Author: Liputan6.com

  • Bocah 11 Tahun Asal Manggarai Timur Dicabuli Orang Saat Sendirian di Rumah Kakek

    Bocah 11 Tahun Asal Manggarai Timur Dicabuli Orang Saat Sendirian di Rumah Kakek

    Liputan6.com, Jakarta Nasib malang dialami KAM alias G, bocah berusia 11 tahun di Kabupaten Manggarai Timur, NTT. Dia mengalami pelecehan dan kekerasan seksual oleh orang tidak dikenal (OTK).

    Siswi kelas VI sekolah dasar ini mengalami pelecehan pada Senin (18/8/2025) malam di rumah kakeknya, Kabupaten Manggarai Timur.

    Saat itu kakek dan nenek korban sedang berada di rumah anak sulung mereka. Korban dan adiknya yang berusia delapan tahun ditinggal sendirian di rumah.

    Sekitar pukul 20.00 WITA, korban dan adiknya tertidur pulas dalam kamar dengan lampu rumah padam. Saat itulah, korban dilecehkan orang yang tidak diketahui. Korban mengalami pendarahan hebat usai dilecehkan pelaku.

    “Pelaku tidak diketahui karena saat kejadian korban sedang tertidur dan lampu rumah tidak menyala,” ujar Kasat Reskrim Polres Manggarai Timur Iptu Ahmad Zacky Shodri, Rabu (20/8).

    Kepada polisi, korban mengungkapkan saat kejadian pelaku membekap mulutnya, sedangkan tangan lainnya dimasukan ke kemaluan korban hingga terjadi pendarahan.

    Dalam situasi gelap, korban berusaha melakukan perlawanan dengan menggigit tangan pelaku dan berhasil kabur ke rumah tetangga.

    “Korban sempat menggigit tangan pelaku dan berhasil kabur ke tetangga,” ungkapnya.

    “Pelakunya langsung kabur saat rumah didatangi warga,” sambungnya.

    Hingga saat ini korban sedang dirawat di RSUD Borong, Kabupaten Manggarai Timur. Korban membutuhkan penanganan psikologis berupa pendampingan untuk menyembuhkan trauma psikologis.

    “Korban mengalami trauma berat, sering ketakutan, tatapan kosong dan hampa,” beber Kasat Reskrim.

    Polisi masih berusaha mencari terduga pelaku guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

  • Amarah Dedi Mulyadi di Balik Dukanya Terhadap Raya, Bocah yang Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing – Page 3

    Amarah Dedi Mulyadi di Balik Dukanya Terhadap Raya, Bocah yang Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Raya, seorang bocah berusia tiga tahun di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia karena infeksi cacing gelang.

    Kabar ini pun terdengar oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dibalik rasa dukanya, dia menyimpan rasa geram karena banyak yang abai akan kondisi Raya.

    “Saya menyampaikan prihatin dan rasa kecewa yang mendalam, serta permohonan maaf atas meninggalnya seorang balita berusia 3 tahun, dan dalam tubuhnya dipenuhi cacing,” kata dia seperti dikutip dalam akun Instagramnya @dedimulyadi71, Rabu (20/8/2025).

    Dedi Mulyadi mengaku sudah berkomunikasi dengan dokter yang menangani jenazah Raya, yang disebutnya balita tersebut meninggal dunia karena cacingan.

    “Ibunya mengalami gangguan kejiwaan atau ODGJ, dia sering dirawat oleh neneknya, dan bapaknya mengalami penyakit paru-paru,TBC. Dan dia sejak balita terbiasa di kolong rumah itu bersatu dengan ayam dan kotoran. Sehingga dimungkinkan dia seringkali, tangannya tidak pernah dicuci, mulutnya kemasukan cacingan, sehingga menimbulkan cacingan yang akut,” ungkap dia.

    Melihat kondisi keluarga dan korban inilah yang membuat Politikus Gerindra itu geram, khususnya ke aparatur desa Cianaga tersebut.

     

  • Targetkan Perluasan Jamsostek untuk Pekerja Informal, Menaker Ajak Semua Pihak Bersinergi – Page 3

    Targetkan Perluasan Jamsostek untuk Pekerja Informal, Menaker Ajak Semua Pihak Bersinergi – Page 3

    Sejalan dengan visi Universal Social Protection, pemerintah targetkan peserta Jamsostek mencapai 99,5 persen pada tahun 2024. Sehubungan dengan itu, Yassierli menekankan perlunya sinergi multipihak yang melibatkan pemerintah daerah, asosiasi, serikat pekerja, hingga pelaku UMKM.

    “Gotong royong adalah DNA bangsa kita. Dengan memperluas kemitraan, menghadirkan skema iuran fleksibel, serta memperkuat edukasi di tingkat komunitas, kita bisa mewujudkan perlindungan menyeluruh bagi seluruh pekerja Indonesia,” tegasnya.

    Selain itu, Menaker menegaskan pentingnya digitalisasi layanan untuk memudahkan pendaftaran dan pembayaran iuran melalui berbagai kanal, seperti QRIS dan dompet digital. Ia juga menilai kampanye publik berbasis komunitas dengan pendekatan sederhana akan efektif meningkatkan kesadaran pekerja informal terhadap manfaat jaminan sosial.

    “Kolaborasi lintas sektor adalah kunci. Pemerintah berkomitmen menghadirkan perlindungan yang cepat, santunan yang tepat, dan layanan yang mudah diakses agar kepercayaan masyarakat terhadap sistem jaminan sosial semakin meningkat,” jelasnya.

    Program yang baru diluncurkan ini disebut Yassierli sebagai permulaan yang akan diperluas menjadi gerakan nasional dengan target menjangkau ratusan ribu pekerja. Ia menekankan perlunya pembagian peran setiap pihak secara jelas, seperti Kemnaker fokus pada kebijakan dan regulasi, Kementerian Agama menjangkau komunitas umat, serta BPJS Ketenagakerjaan memperkuat layanan, sosialisasi, dan capacity building.

    Menurut Yassierli, tantangan utama program ini adalah kurangnya sosialisasi. Padahal, manfaat Jamsostek sangat nyata. 

    “Ketika risiko terjadi, negara hadir memberikan perlindungan karena mereka aktif membayar iuran,” ungkapnya.

    Yassierli berharap jaminan sosial dapat secara nyata menjadi jaring pengaman bagi pekerja dan keluarganya. Oleh sebab itu, model kolaborasi yang sedang dibangun perlu diperbesar agar menjangkau lebih banyak pekerja.

    “Tantangan kita adalah mencari terobosan baru untuk memperluas perlindungan,” tegasnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Yassierli juga mengapresiasi dukungan IZI dalam program perlindungan sosial, dan mendorong BPJS Ketenagakerjaan untuk terus berinovasi melalui pengembangan paket program, penguatan sosialisasi, dan peningkatan kapasitas layanan.

    “Kami berharap kolaborasi lintas lembaga ini semakin diperkuat, sehingga cita-cita meningkatkan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan dapat segera terwujud,” pungkasnya.

  • 2 Bocah Pungut Makanan Sisa HUT RI Diundang ke Kantor Polisi, Diberi Sepeda dan Pulang Diantar Patwal

    2 Bocah Pungut Makanan Sisa HUT RI Diundang ke Kantor Polisi, Diberi Sepeda dan Pulang Diantar Patwal

    Liputan6.com, Jakarta Senyum malu-malu dua bocah kecil, Syamsul (7) dan Muhammad Aidil (7), akhirnya pecah menjadi tawa bahagia. Setelah viral karena terekam memunguti sisa kue di bawah kursi tamu undangan pada upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Lapangan Sultan Hasanuddin, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, keduanya kini pulang membawa sepeda, seragam baru, dan semangat hidup yang lebih besar.

    Momen sederhana mereka mengais sisa makanan di perayaan kemerdekaan sempat mengetuk hati jutaan orang. Video rekaman itu beredar luas di media sosial hingga ditonton lebih dari berjuta kali, memicu empati, haru, sekaligus teguran sosial bagi siapa saja yang menyaksikan.

    Kisah ini juga sampai ke telinga Kapolres Gowa AKBP Muhammad Aldy Sulaiman. Dia tak tinggal diam. Janjinya untuk bertemu Syamsul dan Aidil pun ditepati pada Selasa (19/8/2025) malam.

    Di ruang kerjanya yang biasanya formal, suasana berubah cair penuh kehangatan. Syamsul dan Aidil disambut hangat, lalu menerima hadiah berupa sepeda, tas berisi seragam baru, buku, serta alat tulis.

    “Alhamdulillah, sesuai janji kami, hari ini kami mengundang kedua anak tersebut. Kami menyiapkan hadiah berupa sepeda agar bisa mereka gunakan berangkat ke sekolah. Kalau biasanya jalan kaki, sekarang bisa naik sepeda, lebih cepat dan tidak terlalu lelah,” ujar Aldy Sulaiman.

    Senyum polos itu semakin merekah ketika keduanya diminta menyebut cita-citanya. Dengan lantang, mereka menjawab ingin menjadi polisi. Sang Kapolres pun mempersilakan Syamsul dan Aidil duduk di kursi kerjanya, seolah memberi gambaran bahwa mimpi itu bukan hal mustahil.

    Tak berhenti di situ, Aldy bahkan memberikan koleksi helikopter mini kesayangannya, agar bocah-bocah itu pulang dengan harapan baru, bukan hanya hadiah.

    Saat kembali ke rumah, mereka diantar langsung dengan pengawalan Patwal. Selain sepeda dan perlengkapan sekolah, keluarga sederhana itu juga menerima sembako, beras, dan uang tunai. Tangis haru pun pecah di wajah orang tua mereka yang sehari-hari berjualan sayur di pasar.

    “Anak adalah generasi emas bangsa. Kita perlu perhatikan agar mereka tumbuh baik, sekolah dengan semangat, dan memiliki motivasi untuk mencapai cita-citanya,” pungkas Kapolres.

  • Imbas Royalti Musik, Kini Tidak Ada Lagi Hiburan Musik untuk Penumpang Bus di Gunungkidul

    Imbas Royalti Musik, Kini Tidak Ada Lagi Hiburan Musik untuk Penumpang Bus di Gunungkidul

    Liputan6.com, Jakarta Suasana perjalanan dengan angkutan umum di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, bisa jadi akan terasa sedikit berbeda. Jika biasanya penumpang bus disuguhi musik dari pengeras suara, ke depan hal itu mungkin tidak lagi ditemukan. Pasalnya, Organisasi Angkutan Darat (Organda) Gunungkidul baru saja mengeluarkan imbauan tegas kepada seluruh anggotanya untuk tidak lagi memutar musik di armada mereka.

    Langkah ini diambil bukan tanpa alasan. Ketua Organda Gunungkidul sekaligus pemilik PO Bus Maju Lancar, Henry Ardianto, menegaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan bentuk antisipasi agar para pemilik bus maupun angkutan umum tidak tersandung persoalan hukum terkait pembayaran royalti musik.

    “Kami memberi imbauan kepada para anggota supaya tidak memutar musik di armadanya. Tujuannya jelas, agar tidak terkena masalah royalti di kemudian hari. Sosialisasi ini kami lakukan lebih awal, sebelum aturan itu benar-benar diterapkan secara menyeluruh,” ujar Henry, Rabu (20/8).

    Isu royalti musik memang belakangan ramai diperbincangkan. Sejumlah pelaku usaha di sektor hiburan, kafe, hingga hotel sudah merasakan dampaknya. Mereka diminta untuk membayar royalti atas penggunaan karya cipta berupa lagu yang diputar di tempat usaha mereka.

    Henry menilai, bukan tidak mungkin sektor transportasi akan menjadi target berikutnya.

    “Kalau di kafe atau tempat hiburan saja sudah ada yang kena klaim pembayaran royalti, bukan tidak mungkin angkutan umum juga akan kena giliran. Karena itu kami minta semua anggota menahan diri untuk tidak memutar lagu di dalam bus,” jelasnya.

    Dia menambahkan, pihaknya tidak ingin ada anggota yang harus berurusan dengan tuntutan hukum atau kewajiban finansial besar hanya karena kebiasaan sederhana memutar musik selama perjalanan.

    “Kita semua harus waspada. Jangan sampai sesuatu yang kelihatannya sepele justru berubah jadi masalah besar,” tegasnya.

    Sebagai bentuk komitmen, perusahaan milik Henry yakni PO Maju Lancar, telah lebih dulu menerapkan aturan internal. Armada mereka resmi setop memutar musik. Bahkan sopir maupun kru bus dilarang menyalakan perangkat audio.

    “Di armada kami, kami sudah setop musik. Lebih baik tidak ada hiburan audio sama sekali daripada berisiko. Penumpang bisa memanfaatkan gawai pribadi mereka jika ingin mendengarkan musik,” jelasnya.

    Menurut Henry, perubahan ini sempat menimbulkan pertanyaan dari sejumlah penumpang. Namun, setelah dijelaskan alasannya, sebagian besar memahami bahwa langkah tersebut untuk melindungi pengusaha sekaligus menghindari permasalahan hukum yang lebih rumit.

    Tidak berhenti di situ, Organda Gunungkidul kini aktif melakukan sosialisasi kepada seluruh anggota. Mereka menggelar pertemuan dan diskusi agar pengusaha transportasi memahami risiko royalti musik. Edukasi dianggap penting, agar anggota tidak sekadar menerima larangan tanpa tahu alasan yang mendasarinya.

    “Kami tidak ingin anggota hanya tahu sebatas larangan. Mereka juga harus paham alasannya. Semua ini untuk melindungi usaha mereka sendiri,” terang Henry.

    Langkah ini juga dinilai sebagai strategi pencegahan. Henry percaya, tindakan antisipasi jauh lebih baik daripada harus menghadapi tuntutan atau sanksi hukum di kemudian hari.

    “Kita semua berharap aturan ini bisa jelas dan tegas nantinya. Namun sebelum itu, lebih aman kita berhati-hati. Organda Gunungkidul ingin seluruh anggotanya terhindar dari persoalan hukum,” pungkasnya.

  • Beredar di Medsos Uang Baru Rp 80 Ribu pada HUT RI, Ini Kata BI – Page 3

    Beredar di Medsos Uang Baru Rp 80 Ribu pada HUT RI, Ini Kata BI – Page 3

    Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, BI tercatat telah mengeluarkan 4 kali uang dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI. Diantaranya, pada tahun 1970 pada peringatan 25 tahun Kemerdekaan RI Bank Indonesia mengeluarkan 10 pecahan yakni pecahan Rp 10.000, Rp1.000, Rp20.000, Rp200, Rp2.000, Rp25.000, Rp250, Rp500, Rp5.000, Rp750.

    Selanjutnya, pada tahun 1990 saat memperingati 45 tahun kemerdekaan RI Bank Indonesia mengeluarkan 3 pecahan yakni Rp125.000, Rp250.000, Rp750.000.

    Lalu, pada tahun 1995 pada saat memperingati 50 tahun kemerdekaan RI Bank Indonesia mengeluarkan 2 pecahan, yakni pecahan Rp300.000 (seri demokrasi) dan Rp850.000 (seri Presiden Republik Indonesia).

  • Panglima TNI Tunjuk Tiga Pangdam Baru, Ini Daftar Lengkapnya – Page 3

    Panglima TNI Tunjuk Tiga Pangdam Baru, Ini Daftar Lengkapnya – Page 3

    Berdasarkan data yang dilihat Liputan6.com, Rabu (20/8/2025), ada tiga posisi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) yang dirotasi Panglima TNI. Yakni Pangdam Kasuari, Pangdam Cenderawasih dan Pangdam Iskandar Muda.

    Posisi Pangdam Kasuari yang sebelumnya dijabat Mayjen Jimmy Ramoz Manalu, kini diisi Mayjen Christian Kurnianto Tehuteru. Sebelumnya, Christian menjabat sebagai Asops Kasad. Sedangkan Mayjen Jimmy kini menjabat Aster Panglima TNI.

    Kemudian Pangdam Iskandar Muda yang sebelumnya diisi Mayjen Niko Fahrizal, M.Tr. kini dijabat Mayjen Joko Hadi Susilo. Joko sebelumnya menjabat sebagai Aster Kasad.

    Sementara untuk Pangdam Cendrawasih yang semula dijabat Mayjen Rudi Puruwito, kini berpindah tangan ke Mayjen Amrin Ibrahim yang sebelumnya menjabat sebagai Pa Sahli Tk. III Kasad Bidang Ekkudag.

    Setelah 25 tahun jabatannya kosong, Presiden Prabowo melantik Wakil Panglima TNI. Pelantikan dilakukan di rangkaian acara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer.

  • 6 Penggerak Utama Transisi Indonesia Menuju Ekonomi Hijau – Page 3

    6 Penggerak Utama Transisi Indonesia Menuju Ekonomi Hijau – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Ada 6 penggerak strategis utama transisi Indonesia menuju ekonomi hijau. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT IDSurvey (Persero), Arisudono dalam Indonesia Green Connect (IGC) 2025 Business & Policy Dialogue Forum.

    “Menurut hemat kami terdapat setidaknya 6 penggerak strategis utama transisi ekonomi hijau yaitu dengan memperkuat kerangka kebijakan dan regulasi, transparansi dan system monitoring data, inklusivitas pembiayaan hijau, pengembangan infrastruktur dan teknologi, peran aktif stakeholder dan masyarakat, serta penguatan kapabilitas tenaga kerja.” ujar Arisudono dikutip Rabu (20/8/2025).

    IDSurvey pun menegaskan komitmennya dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan melalui keikutsertaan aktif dalam Indonesia Green Connect (IGC) 2025 Business & Policy Dialogue Forum.

    Forum strategis yang menjadi bagian dari rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ini mempertemukan para pemimpin lintas sektor mulai dari pemerintah, akademisi, industri, hingga pelaku inovasi dan pengambil kebijakan untuk berdialog strategis mengenai isu pembangunan berkelanjutan.

    IDSurvey percaya bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci akselerasi inovasi teknologi hijau. Untuk itu, IDSurvey percaya melalui forum dengan tema utama “Innovate Green.

    “Partner Boldly. Grow Sustainably IGC 2025 menjadi momen penting dalam perjalanan Indonesia menuju ketahanan energi, ketahanan pangan, mobilitas bersih, dan pembiayaan inovatif hijau yang seluruhnya menjadi bagian integral dari agenda pembangunan nasional jangka panjang,” jelasnya.

    Arisudono fokus membahas mengenai pengaruh integrasi dan transparansi data terhadap transisi ekonomi hijau dalam tema: Building a Data-Driven and Inclusive Vision for Indonesia’s Green Economic Transformation.

    Apalagi, IDSurvey merupakan Holding Jasa Survei yang bergerak di bidang testing, inspection dan certification memiliki anak perusahaan diantaranya BKI, SUCOFINDO dan Surveyor Indonesia.

  • Sentilan untuk 144 Koperasi Merah Putih di Gunungkidul: Jangan Buru-Buru Utang

    Sentilan untuk 144 Koperasi Merah Putih di Gunungkidul: Jangan Buru-Buru Utang

    Liputan6.com, Jakarta Koperasi Merah Putih (KMP) yang saat ini tengah digalakkan pemerintah desa di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, belum bisa langsung mengajukan pinjaman ke bank.

    Sesuai aturan, koperasi wajib beroperasi lebih dulu dengan modal awal yang bersumber dari anggota, sebelum dinilai layak untuk mendapat pembiayaan dari lembaga keuangan.

    Kabid Perlindungan Masyarakat Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPMD) Gunungkidul, Khoiru Rahmad Widiyanto menegaskan, prinsip koperasi tetap mengacu pada asas kekeluargaan.

    “Koperasi harus sehat dulu. Jangan buru-buru berutang. Kalau berjalan dengan modal anggota, baru nanti bisa dinilai layak pinjam,” kata Khoiru Rahmad, Rabu (20/8).

    Menurutnya, ada sejumlah tahapan yang harus ditempuh koperasi sebelum masuk tahap pengajuan pinjaman.

    Tahap pertama adalah penyertaan modal awal dari anggota untuk menjalankan usaha kecil yang produktif. Selanjutnya, koperasi wajib menyusun rencana usaha secara detail, termasuk proyeksi pendapatan, keuntungan, dan skema angsuran.

    Tahap berikutnya adalah Musyawarah Kalurahan Khusus yang melibatkan lurah serta tokoh masyarakat.

    Dalam forum itu, akan diputuskan apakah koperasi sudah cukup layak untuk mengajukan pinjaman. Meski begitu, persetujuan desa tidak serta-merta membuat koperasi otomatis mendapatkan pinjaman, karena bank tetap akan melakukan verifikasi independen terhadap kelayakan usaha.

    Khoiru juga mengingatkan agar dana desa tidak dijadikan sumber utama permodalan koperasi.

    “Dana desa hanya dipakai sebagai jaring pengaman jika koperasi benar-benar macet membayar angsuran,” terangnya.

    Hingga kini, sudah ada 144 KMP berbadan hukum yang tersebar di Gunungkidul. Namun, pinjaman dengan skala besar diperkirakan baru bisa dilakukan pada 2026, setelah koperasi benar-benar dinilai sehat dan memiliki unit usaha yang berjalan stabil.

    Di wilayah Kapanewon Paliyan, Lurah Grogol Latif Wahyudi menyebut koperasi di desanya sudah terbentuk dengan kelembagaan standar.

    “KMP Grogol sudah disiapkan tempatnya dan diberi waktu tiga bulan untuk persiapan operasional,” jelasnya.

    Saat ini, KMP Grogol beranggotakan sekitar 35 orang dengan struktur pengurus standar mulai dari ketua, sekretaris, bendahara, hingga pengawas.

    Modal awal berasal dari iuran anggota, sementara sejumlah unit usaha seperti sambungan air rumah tangga (SR) dan penjualan sembako mulai disiapkan untuk menopang keberlangsungan koperasi.

    Selain di Grogol, sejumlah KMP lain di beberapa wilayah juga sudah mulai beroperasi. Namun, mereka masih menunggu regulasi lebih lanjut terkait mekanisme peminjaman dari pihak bank.

    Proses ini memerlukan waktu karena menyangkut analisis kelayakan, verifikasi usaha, hingga kepastian keberlanjutan koperasi.

    Meski penuh tantangan, kehadiran KMP diharapkan mampu menjadi pilar ekonomi desa dan memperkuat kemandirian masyarakat. “Kalau berkembang pelan-pelan dari modal anggota, insyaallah lebih kuat dan tidak membebani desa,” pungkasnya.

  • Pramono Anung Rasakan Sendiri Kemacetan di Jalan TB Simatupang, Janjikan Hal Ini – Page 3

    Pramono Anung Rasakan Sendiri Kemacetan di Jalan TB Simatupang, Janjikan Hal Ini – Page 3

    “Dinas Perhubungan, Satpol PP itu nampak di permukaan. Saya tidak mau di lapangan ada lagi ‘pak ogah-pak ogah’; enggak boleh ada lagi untuk itu mohon Satpol PP dan sebagainya untuk ditertibkan,” ujarnya.

    Pramono menyebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bertanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan macet di kawasan TB Simatupang.