Author: Pikiran-Rakyat.com

  • Cara Tukar THR ke Uang Lembaran, Begini Panduan Penukaran di Bank dan Tempat Penukaran Resmi

    Cara Tukar THR ke Uang Lembaran, Begini Panduan Penukaran di Bank dan Tempat Penukaran Resmi

    PIKIRAN RAKYAT – Saat Hari Raya, hal yang paling ditunggu-tunggu oleh orang dewasa adalah Tunjangan Hari Raya (THR). THR merupakan bentuk apresiasi atau tunjangan yang diberikan oleh perusahaan atau instansi kepada karyawan menjelang hari besar keagamaan, seperti Lebaran.

    Banyak orang memilih untuk menukar THR mereka ke uang dalam bentuk lembaran baru yang lebih segar, baik untuk keperluan hadiah, zakat, maupun kebutuhan pribadi lainnya.

    Lalu, bagaimana cara menukarkan THR ke uang lembaran? Berikut ini adalah panduan lengkap untuk melakukannya di bank atau tempat penukaran uang resmi.

    Uang lembaran baru memiliki banyak kegunaan, mulai dari memberi kesan lebih “baru” dan bersih saat diberikan sebagai hadiah, hingga untuk tujuan zakat yang sering kali membutuhkan uang yang masih baru. Selain itu, menukar THR ke uang lembaran baru juga memberi kenyamanan karena uang tersebut bebas dari tanda-tanda aus atau rusak.

    Jadi, jika Anda berencana menggunakan THR untuk keperluan seperti memberi angpau atau menunaikan kewajiban zakat, menukarkannya ke uang lembaran baru adalah pilihan tepat.

    Bank adalah salah satu tempat paling mudah dan aman untuk menukar uang. Sebagian besar bank menyediakan layanan penukaran uang, terutama saat hari raya seperti Lebaran.

    Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menukar THR di bank:

    a. Cek Persyaratan dan Ketentuan Bank

    Sebelum mendatangi bank, pastikan Anda mengetahui persyaratan yang ditetapkan oleh bank tempat Anda akan melakukan penukaran uang.

    Beberapa bank mungkin memiliki batasan jumlah uang yang dapat ditukarkan atau meminta Anda untuk membawa identitas diri (KTP) sebagai syarat transaksi.

    Cek juga apakah bank tersebut membuka layanan penukaran uang di cabang-cabang tertentu atau hanya di lokasi-lokasi tertentu yang telah ditunjuk.

    b. Datang Lebih Awal

    Saat Lebaran, permintaan untuk menukar uang lembaran baru meningkat drastis. Oleh karena itu, pastikan Anda datang lebih awal untuk menghindari antrean panjang. Beberapa bank bahkan membuka layanan lebih awal untuk melayani kebutuhan nasabah yang ingin menukar uang.

    c. Tentukan Nominal yang Ingin Ditukar

    Saat mengunjungi bank, tentukan nominal uang yang ingin Anda tukar. Anda juga dapat memilih denominasi uang yang diinginkan, seperti pecahan Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000. Pilih pecahan uang yang sesuai dengan kebutuhan Anda, misalnya untuk angpau atau zakat.

    d. Pembayaran dan Penerimaan Uang

    Setelah memilih jumlah dan pecahan yang diinginkan, bank akan memproses penukaran dan menyerahkan uang dalam lembaran baru kepada Anda. Pastikan untuk memeriksa kondisi uang dan jumlahnya agar sesuai dengan permintaan.

    3. Tempat Penukaran Uang Resmi Selain Bank

    Selain di bank, ada beberapa tempat resmi yang menyediakan layanan penukaran uang baru, terutama menjelang hari raya. Berikut adalah pilihan lainnya:

    a. ATM Penukaran Uang (ATM Penukaran Uang Baru)

    Beberapa bank menyediakan mesin ATM khusus untuk penukaran uang baru. Mesin ini memungkinkan nasabah untuk menukar uang dalam jumlah tertentu dengan pecahan yang diinginkan. Anda cukup mengikuti petunjuk yang ada di layar ATM, dan uang baru akan dikeluarkan sesuai dengan keinginan.

    b. Kantor Pos

    Kantor pos juga kerap menyediakan layanan penukaran uang lembaran baru, terutama menjelang Lebaran. Tempat ini bisa menjadi alternatif bagi Anda yang tidak ingin mengantre panjang di bank. Pastikan untuk mengecek jadwal operasional dan persyaratannya sebelum datang.

    c. Layanan Penukaran Uang di Tempat Umum

    Selain itu, banyak tempat umum seperti pasar atau tempat perbelanjaan yang bekerja sama dengan pihak bank untuk menyediakan layanan penukaran uang baru. Beberapa tempat ini bahkan melayani penukaran uang selama 24 jam. Namun, Anda perlu lebih berhati-hati dalam memilih tempat ini, pastikan hanya menggunakan layanan penukaran uang yang resmi dan diawasi oleh pihak berwenang.

    Hindari Tempat Penukaran Uang Ilegal: Pastikan Anda hanya menukar uang di tempat yang terdaftar dan diawasi oleh bank Indonesia atau pihak berwenang. Tempat penukaran uang ilegal dapat berisiko terhadap uang yang ditukarkan. Periksa Keaslian Uang: Saat menerima uang, pastikan untuk memeriksa keasliannya. Uang baru yang dikeluarkan oleh bank resmi selalu dilengkapi dengan berbagai elemen pengaman. Bawa Identitas Diri: Beberapa tempat mungkin mewajibkan Anda untuk membawa identitas diri seperti KTP. Jadi, jangan lupa untuk membawanya saat menukar uang. Jangan Menunda: Antisipasi antrean panjang dengan menukar uang lebih awal, setidaknya beberapa hari sebelum Lebaran tiba.

    Menukarkan THR ke uang lembaran baru adalah salah satu cara praktis untuk mempersiapkan hari raya dengan lebih meriah, terutama jika Anda berencana memberikan angpau atau menunaikan zakat. Baik melalui bank maupun tempat penukaran uang resmi lainnya, pastikan Anda mengikuti prosedur yang sesuai agar proses penukaran berjalan lancar dan aman.*** (Adisty Intan Azzura – Universitas Pendidikan Indonesia)

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tips Mudah Cara Memanfaatkan THR dan Uang Lebaran, Panduan untuk Menyusun Dana Darurat

    Tips Mudah Cara Memanfaatkan THR dan Uang Lebaran, Panduan untuk Menyusun Dana Darurat

    PIKIRAN RAKYAT – Selain hanya untuk merayakan kemenangan setelah bulan puasa, Lebaran juga menjadi moment menerima Tunjangan Hari Raya (THR) atau uang Lebaran.

    Meskipun godaan untuk menghabiskan uang tersebut dengan belanja atau liburan sangat besar, ada cara yang lebih bijak untuk memanfaatkannya. Salah satunya adalah dengan menyisihkan sebagian dari THR dan uang Lebaran untuk membangun dana darurat. 

    Dana darurat adalah dana yang disiapkan untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti biaya medis mendesak, kehilangan pekerjaan, atau kerusakan besar pada rumah. Memulai atau menambah dana darurat dari THR adalah langkah cerdas untuk menjaga stabilitas keuangan di masa depan. Berikut ini adalah tips sederhana yang dapat Sobat PR terapkan. 

    1. Tentukan tujuan dana darurat

    Sebelum memulai menyisihkan uang, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan berapa banyak dana darurat yang kamu perlukan.

    Umumnya, dana darurat disarankan untuk mencakup 3 hingga 6 bulan pengeluaran bulanan. Namun, jika baru memulai, bahkan memiliki dana darurat sebesar 1 bulan pengeluaran sudah merupakan langkah yang baik.

    Langkah pertama:

    – Hitung pengeluaran bulanan rutin (seperti makan, transportasi, tagihan, cicilan).

    – Tentukan berapa bulan pengeluaran yang ingin kamu sisihkan untuk dana darurat.

    2. Pisahkan dana THR untuk tujuan berbeda

    Salah satu trik sederhana adalah dengan memisahkan THR atau uang Lebaran yang diterima ke dalam beberapa kategori. Misalnya, buatlah 3 kantong atau rekening terpisah: satu untuk kebutuhan sehari-hari, satu untuk tabungan atau investasi jangka panjang, dan satu lagi untuk dana darurat. Dengan cara ini, Sobat PR sudah punya komitmen untuk menyisihkan sebagian tanpa harus bingung saat ingin menggunakan uang tersebut.

    Langkah kedua:

    – Pisahkan 20-30% dari total THR atau uang Lebaran untuk dana darurat. 

    – Ingat, meski jumlahnya sedikit, konsistensi dalam menyisihkan uang akan memberikan hasil yang besar dalam jangka panjang.

    3. Buat anggaran yang realistis dan mudah diikuti

    Meskipun ide menyisihkan sebagian uang untuk dana darurat sudah ditetapkan, tanpa anggaran yang jelas, rencana ini bisa dengan mudah gagal. Buatlah anggaran yang realistis dan mudah diikuti. Sebagai contoh, jika Sobat PR merasa kesulitan menabung dalam jumlah besar sekaligus, mulailah dengan angka kecil terlebih dahulu.

    Bisa dimulai dengan menyisihkan Rp500.000 atau Rp1.000.000 dari THR untuk dana darurat, dan terus tambahkan secara bertahap setiap bulan.

    Langkah ketiga:

    – Sesuaikan dengan kemampuan finansial dan tentukan angka yang mudah untuk dicapai.

    – Tetap konsisten, meski nominalnya kecil, asalkan dilakukan secara rutin.

    4. Simpan di tempat yang mudah diakses, tapi tidak terlalu mudah digunakan

    Dana darurat sebaiknya disimpan di tempat yang aman dan mudah diakses, namun bukan di rekening yang terlalu sering digunakan untuk pengeluaran sehari-hari. Sobat PR bisa menempatkan dana darurat di rekening tabungan terpisah, deposito jangka pendek, atau aplikasi keuangan yang memungkinkanmu menyimpan uang dengan mudah tanpa tergoda untuk menggunakannya.

    Langkah keempat:

    – Buka rekening tabungan khusus dana darurat atau gunakan aplikasi keuangan yang memberikan fitur pemisahan dana.

    – Pilih rekening yang tidak mudah tergoda untuk dipakai untuk keperluan sehari-hari.

    5. Evaluasi dan sesuaikan secara berkala

    Dana darurat bukanlah sesuatu yang dibangun dalam semalam. Setiap kali menerima THR atau uang Lebaran di masa mendatang, evaluasi kembali kebutuhan dana daruratmu dan sesuaikan dengan situasi keuangan. Jika pengeluaran bulanan meningkat, mungkin jumlah dana darurat yang perlu disiapkan juga perlu ditambah.

    Langkah kelima:

    – Setiap beberapa bulan, evaluasi ulang jumlah dana darurat. 

    – Jika ada perubahan dalam pendapatan atau pengeluaran, sesuaikan jumlah dana darurat yang perlu disisihkan.

    6. Manfaatkan dana darurat dengan bijak

    Jika suatu saat dana darurat benar-benar diperlukan, pastikan menggunakan uang tersebut dengan bijak. Dana darurat digunakan untuk situasi darurat yang tak terduga, seperti biaya rumah sakit mendesak atau perbaikan rumah yang mendesak. Jangan gunakan dana darurat untuk membeli barang-barang yang tidak penting atau dalam keadaan tidak mendesak.

    Langkah keenam:

    – Gunakan dana darurat hanya untuk keadaan yang benar-benar mendesak dan darurat.

    – Pastikan setelah menggunakan sebagian dana darurat, Sobat PR segera mulai menyisihkan kembali untuk memulihkan jumlahnya.

    Bijak mengelola uang lebaran untuk masa depan

    Menyisihkan sebagian THR dan uang Lebaran untuk dana darurat adalah langkah bijak untuk memastikan keamanan finansial di masa depan. Dengan cara yang sederhana namun terencana tanpa stres dengan keuangan. Ingat, membangun dana darurat bukan hanya soal menabung uang, tetapi tentang menciptakan rasa aman dan siap menghadapi ketidakpastian.

    Mulailah dengan langkah kecil, dan seiring waktu, kamu akan melihat manfaat besar dari kebiasaan menabung yang dilakukan sekarang. Jadi, manfaatkan THR dan uang Lebaran dengan cara yang cerdas, agar masa depan lebih aman dan terjamin.***(Adisty Intan Azzura) 

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tagihan Listrik Naik Pasca Subsidi 50 Persen, Sampai 2 Kali Lipat?

    Tagihan Listrik Naik Pasca Subsidi 50 Persen, Sampai 2 Kali Lipat?

    PIKIRAN RAKYAT – Gelombang keluhan membanjiri linimasa media sosial beberapa waktu terakhir, di mana sejumlah besar warganet mengungkapkan keterkejutan mereka atas lonjakan tagihan listrik yang signifikan.

    Fenomena ini terjadi pasca berakhirnya program subsidi tarif listrik sebesar 50 persen yang diberlakukan pada periode Januari hingga Februari lalu.

    Banyak pengguna media sosial yang mengaku harus membayar tagihan listrik hingga dua kali lipat dari jumlah yang biasanya mereka keluarkan, memicu perdebatan dan keresahan di dunia maya.

    Berdasarkan pantauan Pikiran-Rakyat.com di berbagai platform media sosial, terutama X (dahulu Twitter) dan Facebook, menunjukkan betapa masifnya keluhan yang dilayangkan oleh masyarakat.

    Akun X @lagigabutni menjadi salah satu yang pertama kali menyuarakan kejanggalan ini. Dalam unggahannya, ia mempertanyakan apakah pengguna listrik lain juga mengalami lonjakan tagihan serupa setelah berakhirnya masa subsidi.

    “Disini apakah ad kelonjakan tagihan listrik jg stelah subsidi yg 50% itu? kaget bgt, stelah promo subsidi abis, tagihan bulan ini jadi 2x lipat pembayarannya,” tulisnya dalam sebuah cuitan yang kemudian menjadi viral dan memicu berbagai respons dari warganet lainnya.

    Dalam utas selanjutnya, akun tersebut melampirkan bukti pembayaran listriknya. Ia menunjukkan bahwa pada bulan sebelumnya, dengan adanya diskon 50 persen, total biaya listriknya sebelum diskon adalah Rp 254.324. Namun, tagihan untuk bulan berikutnya melonjak drastis menjadi Rp 608.508.

    “Ini bukti pembayaranku bln lalu dpt disc 50% (sebelum disc asli Rp.254.324) lalu mau bayar lg bulan ini tagihan Rp.608.508. jadi total kenaikan 139% atau 1.4x lipat.

    ternyata banyak yg senasib parah bgt scamming/fraud ini namanya? @pln_123 @prabowo kalau emang akhirnya gini, mending gausa subsidi???????? gila pic.twitter.com/ke529LoVqs— Kegabutan (@Lagigabutini) April 2, 2025

    “Pemakaian flat dari 2023-2024,” lanjutnya, menekankan bahwa pola pemakaian listriknya cenderung stabil dari tahun sebelumnya.

    Tidak hanya di X, keluhan serupa juga membanjiri platform Facebook. Akun Facebook dengan nama Halimi menulis, “Gokil emang PLN diskon 2 bulan naiknya seumur hidup, mana gede bener naiknya.”

    Ungkapan kekecewaan ini mencerminkan sentimen banyak pengguna yang merasa kenaikan tarif setelah subsidi justru memberatkan.

    Selain masalah kenaikan tarif, beberapa netizen juga mengeluhkan kualitas layanan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Akun Facebook Dyah Safitri misalnya, mengungkapkan kekesalannya atas pemadaman listrik yang terjadi di wilayahnya.

    “Udah hampir 2 jam listrik di Desa Bulung Kulon RT 5 RW 5 Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah padam, itu karyawanmu pada ketiduran apa gimana sih,” tulisnya.

    Lebih lanjut, akun Facebook Laely Novella juga turut berbagi pengalamannya, “Listrik saya mengalami kenaikan hingga 2 kali lipat, padahal pemakaian sangat sederhana.”

    Testimoni ini memperkuat dugaan bahwa kenaikan tarif tidak hanya dirasakan oleh mereka yang memiliki konsumsi listrik tinggi.

    Namun, adapula netizen yang memaklumi kenaikan tarif listrik tersebut, sebab penggunaan listrik yang melonjak di bulan puasa Ramadhan.

    Maklum para saudara, bulan maret sebulan kita puasa, yang biasanya lampu, penerangan, tv, alat elektronik istirahat di tengah malam hingga dini hari di bulan ramadan hidup di jam jam istirahat, otomatis penggunaan Kwh meningkat dan tagihanpun meningkat— Odiq Kertodanuri (@OdiqKertodanuri) April 4, 2025

    “Maklum para saudara, bulan maret sebulan kita puasa, yang biasanya lampu, penerangan, tv, alat elektronik istirahat di tengah malam hingga dini hari di bulan ramadan hidup di jam jam istirahat, otomatis penggunaan Kwh meningkat dan tagihanpun meningkat,” tulis akun @odiqkertodanuri.

    “Bulan puasa itu pemakaian listrik naik. Bisa jadi pemakaian AC bertambah di jam siang. Lampu, tv dll pada saat sahur,” tulis akun @basyiitth.

    “Aku naik 100rb, tapi ku pikir wajar, karena puasa kemarin konsumsi listrik pasti lebih banyak daripada hari-hari biasa,” tulis akun @kitnacanon.

    Menanggapi ramainya keluhan ini, Pikiran-Rakyat.com mencoba menganalisis beberapa kemungkinan penyebab lonjakan tarif listrik pasca berakhirnya subsidi.

    1. Berakhirnya Program Subsidi

    Penyebab paling jelas dari kenaikan tagihan adalah berakhirnya program subsidi tarif listrik sebesar 50 persen. Program ini tentu memberikan keringanan yang signifikan bagi pelanggan selama dua bulan.

    Ketika subsidi dicabut, tarif kembali ke harga normal, yang secara otomatis akan membuat tagihan terlihat lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya saat subsidi masih berlaku.

    2. Perhitungan Tarif Progresif

    Perlu dipahami bahwa PLN menerapkan sistem tarif progresif untuk pelanggan rumah tangga dengan daya tertentu. Dalam sistem ini, semakin besar konsumsi listrik, semakin tinggi pula tarif per kWh yang dikenakan.

    Meskipun pola pemakaian bulanan terlihat “flat” atau stabil, akumulasi pemakaian selama beberapa bulan (termasuk saat subsidi) bisa saja mempengaruhi perhitungan tarif pada bulan berikutnya jika terjadi pergeseran ke golongan tarif yang lebih tinggi.

    3. Faktor Musiman dan Perubahan Perilaku Konsumsi

    Sebagian netizen mencoba memberikan perspektif lain terkait lonjakan tagihan ini. Beberapa di antaranya mengaitkannya dengan perubahan pola konsumsi listrik selama bulan Ramadan yang jatuh pada bulan Maret.

    Peningkatan penggunaan perangkat elektronik seperti pendingin ruangan (AC) pada siang hari karena cuaca panas, serta penggunaan lampu dan peralatan masak saat sahur dan berbuka, memang berpotensi meningkatkan konsumsi listrik rumah tangga.

    4. Kemungkinan Kesalahan Pembacaan Meter atau Sistem

    Meskipun jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan dalam pembacaan meteran listrik atau gangguan pada sistem penagihan PLN. Hal ini bisa menyebabkan tagihan yang tidak sesuai dengan pemakaian sebenarnya.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak PLN terkait ramainya keluhan netizen mengenai lonjakan tarif listrik pasca subsidi.

    Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami beberapa hal dan mengambil langkah yang tepat jika merasa tagihan listriknya tidak sesuai.

    Lonjakan tarif listrik, terutama jika terjadi secara signifikan dan tidak terduga, dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

    Beban pengeluaran rumah tangga akan meningkat, yang berpotensi mengurangi daya beli masyarakat untuk kebutuhan lainnya. Hal ini juga dapat memicu keresahan sosial dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap penyedia layanan publik seperti PLN.

    Keluhan netizen terkait lonjakan tarif listrik pasca subsidi menjadi isu penting yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pihak terkait, terutama PLN.

    Transparansi dalam perhitungan tarif dan sosialisasi mengenai potensi perubahan tagihan setelah program subsidi berakhir sangatlah penting.

    Selain itu, PLN juga perlu memastikan kualitas layanan tetap terjaga dan responsif terhadap keluhan pelanggan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tips Jitu Orang Tua Bantu Anak Kelola THR dengan Tepat

    Tips Jitu Orang Tua Bantu Anak Kelola THR dengan Tepat

    PIKIRAN RAKYAT – Setiap momen lebaran, anak-anak selalu mendapatkan Tabungan Hari Raya (THR) dengan nominal yang sangat beragam. 

    Meskipun anak-anak mendapatkan THR, peran orang tua akan dimulai saat anak ingin menggunakan uang tersebut untuk membeli sesuatu yang diinginkan. 

    Berikut adalah tips bagi orang tua ketika anak-anak mendapatkan THR, sebagaimana dirangkum Pikiran-Rakyat.com di bawah ini. 

    Pertama

    Orang tua harus mengajarkan kepada anak soal nilai dan fungsi uang ditambah cara mengelola. Disarankan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak agar mudah dicerna. 

    Kedua

    Pada umumnya, bank tertentu memiliki program rekening khusus untuk anak. Namun jika tidak ada, bisa menitipkan ke rekening orang tua dan anak diwajibkan untuk belajar menyimpan uang. 

    Ketiga

    Anak harus dilibatkan dalam menentukan jumlah uang yang akan dipakai. Ada tujuan di balik hal tersebut yakni berlatih untuk bisa bertanggung jawab. 

    Keempat

    Orang tua wajib menjelaskan kepada anak soal penggunaan uang yang didapatkan serta pemakaian uang untuk suatu hal. Disarankan untuk menggunakan contoh sederhana yang mudah dipahami anak. 

    Kelima

    Terakhir, orang tua juga mengajarkan anak untuk berbagi melalui infaq, membuat rencana pengeluaran serta investasi. Ajarkan anak ketiga poin tersebut dengan sederhana dan pemaparan yang masuk akal untuk anak-anak.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Cara Menghitung Bunga Deposito BCA dan Simulasinya

    Cara Menghitung Bunga Deposito BCA dan Simulasinya

    PIKIRAN RAKYAT – Menyimpan uang dalam bentuk deposito bisa menjadi salah satu pilihan aman untuk menambah nilai aset kamu secara pasif. Di antara banyaknya pilihan bank, BCA kerap dipilih karena memiliki reputasi yang baik serta layanan yang transparan, termasuk dalam hal perhitungan bunga deposito. Namun, sebelum kamu memutuskan untuk menempatkan dana, penting untuk memahami bagaimana sistem bunga bekerja agar hasil yang diperoleh sesuai dengan ekspektasi.

    Salah satu pertanyaan umum yang sering muncul adalah, “Berapa persen bunga deposito BCA per bulan?” atau “Berapa bunga deposito 1 bulan BCA?” Pertanyaan ini sangat wajar karena setiap tenor dan jumlah simpanan akan memengaruhi besaran bunga yang kamu terima. Selain itu, ada juga potongan pajak atas bunga yang perlu kamu pertimbangkan dalam perhitungannya.

    Tak sedikit orang juga penasaran, “Deposito 10 juta di BCA dapat bunga berapa?” atau bahkan “Deposito 50 juta di BCA dapat bunga berapa?” Jawaban dari pertanyaan ini tentu tidak bisa disamaratakan, karena bunga deposito di BCA bersifat fluktuatif dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku saat dana disimpan.

    Oleh karena itu, mengetahui cara menghitung bunga deposito dengan benar bisa memberikan kamu gambaran realistis tentang keuntungan yang akan diperoleh. Untuk melakukannya, kamu bisa mengikuti cara menghitung bunga deposito BCA di bawah ini.

    Cara Menghitung Bunga Deposito BCA

    Ada 2 cara yang bisa kamu gunakan untuk menghitung bunga deposito BCA, simak selengkapnya.

    1. Berdasarkan Total Nilai Investasi Setelah Jatuh Tempo

    Salah satu cara menghitung bunga hasil dari deposito adalah dengan memperkirakan jumlah total investasi yang akan diterima setelah jatuh tempo. Perhitungan ini menggunakan rumus dasar:

    Total Investasi = Dana Awal + (Bunga Kotor – Pajak atas Bunga)

    Untuk menghitung jumlah bunga yang didapatkan selama periode simpanan, kamu bisa memakai rumus berikut:

    Bunga Kotor = Dana Awal × Persentase Bunga Tahunan × (Lama Waktu Simpan / Jumlah Hari dalam Setahun)

    Selanjutnya, untuk mengetahui berapa pajak yang dikenakan atas bunga tersebut, gunakan rumus:

    Pajak atas Bunga = Bunga Kotor × Tarif Pajak

    Catatan penting:

    Periode simpanan dinyatakan dalam hari Satu tahun dianggap 365 hari (non-kabisat) atau 366 hari (kabisat) Tarif pajak bunga umumnya sebesar 20%

    Sebagai contoh, jika kamu menyimpan dana Rp10 juta selama 6 bulan dengan bunga tahunan 6% dan tarif pajak 20%, berikut perhitungannya:

    Bunga Kotor = (Rp10.000.000 × 6% × 180) / 365 = Rp295.890

    Pajak = Rp295.890 × 20% = Rp59.178

    Total Nilai Akhir = Rp10.000.000 + (Rp295.890 – Rp59.178) = Rp10.236.712

    Artinya, setelah 6 bulan, dana kamu akan tumbuh menjadi Rp10.236.712.

    2. Menghitung Bunga Bersih per Bulan

    Pendekatan lain adalah dengan mengetahui keuntungan bersih yang diperoleh setiap bulan setelah dipotong pajak. Rumus sederhananya adalah:

    (Persentase Bunga × Dana Pokok × 30 Hari × 80%) / 365 Hari

    Angka 80% pada rumus tersebut mencerminkan hasil bersih setelah dikurangi pajak 20%. Jadi, jika kamu ingin mengetahui estimasi bunga yang kamu terima tiap bulan, rumus ini bisa jadi acuan yang cepat dan praktis.

    Sebagai ilustrasi, jika kamu mendepositokan dana sebesar Rp10 juta selama 6 bulan, dengan bunga tahunan 6% dan potongan pajak 20%, maka perhitungannya adalah:

    (6% × Rp10.000.000 × 30 × 80%) / 365 = Rp39.452

    Sehingga estimasi bunga bersih yang akan kamu dapatkan setiap bulan adalah sekitar Rp39.452.

    Jadi, sebelum kamu memulai investasi dalam bentuk deposito, ada baiknya kamu membekali diri dengan informasi dasar terkait mekanisme bunga agar keputusan keuangan yang kamu ambil menjadi lebih cerdas dan terukur.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tarif Impor AS 32 Persen Jadi Alarm Serius, Pemerintah Harus Tegas

    Tarif Impor AS 32 Persen Jadi Alarm Serius, Pemerintah Harus Tegas

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika serikat (AS) Donald Trump dalam kebijakan terbarunya mengenakan tarif impor sebesar 32 persen kepada Indonesia. Menurut Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, M. Hanif Dhakiri, kebijakan ini menjadi alarm serius bagi ekonomi nasional. Ia meminta pemerintah harus segera merespons dengan langkah nyata, terarah, dan berpihak.

    “Ini bukan sekadar urusan dagang, tapi pukulan langsung ke industri padat karya dan jutaan pekerja. Pemerintah tak bisa hanya berdiri di pinggir lapangan. Harus turun tangan penuh,” ujar Hanif dalam keterangannya, Jumat, 4 April 2025.

    Trump resmi memberlakukan tarif dasar 10 persen untuk seluruh negara dan tarif tambahan bervariasi berdasarkan penilaian atas praktik perdagangan negara mitra pada 2 April 2025.

    Indonesia dikenakan tarif tambahan 32 persen untuk sejumlah produk, sedangkan Vietnam 46 persen dan China 34 persen. Penetapan ini mengacu pada kalkulasi hambatan perdagangan, manipulasi mata uang serta akses pasar.

    Kebijakan Trump Pukul Komoditas Ekspor Unggulan

    Hanif menyebut kebijakan Trump dapat memukul komoditas ekspor unggulan Indonesia seperti alas kaki, tekstil dan garmen, minyak nabati, serta alat listrik. Nilai ekspor Indonesia ke AS pada 2023 mencapai USD 31 miliar atau sekitar Rp500 triliun, tertinggi kedua setelah China. Menurut Hanif, jika pemerintah tidak bergerak cepat dampaknya bakal fatal.

    “Kalau tidak diantisipasi, dampaknya bisa meluas, ekspor turun, PHK meningkat, inflasi naik, dan daya beli masyarakat tertekan,” tutur Hanif.

    Hanif menuturkan, nilai tukar rupiah telah menyentuh Rp16.675 per dolar AS, meskipun Bank Indonesia (BI) sudah menggelontorkan lebih dari USD 4,5 miliar cadangan devisa untuk intervensi pasar tetapi langkah tersebut belum cukup tanpa penguatan sektor riil dan fiskal.

    “Strategi moneter penting, tapi tak cukup. Tanpa penguatan sektor riil dan fiskal, ekonomi kita bisa limbung,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum PKB ini mendorong diversifikasi pasar ekspor ke kawasan BRIICS dan Afrika. Selain itu perlu dilakukan penguatan UMKM dan industri berbahan baku lokal agar naik kelas serta lebih tangguh menghadapi guncangan eksternal.

    “Tarif AS harus kita jawab dengan keberanian industrialisasi. Produk lokal tak boleh hanya bertahan harus maju dan menembus pasar baru,” kata Hanif.

    Pentingnya Investasi SDM

    Hanif menyebut investasi pada sumber daya manusia (SDM) menjadi langkah yang penting, termasuk pada pekerja migran yang tahun lalu menyumbang devisa sebesar USD 14 miliar.

    “Mereka bukan beban, tapi kekuatan. Kalau dikelola serius, lima hingga sepuluh tahun ke depan mereka bisa jadi pilar ekonomi nasional,” tuturnya.

    Mantan Menteri Ketenagakerjaan RI ini menegaskan bahwa tekanan global adalah ujian arah kebijakan nasional. Menurutnya, saat ini momentum tepat untuk melangkah lebih berani.

    “Ini saatnya melangkah dengan strategi yang berani dan keberpihakan yang nyata,” ucap Hanif.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Cara Menghitung Bunga Deposito Blu BCA, Nabung 1 Juta Dapat Berapa?

    Cara Menghitung Bunga Deposito Blu BCA, Nabung 1 Juta Dapat Berapa?

    PIKIRAN RAKYAT – Jika kamu sedang mempertimbangkan menabung di bank digital, Blu by BCA Digital bisa menjadi pilihan yang menarik. Salah satu produk unggulannya adalah deposito berjangka yang memberikan keuntungan berupa bunga tetap sesuai tenor yang kamu pilih.

    Nabung 1 juta di Blu BCA dapat bunga berapa? Secara umum, suku bunga deposito Blu BCA bersaing dengan produk sejenis dari bank digital lainnya. Suku bunga yang ditawarkan biasanya ditentukan berdasarkan jumlah dana yang disetor dan jangka waktu simpanannya. Misalnya, semakin lama kamu menempatkan dana di deposito, semakin besar potensi keuntungan yang bisa kamu terima.

    Selain itu, deposito di Blu BCA juga sudah dijamin aman karena terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jadi kalau kamu sempat bertanya-tanya, “Deposito di Blu BCA apakah aman?”, jawabannya: iya, selama sesuai ketentuan batas jaminan LPS.

    Untuk mengetahui secara pasti berapa keuntungan yang bisa kamu peroleh, kamu perlu menghitungnya. Jadi, jika kamu penasaran dan ingin mengetahui perhitungan lengkapnya, kamu bisa mencoba dua cara di bawah ini.

    Cara Menghitung Bunga Deposito Blu BCA

    Cara mana yang ingin kamu coba untuk menghitung bunga deposito?

    1. Menghitung dari Total Investasi Setelah Jatuh Tempo

    Jika kamu ingin tahu berapa bunga yang akan kamu terima setelah deposito Blu BCA jatuh tempo, kamu bisa menggunakan pendekatan yang menghitung total investasi akhir. Cara ini memberikan gambaran jelas tentang hasil akhir dari dana yang kamu tempatkan. Rumus dasarnya yaitu:

    Total Investasi = Dana Awal + (Bunga Kotor – Pajak Bunga)

    Langkah awal yang perlu kamu lakukan adalah menghitung bunga kotor yang diperoleh dari deposito. Rumusnya:

    Bunga Kotor = Dana Awal x Suku Bunga Tahunan x Jumlah Hari / 365

    Kemudian, dari hasil tersebut, kamu harus mengurangkan pajak bunga deposito. Pajak yang berlaku saat ini untuk bunga deposito adalah 20%. Jadi, perhitungannya menjadi:

    Pajak Bunga = Bunga Kotor x 20%

    Sebagai contoh, kamu mendepositokan Rp1.000.000 di Blu BCA selama 6 bulan (180 hari), dengan suku bunga 5% per tahun. Maka perhitungan detailnya seperti ini:

    Bunga Kotor = (Rp1.000.000 x 5% x 180) / 365 = Rp24.658

    Pajak Bunga = Rp24.658 x 20% = Rp4.931

    Total Saldo Akhir = Rp1.000.000 + (Rp24.658 – Rp4.931) = Rp1.019.727

    Dengan begitu, jika kamu menyimpan Rp1 juta di Blu BCA selama 6 bulan, kamu akan menerima saldo total sebesar Rp1.019.727 saat jatuh tempo.

    2. Menghitung dari Keuntungan Bunga Tiap Bulan

    Kalau kamu lebih tertarik untuk mengetahui berapa penghasilan bersih yang kamu dapat setiap bulan dari deposito Blu, kamu bisa menghitungnya dengan metode bunga per bulan. Rumus ini praktis karena langsung menunjukkan keuntungan bulanan setelah dipotong pajak.

    Rumusnya adalah:

    Bunga Bersih Bulanan = (Suku Bunga x Dana Awal x 30 x 80%) / 365

    Perlu kamu tahu, angka 80% di sini adalah hasil dari pengurangan 100% dikurangi pajak bunga 20%, karena keuntungan deposito dikenai potongan pajak otomatis.

    Sebagai ilustrasi, kamu mendepositokan Rp1.000.000 dengan suku bunga tahunan 5%. Maka perhitungannya:

    (5% x Rp1.000.000 x 30 x 80%) / 365 = Rp3.288

    Jadi, dengan nominal tersebut, kamu akan menerima Rp3.288 per bulan secara bersih dari bunga deposito.

    Metode ini sangat cocok kalau kamu ingin mengoptimalkan dana sebagai pemasukan pasif bulanan dari tabungan jangka pendek yang aman dan stabil.

    Demikian penjelasan tentang cara menghitung bunga deposito Blu BCA. Gunakan cara yang paling cocok denganmu. Selamat berdeposito!***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Mau Merantau ke Jakarta? Ini Hal yang Harus Diperhatikan bagi Pendatang Baru

    Mau Merantau ke Jakarta? Ini Hal yang Harus Diperhatikan bagi Pendatang Baru

    PIKIRAN RAKYAT – Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta, Budi Awaludin, menyebut, pada 2025 jumlah pendatang baru ke Jakarta diperkirakan akan mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya.

    Berdasarkan perhitungan Disdukcapil DKI Jakarta, diperkirakan sekira 10.000 hingga 15.000 pendatang baru akan datang ke Jakarta usai Lebaran 2025.

    “Sekitar 10.000 sampai dengan 15.000 jiwa pendatang baru akan datang ke Jakarta pada musim pascahari raya tahun ini,” kata Budi dalam keterangannya, Jumat, 4 April 2025.

    Budi menjelaskan, angka tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2024 yang mencatatkan 16.207 jiwa pendatang, turun sekira 37,47 persen dari tahun 2023 yaitu sebanyak 25.918 jiwa.

    Faktor Penyebab Penurunan Pendatang ke Jakarta

    Lebih lanjut, Budi menyampaikan, menurunnya jumlah pendatang ke Jakarta pada 2025 diprediksi terkait dengan beberapa faktor seperti:

    Sosialisasi atas program penataan administrasi kependudukan sesuai domisili Persaingan di Jakarta yang semakin ketat Jakarta bukan satu-satu kota besar di Indonesia dan itu jadi opsi atau pilihan bagi para urban untuk menjadi kota tujuan baru. Regulasi dan Prosedur Pendatang Baru

    Budi mengimbau para pendatang sudah memiliki kepastian tempat bekerja atau setidaknya memiliki ketrampilan dan jaminan tempat tinggal.

    Menurutnya, hal tersebut penting agar dapat berkontribusi membangun Jakarta menuju global city. Terdapat dua kategori pendatang yang perlu diperhatikan:

    Pendatang yang membawa Surat Keterangan Pindah (SKP) dari daerah asalnya untuk menetap di DKI Jakarta. Pendatang yang tidak berniat pindah (akan menjadi penduduk nonpermanen di DKI Jakarta).

    Mekanisme/prosedur pelaporannya sebagai berikut:

    1. Pendatang yang membawa SKP dari daerah asalnya:

    Melapor ke Kelurahan dengan membawa persyaratan yaitu: Surat Keterangan Pindah, Surat Penjamin, KTP, KIA Asli dan KK daerah asal. Setelah perpindahan divalidasi oleh petugas Dukcapil Kelurahan dan terbit KK serta KTP, KIA di DKI, agar melapor ke RT terkait kedatangannya. Dokumen lama diserahkan dan ditarik di Dukcapil tujuan Dalam proses validasi, petugas akan memastikan tentang kebenaran surat penjamin benar-benar dari pemilik rumah/rumah milik sendiri.

    2. Pendatang Yang Tidak Membawa Surat Pindah/Penduduk Non Permanen:

    Melapor secara mandiri pada link yang disediakan Ditjen Dukcapil Kemendagri dan berlaku nasional yaitu melalui tautan https://penduduknonpermanen.kemendagri.go.id Dari proses pendaftaran mandiri ini, penduduk akan mendapatkan notifikasi/pemberitahuan dari link tsb bahwa “telah terdaftar sebagai penduduk nonpermanen” Melapor ke petugas kelurahan untuk didaftarkan di SIAK sebagai penduduk non permanen. Dihimbau melapor kedatangannya ke RT setempat dalam rangka menjaga ketentraman dan ketertiban, agar RT bisa menginput di Aplikasi Data Warga. Batas waktu menetap bagi penduduk Non Permanen adalah kurang dari 1 (satu) tahun.

    “Disdukcapil DKI Jakarta memiliki layanan Adminduk dari tingkat Kelurahan, Kecamatan, sudin/tingkat Kota hingga di Provinsi/ Dinas. Kami akan melayani seluruh pemohon yang datang ke loket secara tulus, adil, gratis,” ujar Budi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan agar Laba Maksimal

    Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan agar Laba Maksimal

    PIKIRAN RAKYAT – Mengetahui cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah langkah penting jika kamu menjalankan usaha, baik skala kecil maupun besar. HPP bukan sekadar angka, tetapi komponen vital yang menentukan seberapa besar keuntungan bersih dari setiap penjualan yang kamu lakukan. Tanpa perhitungan yang tepat, kamu mungkin merasa sudah untung padahal sebenarnya justru mengalami kerugian tersembunyi.

    Dalam dunia bisnis, memahami HPP membantu kamu mengontrol biaya produksi serta mengatur strategi harga jual dengan lebih akurat. Saat kamu tahu berapa biaya sebenarnya untuk menghasilkan atau mendapatkan barang yang dijual, kamu bisa menentukan harga jual yang tetap kompetitif namun menguntungkan. Ini bukan hanya soal matematika, tetapi soal keberlangsungan usaha kamu ke depan.

    Tak hanya itu, perhitungan HPP juga berpengaruh besar terhadap laporan keuangan. Jika kamu ingin membuat laporan laba rugi yang akurat, maka mengetahui HPP menjadi salah satu syarat utamanya. Dengan begitu, kamu bisa menilai performa usaha kamu secara menyeluruh dan membuat keputusan bisnis yang lebih bijak.

    Meskipun terlihat rumit di awal, menghitung HPP sebenarnya bisa menjadi hal yang mudah jika kamu sudah paham konsep dasarnya. Untuk itu, cek cara menghitung harga pokok penjualan di bawah ini.

    Pengertian Harga Pokok Penjualan

    HPP merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh produk atau jasa yang dijual. Nilai ini mencakup seluruh pengeluaran, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berkaitan dengan proses produksi. Di dalamnya termasuk biaya bahan baku, upah tenaga kerja, biaya operasional, hingga beban overhead yang mendukung jalannya produksi.

    Secara umum, HPP mencerminkan seluruh biaya dari awal hingga akhir proses produksi dalam satu periode akuntansi. Komponen utamanya adalah biaya produksi, yang menjadi dasar perhitungan untuk mengetahui seberapa besar modal yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Sebagai ilustrasi, restoran menghitung total biaya bulanan untuk menyiapkan hidangan, yang kemudian dijadikan dasar dalam menentukan harga jual tiap menu.

    Dengan mengetahui HPP, kamu bisa menyusun strategi harga yang tepat agar bisnis tetap untung tanpa membebani konsumen. Perhitungan ini penting, karena membantu menentukan harga pokok serta harga jual yang kompetitif. Jika harga tidak disesuaikan dengan HPP, maka risiko kerugian bisa terjadi meski penjualan terlihat tinggi.

    Selain itu, HPP juga berfungsi untuk mengukur keuntungan kotor dan margin usaha. Dua rumus yang sering digunakan adalah:

    Laba Kotor = Pendapatan – HPP Margin Kotor = Laba Kotor ÷ Pendapatan

    Semakin besar nilai HPP, maka semakin kecil laba kotor yang kamu peroleh. Karena itu, memahami dan menghitung HPP dengan tepat sangat penting dalam menjaga keberlanjutan dan profitabilitas usaha.

    Bagaimana Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan?

    Dalam proses menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), terdapat beberapa tahapan yang perlu kamu pahami. Masing-masing langkah ini memiliki peran penting dalam menentukan nilai HPP secara akurat.

    Menghitung Penjualan Bersih

    Langkah pertama sebelum masuk ke perhitungan HPP adalah mengetahui jumlah penjualan bersih. Rumus yang digunakan adalah:

    Penjualan Bersih = Total Penjualan – (Retur + Diskon)

    Sebagai contoh, usaha kuliner milik Bu Keysha mencatat total penjualan sebesar Rp8 juta dalam satu bulan. Namun, terdapat retur sebesar Rp2 juta dan diskon sebesar Rp1,5 juta. Maka, penjualan bersih yang didapatkan adalah Rp4,5 juta.

    Menentukan Pembelian Bersih

    Setelah memperoleh data penjualan bersih, langkah selanjutnya adalah menghitung pembelian bersih dengan rumus berikut:

    Pembelian Bersih = (Pembelian Kotor + Ongkir) – (Retur + Diskon)

    Masih dari contoh usaha restoran Bu Keysha, diketahui pembelian kotor mencapai Rp4 juta, dengan biaya pengiriman sebesar Rp500 ribu. Sedangkan retur pembelian sebesar Rp250 ribu dan diskon sebesar Rp400 ribu. Maka, pembelian bersih yang dicatat adalah Rp3,85 juta.

    Menghitung Nilai Persediaan Barang

    Tahapan berikutnya adalah menghitung nilai total persediaan barang dengan rumus:

    Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih

    Misalnya, usaha Bu Keysha memiliki persediaan awal senilai Rp5 juta. Setelah ditambahkan dengan pembelian bersih sebesar Rp3,85 juta, maka total persediaan barang adalah Rp8,85 juta. Jika pada akhir periode persediaan yang tersisa adalah Rp2 juta, maka nilai tersebut akan digunakan dalam langkah berikutnya.

    Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

    Setelah mendapatkan data persediaan barang dan sisa persediaan akhir, kamu bisa menghitung HPP menggunakan salah satu dari dua rumus ini:

    HPP = Persediaan Barang – Persediaan Akhir

    atau

    HPP = (Persediaan Awal + Pembelian Bersih) – Persediaan Akhir

    Jika dari contoh di atas total persediaan barang mencapai Rp7 juta dan persediaan akhir Rp2,5 juta, maka HPP yang dihasilkan adalah Rp4,5 juta.

    Demikian penjelasan mengenai cara menghitung HPP yang bisa membantu kamu menentukan harga jual produk secara optimal.

    Komponen Apa Saja yang Termasuk dalam Harga Pokok Penjualan?

    Berikut adalah penjelasan singkat mengenai komponen-komponen yang memengaruhi perhitungan HPP:

    Persediaan Awal

    Langkah pertama dalam perhitungan HPP adalah mengetahui jumlah persediaan barang yang tersedia di awal periode. Data ini mencakup nilai bahan baku yang dimiliki sebelum proses produksi dimulai. Pelaku usaha wajib mencatat persediaan awal secara detail agar hasil perhitungan HPP menjadi akurat.

    Pembelian Persediaan

    Komponen berikutnya adalah pembelian stok barang yang akan dijual. Tujuan dari pencatatan ini adalah untuk memastikan ketersediaan barang tetap mencukupi. Agar biaya pembelian tidak membengkak, kamu bisa memanfaatkan potongan harga, melakukan pengembalian atas barang yang tidak sesuai (retur), serta mengatur strategi pengiriman yang lebih efisien.

    Persediaan Akhir

    Untuk mendapatkan hasil perhitungan HPP yang tepat, kamu juga harus mencantumkan data persediaan di akhir periode. Informasi ini menunjukkan sisa stok barang yang belum terjual dan masih bisa digunakan pada periode berikutnya. Dengan memasukkan komponen ini, kamu bisa mengetahui nilai barang yang benar-benar digunakan untuk penjualan selama satu siklus usaha.

    Dengan pemahaman ini, kamu dapat memastikan bisnis tetap mendapatkan margin keuntungan yang sehat. Menjaga nilai HPP tetap rendah adalah salah satu strategi penting dalam meningkatkan laba, yang dapat dicapai melalui efisiensi biaya dan pengembangan produk secara berkelanjutan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Rupiah Menguat Dampak Tarif Trump, Sinyal Positif atau Efek Sementara?

    Rupiah Menguat Dampak Tarif Trump, Sinyal Positif atau Efek Sementara?

    PIKIRAN RAKYAT – Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat 4 April 2025 pagi. Rupiah naik sebesar 93 poin atau 0,55 persen menjadi Rp16.653 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp16.746 per dolar AS.

    Penguatan ini terjadi di tengah dinamika global yang dipicu oleh kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Faktor Penguatan Rupiah

    Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian menilai bahwa rupiah akan kembali menemukan keseimbangan baru setelah sempat mengalami tekanan akibat pengumuman tarif resiprokal AS.

    “Dalam kondisi seperti sekarang ini, pelemahan ekonomi domestik dan pelemahan nilai tukar rupiah adalah hal yang lumrah terjadi dan rupiah akan berada dalam kondisi overshoot (pelemahan yang cepat dalam waktu pendek), untuk kemudian kembali menguat pada keseimbangan baru,” katanya.

    Fakhrul Fulvian menyoroti kebijakan baru Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif tambahan 32 persen bagi produk asal Indonesia, yang sebelumnya sudah dikenakan tarif dasar 10 persen. Menurutnya, kebijakan ini dapat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk bernegosiasi dan mencari celah keuntungan di pasar ekspor.

    Selain itu, penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh melemahnya dolar AS akibat kekhawatiran pasar global terhadap kemungkinan adanya retaliasi dari negara-negara lain terhadap kebijakan tarif AS.

    Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebutkan bahwa kekhawatiran akan resesi di AS akibat kebijakan proteksionis Trump turut menekan nilai tukar dolar.

    “Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah oleh kekhawatiran retaliasi negara-negara terhadap tarif Trump yang berpotensi menyebabkan resesi di AS,” tuturnya.

    Respon Global terhadap Tarif Trump

    Sejumlah negara besar telah menyatakan akan mengambil langkah balasan terhadap kebijakan tarif AS.

    Kanada, misalnya, berjanji akan menanggapi kebijakan ini dengan menerapkan tarif terhadap beberapa produk AS. Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, bahkan menegaskan bahwa negaranya akan membangun ekonomi yang lebih kuat untuk menghadapi tekanan dari AS.

    Uni Eropa (UE) juga tengah merancang paket kebijakan balasan untuk melindungi kepentingan bisnisnya. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyebutkan bahwa pihaknya sedang menyusun langkah-langkah lanjutan yang akan diambil jika negosiasi dengan AS gagal.

    Sementara itu, China secara tegas menyatakan akan mengambil tindakan balasan yang diperlukan guna melindungi kepentingan ekonominya. Negara ini telah dikenakan tarif tambahan 34 persen oleh AS, yang semakin memperburuk hubungan dagang antara kedua negara.

    Langkah Indonesia Menghadapi Tekanan Tarif

    Meskipun menghadapi tantangan besar dari kebijakan tarif AS, pemerintah Indonesia tidak akan serta-merta mengambil langkah pembalasan. Sebaliknya, strategi negosiasi dan pendekatan diplomasi ekonomi akan menjadi prioritas utama.

    “Negosiasi bilateral antarnegara terkait perdagangan adalah hal yang selanjutnya akan dilakukan,” ujar Fakhrul. 

    Dia juga menekankan bahwa perjanjian ekonomi global kini lebih cenderung mengarah pada negosiasi bilateral daripada pendekatan multilateral seperti sebelumnya.

    Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah Indonesia perlu melakukan realokasi anggaran untuk memperkuat ekonomi domestik. Selain itu, komunikasi yang baik dengan pasar keuangan dan masyarakat sangat diperlukan agar sentimen negatif akibat kebijakan proteksionis AS dapat diminimalkan.

    “Isu ketahanan pangan, energi, dan kesehatan menjadi hal penting terkait dengan meningkatnya tensi perang dagang,” ucap Fakhrul.

    Selain itu, dia melihat adanya peluang bagi Indonesia dalam kondisi ini. Beberapa sektor seperti tekstil, alas kaki, furnitur, komponen otomotif, dan nikel memiliki potensi besar untuk mengisi celah pasar yang ditinggalkan akibat tarif tinggi AS terhadap negara-negara lain.
    Namun demikian, Fakhrul mengingatkan bahwa negosiasi perdagangan dengan AS tidak akan mudah.

    “Kita harus sadar bahwa tidak ada lagi kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat yang berbasis aturan tetap. Negosiasi yang alot akan terjadi,” tuturnya.

    Dampak ke Pasar Keuangan dan Prospek Rupiah ke Depan

    Selain nilai tukar rupiah, pasar keuangan Indonesia juga turut terdampak oleh kebijakan tarif AS ini. Indeks harga saham sempat mengalami tekanan sebelum akhirnya menunjukkan pemulihan.

    “Sebagian besar dampak tarif ini sudah priced in (terprediksi) di pasar. Jika tidak ada kejutan besar lainnya, investor bisa mulai melihat peluang dari saham-saham yang telah terdiskon,” ujar Fakhrul.

    Sementara itu, Lukman Leong memproyeksikan bahwa kurs rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp16.600 hingga Rp16.800 per dolar AS dalam beberapa waktu ke depan, dengan kecenderungan tetap menguat jika dolar AS terus melemah akibat ketidakpastian ekonomi di Negeri Paman Sam.

    “Pemerintah sebaiknya berusaha menegosiasi dan wait and see perkembangan lebih jauh,” ucapnya.

    Selain itu, data ekonomi AS yang menunjukkan pelemahan, seperti yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM), semakin memperkuat sentimen negatif terhadap dolar AS, yang pada akhirnya turut memberikan dorongan bagi penguatan rupiah.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News