DPD GRIB Jaya Jawa Tengah (Jateng) melaporkan Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Blora, Munaji, ke Polres Blora, Selasa (14/1/2025).

    Sebelum melaporkan ke Polres, anggota GRIB Jateng berkumpul di Alun-alun Blora. Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah dengan mengendarai mobil, bus, hingga truk.

    Mereka tampak berkumpul di Alun-alun Blora mulai pukul 13.00 WIB. Setelah itu mereka berbaris rapi layaknya apel. Kemudian setelah itu rombongan GRIB Jateng langsung ke Polres Blora untuk membuat laporan, dengan terlapor Ketua MPC Pemuda Pancasila Blora, Munaji.

    Kabid Hukum DPD GRIB Jateng, Subandi, mengatakan akan menempuh jalur hukum, buntut aksi Pemuda Pancasila yang menggeruduk Markas GRIB Jaya Blora di wilayah Kecamatan Ngawen, Senin (13/1/2025).

    “Terkait kejadian yang ada di Blora, kami selaku divisi hukum, siap mengawal sesuai aturan-aturan yang ada di negara kita. Ini negara hukum, jangan semena-mena dia menang sendiri,” katanya.

    Subandi melaporkan Ketua MPC Pemuda Pancasila Blora, Munaji, dengan Pasal 28 ayat (2) UU ITE Tahun 2024.

    “Jadi kita akan datang ke Polres Blora untuk membuat laporan, dengan Pasal 28 ayat 2 UU ITE tahun 2024. Dengan terlapor, Munaji Ketua MPC PP Blora, terkait ujaran kebencian.”

    “Jadi GRIB di seluruh Jawa Tengah ini, merasa terpukul, merasa sakit hati karena ucapannya yang ada unsur kebencian seperti itu,” terangnya.

    Sementara itu, Humas DPD GRIB Jawa Tengah, Doni Wahyudi, menambahkan bahwa tidak ada konflik antara GRIB dengan Pemuda Pancasila.

    “Kami menyatakan tidak ada konflik di antara kedua ormas ini. Semua kejadian itu murni dilakukan oleh oknum, jadi ini urusannya person,” terangnya.

    Doni mengatakan untuk di tingkat kepengurusan Jawa Tengah, antara GRIB dengan Pemuda Pancasila tidak ada masalah.

    “Belum lama ini kita kumpul, antara Ketua DPD GRIB Jateng, bapak Rois bersama Ketua MPW Pemuda Pancasila Jateng, Mas Bambang Eko, jadi ini tidak ada konflik di antara kedua belah pihak, ini hanya oknum saja,” paparnya

    Sebelumnya diberitakan, Organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila Blora menggeruduk kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya yang berada di wilayah Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Senin (13/1/2025) sore.

    Berdasarkan pantauan Tribunjateng, Ormas PP datang dengan membawa beberapa mobil dan truk. 

    Kedatangan Ormas Pemuda Pancasila itu dalam rangka menolak adanya Ormas GRIB Jaya di Blora.

    Bahkan personel polisi juga tampak berjaga-jaga di area Markas GRIB Jaya, agar tidak terjadi bentrokan antar ormas. Sekaligus agar arus di sekitar lalulintas tidak terganggu.

    Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Blora, Munaji mengatakan pihaknya tidak suka adanya GRIB di Kabupaten Blora.

    “Perlu diingat yang saya sampaikan, bahwa Pemuda Pancasila dan masyarakat tidak suka hadirnya GRIB di Blora. Kalau ada pasti akan berurusan dengan kita,” jelasnya, Senin (13/1/2025).

    Munaji menilai bahwa keberadaan ormas GRIB Jaya masih ilegal. Dia mengatakan bahwa banyak anggota GRIB Jaya meresahkan masyarakat. 

    “Kalau mau kepingen jadi organisasi di Blora, izin legalitas harus dipenuhi dulu. Jangan menjadi preman atau bangsat seperti itu. Itu saya sampaikan. Ini Blora bukan Timur Timur. Kalau menjadi organisasi tolong kepentingan masyarakat diutamakan, jangan kepentingan perut sendiri,” ujarnya.

    Munaji menegaskan bahwa dia menolak adanya GRIB Jaya di Blora. Dia juga mengancam kalau ada GRIB Jaya akan berurusan dengan ormas Pemuda Pancasila.

    “Sekali lagi pesan saya, jangan ada GRIB keluar Blora. Kalau keluar saya sikat, urusan dengan Pemuda Pancasila. Ini Blora mas, tidak sekonyong konyong koder.”

    “Kita juga ucapkan terimakasih kepada jajaran TNI dan Polri, sehingga kegiatan nii bisa kondusif, kita juga tidak akan terjadinya anarkis, tidak akan terjadi di sini. Jangan ada berdirinya grib di Kabupaten Blora ini. Itu yang kita minta,” tambahnya.

    Pihak Pemuda Pancasila mengaku bakal mendatangi Kepolisian Resor (Polres) Blora untuk melaporkan hal tersebut. 

    Lebih lanjut, Munaji juga menduga bahwa Ketua GRIB Jaya Blora menjadi mafia pupuk bersubsidi.

    “Bahwa calon Ketua GRIB menjadi biang kerok pupuk subsidi di Blora. Sarang pupuk subsidi di Kabupaten Blora. Kalau di dalam kita masuki, arak miras banyak di dalam. Biangkerok pupuk subsidi adalah calon Ketua GRIB sendiri. Jangan biarkan preman berkeliaran di Blora,” jelasnya.

    Sementara itu, Ketua DPC GRIB Jaya Blora, Sugiyanto membantah soal legalitas GRIB Jaya. Menurutnya ormas yang ia pimpin di Blora sudah legal.

    “Ya kalau menurut saya pribadi saya nggak tahu kok, jelas legalitas saya juga jelas. Lha mau dibubarkan atas dasar apa? Ini kan sebuah organisasi sudah jelas, ilegal jelas, jelas semuanya. Bahkan kita diakui secara nasional,” jelasnya.

    Sugiyanto menambahkan, ormas dengan ketua umum Herchules ini, Blora sudah ada sekitar 750 anggota. Di Blora ormas GRIB Jaya baru ada sekitar 3 bulan.

    Sugiyanto merasa heran dengan ormas Pemuda Pancasila yang tidak ingin GRIB Jaya berada di Blora. Dia juga tidak terpancing atas kedatangan ormas Pemuda Pancasila.

    “Visi misi dari sana (Pemuda Pancasila) untuk ke sini saya juga tidak tahu. Mau membubarkan dasarnya apa saya juga ndak tahu. Makanya anggota ya cilent cilent aja. Jadi untuk anggota saya sementara tidak akan terpancing itu. Karena itu hanya membuat keributan saja. (Legalitas) Resmi mas semuanya 100 persen sudah ada,” jelasnya.

    Dia juga membantah dianggap sebagai mafia pupuk subsidi. Dia meminta bukti ketika dituduh menjadi mafia pupuk. Dia mengaku hanya berjualan pupuk non-subsidi.

    “Memang saya jual pupuk non-subsidi kok. Memang saya jual pupuk, kan dia gak tahu. Lha apa bisa membuktikan kalau saya itu mafia pupuk, dari mana? Tolong lah ada bukti satupun, memang saya ndak kok,” paparnya.(Iqs)

  • Bupati Kudus Terpilih Samani Intakoris Susun Strategi Pengelolaan Sampah Lebih Modern

    Bupati Kudus Terpilih Samani Intakoris Susun Strategi Pengelolaan Sampah Lebih Modern

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Bupati terpilih Kabupaten Kudus Samani Intakoris menyusun strategi pengelolaan sampah jangka panjang di Kabupaten Kudus.

    Selain sebagai salah satu program yang ditawarkan saat kampanye, hal ini juga sebagai upaya mengelola sampah setelah sebelumnya terdapat protes dari warga dan menutup Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tanjungrejo.

    “Untuk TPA Tanjungrejo kemarin saya sudah datang dan membantu. Didatangkan 6 alat berat. Tapi masyarakat masih belum sinkron. Kami juga memberi masukan ke Pj Bupati agar komunikasi daerah tetangga untuk menerima sampah sementara dari Kudus,” kata Samani.

    Strategi jangka panjang pengelolaan sampah di Kudus, kata Sam’ani, memang harus menggunakan teknologi.

    Salah satunya menggunakan mekanisme teknologi Revuse Derived Fuel (RDF). 

    Skema ini bisa dikerjasamakan dengan pihak swasta yang berkenan untuk mengelola sampah.

    “RDF ini bisa menggunakan lahan yang baru atau lahan lama TPA. Tapi kalau bisa lahan lama di TPA itu karena sampahnya sudah ada dan tinggal dikelola,” kata Sam’ani.

    Sedianya skema ini sudah dirintis sejak lama. Hanya saja belum ada teknologi maupun pendampingannya.

    Untuk itu rencana strategi pengelolaan sampah yang lebih modern ini harapannya bisa segera dilunasi.

    Kemungkinan, kata Sam’ani, baru bisa terealisasi antara tahun 2026 atau 2027.

    “Tahun ini 2025 kami studi dulu sebelum benar-benar diterapkan,” kata dia.

    Menambahkan Ketua DPRD Kudus Masan juga sepakat dengan adanya pengelolaan sampah di Kudus menggunakan sentuhan teknologi.

    Kalau memang harus membuka lahan baru dalam pengolaan sampah, maka ongkosnya lebih mahal.

    Karena dalam satu titik pengelolaan sampah ongkos yang harus dikeluarkan bisa mencapai Rp 25 miliar lebih.

    Sedangkan yang lebih irit bisa memanfaatkan TPA Tanjungrejo kemudian ditambah dengan teknologi kiwari.

    Namun yang menjadi catatan bagi Masan yaitu persoalan pemilahan sampah di kalangan masyarakat. 

    Pasalnya, strategi penanganan sampah menggunakan teknologi tersebut tidak akan berjalan maksimal ketika pemilahan sampah di tingkat masyarakat tidak berjalan.

    “Ini harus mulai disosialisasikan di tingkat RT. Sampah mulai dipilah. Sampah basah dan sampah kering. Atau sampah organik dan anorganik. Segingga pengolahannya ringan,” kata Masan. (*)

  • Pantas Nelayan Kholid Tak Takut Lawan Dalang Pagar Laut Walau Diancam, Menteri Akui Kebenaran Ucapan

    Pantas Nelayan Kholid Tak Takut Lawan Dalang Pagar Laut Walau Diancam, Menteri Akui Kebenaran Ucapan

    TRIBUNJATIM.COM – Nelayan Pulau Cangkir bernama Kholid belakangan menjadi sorotan publik.

    Lantaran sosoknya tak gentar bicara keras tentang dalang pagar laut Tangerang.

    Ia memiliki nyali besar membongkar dalang pagar laut Tangerang.

    Dia bahkan berani menantang karena punya kekuatan bakal mengerahkan warga Banten melawan dalang pagar laut Tangerang.

    Padahal ia juga sudah menerima ancaman dari orang tak dikenal karena lantang melawan.

    Ia tegas melawan pagar laut Tangerang sepanjang 30 kilometer yang menjadi polemik.

    Kholid curiga, pagar laut Tangerang tersebut diperuntukkan untuk dijual lagi.

    “Ini kan ada tanah-tanah kalau dilihat dari atas, ini tambaknya, kemudian dibuat suratnya,” ucap Kholid saat diwawancara TV One.

    “Kalau sudah dibuat suratnya terus dijual, penampungnya siapa?” lanjutnya.

    Terlebih diakui Kholid, ia sudah tahu siapa dalang di balik pagar laut tersebut.

    Kholid mengungkap, dalang pagar laut Tangerang ini menurutnya adalah PIK 2.

    “Masyarakat tahu (pembangunan pagar laut), artinya memang otomatis juga udah pernah ngobrol atas perintah siapa,” kata dia.

    “Kata pekerjanya disuruh PIK 2, proyek PIK 2. Kalau dianggap ini pagar misterius begitu rumitnya, sebenarnya lucu aja saya mah,” ungkap Kholid, Selasa (21/1/2025).

    “Ini yang mengerjakan artinya warga juga, nelayan juga?” tanya presenter, Tiara.

    Sosok nelayan Kholid tegas menolak pagar laut di Tangerang (YouTube/Indonesian Lawyers Club)