Author: Tribunnews.com

  • Rayakan Imlek dengan Mantau Saus XO dan Rendang, Hidangan Fusion Grand Swiss-Belhotel Darmo Surabaya

    Rayakan Imlek dengan Mantau Saus XO dan Rendang, Hidangan Fusion Grand Swiss-Belhotel Darmo Surabaya

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurika Anisa

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Dalam rangka menciptakan pengalaman kuliner yang unik saat perayaan Tahun Baru Imlek, Executive Chef Heri Purwanto dari Grand Swiss-Belhotel Darmo Surabaya memperkenalkan hidangan fusion. 

    Mantau dengan isian daging sapi saus XO dipadukan dengan keju mozzarella dan tobiko, menciptakan perpaduan rasa yang harmonis.

    Selain itu, tersedia juga mantau dengan isian daging sapi rendang autentik khas Indonesia, menawarkan cita rasa tradisional.

    Chef Heri Purwanto menyebut, mantau merupakan sejenis roti tanpa isi yang bentuknya mirip bakpau.

    Makanan khas Tiongkok ini telah mengalami proses akulturasi.

    “Saus yang kami pakai ada aroma ebinya, dan teri. Jadi XO sausnya lebih beda,” ujarnya saat ditemui di Swiss-Belhotel Darmo Surabaya, Selasa (22/1/2025).

    Saus XO dikenal sebagai saus penyedap masakan untuk masakan ala Hongkong.

    Saat membuat mantau XO saus, Chef Heri menjelaskan, daging ditumis terlebih dahulu kemudian diberi bumbu saus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai dan teri.

    “Bawang merah, bawang putih kita cuci terlebih dahulu untuk menghilangkan lengir, digoreng dan diblender, baru dimasak semua digoreng pakai minyak,” ungkapnya.

    Mantau ini melengkapi sajian dari Grand Swiss-Belhotel Darmo yang tengah merayakan Tahun Baru Imlek bertema ‘The Legend of Wood Snake.’

    Selain kudapan mantau, juga terdapat paket makan malam all you can eat yang diselenggarakan pada Selasa, 28 Januari 2025 di Grand Kitchen, dapat dinikmati dengan harga Rp 299.000 net per orang.

    Hidangan meliputi makanan pembuka seperti yee sang salad, wonton udang, kaki naga, dan sup kepiting udang.

    Makanan utama mencakup nasi ayam Hainan, beef crispy, tim gurami, ikan saus telur asin, i fu mie seafood, dan angsio tahu.

    Selain itu, tersedia berbagai menu stall seperti bebek peking, dimsum dan BBQ station.

    “Pencuci mulut kami menawarkan kue keranjang, moon cake, thai pomelo, pudding leci, dan mangga,” tutup Chef Heri.

  • Update Perampokan 5 Kg Perhiasan Senilai Rp 5 M di Rumah Lansia Surabaya, Cucu Korban Merasa Janggal

    Update Perampokan 5 Kg Perhiasan Senilai Rp 5 M di Rumah Lansia Surabaya, Cucu Korban Merasa Janggal

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Komplotan perampok berkedok sebagai petugas PDAM pemeriksa meteran pipa air di rumah pasutri lansia, di Peneleh, Genteng, Surabaya, diduga hafal tempat penyimpanan barang berharga korban, Rabu (22/1/2025).

    Pasalnya, seorang pelaku eksekutor perampokan satu kotak berisi lima kilogram perhiasan senilai Rp 5 miliar itu, mengetahui lokasi tempat benda tersebut disimpan, dalam waktu singkat.

    Benda kotak tersebut berada di dalam lemari kayu yang terkunci.

    Lokasinya, di dalam kamar tidur pasutri lansia berinisial SNI (75) dan HH (77).

    Namun, si pelaku eksekutor membukanya dengan cara dicongkel menggunakan alat sejenis pengungkit yang dibawa pelaku. 

    Informasi tersebut disampaikan oleh Marsa Tsabitdhia setelah mendengar cerita dari neneknya, HH yang menjadi korban, karena berhadapan langsung dengan para pelaku yang berjumlah empat orang. 

    “Pelaku mencongkel lemari nenek. Nah, anehnya kayak gitu. Kamar ada banyak. Tapi kok dia tahu tempat berharga, kok bisa tahu,” ujarnya saat ditemui di depan rumah, Rabu (22/1/2025). 

    Rumah tersebut dihuni oleh 10 orang. Terdiri dari keponakan, anak dan cucu dari pasutri lansia tersebut. 

    Biasanya, pada pagi hari, kakek dan neneknya itu, ditemani oleh dua orang asisten rumah tangga (ART). 

    Sedangkan, para kerabatnya yang lain, pergi bekerja sejak pagi dan baru pulang pada sore atau malam hari. 

    Namun, selama sepekan terakhir, kedua pasutri lansia itu, tidak ada yang menemani.

    Karena, kedua asisten rumah tangga sedang cuti untuk menunaikan ibadah umrah. 

    “Ada 10 orang yang tinggal di rumah ini. Ada pembantu 2 orang. Mereka lagi umrah. Sudah 1 mingguan umrah mereka,” katanya. 

    Saat disinggung mengenai adanya keterlibatan orang dalam, Marsa menampiknya, karena tidak ada yang tahu jika kakek dan neneknya menyimpan benda berharga itu di dalam rumah.

    Bahkan, kerabatnya. 

    “Enggak kayaknya (bukan orang dalam). Saya sendiri aja, orang dalam rumah, gak tahu kalau kotak ada di dalam lemari itu,” pungkasnya. 

    Di lain sisi, Ketua RT 08, Fathur Rahman mengaku sempat memperoleh kesaksian orang lain yang berada di dekat rumah korban. 

    Kesaksian tersebut berasal dari pedagang warung rujak yang membuka lapak di seberang rumah korban. 

    Salah satu pegawai warung rujak itu sudah mencurigai gelagat beberapa orang pria tak dikenal yang berboncengan dua motor di depan rumah korban. 

    Pria tak dikenal yang belakangan diketahui sebagai komplotan pelaku perampokan tersebut, berpenampilan layaknya preman. 

    Lalu, lanjut Fathur, mereka berjalan keluar masuk ke dalam rumah yang dihuni oleh dua orang lansia tersebut. 

    “Kalau kata rewangnya (pekerja) Bu ZY, sempat curiga dengan sosok para orang tersebut. Dia cerita ke Bu ZY, ‘buk kok mereka badannya kayak preman gitu.’ Nah, yang Bu ZY sibuk main ponsel. Lalu 3 orang sliwar-sliwer (mondar-mandir). Masuk 1 orang, lalu 2 orang,” terangnya. 

    Saking mudahnya para pelaku memasuki rumah korban, Fathur sempat mengira para pelaku juga melakukan modus gendam terhadap korban. 

    Pasalnya, si pelaku eksekutor perampokan begitu mudahnya memasuki kamar korban yang di dalamnya terdapat lemari berisi kotak perhiasan. 

    Namun, ia tak ingin berspekulasi macam-macam selama penyelidikan kepolisian masih berlangsung untuk memburu para pelaku yang jumlahnya diperkirakan lebih dari dua orang. 

    “Gak ada teriakan. Iya baru sadar saat pelaku pergi. Ya setengah digendam begitu,” pungkasnya. 

    Sementara itu, Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya, Kompol Grandika Indra Waspada membenarkan, adanya laporan kejadian pencurian emas dengan modus pelaku mengaku sebagai petugas PDAM di kawasan jalan tersebut.

    Namun, ia belum dapat berkomentar banyak.

    Karena, penyelidikan bersama Satreskrim Polrestabes Surabaya dan Tim Inafis Polrestabes Surabaya untuk memburu para pelaku masih terus bergulir. 

    “Masih proses penyelidikan,” ujar mantan Kasat Lantas Polres Bangkalan itu, saat dihubungi TribunJatim.com.

  • Perang Berkobar di Jenin: 7 Tentara IDF Kena Ledakan, Israel Mau Tutup Tepi Barat Sepenuhnya – Halaman all

    Perang Berkobar di Jenin: 7 Tentara IDF Kena Ledakan, Israel Mau Tutup Tepi Barat Sepenuhnya – Halaman all

    Perang Berkobar di Jenin: 7 Tentara IDF Kena Ledakan, Israel Mau Tutup Tepi Barat Sepenuhnya

     

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan pendudukan Israel (IDF) melanjutkan agresi mereka terhadap kota Jenin di Tepi Barat untuk hari kedua penyerbuan, Rabu (22/1/2025).

    Agresi militer IDF bertajuk ‘Operasi Tembok Besi’ ini mendapat perlawanan sengit dari kelompok milisi perlawanan Palestina yang menimbulkan berkobarnya perang di Tepi Barat.

    Laporan media Ibrani pada  Selasa (21/1) malam mengungkapkan rincian ledakan yang menyasar pasukan IDF.

    “Ledakan alat peledak berat terjadi di daerah Talat al-Ghabz di sekitar kamp Jenin. Sekitar 7 tentara Israel terluka dalam ledakan tersebut, dan kondisi 4 orang yang terluka tergolong serius,” kata laporan itu dikutip Khaberni, Rabu.

    Laporan menambahkan, pasukan IDF korban luka ledakan dipindahkan dengan helikopter ke Rumah Sakit Rambam.

    Kendaraan militer pasukan Israel (IDF) dalam operasi penyerbuan besar-besaran di Kota Jenin, Tepi Barat, Rabu (21/1/2025).

    Mau Tutup Tepi Barat Sepenuhnya

    Terkait peperangan yang berkobar, narasumber yang dikutip Khaberni, mengatakan kalau ratusan warga Yerusalem menerima pesan telepon dari nomor Israel.

    Pesan itu meminta mereka meninggalkan lingkungan di wilayah utara Yerusalem di Tepi Barat yang diduduki.

    “Sumber tersebut melaporkan bahwa pesan tersebut meminta warga Yerusalem dan pemegang identitas Israel untuk meninggalkan Tepi Barat karena akan ditutup sepenuhnya,” kata laporan Khaberni.

    Sumber-sumber Palestina melaporkan, pasukan pendudukan Israel menangkap pemuda yang terluka, Ashraf Bahr, ayahnya, dan saudara laki-lakinya dari kamp Jenin.

    IDF juga menyita sebuah rumah dan mengubahnya menjadi titik konsentrasi di Khallet Al-Souha.

    Saat fajar pada hari Rabu, buldoser pendudukan mulai melibas jalan dan pintu masuk Rumah Sakit Pemerintah Jenin, dan menutup pintu masuknya dengan penghalang tanah.

    Mereka juga melibas infrastruktur sekitar Rumah Sakit Ibnu Sina, dan dengan sengaja menghancurkan jalan-jalan di kota dan sekitar kamp Jenin.

    “Sementara penembak jitu memasang posisi di atap rumah dan bangunan tempat tinggal yang menghadap ke kamp Jenin, sambil terus menutup pintu masuknya dan mencegah orang-orang untuk meninggalkan Jenin,” kata laporan itu.

    Putus Akses ke Rumah Sakit

    Direktur Rumah Sakit Jenin, Wissam Bakr, mengatakan, pasukan pendudukan Israel juga melibas jalan utama di depan pintu masuk Rumah Sakit Pemerintah Jenin.

    IDF juga menutup pintu masuknya dengan penghalang tanah, yang menyebabkan kesulitan untuk akses masuk dan keluar,

    Tim medis juga kesulitan untuk mencapai tujuan.

    “Bakr memperingatkan dampak penutupan transportasi pasien melalui ambulans, dan mencatat bahwa Palang Merah telah diberitahu tentang perkembangan terkini di lapangan,” kata laporan itu.

    Hingga dini hari, pasukan pendudukan mendorong lebih banyak bala bantuan militer ke kota Jenin dan pintu masuk kampnya.

    Pasukan pendudukan Israel menyerbu kota Jenin dan kampnya, pada hari Selasa, dalam agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya, disertai dengan buldoser militer, bersamaan dengan drone pendudukan yang terbang di udara, dan jumlah korban tewas akibat agresi pada hari pertama mencapai 10 orang. , dan hampir 40 cedera.

    Kemarin, tentara pendudukan mengumumkan serangan terhadap kota Jenin dan kampnya, di tengah ancaman dari para menteri di pemerintahan pendudukan untuk meningkatkan situasi di Tepi Barat.

    Medan Perang Baru Israel Setelah Gaza

    “Atas arahan Kabinet Keamanan, IDF, ISA, dan Kepolisian Israel hari ini telah memulai operasi militer untuk mengalahkan terorisme di Jenin.”

    Demikian sepenggal pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikutip dari JPost, Rabu (22/1/2025).

    Pernyataan Netanyahu itu muncul setelah Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata di Gaza, Palestina.

    Setelah 15 Bulan Israel Bombardir Gaza

    Militer Israel telah berperang di berbagai front selama lima belas bulan.

    Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menjadi pemicu bagi kelompok-kelompok lain seperti Hizbullah untuk berperang melawan Israel. 

    Perang ini telah berkembang secara bertahap.

    Menurut media Israel Jerussalem Post, awalnya Tepi Barat tidak dianggap sebagai garis depan utama perang. 

    Akan tetapi, wilayah utara Tepi Barat telah mengalami peningkatan ancaman terhadap Israel.

    Ancaman tersebut mencakup penggunaan alat peledak rakitan (IED) serta sejumlah besar senapan di tangan teroris.

    Israel melancarkan operasi baru di Tepi Barat pada tanggal 21 Januari 2025. 

    Operasi ini menyusul keputusan yang jelas untuk menggunakan gencatan senjata dan ketenangan relatif di wilayah Gaza dan Lebanon, untuk memulai tindakan keras di Tepi Barat utara.

    Kepemimpinan politik sangat peduli dengan pertempuran ini.

    Ini bukan sekadar operasi taktis biasa, seperti yang telah dilakukan Israel selama satu setengah tahun terakhir.

    Faktanya, Militer Israel/IDF telah melakukan operasi yang semakin gencar di Jenin dan daerah lain selama dua tahun terakhir.

    Ini dimulai dengan Operasi Home and Garden pada bulan Juli 2023 yang merupakan operasi terbesar di Tepi Barat dalam hampir dua dekade.

    IDF juga mulai menggunakan pesawat nirawak terhadap teroris di Tepi Barat dan serangan udara, sesuatu yang juga merupakan pertama kalinya sejak Intifada Kedua.

    Operasi Itu Bernama ‘Tembok Besi’

    Namun, operasi yang dijuluki Tembok Besi pada 21 Januari 2025 itu berbeda.

    Operasi ini mengikuti keputusan Israel untuk menambahkan keamanan di Tepi Barat sebagai salah satu tujuan perang di berbagai front.

    Hal ini juga terjadi setelah IDF memutuskan untuk memfokuskan sumber daya di Tepi Barat.

    Israel menambahkan Tepi Barat sebagai fokus setelah gencatan senjata di Gaza.

    Ini bisa dilihat sebagai keputusan politik untuk meredakan politikus nasional sayap kanan yang menentang kesepakatan penyanderaan Gaza.

    Namun, ini bukan sekadar politik.

    Tepi Barat adalah tempat yang penuh dengan bahan peledak.

    Pasukan Keamanan Otoritas Palestina telah mencoba mengatasi masalah ini tapi tidak tuntas.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada tanggal 21 Januari “atas arahan Kabinet Keamanan, IDF, ISA dan Kepolisian Israel hari ini telah memulai operasi militer yang luas dan signifikan untuk mengalahkan terorisme di Jenin – ‘Tembok Besi’.”

    Ia mengatakan hal ini terkait dengan tujuan baru untuk memperkuat keamanan di Tepi Barat.

    “Kami bertindak secara metodis dan penuh tekad melawan poros Iran di mana pun ia berada – di Gaza, Lebanon, Suriah, Yaman, Yudea, dan Samaria – dan kami masih aktif.”

    Pada tanggal 20 Januari, Kepala Staf IDF Herzi Halevi mengatakan, “selain persiapan pertahanan yang ditingkatkan di Jalur Gaza, kita harus siap untuk operasi kontraterorisme yang signifikan di Yudea dan Samaria dalam beberapa hari mendatang untuk mencegah dan menangkap mereka sebelum mereka menyerang warga sipil kita.”

    IDF juga telah menyiapkan pasukan.

    Beberapa pasukan baru-baru ini telah dikerahkan kembali dari Gaza atau dari Israel utara.

    IDF baru-baru ini mengatakan bahwa pasukan Brigade Nahal, di bawah komando Divisi ke-162, sedang mempersiapkan misi berikutnya setelah berminggu-minggu beroperasi di daerah Beit Hanun di Jalur Gaza utara.

    Semua ini mengarah pada operasi penting di Tepi Barat utara. Namun, ini adalah operasi yang sulit untuk dipecahkan.

    Para pejuang perlawanan aktif di Jenin, Tulkarm, Qalqilya, Nablus dan banyak desa di Tepi Barat utara seperti di sekitar Tubas dan daerah yang menghadap Ghor al-Faria, sebuah lembah yang membentang dari Tepi Barat menuju lembah Sungai Yordan.

    Lokasi ancaman lainnya adalah kamp Fara kecil di dekat Tubas.

    Gambaran keseluruhan yang terlihat selama setahun terakhir adalah bahwa Jihad Islam Palestina dan kelompok-kelompok lain mulai membangun akar yang lebih besar.

    Dimana Tepi Barat dan Jenin?

    Jalur Gaza dan Tepi Barat sebenarnya dua wilayah Palestina yang dulunya merupakan bagian dari Palestina dan direbut oleh Israel selama perang enam hari pada tahun 1967. 

    Terdapat lebih dari 5 juta warga Palestina yang tinggal di kedua wilayah tersebut. 

    Jalur Gaza merupakan wilayah seluas 140 mil persegi yang terletak di sudut barat daya Israel, di sepanjang pantai Laut Tengah.

    Jalur ini juga berbatasan dengan Mesir di sebelah selatan. 

    Sementara Tepi Barat adalah wilayah lain yang sebenarnya disengketakan Israel dan Palestina tetapi wilayah ini jauh lebih luas daripada Jalur Gaza yakni 2.173 mil persegi.

    Tepi Barat membentang melintasi perbatasan timur Israel di sepanjang tepi barat Sungai Yordan dan sebagian besar Laut Mati. 

    Kota suci Yerusalem dianggap oleh hukum internasional sebagai bagian dari Tepi Barat, dengan Yerusalem Timur diklaim sebagai ibu kota oleh Israel dan Palestina.

    Sementara Jenin adalah sebuah kota yang terletak di Tepi Barat dan juga terletak di Governorat Jenin.

    Kota ini merupakan kota pusat pertanian Palestina.

    Jenin juga merujuk kepada Kamp Pengungsi Jenin dan nama dari sebuah distrik di Tepi Barat.

    Walaupun kota ini berada di bawah kekuasaan Otoritas Nasional Palestina, Israel merebut kota ini tahun 2002.

     

     

    (oln/khbrn/*)

     

     

     

     

     
     

  • Sosok Empan Supandi, Guru di Sukabumi Jalan Kaki 11 Km ke Sekolah, Dicerai Istri karena Gaji Kecil – Halaman all

    Sosok Empan Supandi, Guru di Sukabumi Jalan Kaki 11 Km ke Sekolah, Dicerai Istri karena Gaji Kecil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI – Seorang guru bernama Empan Supandi viral baru-baru ini lantaran pengorbanannya setiap hari jalan kaki sejauh 11 km demi mengajar di MTs Thoriqul Hidayah.

    Warga Kampung Ciguha, Desa Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu rela naik turun bukit dan melewati hutan hingga sawah demi mencerdaskan anak bangsa.

    Selama 14 tahun mengajar, Empan cuma digaji Rp200 ribu per bulan bahkan tahun 2011 saat pertama kali mengajar, Empan cuma dibayar Rp250 ribu per tahun.

    Penasaran dengan sosok Empan Supandi, Dedi Mulyadi tersentak.

    Apalagi saat tahu pendidikan terakhir sang guru viral ternyata Empan Supandi bukanlah lulusan sarjana.

    “Bapak waktu itu lulusan apa?” tanya Dedi Mulyadi, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube-nya, Selasa (21/1/2025).

    “Paket C,” ungkap Empan Supandi.

     “Kenapa bapak bikin paket C waktu itu?” tanya Dedi lagi.

    “Karena kami ingin menambah wawasan. Bayar sampai Rp1 juta,” jawab Pak Empan.

    “Termasuk manusia langka bapak, paket C bayar,” imbuh Dedi.

    Berbekal ijazah Paket C, Empan Supandi pun diminta mengajar di Mts tersebut oleh pemilik yayasannya langsung.

    Kala itu ia  diminta mengajar mata pelajaran olahraga.

    “Awalnya ngajar olahraga,” pungkas Empan.

    “Bapak ngajar olahraga ngajarnya gimana?” tanya Kang Dedi.

    “Ya mungkin secara lari-lari, yang penting anak sehat, ngajar lari, voli, main bola,” imbuh Empan.

    “Olahraga kan bukan hanya praktek, ada teorinya. Bapak bisa teori olahraga.

    Cara bapak mengajar gimana? kan bapak enggak pernah sekolah pendidikan,” tanya Kang Dedi.

    “Ya secara mengembangkan aja. Misalnya tentang olahraga apa, saya sampaikan, saya jelaskan (dari buku),” jawab Empan.

    Setelah olahraga, Empan Supandi beralih mengajar mata pelajaran sejarah kebudayaan islam dan pendidikan kewarganegaraan.

    Kemudian di tahun selanjutnya, Empan Supandi diminta mengajar mata pelajaran bahasa Inggris.

    Mengetahui Pak Empan mengajar bahasa Inggris, Kang Dedi kembali tersentak.

    Terlebih Empan mengurai caranya bisa berbahasa Inggris meski cuma lulusan setara SMA.

    “Bapak ngajar bahasa inggris, bapak belajar bahasa inggris di mana?” tanya Kang Dedi.

    “Dulu kan waktu kecil ada radio sw, suka ada bahasa Inggris, BBC London, Rusia, saya suka walaupun tidak paham,” ujar Empan.

     Sosok guru Empan Supandi rela berjalan kaki sejauh 11 kilometer setiap hari. (Instagram.com/@info.jampangtengah)
    “Bapak hanya mengandalkan pengetahuan yang didengar dari radio, kan harus ada grammar?” tanya Kang Dedi.

    “Dulu (pernah kerja bikin pupuk) kan ada perusahaan pupuk, dulu suka ada pelajar Australia, Korea. Saya selalu berlatih bahasa inggris dengan dia,” ucap Empan.

    “Kemudian bapak nekat belajar bahasa Inggris?” tanya Kang Dedi lagi.

    “Saat itu awalnya ditolak (Pak Empan menolak), saya tidak S1, saya belum fasih, selama 3 bulan anak tidak belajar, saya kasihan juga,” ungkap Empan.

    “Daripada enggak ada bahasa inggris, bapak ngajar bahasa inggris,” imbuh Kang Dedi.

    Belasan tahun mengabdi jadi guru sukarela, Empan nyatanya menyimpan kisah hidup pilu.

    Sejak tahun 2015, Empan mengaku sudah diceraikan oleh istrinya.

    Sejumlah guru honorer dan tenaga pendidik (tendik) honorer melakukan aksi unjuk rasa di halaman Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/1/2025). Guru dan tendik honorer dari berbagai daerah di Jawa Barat yang sudah mengabdi puluhan tahun tersebut meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar mengangkat mereka menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Mereka menuntut pemerintah agar serius mengatasi masalah yang dihadapi guru dan tendik honorer, karena pada 2024 baru 1.529 guru honorer yang diangkat PPPK dari total 4.000 guru honorer tingkat SMA, SMK dan SLB negeri. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

    Alasan perceraian itu kata Empan karena sang istri tidak tahan dengan penghasilannya yang tidak seberapa.

    Empan tetap bertanggung jawab mengurus dan menyekolahkan dua anaknya.

    Mendengar cerita Empan soal keluarga, Kang Dedi ikut terenyuh.

    Terlebih diakui Empan, ia punya pekerjaan sampingan demi membiaya hidup dua anaknya.

    “Uang Rp200 ribu gimana cukup beli beras, beli ikan, bayar listrik?” tanya Kang Dedi.

    “Kan ada sampingan. Saya kalau pulang sekolah dagang sayuran, dipikul pak, keliling, demi anak,” akui Empan.

    “Kadangkala kalau ada orang nyuruh borongan (tukang pikul),” sambungnya.

    Terenyuh dengan kisah hidup dan perjuangan Empan Supandi demi menjadi guru, Dedi Mulyadi akhirnya memberikan bantuan.

    Kang Dedi memberikan uang ratusan juta untuk pembangunan rumah Empan yang nyaris roboh.

    “Rumahnya saya bangunkan, senilai Rp100 juta,” kata Dedi Mulyadi.

    “Alhamdulillah bapak,” imbuh Empan.

    “Tetap semangat, luar biasa bapak,” pungkas Dedi.

    Bukan cuma untuk rumah, Kang Dedi juga memberikan uang untuk modal Empan berjualan sayur.

    “Saya kasih Rp5 juta untuk dagang sayur, perasaan cukup untuk dagang sayur,” ujar Kang Dedi.

    Sebelumnya, usaha Supandi agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi sorotan.

    Jarak 11 KM dengan berjalan kaki ia tempuh setiap hari agar bisa ke sekolah dan mengajar.

    Sosok guru honorer bernama Empan Supandi tengah menggugah hati banyak orang lantaran perjuangannya yang luar biasa demi bisa mendidik anak bangsa.

    Demi mengajar di MTs Thoriqul Hidayah, Sukabumi, Empan Supandi rela berjalan kaki sejauh 11 kilometer setiap hari.

    Momen Pak Empan jalan kaki belasan kilometer dari rumahnya di Kampung Ciguha, Desa Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi pun dibagikan akun Instagram sukabumitoday.

    Dalam video tampak Pak Empan bersiap selepas subuh untuk menuju ke sekolah.

    Sembari mengenakan kemeja putih, celana panjang dan jaket hitam, Pak Empan menggendong ranselnya.

    Setiap hari Pak Empan harus naik turun bukit serta melewati area perkebunan demi bisa sampai ke sekolah. 

    Setibanya di sekolah, Pak Empan disambut murid-muridnya di depan kelas.

    Satu persatu murid Mts menyalami Pak Empan yang tiba di sekolah setelah menempuh perjalanan jauh.

    Ditanyai warga, Pak Empan pun mengurai curhatan soal perjalanannya menuju ke sekolah.

    Diungkap Empan, ia sering dibantu warga sekitar untuk bisa sampai ke sekolah menggunakan kendaraan.

    Namun hal tersebut tak setiap hari diterima Pak Empan.

    Jika tak dibantu warga, Pak Empan berjalan kaki sendirian menuju sekolah.

    “Ngajar di Thoriqul,” akui Pak Empan dikutip dari Instagram @info.jampangtengah.

    “Bapak jalan? berapa kilo?,” tanya warga.

    “Jalan, dari Bojongopang 3 km, dari bojongopang ke bojongtipar 8 km,” ujar Pak Empan.

    “Kalau udah kenal mah, orang mah kasihan lihat saya jalan kaki,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Pak Empan mengurai cerita soal kisahnya menjadi guru.

    Ternyata Pak Empan sudah mengajar sejak tahun 2011.

    Berstatus sebagai guru honorer, Pak Empan cuma digaji tak sampai Rp 200 ribu tiap bulan.

    “Rata-rata per bulan dapat Rp 192 ribu. Kalau honorer kan setidaknya, saya bukan cari final seperti itu kan, cuma untuk menyumbangkan yang saya bisa,” imbuh Pak Empan.

    Kisah Pak Empan yang rela menempuh belasan kilometer demi mengajar itu sontak menyita perhatian dari publik.

    Netizen ramai melayangkan doa untuk sosok Pak Empan.

    “Sehat, lancar dan dmudahkan segala urusan mu pak,”

    “Saya malu pada diri saya, hormat Pak Empan,”

    “Ini pahlawan sesungguhnya ,”

    “Mohon ijin bpk negara kami tercinta mohon dibantu,”

    “Sing neras damang bapak, berkah dunia akhirat aamiin,”

    Untuk diketahui, Empan Supandi sudah menjadi guru selama 14 tahun. (Tribun Jatim/Ignatia)

  • BREAKING NEWS: KPK Geledah Sebuah Rumah di Menteng Jakarta Pusat Terkait Kasus Harun Masiku – Halaman all

    BREAKING NEWS: KPK Geledah Sebuah Rumah di Menteng Jakarta Pusat Terkait Kasus Harun Masiku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah sebuah rumah di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2025).

    Penggeledahan berkaitan dengan pengusutan kasus yang menjerat mantan calon anggota legislatif PDI Perjuangan Harun Masiku.

    “Benar ada giat penggeledahan perkara tersangka HM (Harun Masiku),” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto saat dikonfirmasi, Rabu.

    Sayangnya Tessa tidak menjelaskan lebih rinci rumah siapa yang digeledah penyidik KPK malam ini.

    Berdasarkan informasi dihimpun, rumah di Jalan Borobudur yang digeledah KPK bernomor 26.

    Saat ini penggeledahan masih berlangsung.

    Harun Masiku sudah menjadi buronan KPK sejak 2020 silam.

    Sudah lima tahun berjalan, KPK belum mampu menangkap Harun.

    Dalam perkembangannya, KPK menjerat dua tersangka baru dalam perkara dugaan suap penetapan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019–2024. 

    Mereka adalah Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan advokat PDIP Donny Tri Istiqomah.

    Selain dijerat kasus suap, Hasto juga dijerat dengan Pasal perintangan penyidikan atau obstruction of justice.

    Kronologis Hilangnya Harun Masiku

    Diberitakan, KPK telah menetapkan Harun Masiku sebagai tersangka  kasus suap ke komisioner KPU Wahyu Setiawan terkait proses pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR pada Pileg 2019.

    Kasus ini bermula ketika caleg PDIP dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Selatan I Nazarudin Kiemas meninggal dunia tiga pekan sebelum pencoblosan pada 2019. 

    Sementara, hasil Pileg 2019 menunjukkan Nazarudin menjadi caleg PDIP dengan perolehan suara terbanyak di Dapil itu. 

    Sesuai Undang-undang Pemilu, pengganti caleg meninggal adalah caleg peraih suara terbanyak berikutnya, yakni Riezky Aprilia.

    Namun, PDIP meminta KPU menggantinya dengan calon pilihan partai: Harun Masiku, peraih suara urutan kelima. 

    Untuk memuluskannya, pihak PDIP disebut melobi komisioner KPU, Wahyu Setiawan. 

    Meski permohonan itu berakhir kandas pada 7 Januari 2020, dugaan uang suap sudah dicairkan hingga akhirnya pihak KPK melakukan OTT terhadap Wahyu Setiawan dan sejumlah orang pada Rabu, 8 Januari 2020.

    Harun Masiku menghilang sejak KPK melakukan OTT hari itu. 

    Rupanya, Harun Masiku sudah lebih dulu pergi ke luar negeri yakni ke Singapura pada Senin, 6 Januari 2020.

    Namun, Harun hanya sehari di Singapura karena dia kembali ke Indonesia pada 7 Januari 2020 melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang Banten dan langsung menuju apartemennya, Thamrin Residence, Jakarta.

    Dengan begitu, saat OTT oleh KPK, Harun Masiku masih berada di Indonesia alias bukan luar negeri. 

    Sempat membantah soal keberadaan Harun Masiku di dalam negeri saat OTT KPK, akhirnya pihak Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum) yang menaungi Imigrasi mengaku Harun Masiku sudah pulang ke Indonesia saat hari itu. Mereka beralasan ada kesalahan sistem di bandara sehingga tak terlacak.

    Namun, sejak kepulangan ke Indonesia saat itu, keberadaan Harun Masiku belum diketahui pihak KPK.

    KPK lantas memasukkan kader PDIP itu dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buronan pada 17 Januari 2020.

  • Lumba-lumba Ditemukan Mati Diduga Akibat Tersangkut Pagar Laut di Kampung Paljaya Bekasi – Halaman all

    Lumba-lumba Ditemukan Mati Diduga Akibat Tersangkut Pagar Laut di Kampung Paljaya Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Selain di perairan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, pagar laut juga ditemukan di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Dikutip dari Warta Kota, satu ekor lumba-lumba ditemukan mati mengapung di pagar laut bambu perairan Kampung Paljaya tersebut Rabu (22/1/2025).

    Seorang nelayan sekitar, Markum (45) mengatakan bangkai lumba-lumba itu diperkirakan berukuran 1,5 meter.

    Lalu pada bagian tubuh ikan seperti hidung, mata, dan punggung nampak membusuk.

    Bangkai ikan laut berjenis mamalia itu sudah terlihat sejak Selasa (21/1/2025).

    “Sejak kemarin (kesangkut pagar laut,” kata Markum kepada awak media, Rabu (22/1/2025).

    Markum menjelaskan lumba-lumba tersebut diduga mati karena tersangkut.

    Markum mengungkapkan bangkai tersebut tidak akan dievakuasi.

    Sebab nantinya badan ikan tersebut akan hancur perlahan. 

    “Kalau ikan begitu mah dibiarin aja, soalnya nanti badan ikannya hancur sendiri ,” pungkasnya.

    Tanggapan Pemkab Bekasi Soal Pagar Laut

    Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi, Iman Santoso Maryadi menegaskan pagar laut tersebut dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Barat.

    Sehingga mengenai hal tersebut menjadi kewenangan dinas provinsi.

    “Dulu dikelola sama kabupaten sekarang sudah diambil alih provinsi. Jadi secara teknis pengaturan ada di provinsi,” kata Iman saat diwawancara di Gedung Bupati Bekasi pada Selasa (14/1/2025).

    Meski menjadi kewenangan provinsi, kata Iman, pihaknya memiliki tugas pokok dan fungsi dalam konteks pesisir daratnya. Dalam hal ini warga pesisir maupun nelayan.

    Sehingga, rencananya besok akan menemui UPTD Pelabuhan Perikanan DKP Provinsi Jawa Barat.

    “Kami juga akan koordinasi ke provinsi, kami ingin meningkatkan sinergis dengan teman-teman provinsi saja karena ini juga menyangkut nelayan,” katanya.

    Sementara itu, Camat Tarumajaya, Dede Mauludin menyampaikan, terkait hal itu sudah ada sosialisasi oleh dinas provinsi.

    Hanya saja, kata Dede, dimungkinkan pelaksanaannya kurang memperhatikan warga sekitar, khususnya para nelayan.

    “Sudah ada sosialisasi cuman mungkin katakanlah pelaksanaannya kurang memperhatikan warga sekitar,” katanya.

    Dia tak bisa memberikan penjelasan lebih lanjut. Sebab, itu menjadi kewenangan provinsi. Termasuk soal perizinan kegiatan pembangunan tersebut.

    “Cuman memang perizinan itu provinsinya, bukan di Kabupaten, apalagi Musipika (camat),” katanya.

    Heboh pagar laut di perairan wilayah Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Penulis: Rendy Rutama

  • DLH Kota Malang Klaim Bau Tak Sedap di Sekitar TPA Supit Urang Bukan dari Sampah, Tapi Kandang Ayam

    DLH Kota Malang Klaim Bau Tak Sedap di Sekitar TPA Supit Urang Bukan dari Sampah, Tapi Kandang Ayam

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang mengklaim, bau tidak sedap yang muncul di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supit Urang Malang tidak muncul dari sampah, melainkan dari sebuah kandang ayam yang lokasinya berada dekat dengan TPA.

    Dipaparkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Noer Rahman Wijaya, luas kandang ayam yang berada dekat TPA Supit Urang itu sekitar 13 hektare. 

    Rahman mengatakan, bau tidak sedap muncul dari kandang tersebut.

    Terutama saat musim penghujan.

    Sementara sampah di TPA Supit Urang diklaim tidak mengeluarkan bau yang menyengat. 

    Rahman mengatakan, DLH telah bekerja sama dengan sebuah perusahaan untuk memproduksi bakteri.

    Bakteri itu dapat mengurangi bau tidak sedap yang dihasilkan cairan sampah.

    Dengan kondisi itu, Rahman cukup percaya diri bau yang menyengat bukan berasal dari TPA Supit Urang.

    “Kami telah kerja sama dengan perusahaan untuk menghasilkan bakteri itu. Setiap hari kami tabur. Sekarang kita berada di TPA Supit Urang, ada baunya tidak?” ujar Rahman saat diwawancarai di lokasi, Rabu (22/1/2025).

    DLH Kota Malang tengah mengupayakan pendekatan ke pelaku usaha peternakan ayam.

    Rahman menyadari tidak bisa menghentikan operasional atau usaha yang sedang dikerjakan oleh orang lain.

    Namun juga berharap ada solusi agar bau tidak sedap bisa diatasi.

    Bau tidak sedap yang dirasakan warga sekitar sering menimbulkan munculnya lalat.

    Serangga yang identik dengan sampah atau bau tidak sedap itu, banyak mengerumuni rumah warga ketika musim penghujan.

    Saat ditanya apakah bau ayam bisa memunculkan lalat, Rahman mengatakan belum melakukan kajian mengenai hal tersebut.

    “Saya belum punya kajiannya terkait dengan di mana bau itu. Menurut pemahaman saya kalau bau yang menyengat, pastilah lalat akan datang,” ungkapnya.

    TPA Supit Urang mengolah sampah poslandfil dengan luas hampir 26 hektare.

    Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah seiring meningkatnya volume sampah.

    Upaya mencari tempat lain tengah dipikirkan.

    Rahman juga mengatakan perlunya kesadaran dari masyarakat untuk memilah sampah sejak awal.

    “Pola pikir masyarakat harus berubah. Sehebat apapun inovasi dan improvisasinya, banyaknya anggaran, persoalan terbesar ada di hulu yakni perilaku masyarakat,” kata Rahman.

    Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi memiliki pendapat berbeda.

    Menurutnya, bau tidak sedap itu muncul dari TPA Supit Urang.

    Pasalnya, kondisi TPA Supit Urang lebih dekat ke permukiman warga dari pada kandang ayam.

    Arif mengingatkan agar DLH bisa melakukan pengelolaan yang baik terhadap sampah.

    Ia juga mendorong agar dialog dengan warga bisa dibuka karena itu bisa menjadi sarana edukasi untuk mengubah pola pikir masyarakat seperti yang dikatakan Rahman. 

    “Maka perlu dikelola dengan baik, termasuk dampaknya. Kalau saya lihat, lima sampai enam tahun lagi, kalau pengelolaannya seperti ini tidak akan cukup. Perlu sarana pendukung supaya bisa bertahan lama,” paparnya.

    Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Dito Arief Nurakhmadi juga mengingatkan agar DLH tidak sekadar fokus penyebab munculnya bau saja, tapi juga harus bisa memikirkan solusi ke depan.

    Jika hanya berbicara penyebabnya, tidak akan pernah ada solusi yang ditemukan.

    “Kita harus bicara solusi, kalau bicara penyebabnya akan panjang dan lebar. Salah satu yang disampaikan warga ingin difasilitasi terkait pertemuan. Itu bisa dilakukan,” kata Dito.

    Dito mengatakan, Komisi C telah mengunjungi warga terdampak dan TPA Supit Urang.

    Kunjungan itu bagian dari belanja masalah.

    Dito memberikan catatan perlunya duduk bersama antara dua pemerintah daerah untuk mencari solusi yang tepat.

    “Kami tetap mendukung program pengembangan TPA Supit Urang, tapi dampaknya juga harus bisa diminimalisir,” ujarnya.

  • Warga Gagalkan Upaya Wanita asal Eromoko Wonogiri yang akan Melompat ke Sungai Bengawan Solo – Halaman all

    Warga Gagalkan Upaya Wanita asal Eromoko Wonogiri yang akan Melompat ke Sungai Bengawan Solo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO –  Masyarakat yang berada di sekitar Jembatan Pondok, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, dikejutkan percobaan bunuh diri seorang wanita, Rabu (22/1/2025).

    Pelaku berinisial IS (28), warga Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah berusaha melompat ke Sungai Bengawan Solo karena terjerat utang dan memiliki masalah dengan suaminya.

    Aksi tersebut berhasil digagalkan oleh warga yang kebetulan melintas di jembatan.

    Camat Grogol, Herdis Kurnia Wijaya mengatakan, percobaan bunuh diri yang dilakukan IS berakar dari masalah pribadi yakni terjerat utang. 

    “IS mengalami tekanan berat yang membuatnya berencana untuk mengakhiri hidup,” kata Herdis.

    Herdis menyebutkan bahwa IS tidak mau terbuka mengenai jumlah utangnya. 

    “Kalau utang berapa saya tidak tahu, IS tidak menjawab,” ungkap Herdis.

    Ketika warga menyadari ada seorang wanita yang mencoba melompat, mereka langsung mengambil tindakan.

    Mereka menarik IS dari pinggir jembatan dan membawanya ke Balai Desa Pondok untuk menenangkannya.

    Catatan Redaksi:

    Apabila Anda saat ini mengalami depresi atau keinginan bunuh diri, jangan putus asa. 

    Depresi dan gangguan kejiwaan dapat pulih dengan bantuan profesional kesehatan mental.

    Temukan informasi mengenai bagaimana menjaga kesehatan mental dan menghubungi layanan profesional di laman Pencegahan Bunuh Diri Into The Light Indonesia di www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri.

     

     

  • Update Jumlah Korban Longsor Pekalongan: 21 Korban Jiwa, Berikut Nama-namanya – Halaman all

    Update Jumlah Korban Longsor Pekalongan: 21 Korban Jiwa, Berikut Nama-namanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN- Tim SAR gabungan berhasil menemukan 4 korban dalam keadaan meninggal dunia korban longsor di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025.

    Keempatnya atas nama Aisyah (perempuan), Ta’ari (laki-laki), Afkar Abiyan (laki-laki) dan Ta’adi (laki-laki). 

    Berdasarkan data sementara, jumlah korban meninggal dunia adalah 21 orang.

    Longsor dan banjir bandang terjadi di Desa Kasimpar Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan.

    Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono mengatakan, untuk penemuan korban pertama atas nama Aisyah ditemukan di jarak 4,7 KM dari lokasi kejadian bencana pada pukul 10.06 WIB, korban kedua atas nama Ta’ari ditemukan di sektor 2 di atas rumah Carik Desa Kasimpar pada pukul 10.53 WIB.

    “Pada pukul 12.05 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan seorang bayi berumur 5 bulan atas nama Afkar Arbiyan di sektor 1 tersangkut di pohon bambu yang berada dibawah tak jauh dari rumahnya.”

    “Terakhir, tim SAR gabungan mendapatkan laporan dari warga ada yang melihat sesosok jasad dibawah jembatan yang terputus, dan pada pukul 18.45 WIB berhasil dievakuasi tim SAR gabungan dan teridentifikasi bernama Ta’adi,” kata Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono.

    Budiono mengungkapkan, dengan ditemukannya 4 korban, jadi hingga hari ini jumlah korban meninggal yang ditemukan total berjumlah 21 orang, dan yang masih dalam pencarian sebanyak 5 orang.

    “Pencarian pada hari ini dilakukan oleh tim SAR gabungan sebanyak 300 personil yang terbagi dalam 4 SRU (Search and Rescue Unit), dan difokuskan pada pencarian di area sekitar rumah Sekdes Kasimpar, sekitar cafe Allo, dan pemancingan,” ungkapnya.

    Adapun data korban yang meninggal dan hilang sebagai berikut:

     
    Ditemukan meninggal pada Selasa, 21 Januari 2025:

    1. Revalina (19), perempuan, warga Sipetung.

    2. Suyati, perempuan, warga Tlogohendro.

    3. Kiki Pramudita (23), laki-laki, warga Garung, Desa Yosorejo.

    4. Sutar (49), warga Tlogopakis.

    5. Riyanto (50/L), warga Yosorejo.

    6. Ayat (27), warga Desa Kasimpar.

    7. Sumeri (30), warga Garung, Desa Yosorejo.

    8. Doni (27/L), warga Desa Gumelem.

    9. Winarko (27/L), warga Desa Gumelem.

    10. Supari (37), warga Desa Kasimpar.

    11. Sularso (44/L), warga Desa Kasimpar.

    12. Inawati (23/P), warga Desa Kasimpar.

    13. Afkar (4/L), warga Desa Kasimpar.

    14. Khusnul Cholifah (35/P), warga Desa Kasimpar.

    15. Rokhim (40/L), warga Desa Kasimpar.

    16. Rahmono (24/L), warga Desa Tlogohendro.

    17. Joni Yulianto (45/L), warga Sragi.

    Ditemukan meninggal pada Rabu, 22 Januari 2025:

    1. Aisah (18/P), warga desa Wonodadi Songgodadi

    2. Ta’ari (41/L), warga desa Garung Yosorejo

    3. Afkar Arbiyan (5 bulan/L), warga desa Kasimpar. 

    4. Ta’adi (34/L), warga desa Wonodadi Songgodadi Petungkriyono. 

    Nama 5 korban belum ditemukan dan dalam pencarian hingga Rabu (22/1/2025) pukul 17.00 WIB :

    1. M Teguh Imanto, warga Desa Kayupuring.

    2. Giyanto, warga Desa Gumelem.

    3. Tegar Hariyanto, warga Batang

    4. M Nasrullah Amin, warga Pekalongan

    5. Aurel, warga Kasimpar. (Dro)

    Penulis: Indra Dwi Purnomo

  • Murid SD di Karawang Jabar Mogok Sekolah Karena Bangunan Sekolah Rusak, Ini Kata DPRD – Halaman all

    Murid SD di Karawang Jabar Mogok Sekolah Karena Bangunan Sekolah Rusak, Ini Kata DPRD – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG — Murid SD Negeri Karya Bakti 4 Kecamatan Batujaya, Karawang, Jawa Barat mogok sekolah karena bangunan sekolahnya rusak.

    Para murid ramai-ramai tak masuk sekolah karena takut bangunan ambruk pada Kamis lalu, 9 Januari 2025.

    Penjaga Sekolah, Apriansyah memberikan keterangan, kondisi bangunan di SDN Karya Bakti 4 sudah lama mengkhawatirkan.

    Sebab, bangunan sekolah mengalami kerusakan secara merata.

    “Semoga sekolah kami bisa diprioritaskan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan ketika proses KBM dilaksanakan dan menimpa siswa-siswi kami,” tandasnya. 

    Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karawang, Asep Junaedi meminta Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) segera memperbaikinya.

    “Kami sudah dengar soal itu, itu harus segera dan jadi prioritas pembangunan sekolah yang rusak parah,” kata Asep Junaedi pada Rabu (22/1/2025).

    Asep Junaedi menyebutkan, pihaknya bakal mengawal agar pemerintah daerah bisa segera memperbaiki sekolah tersebut.

    Sebab, kerusakan cukup parah membuat siswa khawatir dan tidak mau sekolah.

    “Kami sudah meminta agar disiapkan lokasi sementara atau sistem shift bagi siswa agar proses belajar mengajar tetap jalan,” jelasnya.

    Asep menyampaikan, saat ini bagi kepala sekolah yang kondisi bangunannya rusak parah, harap segera melaporkan langsung ke Disdikpora Kabupaten Karawang.

    Setelah laporan, Disdikpora wajib melakukan tindakan atau solusi. Solusinya seperti apa, apakah bangunan yang akan roboh dikosongkan dulu, cari alternatif lokasi sementara maupun dibuat shift belajar.

    Mantan Kadisdikpora Karawang itu juga menekankan, pihak berkomitmen akan terus memantau berjalannya program pembangunan, karena kondisi sekolah berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa.

    “Pembangunan sekolah, infrastruktur ada di komisi 3. Tapi secara keseluruhan tentang pendidikan, itu ranah kita di komisi 4,” tegasnya.

    Sekolah diminta melapor

    Pihak sekolah diimbau segera melaporkan langsung ke Disdikpora Kabupaten Karawang.

    Setelah membuat laporan sekolah rusak, maka kata Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karawang, Asep Junaedi, pihak Disdikpora wajib melakukan tindakan atau mencari solusi. 

    Solusinya seperti apa, apakah bangunan sekolah rusak yang akan roboh itu dikosongkan dulu, atau mencari alternatif lokasi sementara maupun dibuat shift belajar.

     
    Dia menekankan, pihak berkomitmen akan terus memantau berjalannya program pembangunan, karena kondisi sekolah berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa.

    “Pembangunan sekolah, infrastruktur ada di komisi 3. Tapi secara keseluruhan tentang pendidikan, itu ranah kita di komisi 4,” tegasnya pada Rabu (22/1/2025).

     

    Penulis: Muhammad Azzam

    dan

    Siswa Mogok Belajar Imbas Sekolah Rusak, DPRD Karawang Geram Minta Kepsek Laporkan ke Disdikpora