Author: Liputan6.com

  • Tutup Tahun 2024 dengan Kinerja Moncer, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp150 T – Page 3

    Tutup Tahun 2024 dengan Kinerja Moncer, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp150 T – Page 3

    Telkom mendirikan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan aset infrastruktur jaringan Telkom. Setelah berhasil menyelesaikan transisi operasional jaringan end-to-end pada Agustus 2024 dengan baik, TIF kini memasuki fase komersialisasi guna mempercepat monetisasi aset, serta memperkuat posisinya sebagai penyedia konektivitas netral melalui kemitraan strategis.

    Pada November 2024, TIF berhasil memperoleh dua lisensi utama, yaitu JARTAPLOK (Jaringan Tetap Lokal) dan JARTUP (Jaringan Tetap Tertutup) Terrestrial. Kedua lisensi ini menjadi landasan bagi pengembangan kapabilitas layanan TIF, sekaligus memperkuat kemampuannya dalam menyediakan solusi konektivitas  yang andal bagi pelaku industri.

    Kemudian pada Desember 2024, TIF menjalin kerja sama strategis dengan salah satu penyedia layanan internet (ISP) untuk meningkatkan layanan Fiber-to-The-Home (FTTH). Kolaborasi ini semakin menegaskan peran TIF sebagai katalis utama dalam mendorong pengembangan sektor telekomunikasi di Indonesia.

    Investasikan Belanja Modal

    Sepanjang tahun 2024, Telkom menginvestasikan belanja modal sebesar Rp24,5 triliun atau 16,3% dari total pendapatan guna memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Realisasi Capex yang relatif lebih rendah pada tahun ini sejalan dengan inisiatif strategis Telkom dalam optimalisasi belanja modal.

    Mayoritas anggaran belanja modal dialokasikan untuk pengembangan konektivitas digital, termasuk perluasan jaringan fiber optic, menara telekomunikasi, satelit, dan kabel bawah laut.

    Sementara itu, investasi lainnya digunakan untuk mendukung pengembangan platform digital seperti pusat data dan cloud, serta layanan digital lainnya.

    Dengan  berfokus pada penguatan infrastruktur dan inovasi berkelanjutan, Telkom terus mendorong transformasi digital dan meningkatkan pengalaman pelanggan di seluruh Indonesia.

    Telkom terus berupaya mengintegrasikan prinsip keberlanjutan atau ESG (Environmental, Social, and  Governance) di seluruh lini bisnis dan entitas perusahaan. Pada November 2024, Telkom meluncurkan  “GoZero – Sustainability Action by Telkom Indonesia” untuk semakin memperkuat komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab lingkungan, inklusi sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik.

    Inisiatif GoZero% berlandaskan pada tiga pilar utama, meliputi Save Our Planet, berfokus pada efisiensi energi, pengurangan jejak karbon sebesar 20% pada tahun 2030, serta pengelolaan limbah elektronik yang komprehensif. Kemudian Empower Our People, menargetkan peningkatan partisipasi tenaga kerja perempuan dan inklusi bagi penyandang disabilitas, serta memastikan keselamatan kerja sebagai prioritas utama.

    Selanjutnya Elevate Our Business, memperkuat transparansi pelaporan ESG, meningkatkan keamanan data, serta memastikan kepatuhan terhadap standar anti-penyuapan ISO 37001.

     

    (*)

  • OJK Prihatin Keuangan Pekerja Migran Memburuk setelah Pulang Indonesia – Page 3

    OJK Prihatin Keuangan Pekerja Migran Memburuk setelah Pulang Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku prihatin dengan kenyataan menyedihkan yang dihadapi oleh banyak pekerja migran Indonesia (PMI) saat kembali ke tanah air.

    Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan kondisi keuangan PMI banyak yang memburuk setelah mereka pulang, dan salah satu penyebab utamanya adalah tidak adanya tabungan yang mereka simpan selama bekerja di luar negeri.

    “Misalnya ya, cerita klasik pekerja migran Indonesia berangkat, kemudian gajinya semua sudah dikirim ke Indonesia ya, pulang-pulang, kemudian mulai dari nol lagi karena enggak punya tabungan,” ujar Friderica atau yang akrab disapa Kiki, dalam acara Edukasi Keuangan PMI dalam rangka Hari Kartini di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (21/4/2025).

    Perempuan yang akrab disapa Kiki ini, menceritakan bahwa banyak PMI yang mengirimkan hampir seluruh gaji mereka ke keluarga di Indonesia, sehingga ketika mereka pulang, mereka harus mulai dari nol karena tidak memiliki tabungan untuk kembali membangun kehidupan mereka.

    Selain masalah keuangan, Kiki juga mencatat banyak PMI yang menjadi korban kejahatan selama bekerja di luar negeri. Tidak sedikit yang terjebak dalam situasi yang merugikan, seperti penipuan atau bahkan terjerat kasus hukum di negara tempat mereka bekerja.

    Beberapa PMI pun menghadapi skema penipuan ketika mereka kembali ke Indonesia, seperti dijadikan jaminan pinjaman oleh pihak yang tidak dikenal atau menjadi korban penipuan berkedok asmara.

    “Karena banyak juga kita dengar, baca di berita. (Para PMI) bukan ketipu di sana tapi ketika balik ke Indonesia di bandara ketemu orang dan lain-lain uangnya hilang dan sebagainya. Ditawar investasi ilegal, investasi bonong dan lain-lain,” ujarnya.

     

  • Berdayakan 14,4 Juta Pengusaha Wanita, Holding Ultra Mikro BRI Perkuat Ekonomi Inklusif dan Kesetaraan Gender di Hari Kartini – Page 3

    Berdayakan 14,4 Juta Pengusaha Wanita, Holding Ultra Mikro BRI Perkuat Ekonomi Inklusif dan Kesetaraan Gender di Hari Kartini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui Holding Ultra Mikro yang terdiri dari BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), terus menguatkan komitmennya terhadap inklusi keuangan dan kesetaraan gender dengan terus memberdayakan pelaku usaha wanita di seluruh Indonesia

    Hingga kini, Holding UMi telah membuktikan sebagai katalisator pemberdayaan ekonomi perempuan, khususnya melalui program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) oleh PNM. Sampai akhir Desember 2024, Program Mekaar tercatat telah melayani lebih dari 14,4 juta debitur perempuan prasejahtera.

    Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa perempuan memiliki peran kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan keluarga, terutama di sektor mikro dan ultra mikro. 

    “Peringatan Hari Kartini menjadi momentum penting bagi BRI untuk menegaskan kembali komitmen terhadap pemberdayaan perempuan. BRI Group melalui Holding Ultra Mikro terus mendorong akses pembiayaan dan pemberdayaan agar para pengusaha perempuan dapat terus berkembang, naik kelas, dan semakin berdaya,” ungkap Hendy.

  • Respons BI Soal GPN hingga QRIS Disoroti AS: Kami Siap Kolaborasi! – Page 3

    Respons BI Soal GPN hingga QRIS Disoroti AS: Kami Siap Kolaborasi! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memberikan tanggapan terkait sorotan yang disampaikan Pemerintah Amerika Serikat terhadap sistem pembayaran Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).

    Keberadaannya dianggap sebagai salah satu hambatan perdagangan, sebagaimana tercantum dalam laporan National Trade Estimate (NTE) Report on Foreign Trade Barriers 2025.

    Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menegaskan bahwa penerapan sistem pembayaran seperti QRIS dan layanan pembayaran cepat lainnya selalu dilakukan dengan prinsip kerja sama yang setara dengan negara lain.

    Kerja sama tersebut akan dilaksanakan sepanjang negara mitra siap untuk menghubungkan sistem pembayarannya.

    “Terkait dengan QRIS yang tidak spesifik menjawab yang tadi ya. Tapi intinya QRIS ataupun fast payment lainnya, kerjasama kita dengan negara lain, itu memang sangat tergantung dari kesiapan masing-masing negara. Jadi, kita tidak membeda-bedakan. Kalau Amerika siap, kita siap, kenapa enggak?,” kata Destry saat ditemui di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Senin (21/4/2025).

    Destry juga menambahkan bahwa sejauh ini, sistem pembayaran yang berasal dari Amerika Serikat, seperti Visa dan Mastercard, tidak menemui kendala di Indonesia. Menurutnya, kinerja kedua layanan pembayaran tersebut tetap unggul di Indonesia, meskipun Indonesia kini telah memiliki produk GPN.

    “Sekarang pun sampai sekarang kartu kredit yang selalu diributin. Visa, Master kan masih juga yang dominan. Jadi itu enggak ada masalah sebenarnya,” jelasnya.

     

  • Neraca Dagang Indonesia Surplus USD 4,33 Miliar pada Maret 2025 – Page 3

    Neraca Dagang Indonesia Surplus USD 4,33 Miliar pada Maret 2025 – Page 3

    Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2025 mencapai USD 23,25 miliar. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 5,95% secara bulanan dibandingkan Februari 2025.

    Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, merinci ekspor migas selama Maret 2025 bernilai USD 1,45 miliar, atau meningkat signifikan sebesar 28,81% dibanding bulan sebelumnya. Di sisi lain, ekspor nonmigas naik 4,71% menjadi USD 21,80 miliar.

    “Peningkatan nilai ekspor Maret 2025 ini secara bulanan terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor non-Migas, yaitu pada komoditas bijih logam, kerak dan abu atau HS26, yang kemudian besi dan baja HS72, dan mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya atau HS85,” kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (21/4/2025)

    Amalia menambahkan, kenaikan nilai ekspor Migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak yang memberikan andil sebesar 1,18%. 

    Secara tahunan, nilai ekspor Maret 2025 mengalami peningkatan sebesar 3,16%. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor non-Migas pada komoditas lemak dan minyak hewan abadi HS15, kemudian nikel dan barang daripadanya HS75, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau HS85.  

    Ekspor Menurut Sektor

    Pada Maret 2025, total ekspor non-Migas adalah sebesar USD 21,80 miliar, yang dirinci menurut sektornya adalah sebagai berikut, sektor pertanian, perhutanan, dan perikanan berkontribusi sebesar USD 0,57 miliar, sektor pertambangan dan lainnya sebesar USD 3,07 miliar, dan sektor industri pengolahan sebesar USD 18,16 miliar. 

    Seluruh sektor mengalami kenaikan secara bulanan dan peningkatan nilai ekspor non-Migas utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan yang naik sebesar 2,98% dengan andil sebesar 2,40%.

    Peningkatan secara bulanan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor pada komoditas logam dasar bukan besi, nikel, semikonduktor, dan komponen elektronik lainnya, aluminium, serta peralatan listrik lainnya. 

    Secara tahunan, semua sektor mengalami peningkatan kecuali sektor pertambangan. Peningkatan nilai ekspor non-Migas secara tahunan terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 9% dan memberikan andil sebesar 6,65%.

     

     

     

  • Belajar dari Inggris, Indonesia Wajib Waspada Banjir Impor Baja China – Page 3

    Belajar dari Inggris, Indonesia Wajib Waspada Banjir Impor Baja China – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pasar Indonesia wajib waspada terhadap banjir impor baja, khususnya dari China. Menyusul runtuhnya industri baja Inggris, setelah British Steel, produsen baja utama di negara tersebut, berencana menutup dua blast furnace di pabrik Scunthorpe.

    Langkah ini diperkirakan akan mengorbankan hingga 2.700 pekerjaan dan mengubah secara drastis wajah industri baja Inggris. Penutupan blast furnace ini akan menjadikan Inggris sebagai satu-satunya negara G7 yang tidak mampu memproduksi baja dari bijih besi, meningkatkan ketergantungan pada impor baja dan bahan baku dari luar negeri.

    Indonesia menghadapi tantangan serupa dalam industri baja. Banjir impor baja murah, terutama dari China, menekan produsen dalam negeri. Kebijakan tarif tinggi untuk impor baja di Amerika Serikat menyebabkan produsen baja dari China mencari pasar alternatif, termasuk Indonesia.

    Mengutip data Kementerian Perindustrian, Senin (21/4/2025), kapasitas produksi baja nasional saat ini mencapai sekitar 17 juta ton per tahun. Di sisi lain kebutuhan domestik diperkirakan mencapai 21 juta ton pada 2025. Menandakan adanya ketergantungan pada impor untuk memenuhi kebutuhan baja dalam negeri.

    Menurut proyeksi, kebutuhan baja Indonesia pada 2045 diperkirakan mencapai 100 juta ton per tahun. Kebutuhan besar itu bakal terjadi jika seluruh agenda pembangunan industri, infrastruktur, dan manufaktur berjalan sesuai rencana.

    Kemenperin mengakui adanya peningkatan produksi baja dari China dan berharap oversupply tersebut tidak membebani industri baja domestik. Mereka menyatakan komitmen untuk melindungi industri dalam negeri agar tetap berdaya saing di pasar lokal maupun global.

    “Ketika pasar domestik dibanjiri produk impor dan mengakibatkan tekanan yang berat pada demand domestik. Hal tersebut juga akan mengancam ekonomi 19 juta pekerja dan keluarganya,” kata Staf Khusus Menperin Bidang Hukum dan Pengawasan, Febri Hendri Antoni Arief.

    Di tengah tekanan global dan derasnya arus impor, Indonesia tidak punya pilihan lain selain memperkuat ketahanan industrinya sendiri. Tantangan ini harus dijawab dengan pendekatan sistemik: menyatukan kebijakan perdagangan, energi, investasi, dan teknologi dalam satu peta jalan industri baja nasional.

    Tenaga ahli industri, dan pemerhati industri baja dan pertambangan, Widodo Setiadarmaji, meminta negara wajib hadir. Bukan untuk menggantikan pasar, tetapi untuk mengarahkan dan melindungi agar pasar bekerja bagi kepentingan nasional jangka panjang.

    “Siapa yang memiliki strategi, keberpihakan, dan keberanian untuk melindungi serta membangun industrinya, dialah yang akan bertahan,” tegasnya dalam kesempatan terpisah.

     

  • Nilai Impor Indonesia Naik 0,38% Jadi USD 18,92 Miliar pada Maret 2025 – Page 3

    Nilai Impor Indonesia Naik 0,38% Jadi USD 18,92 Miliar pada Maret 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada Maret 2025 mencapai USD 18,92 miliar. Nilai tersebut naik sebesar 0,38 persen dibanding bulan sebelumnya. 

    Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti merinci impor migas selama Maret 2025 bernilai USD 3,13 miliar, atau meningkat sebesar 9,07% dibanding bulan sebelumnya. Di sisi lain, impor nonmigas turun 1,18% menjadi USD 15,79 miliar.

    “Peningkatan nilai impor secara bulanan didorong oleh kenaikan nilai impor migas yang memberikan andil sebesar 1,38%,” kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (21/4/2025).

    Amalia menambahkan, secara tahunan, nilai impor Maret 2025 meningkat sebesar 5,34% di mana impor non-migas naik 7,91% dan impor migas turun sebesar 5,98%. Peningkatan nilai impor secara tahunan didorong oleh kenaikan impor non-migas dengan andil kenaikan terhadap total impor sebesar 6,45%.

    Pada Maret 2025 terjadi peningkatan impor barang konsumsi dan barang modal secara bulanan. Secara bulanan, nilai impor barang konsumsi naik sebesar 18,73% dan peningkatan impor barang konsumsi terutama terjadi pada beberapa komoditas sayuran HS07 dan buah-buahan HS08 seperti bawang putih, baik yang fresh ataupun yang didinginkan, nilai impornya naik USD 46 juta dibandingkan bulan lalu.

    Buah apel segar, nilai impor-nya naik USD 32,8 juta dibandingkan bulan lalu. Sementara itu, bahan baku penolong yang menyumbang setidaknya 71,23% dari total impor Februari 2025 mengalami penurunan sebesar 3,26%. 

    Kemudian di sisi lain, barang modal mengalami peningkatan sebesar 7,28% dan secara tahunan nilai impor barang konsumsi turun 5,81%. Sementara itu, bahan baku penolong naik 2,05% dan barang modal naik 27,36%. 

  • Edifier WH700NB Pro Dirilis, Headphone Harga di Bawah Rp 700 Ribu dengan Fitur ANC – Page 3

    Edifier WH700NB Pro Dirilis, Headphone Harga di Bawah Rp 700 Ribu dengan Fitur ANC – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Edifier baru saja memperkenalkan headphone nirkabel terbarunya, Edifier WH700NB Pro, ke pasar Indonesia pada 14 April 2025.

    Hadir sebagai bagian dari lini baru Edifier, headphone ini sudah dilengkapi dengan teknologi Active Noise Canceling (ANC).

    Tak hanya itu, perusahaan asal China ini juga sudah melengkapi Edifier WH700NB Pro dengan daya tahan baterai tinggi, dan di desain agar tetap nyaman dipakai dalam jangka panjang.

    Beberapa spesifikasi yang dihadirkan WH700NB Pro mencerminkan tren saat ini, terutama bagi pengguna yang mencari headphone fleksibel untuk berbagai aktivitas—dari mendengarkan musik, menghadiri rapat daring, hingga bermain game.

    “Edifier WH700NB Pro sudah dilengkapi dengan teknologi hybrid ANC yang mampu meredam suara luar hingga -43dB,” jelas perusahaan dalam keterangannya, Senin (21/4/2025).

    Perusahaan menambahkan, “headphone baru ini juga sudah dilengkapi mode gaming latensi rendah mampu mengurangi jeda suara saat bermain game dengan latensi hanya 0,06 detik.”

    Agar baterai bisa bertahan lama, pengguna bisa mematikan fitur ANC. Dengan ini, headphone pun bisa bertahan lebih dari dua hari pemakaian.

    “Seri headphone ANC baru kami ni juga tersedia fitur pengisian cepat, di mana pengguna hanya perlu isi baterai 15 menit untuk bisa bertahan selama 10 jam penggunaan,” papar perusahaan.

    Mengikuti tren pengguna yang banyak menggunakan perangkat mobile lebih dari satu, Edifier WH700NB Pro sudah mendukung koneksi ke dua perangkat sekaligus, dengan konsumsi daya rendah dan koneksi lebih stabil.

     

     

  • Nilai Ekspor Indonesia Tembus USD 23,25 Miliar pada Maret 2025 – Page 3

    Nilai Ekspor Indonesia Tembus USD 23,25 Miliar pada Maret 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2025 mencapai USD 23,25 miliar. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 5,95% secara bulanan dibandingkan Februari 2025.

    Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti merinci, ekspor migas selama Maret 2025 bernilai USD 1,45 miliar, atau meningkat signifikan sebesar 28,81% dibanding bulan sebelumnya. Di sisi lain, ekspor nonmigas naik 4,71% menjadi USD 21,80 miliar.

    “Peningkatan nilai ekspor Maret 2025 ini secara bulanan terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor non-Migas, yaitu pada komoditas bijih logam, kerak dan abu atau HS26, yang kemudian besi dan baja HS72, dan mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya atau HS85,” kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (21/4/2025)

    Amalia menambahkan, kenaikan nilai ekspor Migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak yang memberikan andil sebesar 1,18%. 

    Secara tahunan, nilai ekspor Maret 2025 mengalami peningkatan sebesar 3,16%. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor non-Migas pada komoditas lemak dan minyak hewan abadi HS15, kemudian nikel dan barang daripadanya HS75, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau HS85.  

    Pada Maret 2025, total ekspor nonmigas adalah sebesar USD 21,80 miliar, yang dirinci menurut sektornya adalah sebagai berikut, sektor pertanian, perhutanan, dan perikanan berkontribusi sebesar USD 0,57 miliar, sektor pertambangan dan lainnya sebesar USD 3,07 miliar, dan sektor industri pengolahan sebesar USD 18,16 miliar. 

    Seluruh sektor mengalami kenaikan secara bulanan dan peningkatan nilai ekspor non-Migas utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan yang naik sebesar 2,98% dengan andil sebesar 2,40%.

    Peningkatan secara bulanan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor pada komoditas logam dasar bukan besi, nikel, semikonduktor, dan komponen elektronik lainnya, aluminium, serta peralatan listrik lainnya. 

    Secara tahunan, semua sektor mengalami peningkatan kecuali sektor pertambangan. Peningkatan nilai ekspor non-Migas secara tahunan terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 9% dan memberikan andil sebesar 6,65%.

     

     

     

  • Aturan GPN BI Bikin Amerika Geram, Dinilai Tutup Pintu Perusahaan Pembayaran AS – Page 3

    Aturan GPN BI Bikin Amerika Geram, Dinilai Tutup Pintu Perusahaan Pembayaran AS – Page 3

    Tak berhenti disitu saja, USTR juga menyoroti terkait Peraturan BI No. 22/23/PBI/2020, yang berlaku mulai Juli 2021. PBI ini diterbitkan untuk mengimplementasikan Cetak Biru Sistem Pembayaran 2025 dari BI. Peraturan ini menetapkan kategorisasi kegiatan sistem pembayaran berdasarkan risiko serta sistem perizinan.

    Dalam Peraturan tersebut menetapkan batas kepemilikan asing sebesar 85 persen untuk operator layanan pembayaran non-bank, yang juga dikenal sebagai perusahaan pembayaran front-end, namun investor asing hanya dapat memiliki maksimal 49 persen saham dengan hak suara. Batas kepemilikan asing untuk operator infrastruktur sistem pembayaran, atau perusahaan back-end, tetap sebesar 20 persen.

    “Para pemangku kepentingan menyatakan kekhawatirannya terkait kurangnya konsultasi dari BI sebelum penerbitan peraturan-peraturan tersebut,” tulis USTR.

    Adapun pada Mei 2023, BI mewajibkan kartu kredit pemerintah untuk diproses melalui GPN dan mewajibkan penggunaan serta penerbitan kartu kredit pemerintah lokal.

    “Perusahaan pembayaran dari AS khawatir bahwa kebijakan baru ini akan membatasi akses terhadap opsi pembayaran elektronik dari AS,” tulis USTR.