Author: Liputan6.com

  • Asal Usul Teror Lampor, Urban Legend Pertanda Malapetaka

    Asal Usul Teror Lampor, Urban Legend Pertanda Malapetaka

    Liputan6.com, Bandung – Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya, tradisi, dan kisah-kisah mistis yang populer di setiap daerah. Adapun salah satu urban legend yang masih menjadi perbincangan hingga saat ini adalah kisah “Teror Lampor”.

    Lampor digambarkan sebagai iring-iringan kereta kuda gaib yang muncul pada malam hari dan sering dikaitkan dengan penculikan dan kejadian mengerikan lainnya. Masyarakat Jawa mengenal Lampor sebagai simbol kedatangan makhluk halus atau rombongan gaib.

    Menurut cerita turun-temurun, Lampor biasanya terdengar seperti suara derap kuda di malam hari lengkap dengan gemuruh roda kereta dan tiupan angin yang mendadak kencang. Banyak saksi mengaku mendengar suara tersebut tanpa melihat wujud nyata keretanya.

    Mereka yang menyaksikan atau sekadar mendengar konon akan mengalami nasib buruk seperti kesurupan, hilang kesadaran, bahkan kematian mendadak. Kisah ini menjadi semakin populer karena adanya berbagai kesaksian masyarakat desa yang merasa dihantui.

    Meski belum ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan Lampor, kisah ini telah menjadi bagian dari budaya lisan masyarakat. Kepercayaan terhadap Lampor juga menggambarkan bagaimana masyarakat Indonesia masih erat dengan nilai-nilai spiritual dan supranatural.

    Sementara itu, kisah Lampor tidak hanya menjadi sekadar cerita horor pengisi waktu melainkan juga bagian dari identitas budaya lokal yang menggambarkan perpaduan antara ketakutan, mitos, dan nilai-nilai tradisional yang diwariskan.

    Terlepas dari kenyataan atau tidaknya, kisah ini tetap hidup di tengah masyarakat sebagai bagian dari urban legend Indonesia.

  • Longsor Maut Tambang Galian C Cirebon, Badan Geologi Sebut Lokasi Masuk Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Tinggi

    Longsor Maut Tambang Galian C Cirebon, Badan Geologi Sebut Lokasi Masuk Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Tinggi

    Dilansir kanal Peristiwa, Liputan6, longsor terjadi di lokasi galian C di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat (30/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. Akibat insiden tersebut, empat pekerja tambang dilaporkan tewas setelah tertimbun material longsor. Sementara itu, sembilan pekerja lainnya berhasil diselamatkan meski mengalami luka-luka.

    Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menerangkan, material longsor turut menyebabkan tujuh dump truck serta tiga eskavator yang tengah beroperasi tertimbun.

    “Longsor yang terjadi di galian C ini menyebabkan tujuh unit mobil dump truck dan tiga unit alat berat jenis eskavator terkubur material longsoran. Berdasarkan laporan sementara, terdata sebanyak empat korban jiwa yang telah berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia,” kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (30/5/2025).

    Hendra menjelaskan, empat korban tewas yang berhasil dievakuasi yaitu Sanuri (47), warga Desa Semplo, Andri (40), warga Padabenghar, Sukadi (48), warga Buntet Pesantren, Kendra alias Bureng, warga Girinata.

    Selain itu, sebanyak sembilan korban lainnya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Kini dirawat intensif di RS Sumber Urip. Mereka antara lain Rion Firmansyah, warga Gunung Santri, Rio, dan Rino warga Cikalahang, Suwandi warga Girinata, Ervan Hardiansyah warga Blok Siliasih, Aji warga Beberan, Safitri dan Abdul Rohim warga Kertajati.

    Dia mengatakan pendataan dan proses evakuasi masih terus berlangsung, Pihak Kepolisian bersama unsur TNI, BPBD, dan Relawan tengah melakukan pencarian lanjutan di lokasi kejadian untuk memastikan tidak ada korban lain yang tertinggal.

    “Kami menghaturkan doa terbaik bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan serta apresiasi setinggi-tingginya bagi seluruh petugas yang terlibat dalam proses penyelamatan,” tandas dia.

  • Mensos: Pendidikan Jalan Teruji untuk Memutus Kemiskinan – Page 3

    Mensos: Pendidikan Jalan Teruji untuk Memutus Kemiskinan – Page 3

    Ia menambahkan bentuk perhatian pemerintah bukan hanya dengan menyalurkan bantuan sosial bagi masyarakat, tapi juga melalui inisiasi Sekolah Rakyat, sebuah ruang pendidikan berasrama tanpa biaya, yang khusus ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.

    Menurut dia, gebrakan jalur pendidikan menjadi kunci penting mengangkat derajat sosial perekonomian generasi mendatang.

    “Kami gerakkan para pendamping sosial untuk tidak hanya menyalurkan bantuan, tapi mengantar 10 keluarga per tahun keluar dari kemiskinan, bukan sekadar keluar dari data penerima, tapi benar-benar naik kelas dalam kehidupan. Karena bansos itu sementara, tapi berdaya itu selamanya. Bantuan hanyalah awal. Tujuan kita adalah kemandirian,” jelas Gus Ipul.

    Gus Ipul pun mendorong para lulusan sarjana Universitas Islam Jember (UIJ) untuk mandiri.

    “Gunakan ilmu kalian untuk hadir di tengah masyarakat, bukan sekadar di atas panggung seminar. Bangun UMKM, ajari masyarakat digitalisasi, dampingi anak-anak desa belajar. Jangan hanya mengejar profesi, tapi kejarlah makna dan kontribusi. Yang tak hanya mencari pekerjaan, tapi menciptakan penghidupan bagi banyak orang,” kata Gus Ipul.

     

  • Legenda Urban: Botol Manci, Mitologi Lokal Bertubuh Kerdil Mirip Kurcaci

    Legenda Urban: Botol Manci, Mitologi Lokal Bertubuh Kerdil Mirip Kurcaci

    Orang-orang Maluku biasanya memanggil atau memancing botol manci dengan cara memain-mainkan lidi yang ujungnya dibakar. Cara ini dalam bahasa Maluku disebut mangael.

    Lidi tersebut dinyalakan di tempat yang gelap atau angker. Lebih bagus lagi jika dilakukan di bawah pohon bambu hias.

    Menurut cerita yang beredar, jika bertemu dengan botol manci dan berhasil mengambil topinya, maka segala permintaan akan dipenuhi. Syaratnya hanya harus mengembalikan topi tersebut sebelum matahari terbit.

    Sebaliknya, jika manusia kalah atau tidak kuat dalam perebutan topi, maka botol manci akan menggelitiki korbannya hingga meninggal. Dalam bahasa Maluku, hal ini disebut dapa gili-gili.

    Penulis: Resla

  • 2 Pelaku Penyiraman Air Keras Ibu dan Anak di Sukabumi Ditangkap, Sempat Kirim Hadiah untuk Korban

    2 Pelaku Penyiraman Air Keras Ibu dan Anak di Sukabumi Ditangkap, Sempat Kirim Hadiah untuk Korban

    Setibanya di Sukabumi, Pelaku H langsung mencari rumah korban di salah satu perumahan di daerah Kecamatan Cibeureum. Pelaku mengetahui alamat korban karena pernah mengirimkan sebuah sepeda untuk anak korban dari Kalteng ke Sukabumi.

    “H yang ditemani oleh YD yang telah menemukan alamat korban, pelaku menunggu di depan gerbang perumahan sejak pukul 4 pagi dan saat pelaku keluar rumah, kedua pelaku membuntuti korban hingga pada saat di Jalan Sudajaya, Baros kedua pelaku menyalip motor korban dan langsung menyiramkan air keras ke arah korban dan anaknya,” jelas dia.

    Usai menjalani aksinya kedua pelaku penyiraman air keras itu langsung melarikan diri. Rita menerangkan, setelah cintanya kandas bersama korban, pelaku diketahui sering memantau korban lewat media sosial dan merasa cemburu karena korban terlihat dekat dengan teman-teman pelaku. 

    Dari para pelaku, polisi menyita satu unit sepeda motor, sebuah helm dan kaleng bekas sisa makanan yang digunakan oleh pelaku untuk menyiramkan air keras kepada korban.

    Akibat perbuatannya kedua pelaku dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang menyebabkan luka berat dengan ancaman pidana 9 tahun, pasal 351 KUHP tentang tindak pidana penganiayaan menyebabkan luka berat dengan ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun, 

    “Kemudian pasal 76 C juncto pasal 80 ayat 1 Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman pidana penjara 5 tahun,” tutupnya. 

  • Catatan Kelam 5 Warga Tewas Diterkam Harimau di TNBBS Sejak 2024

    Catatan Kelam 5 Warga Tewas Diterkam Harimau di TNBBS Sejak 2024

    Hifzon bilang, perambahan liar dan pembukaan lahan ilegal menjadi pemicu utama meningkatnya konflik antara manusia dan Harimau Sumatera. Aktivitas itu telah menyempitkan habitat alami harimau, memaksa mereka untuk keluar dan berhadapan dengan manusia.

    “Setiap aktivitas ilegal di hutan memperbesar risiko. Ini bukan lagi sekadar pelanggaran hukum, tapi sudah menjadi ancaman langsung terhadap keselamatan manusia,” ujar dia.

    Dia menegaskan, insiden yang menimpa Sudarso merupakan bukti nyata bagaimana eksploitasi kawasan konservasi bisa berujung tragis.

    “Kasus Sudarso menambah daftar panjang korban akibat perambahan. Ini tidak hanya merusak ekosistem, tapi juga memakan korban jiwa,” kata dia.

    Sebagai langkah lanjutan, patroli kawasan dan pemetaan titik-titik rawan konflik terus dilakukan. BBTNBBS juga mendorong aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelaku pembalakan liar dan perambahan yang masih marak terjadi di kawasan konservasi tersebut.

  • Hari Lahir Pancasila 1 Juni: Siapa Saja Tokoh-Tokoh dalam Panitia Sembilan?

    Hari Lahir Pancasila 1 Juni: Siapa Saja Tokoh-Tokoh dalam Panitia Sembilan?

    3. Muhammad Yamin (Anggota)

    Selain dikenal sebagai anggota Panitia Sembilan. Mohammad Yamin juga dikenal sebagai salah satu perumus utama Sumpah Pemuda. Yamin juga diakui sebagai penyair yang memberikan inovasi dalam perkembangan sastra Indonesia.

    4. Achmad Soebardjo (Anggota)
Achmad Soebardjo adalah seorang diplomat yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pertama Indonesia. Ia aktif dalam Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan, merefkeksikan komitmennya pada kemerdekaan dan perdamaian dunia.

    5. Mr. A.A Maramis (Anggota)
Mr. A.A. Maramis adalah pejuang kemerdekaan Indonesia dan anggota KNIP. Ia terlibat dalam perumusan Piagam Jakarta dan merupakan mantan Menteri Keuangan Indonesia.

    Kontribusinya terhadap keuangan negara menjadi salah satu pilar ekonomi nasional pada masa awal kemerdekaan. Ia juga berperan penting dalam pencetakan uang kertas pertama Indonesia, Oeang Republik Indonesia (ORI).

    6. Abdoel Kahar Moezakir (Anggota)

    Abdoel Kahar Moezakir adalah seorang sarjana pendidikan teknik mesin yang terlibat dalam kegiatan politik dan organisasi HMI dan AMPI. Pada 2019, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. 


     

  • Minta Gunung Kuda Cirebon jadi Kawasan Hijau Bukan Pertambangan, Dedi Mulyadi: Dosa Ini!

    Minta Gunung Kuda Cirebon jadi Kawasan Hijau Bukan Pertambangan, Dedi Mulyadi: Dosa Ini!

    Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi mengaku, bakal segera memanggil Perhutani guna membicarakan Gunung Kuda Cirebon. Ia mendesak konservasi galian-C itu menjadi kawasan hijau. 

    Hal tersebut disampaikannya usai melihat lokasi longsor yang terjadi di Gunung Kuda Cirebon. Sejumlah pekerja meninggal tertimbun longsoran di tambang batu alam, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang itu pada Jumat (30/5/2025).

    Dedi mengatakan, lahan galian itu total mencapai 30 hektare milik Perhutani yang digarap Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al Azhariyah.  

    “Ini (milik) Perhutani,” kata Dedi Mulyadi, Sabtu, 31 Mei 2025. “Kita akan panggil Perhutani, banyak sekali areal-areal hutan yang berubah menjadi areal tambang, padahal kan Perhutani ini perusahaan pengelola hutan, bukan pengelola pengusaha tambang. Dulu perkebunan jadi PT sewa tanah, sekarang perhutani jadi PT sewa lahan untuk pertambangan. Ini perusahaan yang aneh-aneh ini harus segera memperbaiki diri. Ini dosa ini,” imbuhnya.

    Selain itu, Dedi Mulyadi juga akan menggelar pembicaraan dengan Pemerintah Kabupaten Cirebon, mendesak agar melakukan perubahan tata ruang. Gunung Kuda, katanya, harus dikembalikan menjadi kawasan hijau.

    “Saya minta Pemda Kabupaten Cirebon untuk segera melakukan perubahan kembali tata ruang, dikembalikan kembali kawasan ini menjadi kawasan hijau bukan kawasan pertambangan,” tegasnya.

    Menyusul insiden yang terjadi, Dedi Mulyadi memastikan telah mencabut izin galian-C di Gunung Kuda Cirebon. “Tadi malam kami sudah mengeluarkan sanksi administrasi dalam bentuk penghentian izin, pencabutan izin tambang ini,” katanya.

    Pemerintah Provinsi Jawa Barat diaku tengah mengevaluasi dan melakukan moratorium atas semua izin pertambangan. Semua kegiatan penambangan yang merusak lingkungan dan membahayakan pekerja bakal ditinjau ulang hingga ditutup. 

    “Moratorium dilakukan ketika melihat perizinan. Jadi, izin yang habis tidak kita perpanjang,” imbuhnya. 

    Dedi mengatakan, terdapat sejumlah lokasi pertambangan yang sudah ditutup seperti di daerah Karawang, Subang, atau Tasikmalaya. Pemprov Jabar diklaim akan selektif dalam memberikan atau memperpanjang izin pertambangan. Dedi bahkan mengklaim tak pernah memberi izin baru dalam 100 hari kerjanya.

    “Saya akan konsisten pada sikap itu (penertiban izin tambang), termasuk kebijakan saya misalnya kebijakan pembangunan berbasis bambu. Sebetulnya itu saya sedang mengamankan Jabar dari eksploitasi sumber daya alam,” katanya.

     

    Detik-Detik Kepanikan Warga Saat Gempa Bantul M6,4

  • Tradisi Apitan di Demak, Warisan Budaya dalam Menyambut Bulan Haji

    Tradisi Apitan di Demak, Warisan Budaya dalam Menyambut Bulan Haji

    Liputan6.com, Demak – Masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, secara rutin melaksanakan tradisi apitan setiap tahun sebagai wujud rasa syukur dan persiapan menyambut bulan haji. Tradisi yang berakar dari akulturasi budaya Islam dan Jawa ini telah diwariskan sejak masa wali sanga dan tetap bertahan hingga era modern.

    Mengutip dari laman Pemerintah Kabupaten Demak, tradisi apitan merupakan ritual tahunan yang dilaksanakan pada bulan Apit menurut penanggalan Jawa, atau bulan Zulkaidah dalam kalender Hijriah. Penamaan bulan Apit merujuk pada posisinya yang terletak di antara dua hari raya besar Islam, yaitu Idulfitri dan Iduladha.

    Secara historis, tradisi ini bermula pada periode penyebaran Islam di Jawa oleh wali sanga sekitar lima abad silam. Para penyebar agama Islam saat itu menerapkan pendekatan akulturasi dengan memadukan nilai-nilai Islam ke dalam tradisi lokal yang telah ada sebelumnya.

    Ritual ini tidak hanya menjadi bentuk ungkapan syukur atas hasil bumi, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan asal-usul manusia dari tanah, kehidupan yang bergantung pada tanah, dan akhirnya kembali ke tanah. Selain itu, tradisi apitan berperan sebagai media penguatan tali silaturahmi antarwarga sekaligus pelestarian budaya lokal.

    Pelaksanaan tradisi apitan di Demak meliputi berbagai rangkaian kegiatan. Pembacaan Al-Qur’an menjadi pembuka acara, dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit atau ketoprak yang berfungsi sebagai media dakwah warisan Sunan Kalijaga.

    Beberapa desa seperti Sumber Jatipohon, tradisi ini diwarnai dengan kirab gunungan hasil bumi setinggi 2,5 meter yang kemudian diperebutkan warga setelah melalui prosesi doa bersama. Masyarakat pesisir Demak mengembangkan variasi tersendiri dalam pelaksanaan tradisi ini, antara lain melalui ritual larung sesaji berupa gunungan tumpeng ke laut sebagai simbol penyerahan kembali rezeki kepada Sang Pencipta.

     

  • Gempa M 5,1 di Kupang Akibat Deformasi Lempeng Laut Banda – Page 3

    Gempa M 5,1 di Kupang Akibat Deformasi Lempeng Laut Banda – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa bumi mengguncang wilayah Pantai Utara Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu 31 Mei 2025 pukul 22.21.18 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1.

    “Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,33° LS ; 124,02° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 Km arah Barat Laut Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 97 km,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada wartawan, Sabtu (31/5/2025).

    Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Kupang ini merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi dalam Lempeng Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik ( oblique thrust-fault).