Author: Pikiran-Rakyat.com

  • Idul Fitri 2025 Diprediksi Jatuh pada 31 Maret 2025

    Idul Fitri 2025 Diprediksi Jatuh pada 31 Maret 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu, 29 Maret 2025. Sidang ini akan menjadi penentu resmi Hari Raya Idulfitri bagi umat Islam di Indonesia.

    Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, menegaskan bahwa sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal. Penetapan dilakukan melalui metode hisab dan rukyat, sebagaimana yang diatur dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2024.

    “Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal pada 29 Maret 2025. Data astronomi akan diverifikasi melalui mekanisme rukyat sebelum penetapan resmi diumumkan,” ujar Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa 18 Maret 2025.

    Hilal Diprediksi Tidak Terlihat

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prediksi terkait hilal saat matahari terbenam pada 29 dan 30 Maret 2025. Berdasarkan perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 pukul 17.57 WIB. Namun, saat matahari terbenam, posisi hilal di Indonesia masih berada di bawah ufuk, dengan ketinggian berkisar antara -3,29 derajat di Merauke hingga -1,07 derajat di Sabang.

    Mengacu pada kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), awal bulan hijriah dapat ditetapkan jika hilal memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dengan posisi hilal yang masih di bawah kriteria tersebut pada 29 Maret, kemungkinan besar 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, juga memprediksi Idulfitri akan dirayakan secara seragam pada 31 Maret 2025.

    “Pada saat magrib 29 Maret, posisi bulan di Indonesia masih di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS maupun wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah,” ujar Thomas Djamaludin.

    Lebaran Berpotensi Serentak

    Menteri Agama, Nasarudin Umar, sebelumnya juga memperkirakan bahwa Hari Raya Idulfitri tahun ini akan dirayakan secara bersamaan oleh pemerintah dan organisasi Islam lainnya, termasuk Muhammadiyah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya posisi hilal pada 29 Maret 2025, sehingga 1 Syawal diperkirakan jatuh pada 31 Maret 2025.

    PP Muhammadiyah sendiri telah lebih dulu menetapkan Idulfitri 1446 Hijriah jatuh pada 31 Maret 2025 berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal. Jika hasil sidang isbat Kemenag juga menetapkan tanggal yang sama, maka Lebaran tahun ini akan berlangsung serempak di Indonesia.

    Sidang isbat 29 Maret 2025 akan menjadi momen penentuan resmi yang ditunggu umat Islam. Keputusan akhirnya akan diumumkan oleh Menteri Agama setelah mempertimbangkan hasil rukyat dan data hisab yang telah dikaji.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Siapa Neneng Rosdiyana? Akun Facebooknya Kini Hilang Usai Viral Ganti Nama Akun Marxisme Indonesia

    Siapa Neneng Rosdiyana? Akun Facebooknya Kini Hilang Usai Viral Ganti Nama Akun Marxisme Indonesia

     

    Sebelumnya, Neneng Rosdiyana menjadi sorotan karena berhasil mengambil alih dan mengganti nama akun Facebook “Marxisme Indonesia” menjadi namanya.

     

    Aksi tersebut membuatnya viral dan memunculkan istilah baru yakni Nenengisme. Berikut sejumlah informasi soal Neneng Rosdiyana.

     

    Domisili

    Akun Facebook Neneng Rosdiyana sebelumnya diketahui mempunyai lebih dari enam ribu pengikut, namun kini dikabarkan telah hilang.

     

    Berdasarkan informasi dari laman Facebook-nya, Ia tinggal di Jalan Buana Kencana Loka, Sektor XII BSD, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

    Nenengisme

    Istilah tersebut muncul sebagai respons terhadap aksinya dalam mengubah nama akun Facebook tersebut, yang dikaitkan dengan Marxisme, tapi dengan nuansa yang lebih humoris.

     

    Aksinya menjadi viral dan banyak dibicarakan di berbagai platform media sosial. Namun, informasi lebih detail soal kehidupan pribadi Neneng Rosdiyana sangat terbatas.

    Status Facebook Neneng Rosdiyana 

    Berdasarkan hasil pencarian, salah satu status Facebook Neneng Rosdiyana yang dikutip adalah:

    “Bukti bahwa kami bukan wanita lemah, nyangkul aja kami tidak mengandalkan laki2 #petaniwanita,” tulis Neneng.

     

    Status tersebut menunjukkan bahwa Neneng Rosdiyana aktif dalam kegiatan bertani dan menekankan kemandirian terhadap wanita.***

  • Brutalitas Aparat di Aksi Tolak Revisi UU TNI Tuai Kecaman

    Brutalitas Aparat di Aksi Tolak Revisi UU TNI Tuai Kecaman

    PIKIRAN RAKYAT – Tindakan kekerasan berlebihan yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam menangani demonstrasi menolak Undang-Undang (UU) TNI di berbagai kota menuai kritik dari berbagai pihak. Laporan menyebutkan bahwa sejumlah peserta aksi dan relawan medis mengalami luka-luka akibat tindakan represif aparat.

    Unjuk Rasa ‘Suara Ibu Indonesia’ di Jakarta

    Di Jakarta, Jumat 28 Maret 2025, sekelompok perempuan yang tergabung dalam ‘Suara Ibu Indonesia’ (SII) menggelar aksi damai menolak tindakan represif aparat terhadap mahasiswa dan warga yang menolak UU TNI.

    Kelompok ini terdiri dari akademisi, penulis, dan buruh yang mengenakan pakaian putih serta membawa poster sambil berorasi secara bergantian.

    “Stop kekerasan terhadap mahasiswa! Batalkan revisi Undang-Undang (UU) TNI,” seru mereka dalam tuntutannya.

    Salah satu orator, Ririn Sefsani, menyoroti bagaimana aparat tidak hanya menggunakan seragam resmi, tetapi juga melibatkan organisasi massa dalam menghadang demonstran.

    “Mereka tidak hanya pakai seragam, mereka yang atas nama ormas pun digunakan untuk mengadang aksi mahasiswa,” ujarnya.

    Ririn juga menekankan bahwa aparat harus memahami tugas dan tanggung jawab mereka.

    “Mereka (aparat) sangat pongah. Mereka dapat gaji dari kami-kami yang bayar pajak, dari kalian yang bayar pajak. Mereka dipercaya pegang senjata, janganlah melakukan tindakan represif terhadap anak bangsa,” tuturnya.

    Kekerasan Aparat di Kota Malang

    Kasus kekerasan oleh aparat tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di Kota Malang. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pos Malang mengungkapkan adanya pola kekerasan sistematis terhadap demonstran anti-UU TNI.

    “Polanya masih sama, menggunakan pendekatan yang sifatnya eksesif. Kemudian melakukan intimidasi kepada massa aksi,” tutur Daniel Alexander Siagian dari LBH Pos Malang.

    Dalam aksi di Malang pada Minggu 23 Maret 2025, sejumlah peserta demo mengalami cedera, termasuk petugas medis dan jurnalis. Bahkan, LBH Pos Malang melaporkan bahwa anggota TNI terlibat dalam kekerasan, termasuk melakukan “intimidasi, pelecehan seksual verbal, dan ancaman pembunuhan” terhadap petugas medis.

    Seorang mahasiswa dilaporkan mengalami luka serius akibat tindakan aparat. Sementara itu, enam orang sempat ditahan tetapi sudah dibebaskan.

    “Setidaknya satu orang mengalami luka berat, tulang rahang patah dan gigi rontok,” kata LBH Pos Malang.

    LBH Surabaya juga melaporkan bahwa pada 25 Maret 2025, 25 orang yang sempat ditangkap telah dibebaskan.

    Pola Kekerasan Aparat

    Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mencatat beberapa pola kekerasan yang dilakukan aparat dalam menangani aksi protes anti-UU TNI, antara lain:

    “Tidak pakai seragam dan mengenakan pakaian sipil, bebas. Dan mereka yang nangkepin dan mukulin anak-anak ini,” kata Muhammad Isnur dari YLBHI.

    Kekerasan terhadap Petugas Medis

    Isnur menyoroti tindakan aparat terhadap petugas medis, yang disebutnya melanggar prosedur pengamanan aksi. “Mereka melanggar SOP (Standar Operasional Prosedur). SOP itu mereka pakai seragam,” ucapnya

    “Brimob sejak awal terlibat bahkan dia melakukan tindakan represif ya, (peserta aksi) dikejar-kejar pakai motor,” ujar Isnur.

    Penghalangan Pendampingan Hukum

    Menurut Isnur, beberapa wilayah menghalangi pengacara untuk bertemu dengan korban. “Lawyer itu di beberapa wilayah dihalangi untuk masuk ketemu (korban),” tuturnya.

    Kesaksian Korban Kekerasan Aparat

    Azuri (24), mahasiswa di Malang, menjadi salah satu korban kekerasan aparat. Dia mengaku kepalanya dipukul hingga harus dijahit tiga jahitan.

    “Kemarin (kepala) dijahit sekitar tiga jahitan,” katanya.

    Azuri menceritakan bahwa saat aksi protes memanas, ia berusaha melarikan diri, tetapi malah dikepung oleh sekelompok orang berpakaian preman di parkiran hotel.

    “Ada yang (pukul) pakai tangan, ada yang pakai tongkat pentungan,” ucapnya.

    Setelah kejadian itu, Azuri dibawa ke pos Satpol PP dalam keadaan tangan diborgol. Dia mengaku mengalami intimidasi oleh aparat dan bahkan KTP serta SIM miliknya disita.
    Saat hendak dibawa ke rumah sakit, aparat menolak.

    “Dari pihak kepala kepolisian itu ngomong ‘Ini enggak usah dibawa ke rumah sakit ini langsung dibawa ke Polres saja’,” tuturnya menirukan ucapan aparat.

    Azuri kemudian dibawa ke Polres Malang, diperiksa, dan dituduh melakukan tindakan kekerasan. Dia membantah tuduhan tersebut dan akhirnya dibebaskan setelah didampingi LBH Pos Malang.

    “Kalau sudah benar-benar pulih mungkin ya bisa kembali (unjuk rasa),” tuturnya.

    Tanggapan TNI dan Kepolisian

    Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, menyatakan permohonan maaf apabila ada prajurit TNI yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa.

    “Kalau memang ada prajurit TNI yang bertindak di luar ketentuan yang seharusnya, atau misalnya melakukan kekerasan, yang pertama, kami mohon maaf atas perlakuan prajurit tersebut,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC.

    Kristomei juga mempersilakan pihak yang memiliki bukti untuk melaporkan pelaku kekerasan ke polisi militer agar bisa diproses hukum.

    Sementara itu, hingga Jumat 28 Maret 2025 malam, pihak kepolisian belum memberikan tanggapan kepada BBC atas dugaan kekerasan ini. Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Polisi Sandi Nugroho, serta Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko, tidak merespons permintaan wawancara.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret 2025!

    Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret 2025!

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah secara resmi menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin 31 Maret 2025. Oleh karena itu, Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025 dirayakan pada Senin 31 Maret 2025.

    “Adapun posisi hilal hari ini di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk dengan ketinggian berkisar -3 derajat 15 menit 47 detik sampai dengan -1 derajat 4 menit 57 detik dan sudut elongasi 1 derajat 12 menit 89 detik hingga 1 derajat 36 menit 38 detik. Dengan demikian, secara hisab, data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS,” tutur Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar dalam konferensi pers Penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah/2025 Masehi, Sabtu 29 Maret 2025. 

    “Oleh karenanya, berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang tidak memenuhi kriteria MABIMS serta tidak adanya laporan hilal terlihat, maka disepakati bahwa tanggal 1 Syawal tahun 1446 Hijriah jatuh pada hari Senin tanggal 31 Maret 2025 Masehi,” katanya menambahkan.

    Berdasarkan keputusan tersebut, perayaan Idul Fitri 2025 akan dilaksanakan serentak di Indonesia.

    Idul Fitri 2025 Muhammadiyah

    Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi telah menetapkan tanggal 1 Syawal 1446 Hijriah atau Idul Fitri 2025 berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal. Penentuan ini menjadi pedoman bagi seluruh warga Muhammadiyah dalam menjalankan ibadah dan merayakan hari raya.

    Metode Penentuan Idul Fitri oleh Muhammadiyah

    Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang berpedoman pada perhitungan astronomi tanpa menunggu laporan rukyat (pengamatan langsung). Dalam metode ini, awal bulan Hijriah ditentukan berdasarkan tiga kriteria utama:

    Telah terjadi ijtimak (konjungsi bulan-matahari) Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam Saat matahari terbenam, bulan sudah berada di atas ufuk (hilal wujud di atas ufuk)

    Dengan metode ini, Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 M.

    Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah

    Berdasarkan hasil hisab yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, berikut adalah rincian data astronomi terkait penentuan Idul Fitri 2025:

    Ijtimak jelang Syawal 1446 H terjadi pada: Hari: Sabtu Kliwon, 29 Maret 2025 M Waktu: Pukul 17:59:51 WIB Tinggi hilal di Yogyakarta saat matahari terbenam: -01° 59′ 04″ Kondisi hilal: Belum wujud karena masih berada di bawah ufuk Keputusan: Bulan Ramadan disempurnakan menjadi 30 hari (istikmal) 1 Syawal 1446 H: Senin Pahing, 31 Maret 2025 M

    Dalam praktiknya, keputusan Muhammadiyah seringkali berbeda dengan pemerintah yang menggunakan metode rukyat untuk konfirmasi visibilitas hilal.

    Jika hilal tidak terlihat pada 29 Ramadhan, maka pemerintah menetapkan istikmal dan Idul Fitri akan jatuh pada 31 Maret 2025, yang sama dengan ketetapan Muhammadiyah. Namun, jika dalam sidang isbat pemerintah ditemukan hilal yang dapat terlihat, maka Idul Fitri bisa saja ditetapkan lebih awal, yaitu pada Minggu, 30 Maret 2025.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pemkot Palembang dan Richard Lee Bagi-Bagi Rendang, Warga Berebut hingga Ricuh?

    Pemkot Palembang dan Richard Lee Bagi-Bagi Rendang, Warga Berebut hingga Ricuh?

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, memasak 300 kilogram rendang sapi di Benteng Kuto Besak pada Kamis 27 Maret 2025 sebagai upaya memperbaiki citra daerah yang sempat tercoreng akibat insiden rendang yang melibatkan konten kreator Willie Salim.

    Kegiatan ini diinisiasi oleh berbagai pihak swasta, termasuk selebgram Richard Lee, komunitas Gerakan Cinta Palembang (Gencar Palembang), dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Palembang. Selain rendang sapi, panitia juga memasak 1.000 kilogram ayam yang diolah menjadi hidangan khas Kota Palembang, ayam kecap.

    “Hari ini kita memasak 300 kilogram rendang di Benteng Kuto Besak secara tertib. Ini membuktikan bahwa anggapan citra Palembang tercoreng akibat insiden sebelumnya tidaklah benar,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Sulaiman Amin.

    Ia menambahkan bahwa kegiatan ini telah dipersiapkan dengan matang dan melibatkan berbagai pihak agar berjalan lancar. Hal ini berbeda dengan aksi Willie Salim, yang memasak rendang di tempat yang sama pada 18 Maret 2024 tanpa koordinasi dengan pemerintah setempat, hingga akhirnya berujung pada kerusuhan pengambilan rendang secara massal oleh warga.

    Distribusi Rendang Berujung Ricuh

    Meski bertujuan positif, acara ini disebut berujung ricuh. Panitia yang menyiapkan 4.000 kupon untuk pembagian rendang dan ayam kecap tak mampu mengendalikan antrean warga. Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @medsos_rame, terlihat warga berebut makanan hingga menyebabkan seorang ibu bersama anaknya terguling.

    “Saya tidak dapat rendang, sakit sekali terguling-guling bersama anak saya,” ujar seorang ibu yang kecewa karena terserobot saat antre.

    Beberapa warga lain mengaku telah menunggu sejak pukul 10.00 WIB, tetapi tetap tidak mendapatkan bagian akibat kekacauan yang terjadi. Kendati ricuh, Pemkot Palembang tetap mengapresiasi antusiasme warga yang mengikuti kegiatan tersebut.

    Salah seorang warga menyebut bahwa kericuhan terjadi akibat tingginya antusiasme masyarakat yang ingin mendapatkan makanan gratis. Namun, situasi kembali kondusif saat pembagian makanan dimulai, meski beberapa warga tetap tidak kebagian kupon.

    “Iya (memang) saat pembagian kupon sempat berlangsung ricuh, tetapi saat pembagian makanan dimulai, situasi kembali tertib meskipun ada warga yang tidak kebagian,” ujar seorang warga.

    Sebelumnya, insiden serupa terjadi ketika Willie Salim memasak 200 kilogram rendang di Benteng Kuto Besak pada 18 Maret 2024. Ia sempat meninggalkan lokasi untuk ke toilet, dan saat kembali, ia mendapati rendang yang dimasaknya telah habis diambil warga. Kejadian ini memicu stigma negatif terhadap warga Palembang di media sosial.

    Akibat insiden tersebut, Sultan Palembang Darussalam, YM Sultan Mahmud Badaruddin IV Raden Muhammad Fauwas Diradja, mendesak Willie Salim untuk menjalani tradisi tepung tawar sebagai bentuk permintaan maaf sesuai adat Melayu Palembang.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Hilal Belum Nampak Secara Hisab, 1 Syawal 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025 

    Hilal Belum Nampak Secara Hisab, 1 Syawal 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025 

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Agama (Kemenag) tengah menggelar sidang isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1446 H. Sidang ini berlangsung dari sore tadi tepatnya pada pukul 16.30 WIB.

    Berdasarkan pengamatan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag), 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 secara hisab.

    “Hasil keputusan sinkronisasi awal bulan Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin Pahing tanggal 31 Maret 2025 M,” kata anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya di Kantor Kemenag yang juga disiarkan secara daring, Sabtu 29 Maret 2025.

    Hal ini, karena pada 29 Maret 2025 gerhana tidak dapat diamati di Indonesia dan wilayah yang dilewati oleh gerhana matahari sebagian tidak melewati Indonesia.

    “Wilayah yang dilewati oleh gerhana matahari sebagian, tidak melewati kita di Indonesia. Jadi, hampir 94% matahari tertutup oleh bulan,” tuturnya.

    Lebaran 2025 Berpotensi Serentak

    Menteri Agama Nasarudin Umar, sebelumnya telah memperkirakan bahwa Hari Raya Idul Fitri tahun 2025 akan dirayakan secara serentak oleh pemerintah maupun organisasi Islam lainnya, termasuk Muhammadiyah. 

    Hal ini disebabkan oleh rendahnya posisi hilal pada 29 Maret 2025, sehingga 1 Syawal diperkirakan jatuh pada tanggal, 31 Maret 2025.

    Adapun organisasi Muhammadiyah sendiri, telah mengumumkan lebih dulu sebagaimana dilansir Pikiran-rakyat.com dari laman resminya bahwa Hari Raya Idul Fitri 2025 jatuh pada 31 Maret 2025 berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal.

    Oleh karenanya, mengingat pemerintah pun telah mengumumkan bahwa posisi hilal belum nampak di tanggal 29 Maret 2025, maka 1 Syawal 2025 diperkirakan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 besok lusa.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Larangan WNI Bekerja di Kamboja, Thailand, dan Myanmar

    Larangan WNI Bekerja di Kamboja, Thailand, dan Myanmar

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah Indonesia melarang warga negara Indonesia (WNI) bekerja di Kamboja, Thailand, dan Myanmar. Keputusan ini diambil untuk melindungi WNI dari risiko tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang marak terjadi di negara-negara tersebut.

    Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kerja sama resmi terkait penempatan tenaga kerja dengan ketiga negara itu. Akibatnya, semua WNI yang bekerja di sana dianggap ilegal dan rentan menjadi korban eksploitasi serta perdagangan manusia.

    Salah satu alasan utama larangan ini adalah meningkatnya kasus penipuan kerja di Kamboja dan Myanmar, terutama di wilayah Myawaddy. Banyak WNI tertipu oleh tawaran pekerjaan dengan gaji tinggi, tetapi justru terjebak dalam jaringan kriminal, termasuk kejahatan siber dan perjudian online ilegal.

    Pada 18 Maret 2025, pemerintah berhasil memulangkan 554 WNI yang menjadi korban TPPO di Myanmar. Mereka dievakuasi melalui Thailand sebelum diterbangkan ke Indonesia. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi pekerja migran dari bahaya eksploitasi.

    Pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak tergoda oleh tawaran kerja di negara-negara tersebut, terutama yang berasal dari agen atau individu tidak resmi. Calon pekerja migran disarankan hanya bekerja di negara yang memiliki perjanjian kerja sama dengan Indonesia dan mengikuti prosedur resmi yang telah ditetapkan. Selain itu, pengawasan terhadap agen penyalur tenaga kerja akan diperketat guna mencegah praktik perekrutan ilegal. Sosialisasi mengenai bahaya TPPO juga akan terus dilakukan agar masyarakat lebih waspada terhadap modus penipuan yang semakin marak.

    Di sisi lain, kondisi di Myanmar semakin memburuk akibat konflik bersenjata dan ketidakstabilan pemerintahan. Baru-baru ini, sebuah helikopter militer menyerang kelompok pemberontak di kota perbatasan Myawaddy. Namun, ancaman yang lebih besar muncul bukan hanya terhadap Myanmar, tetapi juga dunia internasional. Kota perbatasan ini telah menjadi pusat kejahatan global, termasuk penipuan berbasis siber.

    Di sepanjang perbatasan dengan Thailand, sebuah kawasan tertutup dengan penjagaan ketat menjadi pusat aktivitas kriminal. Laporan dari penegak hukum mengungkap bahwa di balik pagar tinggi tersebut, para peretas menjalankan skema investasi kripto palsu. Kota ini dikenal sebagai Shwe Kokko, yang awalnya dibangun oleh investor asal Tiongkok sebagai pusat digital, tetapi kini menjadi sarang perjudian ilegal dan penipuan siber. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), aktivitas ilegal di kota ini menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya.

    Pada malam hari, Shwe Kokko tampak gemerlap dengan fasilitas modern yang tidak ditemukan di wilayah lain di negara bagian Kayin, Myanmar. Seorang mantan pekerja dari salah satu perusahaan ilegal mengungkapkan bahwa sebagian besar pusat penipuan di Laos telah ditutup pada November tahun lalu dan kini berpindah ke Shwe Kokko. Ia menjelaskan bahwa dalam satu perusahaan saja, terdapat 50 lantai penuh dengan kelompok-kelompok penipu yang masing-masing menargetkan korban hingga 150.000 dolar AS per bulan. Jika diakumulasikan, pendapatan tahunan dari skema penipuan ini mencapai lebih dari 100 juta dolar AS.

    Interpol memperkirakan kejahatan siber di Asia Tenggara menghasilkan 3 triliun dolar AS setiap tahunnya, jumlah yang setara dengan produk domestik bruto (PDB) Prancis. Dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI), situasi ini diprediksi semakin memburuk. Penggunaan malware, AI generatif, serta teknologi deepfake semakin mempermudah para pelaku kejahatan menjalankan aksinya.

    Di tengah kekacauan akibat perang saudara dan pemerintahan militer di Myanmar, negara ini semakin terjerumus dalam krisis yang berkepanjangan. Seorang narasumber menegaskan bahwa jika kelompok bersenjata tertentu menguasai negara, Myanmar berisiko menjadi negara gagal. Konflik bersenjata mungkin telah luput dari perhatian dunia internasional, tetapi kejahatan siber yang berkembang pesat di sana menjadi ancaman global yang tidak bisa diabaikan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Idul Fitri 2025 Tanggal Berapa? NU dan Kemenag Rilis Prediksi dari Perhitungan Hilal

    Idul Fitri 2025 Tanggal Berapa? NU dan Kemenag Rilis Prediksi dari Perhitungan Hilal

    PIKIRAN RAKYAT – Menjelang akhir Ramadhan, muncul pertanyaan mengenai kapan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025. Penetapan hari raya ini sangat bergantung pada hasil pemantauan hilal, yang menjadi salah satu momen penting dalam menentukan tanggal 1 Syawal.

    Untuk tahun ini, pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia akan menggelar sidang isbat hari ini, Sabtu, 29 Maret 2025. Namun, baik Kemenag maupun Nahdlatul Ulama (NU), sudah punya prediksi, berikut penjelasannya:

    Prediksi NU

    Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah mengumumkan data posisi hilal menjelang akhir Ramadan 1446 H. Data ini dirilis pada 27 Maret 2025 melalui informasi tentang hilal awal Syawal 1446 H, yang berlaku untuk tanggal 29 Ramadan 1446 H/29 Maret 2025 di Indonesia.

    Perhitungan hilal dilakukan dengan menggunakan metode hisab (perhitungan astronomi) oleh LF PBNU untuk tanggal 29 Maret 2025 di Gedung PBNU Jakarta, dengan koordinat 6º 11′ 25″ LS dan 106º 50′ 50″ BT. Perhitungan mengikuti metode ilmu falak yang khas dari Nahdlatul Ulama.

    Data tersebut menunjukkan bahwa ketinggian hilal saat matahari terbenam pada 29 Maret 2025 adalah sekitar -1 derajat 59 menit 16 detik, yang berarti hilal masih berada di bawah ufuk dan belum memenuhi kriteria untuk dapat terlihat (imkanur rukyah). Ijtimak (konjungsi) diperkirakan terjadi pada pukul 17:58:27 WIB.

    Selain itu, LF PBNU juga merilis data hilal di beberapa kota lainnya di Indonesia, termasuk posisi hilal terkecil dan terbesar. Hilal terkecil terjadi di Kota Merauke, Papua Selatan, dengan ketinggian -3 derajat 24 menit, sementara yang terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Aceh, dengan ketinggian -0 derajat 59 menit.

    Elongasi hilal di Indonesia pada tanggal 29 Ramadan 1446 H berkisar antara 2º 58′ hingga 3º 01′. Seluruh Indonesia mengalami durasi hilal di atas ufuk selama 0 detik, karena posisi hilal berada di bawah ufuk dan tidak memenuhi kriteria imkan rukyah menurut Nahdlatul Ulama, yang menjadikannya mustahil terlihat.

    Informasi posisi hilal ini sejalan dengan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait perhitungan hilal untuk penentuan Idul Fitri 1 Syawal 1446 H.

    Karena hilal di seluruh Indonesia berada di zona yang mustahil terlihat, LF PBNU memprediksi bahwa Idul Fitri 1 Syawal 1446 H kemungkinan besar akan jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025 (mulai malam hari).

    Namun, keputusan resmi mengenai hari pertama Idul Fitri, 1 Syawal 1446 H, akan diumumkan oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, pada malam Sabtu, 29 Maret 2025 sekitar pukul 19:00 WIB, setelah adanya keputusan sidang isbat pemerintah.

    Prediksi Kemenag RI

    Kementerian Agama (Kemenag) juga memperkirakan Idul Fitri 1446 H/2025 akan dirayakan serentak pada Senin, 31 Maret 2025.

    Perkiraan Idul Fitri bakal jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 diperkuat data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) soal ketinggian hilal serta elongasi geosentris pada 29 Maret 2025.

    Hal ini diungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag, Abu Rokhmad di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat, 21 Maret 2025.

    “Kalau menurut hitung-hitungan hisab, kemungkinan Insya Allah (Idul Fitri 2025) akan sama (dengan Muhammadiyah),” kata dia, dikutip Sabtu, 29 Maret 2025.

    Abu Rokhmad menjelaskan, puasa Ramadhan 2025 bakal dilakukan selama 30 hari sejak Sabtu, 1 Maret 2025 karena hilal tidak dapat dilihat pada tanggal Sabtu, 29 Maret 2025.

    “Maka umur Ramadhan itu kan ada dua, 29 atau 30 hari. Kalau tidak bisa melihat hilal di tanggal 29 maka Ramadhan digenapkan 30 hari. Jadi, Insya Allah, awal Syawal Idul Fitri kita kompak bareng-bareng,” ucap Abu Rokhmad.

    Meskipun prediksi mengenai Lebaran 2025 sudah diumumkan, Kemenag tetap akan melaksanakan Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah.

    Sidang Isbat tersebut akan digelar di kantor pusat Kemenag yang terletak di Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada 29 Ramadan, yang jatuh pada Sabtu, 29 Maret 2025. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 1 Syawal 1446 Hijriah Jatuh pada 31 Maret 2025, Lebaran Hari Senin!

    1 Syawal 1446 Hijriah Jatuh pada 31 Maret 2025, Lebaran Hari Senin!

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah mengumumkan hasil sidang isbat 2025 untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah. Berdasarkan hasil pemantauan hilal di 33 titik di seluruh Indonesia, diputuskan bahwa Idul Fitri 2025 jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    “Pada hari ini Sabtu 29 Maret 2025 yang bertepatan dengan tanggal 29 Ramadan 1446 Hijriah telah masuk laporan dari para petugas rukyatul hilal di berbagai daerah di Indonesia yang telah melaksanakan pengamatan hilal, dan tim penerima laporan rukyat di pusat telah mengonfirmasi bahwa hilal tidak terlihat,” tutur Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar dalam konferensi pers Penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah/2025 Masehi, Sabtu 29 Maret 2025. 

    Dia menuturkan bahwa forum sidang isbat sepakat, laporan rukyat yang masuk, sesuai dengan data hisab yang telah dihitung, masih di bawah kriteria MABIMS.

    “Oleh karenanya, berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang tidak memenuhi kriteria MABIMS serta tidak adanya laporan hilal terlihat, maka disepakati bahwa tanggal 1 Syawal tahun 1446 Hijriah jatuh pada hari Senin tanggal 31 Maret 2025 Masehi. Dengan demikian, disempurnakan jadi 30 hari puasa. Jadi malam hari ini untuk seluruh wilayah Indonesia masih melakukan salat tarawih,” kata Nasaruddin Umar.

    Posisi Hilal Belum Penuhi Kriteria

    Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia masih berada di bawah ufuk. 

    “Adapun posisi hilal hari ini di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk dengan ketinggian berkisar -3 derajat 15 menit 47 detik sampai dengan -1 derajat 4 menit 57 detik dan sudut elongasi 1 derajat 12 menit 89 detik hingga 1 derajat 36 menit 38 detik. Dengan demikian, secara hisab, data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS,” ujarnya.

    Merujuk kriteria MABIMS, awal bulan hijriah ditetapkan jika hilal memiliki tinggi minimal 3 derajat dan elongasi atau jarak sudut antara dua benda langit mencapai 6,4 derajat.

    Idul Fitri 2025 Muhammadiyah

    Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi telah menetapkan tanggal 1 Syawal 1446 Hijriah atau Idul Fitri 2025 berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal. Penentuan ini menjadi pedoman bagi seluruh warga Muhammadiyah dalam menjalankan ibadah dan merayakan hari raya.

    Metode Penentuan Idul Fitri oleh Muhammadiyah

    Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang berpedoman pada perhitungan astronomi tanpa menunggu laporan rukyat (pengamatan langsung). Dalam metode ini, awal bulan Hijriah ditentukan berdasarkan tiga kriteria utama:

    Telah terjadi ijtimak (konjungsi bulan-matahari) Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam Saat matahari terbenam, bulan sudah berada di atas ufuk (hilal wujud di atas ufuk)

    Dengan metode ini, Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 M.

    Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah

    Berdasarkan hasil hisab yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, berikut adalah rincian data astronomi terkait penentuan Idul Fitri 2025:

    Ijtimak jelang Syawal 1446 H terjadi pada: Hari: Sabtu Kliwon, 29 Maret 2025 M Waktu: Pukul 17:59:51 WIB Tinggi hilal di Yogyakarta saat matahari terbenam: -01° 59′ 04″ Kondisi hilal: Belum wujud karena masih berada di bawah ufuk Keputusan: Bulan Ramadan disempurnakan menjadi 30 hari (istikmal) 1 Syawal 1446 H: Senin Pahing, 31 Maret 2025 M

    Dalam praktiknya, keputusan Muhammadiyah seringkali berbeda dengan pemerintah yang menggunakan metode rukyat untuk konfirmasi visibilitas hilal.

    Jika hilal tidak terlihat pada 29 Ramadhan, maka pemerintah menetapkan istikmal dan Idul Fitri akan jatuh pada 31 Maret 2025, yang sama dengan ketetapan Muhammadiyah. Namun, jika dalam sidang isbat pemerintah ditemukan hilal yang dapat terlihat, maka Idul Fitri bisa saja ditetapkan lebih awal, yaitu pada Minggu, 30 Maret 2025.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Jam Berapa Hasil Sidang Isbat Rilis Tanggal Lebaran 2025? Simak Prosesnya!

    Jam Berapa Hasil Sidang Isbat Rilis Tanggal Lebaran 2025? Simak Prosesnya!

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah akan mengadakan sidang isbat untuk menentukan awal Syawal 1446 H/2025 M hari ini, Sabtu, 29 Maret 2025.

    Hasil dari sidang isbat Lebaran Idul Fitri 2025 akan diumumkan setelah salat Maghrib atau menjelang waktu Isya.

    Jadwal sidang isbat tersebut sebelumnya sudah pernah disampaikan oleh Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad.

    Konfirmasi itu diungkap saat Abu Rokhmad memimpin rapat persiapan sidang isbat awal Syawal 1446 H di kantor pusat Kemenag, Jakarta, pada hari Selasa, 18 Maret 2025 lalu.

    “Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” ujar Abu Rokhmad dalam keterangannya.

    Pemerintah menggunakan dua metode, yaitu hisab dan rukyat, untuk menentukan awal Syawal, termasuk Ramadan dan Zulhijah.

    Penetapan ini berdasarkan pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.

    Abu Rokhmad menjelaskan bahwa menurut perhitungan astronomi (hisab), ijtimak diperkirakan akan terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 17.57.58 WIB.

    Pada saat matahari terbenam, posisi hilal diperkirakan berada antara -3 derajat di Papua dan -1 derajat di Aceh. Data tersebut kemudian akan diverifikasi melalui rukyat.

    Rukyat, imbuhnya, telah menjadi bagian dari sunnah Nabi sejak zaman dahulu, yakni dilakukan untuk memastikan awal atau akhir puasa.

    Pemantauan hilal untuk menentukan Hari Raya Idul Fitri tahun ini akan dilakukan di 33 titik yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia, kecuali Bali, yang tidak melaksanakan karena bertepatan dengan Hari Raya Nyepi.

    Pukul Berapa Hasil Sidang Isbat Lebaran Idul Fitri 2025 Akan Diumumkan?

    Hasil sidang isbat Lebaran Idul Fitri 2025 akan diumumkan setelah sidang yang dimulai pada pukul 18.45 WIB selesai.

    Pengumuman tersebut akan disampaikan langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

    Rangkaian Sidang Isbat Lebaran Idul Fitri 2025

    Berikut adalah rincian tahapan sidang isbat Lebaran Idul Fitri 2025 seperti yang dijelaskan oleh Abu Rokhmad:

    Seminar posisi hilal awal Syawal 1446 H: Pukul 16.30 WIB hingga menjelang Maghrib Sidang isbat tertutup: Pukul 18.45 WIB Pengumuman hasil sidang isbat melalui konferensi pers: Setelah sidang isbat selesai (sekira waktu Isya)

    Pada tahun-tahun sebelumnya, hasil sidang isbat Lebaran Idul Fitri biasanya diumumkan beberapa saat sebelum salat Isya. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News