Author: Liputan6.com

  • 3 Mitos Komputer yang Tak akan Bikin Performa PC Kesayanganmu Meningkat – Page 3

    3 Mitos Komputer yang Tak akan Bikin Performa PC Kesayanganmu Meningkat – Page 3

    1. Pilih RAM berkapasitas besar 

    Sebenarnya, PC gaming pada umumnya tidak memerlukan RAM besar sampai 64GB ke atas. Jika RAM yang kamu miliki sudah berkapasitas 32GB secara total, hal ini sudah cukup mengingat terbatasnya anggaran.

    2. Perhatikan jenis dan generasi RAM

    Hal ini cukup krusial untuk diperhatikan karena setiap motherboard keluaran tahun tertentu memiliki jenis dan generasi yang berbeda.

    Jika motherboard hanya mendukung pemasangan RAM DDR4, jangan pernah coba-coba untuk memakai DDR5.

    3. Jangan lupakan kecepatan RAM

    Komponen ini sendiri memang berfungsi untuk menunjang aktivitas multitasking. Oleh karena itu, cobalah mencari komponen dengan kecepatan maksimal yang didukung motherboard. Kecepatan di luar batas dukungan akan diturunkan

    4. Pertimbangkan untuk membeli SSD

    Peningkatan teknologi penyimpanan data dari HDD ke SSD akan sangat terasa bagi pengguna PC keluaran lama.

    SSD menggunakan teknologi yang sama dengan RAM, hal ini membuat proses perpindahan dan penyimpanan data lebih cepat serta efisien, mempersingkat booting saat menghidupkan PC.

    5. Pertimbangkan untuk meningkatkan CPU

    penggunaan seri CPU tinggi yang didukung oleh motherboard akan membuat performa meningkat. Karena CPU adalah komponen utama dalam mengatur kinerja PC, proses penggantiannya akan lebih sulit ketimbang RAM atau SSD.

    6. Ganti sistem pendinginan PC

    Thermal throttling akan sering terjadi apabila suhu CPU maupun GPU mengalami kenaikan drastis hingga 100° Celcius. Belilah kipas pendingin dan pasta thermal untuk menekan angka suhu.

  • Polda DIY Gelap Gulita, Gedung Lantai Dasar Terbakar dan Terdengar 3 Ledakan

    Polda DIY Gelap Gulita, Gedung Lantai Dasar Terbakar dan Terdengar 3 Ledakan

    Liputan6.com, Jakarta Situasi Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini belum kondusif, Jumat (29/8) pukul 18.43 WIB. Aliran listrik dimatikan. Kondisi gelap gulita. Gedung lantai dasar yang berada di bagian timur terbakar.

    Pantauan Liputan6.com, bangunan terbakar bersamaan dengan peristiwa massa membakar dua mobil.

    Saat insiden dua mobil terbakar, terdengar juga tiga kali suara ledakan. Belum diketahui pasti sumber suara.

    Informasi yang dihimpun, bangunan yang terbakar merupakan gedung humas. Saat ini satu unit pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.

    Selain itu, massa juga merangsek ke arah barat dengan merusak bangunan sentra pelayananan kepolisian terpadu (SPKT).

    Massa belum juga bubar. Mereka memilih bertahan di halaman Polda DIY.

    Sebelumnya diberitakan, hasil kordinasi umum ‘Jogja Memanggil’ di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta memastikan massa aksi akan bergerak ke Mapolda DIY.

    Sksi yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum dan pengemudi ojol akan menyampaikan beberapa tuntutan yaitu bubarkan DPR RI, usut dan proses hukum polisi yang menewaskan pengemudi Affan Kurniawan.

    Massa aksi juga menuntut pembatalan tunjangan perumahan bagi anggota DPR RI yang dinilai menyakiti hati nurani rakyat.

    Sejak pukul 15.00 WIB, massa aksi terus berkumpul dan rapat kordinasi memutuskan pada pukul 17.00 WIB massa aksi akan menuju Mapolda DIY.

    Tak hanya itu massa aksi juga memutuskan untuk mengadakan aksi massa yang lebih besar lagi pada Senin (1/9/2025) di Malioboro.

    “Hari ini kita sepakat untuk massa aksi di Mapolda DIY menyuarakan tuntutan kita. Silahkan jika ada aksi pada Sabtu-Minggu, tapi kita juga persiapkan aksi yang lebih besar pada Senin depan,” kata moderator aksi, Adi.

    Tak hanya menjadikan DPR RI sebagai sasaran tembak. Massa aksi juga membawa tuntutan pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dicopot karena tidak bisa membina anak buahnya, serta reformasi TNI/Polri.

    Adi dalam orasinya juga menegaskan aksi Jogja Memanggil akan turut serta mengajak rekan-rekan dari kota lainnya mengandalkan aksi nasional bersama.

    “Ini adalah momentum besar bagi kita untuk melakukan perubahan. Jangan sampai aksi ini digembosi sebelum Senin depan,” tegasnya.

  • Demo di Polda DIY Ricuh, Dua Mobil Terbakar dan Pagar Rusak

    Demo di Polda DIY Ricuh, Dua Mobil Terbakar dan Pagar Rusak

    Liputan6.com, Jakarta Demonstrasi di depan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berakhir ricuh, Jumat (29/08/2025) sekira pukul 18.13 WIB. Massa membakar dua mobil yang terparkir di halaman Polda.

    Pantauan Liputan6.com di lokasi kejadian, massa juga merusak pagar di pintu timur dan pintu barat Polda. Selain itu, papan nama Polda DIY dirusak dan dicopot.

    Meski Polda ditutup sejak pukul 16.00 WIB, massa masih bertahan di depan lobi Mapolda DIY. Mereka sempat diminta untuk menyampaikan aspirasi secara baik-baik. Namun demonstran yang tidak terkendali melempar batu ke arah sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT)

    Imbas dari kerusuhan ini, lalu lintas arah Malioboro macet total.

    Sebelumnya diberitakan, hasil kordinasi umum ‘Jogja Memanggil’ di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta memastikan massa aksi akan bergerak ke Mapolda DIY.

    Sksi yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum dan pengemudi ojol akan menyampaikan beberapa tuntutan yaitu bubarkan DPR RI, usut dan proses hukum polisi yang menewaskan pengemudi Affan Kurniawan.

    Massa aksi juga menuntut pembatalan tunjangan perumahan bagi anggota DPR RI yang dinilai menyakiti hati nurani rakyat.

    Sejak pukul 15.00 WIB, massa aksi terus berkumpul dan rapat kordinasi memutuskan pada pukul 17.00 WIB massa aksi akan menuju Mapolda DIY.

    Tak hanya itu massa aksi juga memutuskan untuk mengadakan aksi massa yang lebih besar lagi pada Senin (1/9/2025) di Malioboro.

    “Hari ini kita sepakat untuk massa aksi di Mapolda DIY menyuarakan tuntutan kita. Silahkan jika ada aksi pada Sabtu-Minggu, tapi kita juga persiapkan aksi yang lebih besar pada Senin depan,” kata moderator aksi, Adi.

    Tak hanya menjadikan DPR RI sebagai sasaran tembak. Massa aksi juga membawa tuntutan pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dicopot karena tidak bisa membina anak buahnya, serta reformasi TNI/Polri.

    Adi dalam orasinya juga menegaskan aksi Jogja Memanggil akan turut serta mengajak rekan-rekan dari kota lainnya mengandalkan aksi nasional bersama.

    “Ini adalah momentum besar bagi kita untuk melakukan perubahan. Jangan sampai aksi ini digembosi sebelum Senin depan,” tegasnya.

  • Tembakan Gas Air Mata Tidak Bikin Demo Ojol di Solo Bubar

    Tembakan Gas Air Mata Tidak Bikin Demo Ojol di Solo Bubar

    Liputan6.com, Jakarta Demo ribuan pengemudi ojek online (ojol) di depan markas Brimob Solo berlangsung ricuh. Massa yang terdiri dari pengemudi ojol, pelajar dan masyarakat berlarian setelah ditembaki gas air mata oleh aparat Brimob.

    Kericuhan tidak bisa dihindari ketika Kapolresta Solo Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo dan Dandim Solo Letkol Inf Fictor Situmorang mencoba menenangkan massa. Setelah itu peserta demo melemparinya dan mencoba mendekat. Kapolres dan dandim kemudian dilindungi sejumlah aparat kepolisian dengan tameng.

    Kemudian dari arah timur markas tersebut sejumlah aparat Brimob menembaki gas air mata ke arah kerumuman massa. Tak hanya ke arah peserta demo, tembakan gas air mata juga ke arah shelter kuliner Manahan yang terletak di seberang jalan.

    Para peserta demo dan warga berhamburan melarikan diri dari sekitar markas Brimob. Tembakan gas air mata terus membabi buta untuk membubarkan massa tersebut.

    Setelah sempat mundur, para pendemo kembali maju mendekati kawasan markas Brimob. Aksi lempar batu maupun air kemasan kembali terjadi dan dilepaskan tembakan air mata. Aksi tersebut kembali berulang-ulang.

  • Snake Kembali! Metal Gear Solid Delta: Snake Eater Resmi Hadir di PS5, Xbox, dan PC – Page 3

    Snake Kembali! Metal Gear Solid Delta: Snake Eater Resmi Hadir di PS5, Xbox, dan PC – Page 3

    Lebih lanjut, ternyata fitur mode multiplayer Fox Hunt dijanjikan Konami kemungkinan besar tidak akan meluncur bersamaan ketika game dirilis.

    Mengutip situs resmi Konami, Kamis (14/8/2025), perusahaan hanya menulis “Coming Fall 2025” atau “Rilis Musim Gugur 2025”. Ini berarti, besar kemungkinan mode multiplayer tersebut hadir pada September hingga November.

    “Fox Hunt adalah mode multiplayer online orisinal memanfaatkan sepenuhnya elemen stealth dan survival untuk menikmati manuver-manuver mirip dengan petak umpet dalam dunia game,” tulis Konami.

    Mode multiplayer Metal Gear Solid Delta: Snake sendiri memang menjadi daya jual utama dalam permainan ini, di mana banyak gamer penasaran apakah fitur ini dilengkapi dengan kemampuan crossplay antar platform.

    Sayangnya, perusahaan juga masih belum mengungkap apakah fitur crossplay di Metal Gear Solid Δ: Snake Eater juga bakal tersedia saat Fox Hunt dirilis.

  • Demo Depan Gedung Grahadi Surabaya Panas, Motor Dibakar Pagar Dijebol

    Demo Depan Gedung Grahadi Surabaya Panas, Motor Dibakar Pagar Dijebol

    Liputan6.com, Jakarta Demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (29/8/2025), berakhir ricuh. Massa solidaritas dari masyarakat sipil dan pengemudi ojek online (ojol) terlibat bentrok dengan polisi.

    Informasi yang dihimpun Liputan6.com di lokasi, sebanyak 12 unit sepeda motor yang terparkir di halaman gedung Grahadi terbakar.

    “Tadi sempat bentrok sama polisi, halaman depan parkiran Gedung Negara Grahadi tadi juga dibakar massa, pagarnya juga jebol,” ujar saksi mata Irawan, pedagang minuman asal Wonocolo yang biasa jualan di Taman Apsari Surabaya, Jumat (29/8).

    Aksi yang dimulai sekitar pukul 14.41 WIB ini awalnya bertujuan untuk menyampaikan kecaman atas tindakan represif aparat yang menyebabkan tewasnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang tertabrak kendaraan taktis (rantis) Barakuda di Jakarta pada Kamis (28/8). Massa aksi yang berkumpul di depan Gedung Grahadi melakukan orasi yang berisi kecaman terhadap tindakan aparat. Namun, situasi mulai memanas ketika massa mencoba merangsek masuk ke area dalam Grahadi dengan mendobrak pagar. Aksi dorong-mendorong dengan petugas keamanan pun tak terhindarkan.

    Kericuhan semakin memuncak ketika massa aksi mulai melempari batu dan bongkahan semen ke arah dalam gedung Grahadi dan petugas kepolisian yang berjaga.

    Petugas kepolisian dari dalam gedung Grahadi berupaya menenangkan massa dengan menggunakan megaphone, mengimbau agar aksi tidak dilakukan secara anarkis. Namun, imbauan tersebut tidak diindahkan oleh massa. Sebagai respons, petugas kepolisian menyemprotkan air dari water cannon ke arah massa aksi untuk membubarkan kerumunan. Aksi saling dorong dan lempar pun terus berlanjut, menyebabkan situasi semakin tidak terkendali.

    Pihak kepolisian terus berupaya mengendalikan situasi dan mencegah aksi anarkis lebih lanjut. Belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban luka atau kerusakan akibat bentrokan ini.

    Setelah kericuhan mereda, massa mulai membubarkan diri. Seperti diketahui, massa rencananya akan melanjutkan aksinya di depan Mapolda Jatim pada pukul 18.00 WIB nanti.

  • Demo Bandung Ricuh, Massa Bakar Rumah Dekat DPRD Jabar Diduga Tempat Sembunyi Polisi

    Demo Bandung Ricuh, Massa Bakar Rumah Dekat DPRD Jabar Diduga Tempat Sembunyi Polisi

    Liputan6.com, Jakarta Massa dari pengemudi ojek online (ojol) dan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung. Para peserta aksi melakukan pelemparan berbagai benda ke arah gendung dan bahkan menyalakan petasan.

    Terdengar beberapa kali suara letusan akibat petasan bahkan tembakan gas air mata dari kepolisian yang berupaya mengamankan aksi unjuk rasa. Meski diguyur hujan lebat, para peserta aksi tetap melakukan aksi dengan tetap bertahan di depan Gedung DPRD Jawa Barat.

    Aksi tersebut dipicu akibat peristiwa meninggalnya pengemudi ojol terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta saat terjadinya pembubaran massa unjuk rasa, Kamis (28/8/2025). Akibatnya, aksi solidaritas di beberapa daerah termasuk di Kota Bandung dilakukan oleh para pengemudi ojol.

    Perbesar

    Demo di Bandung ricuh, massa bakar rumah pakai molotov… Selengkapnya

    Salah seorang perwakilan ojol, Hedi (50), mengatakan, aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat memang sengaja dilakukan sebagai solidaritas. Selain itu, massa dari mahasiswa pun ikut bergabung untuk melakukan aksi.

    “Jadi aksi kali ini ojol (ojeg online) bersatu, bersuara, dengan teman-teman mahasiswa. Kami hanya ingin keadilan untuk ke depannya. Sehingga tuntutan kami kali ini hanya meminta keadilan,” ucap Hedi.

    Dia mengatakan, aksi kali ini dilakukan oleh gabungan pengemudi ojol dari seluruh wilayah Bandung Raya. Hedi memastikan, jumlah pengemudi ojol dan peserta aksi yang hadir bergabung akan mencapai ribuan orang.

    Perbesar

    Demo di Bandung ricuh, massa bakar rumah pakai molotov… Selengkapnya

    “Hari ini akan numplek di sini (DPRD Jabar). Mungkin ribuan ojol dari seluruh wilayah Bandung Raya akan berkumpul di sini,” kata Hedi.

    Selain itu, menurut pantauan, terjadi pembakaran sebuah rumah yang terletak di depan Gedung DPRD Jawa Barat oleh massa aksi unjuk rasa. Rumah tersebut dibakar karena dianggap para peserta aksi menjadi tempat persembunyian sejumlah aparat kepolisian yang berada di tengah massa.

    Batu-batu dilemparkan oleh massa aksi yang membuat kaca dan genting rumah tersebut pecah dan rusak. Tidak berselang lama, beberapa bom molotov yang dibuat oleh massa juga ikut dilemparkan ke rumah tersebut hingga area depan rumah mengalami kebakaran.

    Di sisi lain massa gabungan tersebut juga mencoba merangsek masuk ke dalam rumah untuk mencari anggota kepolisian yang dianggap masih bersembunyi di dalam rumah tersebut. Hingga pukul 17.20 WIB, massa masih berada di kawasan tersebut sambil melempari Gedung DPRD Jawa Barat.

  • Massa Ojol Geruduk Mapolres Sukabumi Tuntut Keadilan untuk Affan Kurniawan: Kami Satu Aspal!

    Massa Ojol Geruduk Mapolres Sukabumi Tuntut Keadilan untuk Affan Kurniawan: Kami Satu Aspal!

    Liputan6.com, Sukabumi – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai komunitas menggelar aksi solidaritas dengan berunjuk rasa di Markas Polres Sukabumi Kota, Senin (29/8/2025). 

    Aksi ini dilakukan untuk menuntut keadilan bagi rekan mereka Affan Kurniawan, yang meninggal dunia terlindas Rantis Brimob.

    Para driver ojol datang dengan atribut lengkap, membawa spanduk dan bendera komunitas. Mereka menyuarakan kekecewaan atas penanganan kasus yang menimpa rekan sesama driver ojol.

    Koordinator Lapangan, Asep Saepul Ramdani, menjelaskan bahwa aksi ini dipicu oleh dua tuntutan utama. Tuntutan pertama adalah desakan agar Kapolri segera dicopot dari jabatannya.

    “Kami menilai Bapak Kapolri tidak memiliki rekam jejak positif bagi komunitas ojek online,” tegas Asep, saat menyampaikan orasinya di depan gerbang Mapolres Sukabumi Kota. 

    Ia mengatakan, kekecewaan ini sudah terakumulasi dari berbagai kasus yang dianggap tidak berpihak pada komunitas mereka.

    Tuntutan kedua adalah agar aparat kepolisian mengusut tuntas pelaku yang menyebabkan rekan mereka meninggal dunia. Asep menekankan bahwa insiden ini telah menimbulkan luka mendalam bagi seluruh komunitas ojol.

    “Kami meminta Polresta Sukabumi segera melayangkan surat kepada Mabes Polri agar Bapak Kapolri segera turun jabatan. Hanya itu yang kami minta,” kata Asep. 

    Aksi ini menjadi bentuk nyata dari solidaritas yang mereka junjung tinggi. Meskipun korban kecelakaan berasal dari Cikidang, Sukabumi, dan dikabarkan mengalami patah tulang, Asep menekankan bahwa solidaritas tidak terbatas pada lokasi. 

    “Korban yang meninggal berada di Jakarta Barat, tapi bagi kami, siapa pun itu korbannya, kami satu aspal. Kami akan mendukung teman-teman kami yang mengalami musibah itu,” tambahnya.

    Asep juga memberikan peringatan keras. Apabila tuntutan tidak dipenuhi, ia mengancam akan ada demonstrasi besar-besaran yang melibatkan komunitas ojol di Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bogor, dan sekitarnya. 

     

  • Rektor UI Buka Suara, 1.000 Mahasiswa Ikuti Unjuk Rasa di Polda Metro Jaya

    Rektor UI Buka Suara, 1.000 Mahasiswa Ikuti Unjuk Rasa di Polda Metro Jaya

    Liputan6.com, Jakarta Sekira 1.000 mahasiswa Universitas Indonesia (UI) bergerak melakukan aksi unjuk rasa ke Polda Metro Jaya, Jumat (29/8). Keberangkatan mahasiswa UI menggunakan 17 Bus dan enam angkot yang bergerak dari lapangan Fisip UI, Depok.

    Sebelum keberangkatan mahasiswa UI, Rektor Heri Hermansyah mendatangi mahasiswa yang berkumpul di lapangan FISIP UI. Heri menyampaikan sejumlah pesan kepada mahasiswa sebelum bertolak ke Polda Metro Jaya.

    Heri menegaskan, UI tidak pernah menyetujui adanya demonstrasi namun menghargai demokrasi. Kedatangannya menemui mahasiswa UI yang akan melakukan aksi unjuk rasa, ingin mengingatkan dan menganggap mahasiswa sebagai anak-anaknya.

    “Jadi kita mengerti idealis mahasiswa, mahasiswa kan ingin menyuarakan keadilan dan kebenaran, dan mereka memiliki saluran sesuai dengan masanya mereka ini,” ujar Heri, Jumat (29/8/2025).

    Heri meminta mahasiswa dapat menjaga diri dan tidak terlibat tindakan anarkis. Heri tidak ingin mahasiswa UI menjadi pelaku maupun korban dari tindakan anarkis saat unjuk rasa menyampaikan aspirasinya.

    “Kita tekankan kepada organisasi mahasiswa, para pemimpinnya dan adik-adiknya ini, mereka koordinir supaya mereka bisa menjaga barisan, menjaga kesatuan dan kalau ada yang disuarakan aspirasi, silakan disuarakan dengan tata cara yang baik dan jangan anarkis,” ucap Heri.

    Heri meminta, mahasiswa UI yang melakukan aksi untuk dapat kembali pulang ke rumah sebelum malam. Pada saat pulang tidak ada yang kekurangan dan saling menjaga satu sama lain sesama mahasiswa.

    “Tolong diliatin mahasiswa kita juga jangan sampai ada yang cidera, jangan sampai ada mahasiswa kita yang kemudian menjadi korban dalam suatu proses yang kemudian berubah menjadi anarkis, jangan sampai anarkis,” pinta Heri.

    Sebelumnya, Ketua BEM UI Atan Zayyid Sulthan mengatakan, mahasiswa UI bergerak mengadakan aksi bersama BEM SI Rakyat Bangkit dan BEM SI Kerakyatan, dan aliansi mahasiswa lainnya. Nantinya, mahasiswa melakukan aksi di Polda Metro Jaya yang sebelumnya berkumpul di FX Sudirman.

    “Kita berangkat dari sini (UI) menuju FX Sudirman, kemudian kita akan berkumpul di seberang FX Sudirman dan kami akan menjalankan aksi di sana,” ujar Atan.

    Atan menjelaskan, tujuan demo adalah menuntut Polri bertanggung jawab terkait peristiwa yang menewaskan pengemudi ojek online. Menurutnya, aksi unjuk rasa merupakan efek domino dari permasalahan yang ada di Indonesia.

    “Dari ketidakbijaksanaan pemerintah dan DPR yang memberikan kebijakan buruk, tunjangan naik yang akhirnya memicu kemarahan masyarakat,” jelas Atan.

    Tidak hanya itu, lanjut Atan, juga menilai DPR kerap memberikan statement buruk kepada masyarakat sehingga memicu kemarahan masyarakat.

    “Ini yang merupakan kami sangat sayangkan, ini merupakan bentuk, hari ini kami turun aksi,” ucap Atan.

  • Aksi Massa ‘Jogja Memanggil’ Bergerak ke Mapolda DIY Bawa 2 Tuntutan

    Aksi Massa ‘Jogja Memanggil’ Bergerak ke Mapolda DIY Bawa 2 Tuntutan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Hasil kordinasi umum ‘Jogja Memanggil’ di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta memastikan massa aksi akan bergerak ke Mapolda DIY sore ini, Jumat (29/8/2025).

    Dalam aksinya aksi yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum dan pengemudi Ojol akan menyampaikan beberapa tuntutan yaitu bubarkan DPR RI, usut dan proses hukum polisi yang menewaskan pengemudi Affan Kurniawan.

    Massa aksi juga menuntut pembatalan tunjangan perumahan bagi anggota DPR RI yang dinilai menyakiti hati nurani rakyat.

    Sejak pukul 15.00 WIB, massa aksi terus berkumpul dan rapat kordinasi memutuskan pada pukul 17.00 WIB massa aksi akan menuju Mapolda DIY.

    Tak hanya itu massa aksi juga memutuskan untuk mengadakan aksi massa yang lebih besar lagi pada Senin (1/9/2025) di Malioboro. 

    “Hari ini kita sepakat untuk massa aksi di Mapolda DIY menyuarakan tuntutan kita. Silahkan jika ada aksi pada Sabtu-Minggu, tapi kita juga persiapkan aksi yang lebih besar pada Senin depan,” kata moderator aksi, Adi.

    Tak hanya menjadikan DPR RI sebagai sasaran tembak. Massa aksi juga membawa tuntutan pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dicopot karena tidak bisa membina anak buahnya, serta reformasi TNI/Polri.

    Adi dalam orasinya juga menegaskan aksi Jogja Memanggil akan turut serta mengajak rekan-rekan dari kota lainnya mengandalkan aksi nasional bersama.

    “Ini adalah momentum besar bagi kita untuk melakukan perubahan. Jangan sampai aksi ini digembosi sebelum Senin depan,” tegasnya.

    Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih tetap bertahan di kampus UII Yogyakarta Cik di Tiro.