Author: Liputan6.com

  • 3 Penemuan Ini Ternyata Berasal dari Indonesia

    3 Penemuan Ini Ternyata Berasal dari Indonesia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap peradaban dunia melalui berbagai penemuan dan konsep yang telah ada sejak zaman kuno. Dari teknologi tekstil hingga sistem sosial yang humanis, warisan nenek moyang Nusantara tidak hanya menjadi kebanggaan nasional.

    Penemuan juga mengubah cara dunia memandang sejarah inovasi. Mengutip dari berbagai sumber, berikut tiga penemuan yang ternyata berasal dari Indonesia:

    1. Batik

    Seni teknik pewarnaan menggunakan lilin yang memukau dunia, ternyata merupakan metode pewarnaan tertua di dunia, bahkan lebih tua daripada peradaban Mesir kuno. Berdasarkan temuan arkeologis di wilayah Indonesia, jejak batik telah ditemukan pada kain yang berasal dari abad ke-1 Masehi, sementara teknik serupa di Mesir baru tercatat sekitar abad ke-4 Masehi.

    Keunikan batik terletak pada prosesnya. Lilin cair diaplikasikan secara manual dengan alat canting atau cap untuk menahan warna tertentu, lalu kain dicelup berulang kali hingga menghasilkan pola.

    Batik telah diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO sejak tahun 2009. Seni ini juga membuktikan bahwa masyarakat Nusantara telah menguasai teknologi tekstil canggih ribuan tahun sebelum peradaban lain mengenal teknik serupa.

    2. Kriptografi

    Nusantara mencatat sejarah unik dengan sistem sandi surya Majapahit yang digunakan Kerajaan Majapahit berabad-abad sebelum Eropa mengenal mesin enigma. Berdasarkan naskah dan prasasti kuno, sistem ini memanfaatkan simbol-simbol geometris dari lambang surya Majapahit, matahari bersudut delapan yang menjadi simbol kosmologi kerajaan.

    Simbol tersebut digunakan untuk menyamarkan pesan rahasia melalui kombinasi kode visual dan filosofi yang kompleks. Tidak hanya mengandalkan pola visual, sandi ini juga menggabungkan kode numerik dan filosofi spiritual, membuatnya tidak kalah kompleks dibandingkan metode kriptografi Eropa.

    3. Konsep Gotong Royong

    Konsep gotong royong atau kerja sama dalam masyarakat ternyata sudah ada sejak ribuan tahun lalu di Indonesia. Prasasti Tugu, yang dibuat sekitar tahun 5 Masehi di era Kerajaan Tarumanagara, menjadi bukti tertua tentang tradisi ini.

    Dalam prasasti itu, tertulis bagaimana masyarakat bersama-sama membangun saluran air untuk mengatasi banjir dan kekeringan, tanpa pamrih. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kebersamaan dan saling membantu bukan sekadar ajaran turun-temurun, melainkan sudah dipraktikkan secara nyata sejak zaman kuno.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Kabar Duka dari Jatim, 3 Santri Ditemukan Tewas di Pantai Balekambang Malang

    Kabar Duka dari Jatim, 3 Santri Ditemukan Tewas di Pantai Balekambang Malang

    Pada saat yang bersamaan, ketiga SRU darat bergerak melakukan penyisiran dan pengamatan di sepanjang pesisir pantai Wonogoro, pantai Sugu, dan pantai Baruna.

    “Untuk mengoptimalkan pencarian, tim SAR gabungan berupaya dengan menyebar luaskan informasi kejadian yang dialami ketiga korban ini kepada nelayan sekitar,” ucap Nanang.

    “Hal ini dimaksudkan jika ada diantara mereka yang menemukan korban, maka diharapkan untuk menginformasikannya kepada tim SAR,” pungkas Nanang.

    Proses pencarian hingga evakuasi ketiga korban ini berhasil berkat kerja sama yang baik antara sejumlah pihak, di antaranya tim Unit Siaga SAR Malang Raya, Satpolairud Sendnag Biru, Pos TNI AL Sendang Biru, PSR, BPBD kabupaten Malang, BPBD Provinsi Jatim, RAPI.

    TAGANA, Pengelola Pantai, Polsek Bantur, Koramil Bantur, SAR MTA, SIR, SAR 87, Bela Negara, SAR Kanjuruhan, PMI, MSR, KSB, Rescue Bululawang, KTB, SAR Mahameru, Lintamal, nelayan sekitar dan sejumlah potensi SAR lainnya.

  • Laporan Langsung dari China: Perang Dagang Tarif Trump – Xi Jinping

    Laporan Langsung dari China: Perang Dagang Tarif Trump – Xi Jinping

    Jurnalis Liputan6.com, Winda Nelfira melaporkan langsung dari China mengenai perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

    Ringkasan

  • Perjalanan Teh di Indonesia, dari Sampah Kapal hingga Minuman Khas

    Perjalanan Teh di Indonesia, dari Sampah Kapal hingga Minuman Khas

    Liputan6.com, Yogyakarta – Teh yang kini menjadi minuman keseharian masyarakat Indonesia memiliki sejarah unik yang jarang diketahui. Minuman yang identik dengan kehangatan dan keramahan ini ternyata berawal dari daun teh berkualitas rendah yang terbuang selama perjalanan kapal dagang Belanda di abad ke-17.

    Mengutip dari berbagai sumber, pada era 1600-an, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda aktif mengimpor teh dari Tiongkok untuk dipasarkan di Eropa. Selama perjalanan panjang melintasi lautan dari Tiongkok menuju Eropa, banyak daun teh yang mengalami kerusakan dalam penyimpanan.

    Daun-daun teh ini hancur menjadi remah-remah kecil dan dianggap tidak layak untuk pasar Eropa yang menuntut kualitas tinggi. Proses pengangkutan teh dari Tiongkok ke Eropa memakan waktu berbulan-bulan melalui jalur laut.

    Selama perjalanan panjang tersebut, daun teh sering terpapar bau kapuk dan kayu kapal dagang. Aroma asing ini meresap ke dalam daun teh, mengubah karakteristik aromanya yang asli dan menurunkan nilai jualnya di pasar Eropa yang mengutamakan kemurnian rasa.

    Dalam catatan dagang VOC, teh-teh berkualitas rendah ini bahkan diberi label khusus sebagai thee afval yang secara harfiah berarti sampah teh. Status sebagai produk buangan ini menyebabkan teh-teh tersebut tidak dikirim ke Eropa dan menumpuk di gudang-gudang Batavia dan Surabaya.

    Untuk mengurangi kerugian finansial, VOC kemudian menjual teh-teh berkualitas rendah ini dengan harga sangat murah di pasar lokal. Harganya yang terjangkau menyebabkan teh ini menjadi konsumsi utama kalangan buruh dan masyarakat ekonomi bawah di daerah pesisir Pulau Jawa.

    Tanpa disadari, penjualan teh berkualitas rendah ini menjadi titik awal penyebaran budaya minum teh di kalangan pribumi Nusantara. Masyarakat lokal kemudian mengembangkan cara penyajian khas untuk mengatasi kekurangan kualitas teh tersebut.

    Penambahan gula aren atau gula merah dalam jumlah banyak menjadi solusi untuk menutupi aroma kurang sedap dari teh-teh buangan tersebut. Seiring berjalannya waktu, kombinasi teh berkualitas rendah dengan gula aren dalam jumlah banyak menciptakan cita rasa khas yang kemudian dikenal sebagai teh Jawa.

    Kepopuleran teh Jawa terus meningkat dan menyebar ke berbagai daerah di Nusantara, tidak lagi terbatas pada kalangan buruh dan masyarakat miskin. Perkebunan teh mulai dikembangkan di Pulau Jawa pada awal abad ke-19.

    Gubernur Jenderal Belanda saat itu, Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen, memerintahkan penanaman bibit teh dari Tiongkok di kebun percobaan Bogor pada tahun 1826. Eksperimen ini berhasil dan mendorong perluasan perkebunan teh di dataran tinggi Jawa Barat seperti Garut, Cianjur, dan Sukabumi.

    Pengembangan perkebunan teh di Hindia Belanda meningkatkan ketersediaan teh untuk pasar lokal. Kualitas teh yang diproduksi juga semakin membaik dibandingkan dengan teh-teh buangan yang awalnya dikenal masyarakat.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Sinopsis Predator: Killer of Killers, Adaptasi Film Predator dalam Bentuk Animasi

    Sinopsis Predator: Killer of Killers, Adaptasi Film Predator dalam Bentuk Animasi

    Liputan6.com, Bandung – Kabar bahagia bagi pencinta waralaba Predator karena tahun ini akan segera meluncurkan film animasi pertamanya bertajuk “Predator: Killer of Killers”. Film animasi ini dijadwalkan untuk tayang pada 6 Juni 2025 melalui platform Hulu.

    Melansir dari IMDb film animasi ini digarap oleh sutradara Dan Trachtenberg yang sebelumnya dikenal sebagai sutradara untuk film Prey (2022) hingga 10 Cloverfield Lane (2016).

    Predator: Killer of Killers menawarkan waralaba dengan format baru dan mengajak penonton melihat tiga era berbeda yaitu era Viking, Jepang feodal, hingga Eropa pada masa Perang Dunia II.

    Kemudian setiap segmennya berdiri sendiri dengan tokoh utama serta konflik yang menarik khas dari zaman masing-masing. Namun menariknya, film ini tetap menawarkan benang merah yang sama yaitu kemunculan Predator sebagai pemburu pamungkas.

    Berdasarkan trailer yang dirilis baru-baru ini melalui kanal YouTube Hulu, Predator: Killer of Killers menampilkan serangkaian peristiwa hingga adegan yang menarik bagi para pencinta genre aksi.

    Tiga segmen utama yang hadir dalam film ini menawarkan kisah yang menarik untuk diketahui para penonton. Terutama untuk mengetahui kisah pertarungan tangguh ketika menjadi mangsa untuk ancaman sang pemburu tertinggi yaitu Predator.

  • 6 Fakta Mantan Wakil Wali Kota Palembang dan Suaminya Jadi Tersangka Dugaan Korupsi PMI

    6 Fakta Mantan Wakil Wali Kota Palembang dan Suaminya Jadi Tersangka Dugaan Korupsi PMI

    Dari hasil penyelidikan, penetapan tersangka eks Wawako Palembang dan suaminya dikuatkan dengan dua alat bukti yang sah. Keduanya dijerat UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001, Pasal 2 dan Pasal 3 tentang UU Tipikor.

    Fitrianti Agustinda ditahan di Lapas Perempuan Kelas II A Palembang. Sedangkan suaminya Dedi mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1A Palembang. Keduanya akan dipenjara selama 20 hari sejak masuk tahanan.

    “Modusnya diduga pengelolaan dana tidak sesuai dengan ketentuan yang menimbulkan potensi kerugian negara. Hal itu dari peran aktif keduanya. Untuk berapa besar kerugiannya akan ditetapkan dari penghitungan oleh BPKP nanti,” kata Kepala Kejari Palembang Hutamrin.

    Bantah Korupsi

    Saat hendak dibawa ke Lapas Perempuan Kelas II A Palembang Fitrianti Agustinda membantah tuduhan korupsi yang dilakukannya saat menjabat sebagai Ketua PMI Palembang 2020-2023.

    “Tidak ada dana hibah. Tolong dicatat. Dana hibah sudah diperiksa oleh BPK tidak ada kerugian negara,” ucapnya.

    Dia berkilah, jika BPPD PMI Palembang bukanlah dana hibah, sehingga dia tak terima dituduh memakan dana hibah tersebut selama mencatat.

    Respon Suami Fitrianti

    Jika Fitrianti Agustinda bersuara terkait penetapan status tersangka oleh Kejari Palembang. Berbeda dengan Dedi Sipriyanto yang hanya sedikit menjawab pertanyaan awak media.

    “Kalian mau nanya apa,”ucapnya pelan.

    Setelah itu, tak ada lagi suara dari Dedi Sipriyanto sampai akhirnya pasutri tersebut dibawa ke mobil Kejari Palembang untuk diantar ke penjara.

     

  • HUT ke-111 Kota Sukabumi, Dedi Mulyadi Soroti Penataan Kota

    HUT ke-111 Kota Sukabumi, Dedi Mulyadi Soroti Penataan Kota

    Liputan6.com, Sukabumi – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-111 Kota Sukabumi turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Pada momen ini, ia menyampaikan soal penguatan identitas kota serta peningkatan pelayanan publik agar semakin maju dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat. 

    Pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini juga menyoroti pentingnya penguatan fungsi pemerintahan dalam memberikan pelayanan dasar yang optimal. 

    “Pertama, Sukabumi harus segera menata diri sebagai kota. Dulu itu pusat kota perkebunan. Silsilah sejarahnya harus dicari, nomenklaturnya serta rangkaian sejarahnya, cari dasar-dasarnya supaya bisa dibangun branding sebagai kota perkebunan zaman dulu,” kata Dedi Mulyadi di DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025). 

    Dedi menekankan bahwa sejarah dan identitas kota merupakan pondasi penting dalam pembangunan. Meskipun seiring perubahan iklim dan fungsi wilayah, nuansa kota harus tetap dijaga agar memiliki ciri khas yang kuat. Termasuk perlunya perbaikan infrastruktur kota yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

    “Air bersih, jaringan sampah harus segera ditata, jalan-jalan harus rapi. Kemiskinan juga harus diselesaikan dengan cepat karena jumlah penduduknya relatif kecil,” ungkapnya.

    Dirinya juga menyoroti layanan pendidikan, terlebih menjelang masa penerimaan siswa baru tingkat SMA dan SMK. Gubernur Jawa Barat menegaskan seluruh anak usia sekolah harus tertampung.

    “Layanan pendidikan dasar dan menengah harus dipastikan berjalan dengan baik. Apalagi sekarang masuk musim rekrutmen siswa baru,” tuturnya.

     

  • Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan Capai 800 Meter

    Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan Capai 800 Meter

    Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa kembali mengalami erupsi, dengan tinggi letusan abu vulkanik mencapai 800 meter di atas puncak pada Jumat malam (11/4/2025).

    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 20.00 WIB dan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl),” ujar Petugas Pos pengamatan Gunung Semeru, Yandi Yuliandi, Jumat (11/4/2025)

    Kata dia, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan in tensitas tebal ke arah barat daya dan saat laporan itu dibuat erupsi masih terus berlangsung.

    Sementara itu, berdasarkan catatan petugas pada 11 April 2025, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat mengamai tujuh kali erupsi sejak pukul 02.26 WIB hingga 20.00 WIB dengan tinggi letusan bervariasi mulai ketinggian 500 meter hingga 800 meter di atas puncak.

    Ia menjelaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status waspada Gunung Semeru, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

    Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

    “Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya.

    Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

     

  • Diduga Picu Bencana, Gubernur Jabar Minta Kaji Ulang Perizinan Tambang di Sukabumi

    Diduga Picu Bencana, Gubernur Jabar Minta Kaji Ulang Perizinan Tambang di Sukabumi

    Liputan6.com, Sukabumi – Aktivitas tambang di Kabupaten Sukabumi menuai sorotan berbagai pihak, termasuk Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Puluhan hektare lahan pertanian wilayah di Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi dilaporkan terendam air bercampur lumpur. 

    Kejadian tersebut diduga kuat berasal dari aktivitas pertambangan emas milik sebuah perusahaan swasta yang beroperasi di wilayah tersebut. Banjir lumpur ini menyebabkan kerugian besar bagi warga.

    Lahan pertanian menjadi rusak yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian para petani, sementara rumah-rumah penduduk juga turut terdampak oleh aliran lumpur.

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menegaskan, pentingnya evaluasi terhadap izin tambang yang beroperasi di daerah, khususnya jika terbukti menimbulkan dampak lingkungan dan kerusakan infrastruktur.

    “Kalau terdampak tambang, kita lihat dulu izin tambangnya. Di Kabupaten harus dievaluasi. Saya, di pemerintah provinsi, sudah berkomitmen dengan seluruh kabupaten dan kota, para bupati, mari kita evaluasi tata ruang,” kata Dedi Mulyadi di Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025).

    Dia mengatakan, jika aktivitas tambang terbukti menyebabkan masalah lingkungan, kerusakan infrastruktur, hingga bencana alam, maka langkah evaluasi tata ruang harus dilakukan.

    “Kalau tambang-tambang itu menimbulkan problem lingkungan, menimbulkan kerusakan infrastruktur, bencana, ya sudah, di tata ruangnya dievaluasi dan dikembalikan pada fungsi semula, seperti perkebunan, perhutanan, dan persawahan,” jelasnya.

    Menurutnya, pemanfaatan ruang tak boleh mengabaikan fungsi ekologis, baik itu area persawahan, perkebunan, maupun kawasan hutan lindung. Mengingat efek domino dari aktivitas tambang tak hanya merusak lingkungan, tapi juga mengancam ekonomi warga yang menggantungkan hidup dari sektor pertanian.

    “Kami di provinsi sudah sepakat dengan para bupati dan wali kota. Tata ruang harus dikembalikan pada fungsinya, bukan hanya untuk mengejar keuntungan sesaat,” tuturnya.

     

     

  • Pria Surabaya Ditemukan Tewas di Dalam Kamar, Bagian Jasadnya Diduga Dimangsa 10 Anjing

    Pria Surabaya Ditemukan Tewas di Dalam Kamar, Bagian Jasadnya Diduga Dimangsa 10 Anjing

    Terpisah, Kapolsek Rungkut, AKP Agus Santoso membenarkan kejadian tersebut. “Kami masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk memastikan penyebab kematian korban,” ucap AKP Agus.

    “Apakah murni karena sakit, atau ada faktor lain yang menyebabkan kematian korban, termasuk kemungkinan dimangsa anjing peliharaannya, masih dalam penyelidikan,” imbuh AKBP Agus.

    Polisi masih menyelidiki kasus ini secara menyeluruh. Sementara itu, sepuluh anjing peliharaan korban telah dievakuasi oleh petugas BPBD Surabaya dan diserahkan ke Dinas Peternakan untuk menjalani karantina.