Author: Sindonews.com

  • Profil Budhi Herdi Susianto, Dulu Dicopot Kasus Ferdy Sambo Kini Promosi Jadi Brigjen

    Profil Budhi Herdi Susianto, Dulu Dicopot Kasus Ferdy Sambo Kini Promosi Jadi Brigjen

    loading…

    Kombes Pol Budhi Herdi Susianto merupakan mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan. Saat ini, dia berpangkat Brigjen Pol dengan jabatan Karowatpers SSDM Polri. Foto: Dok SINDOnews

    JAKARTA – Kombes Pol Budhi Herdi Susianto merupakan mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan. Dulu, dia dicopot dari jabatannya karena terseret kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

    Budhi terbukti melanggar aturan dalam penanganan kasus pembunuhan berencana Brigadir J. Di awal mula kasus ini, dia sempat menggelar konferensi pers dengan menyampaikan narasi bahwa peristiwa itu merupakan baku tembak sesama polisi.

    Padahal, faktanya tidak ada insiden saling tembak. Hal tersebut merupakan skenario rekayasa yang telah disiapkan Ferdy Sambo.

    Profil Budhi Herdi SusiantoBudhi Herdi Susianto lahir di Pemalang, Jawa Tengah, 16 Desember 1974. Dia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 dari Satuan Reserse.

    Setelah lulus Akpol, Budhi melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Dia juga menempuh studi di Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri hingga Sespimti tahun 2021.

    Beberapa jabatan yang pernah diemban yakni Kanit Resintel Polsek Kebayoran Baru (2001), Kasat Reskrim Polres Tegal (2004), dan Kanit Harda Polda Metro Jaya (2007).

    Kemudian, ada juga Kanit II Sat III Jatanras Polda Metro Jaya, Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang (2009) hingga Kanit IV Sat II Harda (Bangtah) Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Pada 2010, Budhi dimutasi menjadi Kapolsek Tanjung Priok.

    Seiring waktu, karier Budhi terus beranjak. Selain pangkat, hal ini dibuktikan dengan kepercayaan untuk menempati posisi strategis di Polri.

    Pernah menjadi Kapolres Kediri Kota (2013-2014) dan Kapolres Mojokerto (2014-2016), Budhi kemudian beralih sebagai Kasubbag Mutjabpamenti Robinkar SSDM Polri, Assesor Utama Bagpenkompeten Robinkar SSDM Polri (2016-2019).

    Setelahnya, dia juga dipercaya menjadi Kapolres Metro Jakarta Utara (2019-2020) dan Kasubdit I Dittipidum Bareskrim Polri (2020).

  • Bawaslu Kaji Pemungutan Suara Ulang di TPS 28 Kelurahan Pinang Ranti

    Bawaslu Kaji Pemungutan Suara Ulang di TPS 28 Kelurahan Pinang Ranti

    loading…

    Bawaslu masih mengkaji kemungkinan dikeluarkannya rekomendasi PSU di TPS 028, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Foto/SINDOnews

    JAKARTA – Badan Pengawas Pemilu ( Bawaslu ) masih mengkaji kemungkinan dikeluarkannya rekomendasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 028, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Sejauh ini, Bawaslu masih melakukan pendalaman terkait pelanggaran yang dilakukan oleh Ketua KPPS dan Pamsung pada saat pencoblosan.

    “Nanti kita cek lagi ya datanya, yang jelas kalau yang untuk Jakarta Timur kan masih berproses. Ini masih berproses di tahapan Bawaslunya juga masih melakukan pendalaman,” kata Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu, Lolly Suhenty, Rabu (4/12/2024).

    Lolly mengatakan PSU sejatinya merupakan mekanisme koreksi. Sehingga jika kekeliruan yang terjadi sempat dikoreksi maka sejatinya mekanisme untuk melakukan PSU bisa gugur.

    “Kalau kemudian kekeliruan itu sempat dikoresi sebelum surat suaranya keburu masuk ke dalam kotak misalnya, maka itu kemudian membuat dia terkoreksi. Artinya kan kemudian gugur keharusan dia untuk PSU,” ungkapnya.

    Lolly mengatakan PSU bisa dilaksanakan 10 hari setelah hari pencoblosan. Artinya, PSU di TPS 028 itu pun masih bisa dilakukan dalam dua hari ke depan. Oleh karenanya Bawaslu akan mengkaji secara teliti masalah tersebut.

    “Jadi hal-hal yang harus kita lihat secara lebih dalam. Kalau memang terpenuhi unsur bahwa dia harus melakukan PSU, maka harus dilakukan PSU. Tidak boleh juga kita kemudian, ya sudahlah nggak usah aja, nggak boleh juga,” tandasnya.

    (cip)

  • Cara ke Alun-Alun Kota Bogor Naik KRL, Yuk Dicatat!

    Cara ke Alun-Alun Kota Bogor Naik KRL, Yuk Dicatat!

    loading…

    Alun-Alun Kota Bogor. Foto/Dzikry Subhanie

    JAKARTA – Cara ke Alun-Alun Kota Bogor naik KRL Commuter Line akan diulas di artikel ini. Yuk disimak artikelnya agar kamu bisa dengan mudah ke alun-alun yang ramai dikunjungi tersebut.

    Diketahui, Alun-Alun Kota Bogor merupakan taman kota yang terletak di pusat Kota Bogor, Jawa Barat. Alun-Alun Kota Bogor diresmikan Pemerintah Kota Bogor pada Jumat, 17 Desember 2021. Peresmian alun-alun dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto .

    Seiring waktu, Alun-Alun Kota Bogor menjadi tempat yang ramai dikunjungi warga Kota Bogor maupun warga Jakarta. Lokasi alun-alun yang ada di pusat kota dan dekat dengan stasiun membuat tempat ini selalu ramai, apalagi saat akhir pekan.

    Cara ke Alun-Alun Kota Bogor Naik KRL
    Bagi warga Jakarta yang ingin liburan di Alun-Alun Kota Bogor, naik KRL menjadi pilihan paling tepat dan murah. Hal ini karena letak alun-alun yang menjadi tempat berbagai aktivitas sosial, budaya, dan rekreasi itu sangat dekat dekat Stasiun Bogor .
    Foto/Dzikry Subhanie

    Jika kamu ingin ke Alun-Alun Kota Bogor naik KRL, begini caranya:

    1. Naik KRL Tujuan Stasiun Bogor

    Kamu bisa naik KRL tujuan Bogor dari Stasiun Jakarta Kota ataupun Stasiun Manggarai. Selain itu, kamu juga bisa naik dari stasiun-stasiun lainnya seperti Stasiun Tebet, Stasiun Cawang, Stasiun Pasar Minggu, dan stasiun lainnya yang dilintasi KRL Jurusan Jakarta Kota-Bogor.

    2. Turun di Stasiun Bogor

    Foto/Dzikry Subhanie

    Alun-Alun Kota Bogor terletak di samping Stasiun Bogor. Jadi, jika naik KRL dari Jakarta Kota maupun stasiun lainnya yang dilewati oleh KRL Jurusan Jakarta Kota-Bogor, kamu turun di stasiun akhir yakni Stasiun Bogor.

  • Jokowi Effect Tak Terlihat di Pilkada Jakarta, Beda dengan Jateng dan Sumut

    Jokowi Effect Tak Terlihat di Pilkada Jakarta, Beda dengan Jateng dan Sumut

    loading…

    Menko Polhukam periode 2019-2024, Mahfud MD menilai Jokowi Effect tidak begitu terlihat di Pilkada Jakarta, Foto/SINDOnews

    JAKARTA – Menko Polhukam periode 2019-2024, Mahfud MD menilai Jokowi Effect tidak begitu terlihat di Pilkada Jakarta, berbeda dengan Jawa Tengah (Jateng) dan Sumatera Utara (Sumut).

    “Ya (Jokowi effect di Jateng dan Sumut), dan Solo lah kalau dikecilkan lagi, Solo, Boyolali,” kata Mahfud MD dalam podcast Terus Terang yang ditayangkan di kanal youtube Mahfud MD Official, dikutip Rabu (4/12/2024).

    “Memang yang terasa ada pengaruh Pak Jokowi itu (di Jateng) karena dia kampanye langsung, kemudian di Sumut pengaruh karena banyak alat-alat yang digunakan untuk mendorong kemenangan Bobby,” sambungnya.

    Awalnya, Mahfud menyoroti soal penilaian khalayak mengenai pertentangan antara PDIP dengan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) saat gelaran Pilpres 2024 kemarin. “Saya memaklumi ada suara seperti itu karena pra kondisi yang timbul terutama pada pilpres kemarin. Pertentangan kedua kubu ini begitu mencolok, memaklumi saya,” katanya.

    “Tetapi melihat data sebenarnya tidak seperti yang banyak diduga orang, Pak Jokowi masih dominan, PDIP tumbang terpuruk, kalau menurut data engga loh, PDIP menurut saya itu hebat, dia dalam situasi yang dianggap begitu, dia masih menang di 14 provinsi calon calonnya, 14 dari 37 provinsi bayangkan itu,” sambungnya.

    Menurut Mahfud, dugaan pertentangan antara PDIP dan Jokowi tidak terlalu memengaruhi kekuatan suara PDIP di beberapa daerah, pun sebaliknya. Mahfud menilai bahwa Jokowi juga memiliki suara di daerah tertentu.

    “Sehingga saya melihat sebenarnya pengaruh Pak Jokowi sudah jauh turun, Anda jangan mengatakan misalnya KIM Plus menang di Jawa Barat. Dedi Mulyadi itu sejak dulu punya suara besar, tanpa Pak Jokowi pun dia dipastikan menang. Di Jawa Timur Khofifah tanpa Jokowi tanpa apapun sudah menang,” katanya.

    “Oleh sebab itu, jangan berpikir Pak Jokowi begitu, saya rasa Pak Jokowi sudah menjadi rakyat biasa, apalagi di Jakarta engga keliatan hasilnya, sudah ada Pak Prabowo juga,” sambungnya.

    (cip)

  • MUI Ingatkan Gus Miftah Agar Candaan Dalam Berdakwah Lebih Santun

    MUI Ingatkan Gus Miftah Agar Candaan Dalam Berdakwah Lebih Santun

    loading…

    MUI mengingatkan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang merupakan Utusan Khusus Presiden untuk hati-hati dalam bertindak. Foto/SINDOnews

    JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang merupakan Utusan Khusus Presiden untuk hati-hati dalam bertindak. Sebelumnya, Gus Miftah ramai menjadi perbincangan karena mengolok penjual es teh Sunhaji (38) dalam sebuah acara.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Amirsyah Tambunan pun meminta cara candaannya terutama saat berdakwah agar lebih santun. Apalagi, dia menyandang jabatan sebagai utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

    “Dia minta maaf, ya sudah kita maafkan. Ya dia kan utusan khusus toleransi, kerukunan beragama, jadi harus hati-hati,” tegas Amirsyah, Rabu (4/12/2024).

    MUI, kata Amirsyah, juga mengingatkan bahwa kerukunan beragama mencakup berbagai aspek, baik internal agama, antarumat seagama, antarumat beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah.

    Oleh karena itu, peran Gus Miftah dalam menyosialisasikan nilai-nilai tersebut sangat penting untuk menjaga keharmonisan di masyarakat.

    Amirsyah berharap permintaan maaf yang disampaikan Gus Miftah dilakukan dengan sepenuh hati, sekaligus menjadi pelajaran agar lebih bijaksana dalam bertutur kata.

    “Kerukunan beragama itu ada berbagai macam. Internal agama, sesama umat beragama, antarberagama, dan umat beragama bersama pemerintahan, jadi perlu disosialisasikan lagi,” ungkapnya.

    Dengan peringatan ini, Amirsyah berharap Gus Miftah dapat menjalankan tugasnya sebagai utusan khusus presiden dengan lebih bijak, mengedepankan sikap yang mencerminkan nilai toleransi dan harmoni.

    “Minta maafnya harus sungguh-sungguh, mengubah cara candaan yang lebih santun, humanis dan elegan. Karena Indonesia ini negara yang oleh berbagai negara di dunia dinilai sangat santun, sangat rukun,” ujarnya.

    (cip)

  • Polisi Sebut Anak Bunuh Ayah dan Nenek Tak Merasa Ditekan Dalam Belajar

    Polisi Sebut Anak Bunuh Ayah dan Nenek Tak Merasa Ditekan Dalam Belajar

    loading…

    Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi mengatakan, anak yang membunuh ayah dan neneknya tak merasa ditekan dalam belajar. Foto/SINDOnews

    JAKARTA – Polisi menanggapi isu yang beredar jika MAS (14) mengalami depresi hingga tega membunuh ayah dan neneknya lantaran dipaksa belajar. Namun, MAS justru membantahnya dan merasa tidak ditekan.

    “Ya kita bertanya karena banyak beredar dia dipaksa untuk belajar. Tetapi sejauh ini, setelah kita tanyakan, dia memang disuruh belajar, tapi dia itu sudah hal biasa bagi anak yang berkonflik dengan hukum ini,” ujar Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, Rabu (4/12/2024).

    Meski disuruh belajar orang tuanya, kata dia, MAS merasa itu hal biasa baginya dan telah menganggapnya sebagai sebuah kebiasaan belaka. MAS pun tak merasa ditekan oleh orang tuanya dalam belajar itu.

    “Jadi itu memang menjadi kebiasaan dari ibu bapaknya, dia disuruh belajar. Memang disuruh dari bapak dan ibunya. Tapi dia tidak merasa ditekan, karena dia bilang kalau saya belajar saya pintar. Itu yang diungkapkan anak yang berkonflik dengan hukum,” tuturnya.

    Nurma menambahkan, meski disuruh oleh orang tuanya untuk belajar, anak MAS pun melakukannya dengan senang. Sebabnya, dia pun tahu dia bakal menjadi anak pintar bila belajar.

    “Kalau sejauh ini kita bertanya, kemudian dijawab oleh anak tersebut. Dia bilang ini bukan paksaan. Jadi walaupun dia memang disuruh untuk belajar, tapi dia mengerjakan dengan senang hati,” katanya.

    (cip)

  • Peringati Hakordia 2024, Direksi JICT Teken Komitmen Antikorupsi

    Peringati Hakordia 2024, Direksi JICT Teken Komitmen Antikorupsi

    loading…

    Direksi PT Jakarta International Container Terminal (JICT) menandatangani komitmen Antikorupsi. Foto/istimewa

    JAKARTA – Direksi PT Jakarta International Container Terminal ( JICT ) menandatangani komitmen Antikorupsi. Hal ini dilakukan guna memperkuat integritas dan mendukung tata kelola perusahaan yang baik.

    Direktur Utama JICT Ade Hartono mengatakan, penandatanganan komitmen antikorupsi ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk memastikan JICT berjalan secara transparan, akuntabel, dan sesuai dengan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

    “Komitmen ini bukan hanya simbolik, tapi menjadi fondasi budaya kerja di JICT,” ujar Ade saat penandatanganan di kantor PT. JICT di Jakarta, dikutip Rabu (4/12/2024).

    Ade menambahkan, komitmen Direksi JICT ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya pemberantasan korupsi. “Sebagai bagian dari Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2024, kami ingin menjadi inspirasi pencegahan korupsi bagi sektor logistik dan kepelabuhanan,” ujar Ade.

    Dengan langkah tersebut, Ade berharap JICT dapat menjadi acuan di level industri dalam penerapan standar tinggi terkait integritas dan profesionalisme.

    “Kami ingin mendukung Visi Indonesia dalam menciptakan ekosistem bisnis yang bersih dari korupsi dan berdaya saing,” ujar Ade.

    (cip)

  • Terungkap! Isi Handphone Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak

    Terungkap! Isi Handphone Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak

    loading…

    Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi memberikan keterangan soal kasus anak bunuh ayah dan nenek di Cilandak saat dijumpai di Polres Metro Jaksel, Rabu (4/12/2024). Foto: SINDOnews/Ari Sandita Murti

    JAKARTA – Polisi mengungkap isi handphone (HP) milik anak berinisial MAS (14) yang membunuh ayah dan nenek di Cilandak, Jakarta Selatan. Isinya tak ada yang aneh-aneh, hanya foto dan video lucu-lucuan hingga yang berisi tentang pelajaran.

    “Jadi dari kasus yang terjadi kemarin, kemudian penyidik sudah membuka isi handphone. Itu yang mungkin harus kita cari di dalamnya apa saja dan menjadi barang bukti tentunya,” ujar Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi, Rabu (4/12/2024).

    Baca Juga

    Dari hasil pemeriksaan handphone yang kerap dipakai MAS, polisi menemukan foto-foto dan video. Hanya saja, isinya berupa hal yang lucu-lucuan saja dan yang sifatnya untuk pelajaran.

    “Di dalam handphonenya yang jelas tidak ada yang aneh. Ada foto, kemudian video-video yang lucu-lucuan saja. Jadi tidak ada yang janggal di mata penyidik,” ucapnya.

    Dia menambahkan polisi tak menemukan adanya aplikasi atau sesuatu yang aneh dalam handphone tersebut. “Jadi aplikasi yang lain-lain tidak ada. Jadi pure anak ini belajar, banyak pelajaran-pelajaran yang dibukanya setiap hari,” kata Nurma.

    (jon)

  • Sebagai Pejabat Harusnya Jadi Teladan

    Sebagai Pejabat Harusnya Jadi Teladan

    loading…

    Kelakuan pendakwah sekaligus Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman menghina penjual es teh Sunhaji terus menuai kritikan. Foto/YouTube PCNU Magelang

    JAKARTA – Kelakuan pendakwah sekaligus Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman menghina penjual es teh Sunhaji terus menuai kritikan. Kali ini, kritikan disampaikan oleh Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri.

    Menurut Mansuri, ucapan Gus Miftah tersebut tidak hanya melukai perasaan pedagang kecil, tetapi juga tidak mencerminkan sikap seorang tokoh agama yang saat ini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

    “Sebagai figur publik sekaligus pejabat yang seharusnya menjadi teladan, ucapan seperti itu sungguh disayangkan. Pedagang kaki lima adalah kelompok yang bekerja keras demi menghidupi keluarga mereka,” ujar Mansuri, Rabu (4/12/2024).

    Baca Juga

    Mansuri berpendapat bahwa pernyataan Gus Miftah berpotensi merusak citra kepemimpinan dan merugikan kelompok masyarakat kecil yang selama ini membutuhkan perlindungan dan dukungan. “Gus Miftah memiliki peran besar dalam menjaga harmoni sosial. Ucapan kasar seperti ini justru kontraproduktif dengan tugas tersebut,” ujarnya.

    Baca Juga

    Dia juga berharap seluruh pejabat publik menggunakan hati nurani dalam berkomunikasi dengan pihak mana pun. “Ini persoalan etika dan keberpihakan,” pungkasnya.

    (rca)

  • Ketua KPPS Coblosi Surat Suara Pram-Doel, Warga Ungkap Pelakunya dari Luar

    Ketua KPPS Coblosi Surat Suara Pram-Doel, Warga Ungkap Pelakunya dari Luar

    loading…

    Ilustrasi pemilu. Foto/Dok SINDOnews

    JAKARTA – Ketua KPPS TPS 28 Pinang Ranti, Jakarta Timur dipecat setelah menyuruh petugas pengamanan langsung mencoblos 18 surat suara untuk Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) saat pemungutan suara berlangsung, 27 November lalu. Peristiwa itu pun membuat kesal Tarigan, tokoh masyarakat di Pinang Ranti, Makassar, Jakarta Timur.

    Sebab, wilayahnya tercoreng lantaran ulah petugas KPPS tersebut. Tarigan emosi melihat kelakuan petugas KPPS yang mencoblos surat suara di TPS 028 Pinang Ranti. Hal tersebut dianggap merugikan nama baik masyarakat yang dikenal baik selama ini.

    “Petugas-petugas itu pada main merugikan masyarakat. Di sini petugas jaga sudah sangat ketat. Polisi, ABRI (TNI), semua siaga, enggak main-main. Ini mungkin lingkungan Vegas, tapi untuk urusan pemilu dari pilpres kemarin pun enggak ada begitu (kecurangan),” ujar Tarigan kepada wartawan, Selasa (3/12/2024).

    Adapun TPS 028 Pinang Ranti berada di sebuah tempat bertuliskan Sanggar Oplet Robet. Berada di sekitaran tempat penampungan sampah warga, bangunan itu bercat hijau. Adapun lingkungan di lokasi TPS tidak terlihat kumuh.

    Pasalnya, masyarakat setempat menjaga dengan serius kondisi kampungnya, termasuk urusan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). Gedung tempat TPS 028 Pinang Ranti biasa digunakan untuk berbagai acara warga, mulai dari hajatan, pernikahan, atau sekadar kumpul bermasyarakat.

    Tarigan mengaku awalnya tak mengetahui peristiwa yang viral di media sosial itu terjadi di lingkungannya. Warga sekitar malah mengira terjadi di TPS lainnya.

    “Intinya warga di sini semua baik, semua jujur. Saya tahu betul warga di sini semuanya. Mereka itu bukan orang yang bisa diajak melakukan coblos-coblos seperti itu. Nggak mungkin itu terjadi,” ujar Tarigan.

    Tarigan mengungkapkan bahwa pelaku bukan berasal dari lingkungan tempat tinggalnya. Dia pun merasa kesal karena ulah pelaku, mencoreng nama baik tempat tinggalnya.