Author: Liputan6.com

  • Sendang Beji Logantung, Mata Air Keramat di Gunungkidul

    Sendang Beji Logantung, Mata Air Keramat di Gunungkidul

    Liputan6.com, Yogyakarta – Sendang Beji Logantung terletak di Dusun Logantung, Desa Sumberejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul. Mata air ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber air, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi dalam kepercayaan masyarakat setempat.

    Airnya dianggap keramat dan dipercaya memiliki khasiat penyembuhan. Kesakralan sendang ini dijaga melalui ritual tahunan bernama sadranan, yang menurut legenda setempat harus dilaksanakan agar terhindar dari bencana. Mengutip dari berbagai sumber, keberadaan Sendang Beji Logantung dikaitkan dengan tokoh spiritual bernama Kyai Panjang Mas. Konon, seorang warga pernah bermimpi didatangi sosok bertubuh tinggi besar berpakaian hitam.

    Sosok tersebut memberikan peringatan bahwa kawasan itu akan berubah menjadi lautan apabila sumber mata air tidak ditutup menggunakan kepala kerbau dan ijuk batang aren. Peringatan itu juga menyebutkan pentingnya pelaksanaan ritual sedekah bumi secara tahunan.

    Masyarakat setempat kemudian meyakini mimpi tersebut sebagai pesan leluhur dan memutuskan untuk melaksanakan Sadranan sebagai wujud penghormatan. Sadranan dilaksanakan setiap bulan Ruwah dalam kalender Jawa, tepatnya pada Rabu Pahing.

    Prosesi ritual dimulai dengan penyiapan sajen berupa tumpeng, nasi gurih, ingkung (ayam utuh), kembang telon, dan hasil bumi. Sajen tersebut diarak dari rumah kepala dusun menuju sendang, diiringi kesenian tradisional seperti jaranan, reog, dan hadrah.

     

  • ASDP Terapkan Diskon Tarif Pelabuhan di 7 Lintasan Utama Selama – Page 3

    ASDP Terapkan Diskon Tarif Pelabuhan di 7 Lintasan Utama Selama – Page 3

    Pemerintah menargetkan program stimulus ini akan menjangkau lebih dari 923.113 penumpang, terdiri dari: 812.240 penumpang kapal penumpang dan 110.873 penumpang kapal perintis.

    Sementara itu, khusus di layanan ASDP, diskon tarif diberikan kepada sekitar 506.830 penumpang dan 1.169.053 unit kendaraan berbagai golongan.

    Kebijakan ini mempertegas sinergi antara Pemerintah dan BUMN dalam membangun sistem transportasi yang inklusif, terjangkau, dan berkelanjutan, yang tidak hanya mendorong konektivitas wilayah, tapi juga memperkuat sektor pariwisata, logistik, dan perdagangan domestik.

  • Legenda Urban: Nini Pelet Penunggu Gunung Ciremai

    Legenda Urban: Nini Pelet Penunggu Gunung Ciremai

    Liputan6.com, Cirebon – Gunung Ciremai di Jawa Barat secara administratif berada di tiga wilayah, yakni Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Majalengka. Dikenal dengan keindahannya, gunung ini ternyata juga menyimpan mitos dan legenda mistis Nini Pelet.

    Gunung Ciremai sebenarnya menyimpan banyak cerita mistis yang beredar di masyarakat, mulai dari Nyi Linggi, suara gamelan, Tanjakan Bapa Tere, hingga legenda Nini Pelet yang dikaitkan dengan perebutan Kitab Mantra Asmara dengan Ki Buyut Mangun Tapa.

    Salah satu legenda urban populer di Gunung Ciremai adalah Nini Pelet. Kisah legenda ini telah menjadi cerita tutur masyarakat sekitar gunung yang diwariskan secara turun temurun.

    Menurut cerita legenda masyarakat setempat, Gunung Ciremai merupakan singgasana kerajaan Nini Pelet, khususnya di Gua Walet. Ia dikenal sebagai sosok sakti, khususnya di bidang percintaan.

    Konon, Nini Pelet adalah orang yang merebut Kitab Mantra Asmara ciptaan Ki Buyut Mangun Tapa. Kitab tersebut berisi beberapa ajian tentang percintaan, salah satunya jaran goyang.

    Ilmu jaran goyang dipercaya sangat ampuh untuk mengikat hati lawan jenis. Hingga kini, ilmu tersebut masih dipelajari oleh banyak orang.

     

  • Fadli Zon Sebut Penulisan Ulang Sejarah Nasional Dilakukan oleh Sejarawan Profesional – Page 3

    Fadli Zon Sebut Penulisan Ulang Sejarah Nasional Dilakukan oleh Sejarawan Profesional – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir terkait program penulisan ulang sejarah nasional.

    Dia menyebut, yang menulis itu merupakan sejarawan, bukan aktivis ataupun politisi.

    “Jadi saya kira tidak perlu ada kekhawatiran semacam itu. Karena yang menulis sejarah ini adalah para sejarawan. Jadi yang menulis ini bukan aktivis, bukan politikus. Yang menulis sejarawan, sejarawan ini punya keahlian. Mereka dokternya di bidang itu, profesornya di bidang itu. Jadi kita tidak perlu khawatir, pasti punya kompetensi di dalam menulis sejarah itu,” kata Fadli Zon, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (6/6/2025).

    Dia menjelaskan, penulisan ulang sejarah sebenarnya adalah bagian dari proses penulisan sejarah secara umum yang memang sudah lama tidak dilakukan oleh negara.

    “Jadi penulisan ulang sejarah, sebenarnya penulisan sejarah. Jadi saya tegaskan sekali lagi bahwa ini sudah berlangsung. Kita sudah bentuk, ini sudah bulan Januari. Dan sebelumnya saya sudah mengarahkan dari awal saya menjadi Menteri. Karena kita ini sudah lama tidak menulis sejarah,” jelasnya.

    Menurut Fadli, terakhir kali pemerintah menulis sejarah secara resmi adalah pada masa Presiden Habibie.

    “Terakhir itu ditulis di era Pak Habibie sebagai Presiden. Jadi kalau anda lihat sejarah yang ditulis oleh pemerintah, kapan terakhir? Pemilu aja tahun 97 bayangin,” tuturnya.

     

  • Misteri Kematian Otto Iskandar Dinata, Pahlawan Nasional yang Dimakamkan Tanpa Jasad

    Misteri Kematian Otto Iskandar Dinata, Pahlawan Nasional yang Dimakamkan Tanpa Jasad

    Liputan6.com, Yogyakarta – Otto Iskandar Dinata, pahlawan nasional asal Bandung yang wajahnya tertera pada uang pecahan Rp20.000, meninggal secara tragis pada Desember 1945. Jenazahnya tidak pernah ditemukan, dan kasus pembunuhannya hingga saat ini masih menjadi misteri.

    Satu-satunya petunjuk berasal dari pengakuan pelaku yang menyatakan telah membunuhnya di Pantai Mauk, Banten. Keluarga kemudian melakukan pemakaman dengan menggunakan pasir dan air laut dari lokasi tersebut sebagai pengganti jasad.

    Mengutip dari berbagai sumber, Otto Iskandar Dinata lahir di Bojongsoang, Bandung, pada 31 Maret 1897. Ia aktif dalam pergerakan kemerdekaan melalui berbagai organisasi, termasuk Budi Utomo dan Paguyuban Pasundan.

    Pada masa pendudukan Jepang, ia menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ia turut berperan dalam mengusulkan Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama Indonesia.

    Setelah proklamasi kemerdekaan, Otto diangkat sebagai Menteri Negara dalam kabinet pertama Republik Indonesia. Salah satu tugas utamanya adalah mempersiapkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).

    Akan tetapi, kebijakannya menimbulkan kontroversi di kalangan laskar-laskar rakyat, termasuk Laskar Hitam, yang menentang penyatuan mantan tentara PETA dan KNIL. Pada Oktober 1945, Otto diculik oleh sekelompok orang yang diduga merupakan anggota Laskar Hitam.

    Ia kemudian dibawa ke Pantai Mauk, Tangerang, dan dieksekusi pada 20 Desember 1945. Berdasarkan kesaksian, kepalanya dipenggal dan jasadnya dibuang ke laut.

    Tidak terdapat upaya penyelamatan dari pemerintah meskipun Otto menjabat sebagai seorang menteri. Pada tahun 1959, seorang mantan polisi bernama Mujitaba menjalani persidangan dan dihukum 15 tahun penjara atas pembunuhan Otto.

     

  • Dompet Dhuafa Salurkan Hewan Kurban ke Pelosok Toraja Utara hingga Timur Indonesia – Page 3

    Dompet Dhuafa Salurkan Hewan Kurban ke Pelosok Toraja Utara hingga Timur Indonesia – Page 3

    “Kami menyalurkan menggunakan wadah ramah lingkungan yang terbuat dari bambu,” ungkap Pandu.

    Dompet Dhuafa turut mengadakan kegiatan memasak daging hewan kurban bersama masyarakat. Untuk anak kecil, Dompet Dhuafa turut memberikan hiburan melalui edukasi pendidikan dan permainan, serta pemberian makanan ringan.

    “Kami memberikan makanan ringan kepada anak-anak,” tutur Pandu.

    Sementara, tokoh masyarakat Sanggalangi, Rantelino mengapresiasi pemberian hewan kurban dari donatur melalui Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Masyarakat ditempatnya merasa senang mendapatkan hewan kurban karena pada sebelumnya tidak pernah mendapatkan hewan kurban secara resmi.

    “Ini pemberian pertama secara resmi disalurkan,” ujar Rentelino.

    Rantelino menilai, pemberian hewan kurban membuat masyarakat turut merasakan kebahagiaan hari raya Idul Adha. Masyarakat turut merasakan daging kurban untuk dinikmati bersama keluarga.

    “Tidak semua masyarakat setiap harinya mengkonsumsi daging, jadi ini turut membantu masyarakat akan kebutuhan gizi, khususnya tumbuh kembang anak,” pungkas Rantelino.

  • Asal-Usul Teror Mistis Sundel Bolong, Sosok Arwah Penasaran Mengerikan

    Asal-Usul Teror Mistis Sundel Bolong, Sosok Arwah Penasaran Mengerikan

    Sundel bolong merupakan salah satu sosok hantu perempuan yang paling dikenal dalam mitologi Indonesia khususnya di wilayah Jawa. Nama “sundel bolong” berasal dari bahasa Jawa di mana “sundel” berarti wanita jalang atau pelacur dan “bolong” berarti berlubang.

    Hantu ini digambarkan sebagai wanita cantik berambut panjang dengan gaun putih panjang namun memiliki lubang besar di punggungnya. Asal-usul sundel bolong bervariasi, namun umumnya dikaitkan dengan kisah tragis seorang wanita yang meninggal.

    Wanita tersebut diceritakan meninggal ketika melahirkan atau setelah mengalami kekerasan seksual dan kemudian arwahnya gentayangan sebagai bentuk dendam kepada pelaku atau penyesalan.

    Dalam beberapa versi, sundel bolong adalah roh penasaran dari wanita yang diperkosa dan melahirkan anaknya di dalam kubur. Lubang di punggungnya diyakini sebagai akibat dari proses melahirkan yang tidak wajar tersebut.

    Sundel bolong juga dikisahkan suka mencuri bayi-bayi yang baru saja dilahirkan sebagai bentuk pencarian terhadap anaknya yang hilang atau sebagai pelampiasan dendamnya. Teror mistis sundel bolong sering dikaitkan dengan kemunculannya di tempat-tempat sepi.

    Melalui beberapa sumber cerita, sundel bolong juga dikisahkan meminta bantuan orang yang lewat untuk menutupi lubang di punggungnya dan jika permintaannya tidak dipenuhi ia akan mengganggu atau mengutuk orang tersebut.

    Namun, tidak jarang keberadaan legenda sundel bolong mencerminkan bagaimana masyarakat Indonesia memaknai dan merespons isu-isu sosial seperti kekerasan terhadap perempuan dan stigma terhadap wanita yang dianggap menyimpang dari norma.

    Melalui kisah mistis ini, terdapat pesan moral dan peringatan terhadap perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat. Kemudian mengajarkan tentang konsekuensi dari tindakan manusia.

  • Pegawai hingga OB Kecipratan Uang Korupsi Pejabat Kemenaker di Kasus RPTKA – Page 3

    Pegawai hingga OB Kecipratan Uang Korupsi Pejabat Kemenaker di Kasus RPTKA – Page 3

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya mengumumkan identitas para tersangka kasus korupsi pengurusan perencanaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) pada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) 2019-2023.

    Total saat ini ada delapan orang yang sudah ditetapkan menjadi tersangka. Delapan orang tersebut yakni inisial SH, HYT, WP, DA, GW, PCW, JS, dan AE.

    “SH adalah Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja,” ungkap Plh Direktur Penyidikan KPK, Budi Sukmo Wibowo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (5/6/2025).

    Lalu, tersangka HYT adalah Direktur Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang kemudian menjabat sebagai Dirjen Binapenta dan PKK Kemenaker. WP merupakan Direktur Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing,

    Kemudian, DA merupakan Koordinator Uji Kelayakan Pengesahan Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing Kemenaker.

    “Saudara GW selaku Kepala Sub Direktorat Maritim dan Pertanian Ditjen Binapenta dan PKK Kemenaker,” ucap Budi.

    “Lalu tiga orang yang menjadi satu sprindik (surat perintah penyidikan) saja, yaitu saudara PCW, JS, dan AE. Semuanya adalah staf di Direktorat Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing,” tambah Budi.

    Dari informasi yang dihimpun, SH merupakan Dirjen Binapenta dan PKK Kemenaker pada 2020–2023.

    HYT adalah Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Internasional. HYT sempat menjabat sebagai Direktur PPTKA Kemenaker pada 2019–2024, dan Dirjen Binapenta dan PKK Kemenaker pada 2024–2025.

    Berikutnya, Direktur PPTKA Kemenaker pada 2017–2019 Wisnu Pramono (WP), dan Direktur PPTKA Kemenaker pada 2024–2025 Devi Anggraeni (DA).

    Kemudian Koordinator Analisis dan PPTKA Kemenaker pada tahun 2021—2025 Gatot Widiartono (GW), dan Petugas Saluran Siaga RPTKA pada tahun 2019—2024 dan verifikatur pengesahan RPTKA di Direktorat PPTKA Kemenaker pada tahun 2024—2025 Putri Citra Wahyoe (PCW).

    Terakhir, Analis TU Direktorat PPTKA pada tahun 2019—2024 dan Pengantar Kerja Ahli Pertama Direktorat PPTKA Kemenaker pada tahun 2024—2025 Jamal Shodiqin (JS), serta Pengantar Kerja Ahli Muda Kemenaker pada tahun 2018—2025 Alfa Eshad (AE).

  • Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Liputan6.com, Yogyakarta – Lempengan karet bertuliskan Tjipetir terus ditemukan di berbagai pantai Eropa sejak tahun 2012, yang mengungkap sejarah kejayaan industri karet Indonesia pada masa kolonial. Temuan ini menjadi bukti nyata peran Hindia Belanda sebagai pemasok utama bahan baku kabel bawah laut dunia di awal abad ke-20.

    Mengutip dari berbagai sumber, pabrik Gutta Percha Tjipetir di Sukabumi mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1921 di bawah administrasi Pemerintah Kolonial Belanda. Akan tetapi, penanaman pohon gutta percha (palaquium oblongifolium) sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1885.

    Tanaman langka ini hanya tumbuh optimal di wilayah Cipetir dan menghasilkan getah berkualitas tinggi untuk kebutuhan industri global. Pabrik tersebut menjadi pusat produksi bahan insulasi kabel telegraf bawah laut, dengan pasar ekspor utama ke Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.

    Pada masa kejayaannya, getah perca dari Hindia Belanda memenuhi sekitar 70% kebutuhan global karena sifatnya yang tahan air dan memiliki daya isolasi tinggi. Lempengan bertuliskan Tjipetir pertama kali dilaporkan ditemukan oleh Tracey Williams di pantai Cornwall, Inggris pada tahun 2012.

    Sejak itu, temuan serupa dilaporkan di 16 negara Eropa lainnya, termasuk Swedia dan Swiss. Beberapa teori menyebutkan bahwa lempengan-lempengan ini mungkin berasal dari muatan kapal karam seperti Miyazaki Maru (1917) atau Titanic (1912), meskipun belum ada bukti definitif yang menguatkan teori tersebut.

     

  • Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Liputan6.com, Yogyakarta – Lempengan karet bertuliskan Tjipetir terus ditemukan di berbagai pantai Eropa sejak tahun 2012, yang mengungkap sejarah kejayaan industri karet Indonesia pada masa kolonial. Temuan ini menjadi bukti nyata peran Hindia Belanda sebagai pemasok utama bahan baku kabel bawah laut dunia di awal abad ke-20.

    Mengutip dari berbagai sumber, pabrik Gutta Percha Tjipetir di Sukabumi mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1921 di bawah administrasi Pemerintah Kolonial Belanda. Akan tetapi, penanaman pohon gutta percha (palaquium oblongifolium) sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1885.

    Tanaman langka ini hanya tumbuh optimal di wilayah Cipetir dan menghasilkan getah berkualitas tinggi untuk kebutuhan industri global. Pabrik tersebut menjadi pusat produksi bahan insulasi kabel telegraf bawah laut, dengan pasar ekspor utama ke Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.

    Pada masa kejayaannya, getah perca dari Hindia Belanda memenuhi sekitar 70% kebutuhan global karena sifatnya yang tahan air dan memiliki daya isolasi tinggi. Lempengan bertuliskan Tjipetir pertama kali dilaporkan ditemukan oleh Tracey Williams di pantai Cornwall, Inggris pada tahun 2012.

    Sejak itu, temuan serupa dilaporkan di 16 negara Eropa lainnya, termasuk Swedia dan Swiss. Beberapa teori menyebutkan bahwa lempengan-lempengan ini mungkin berasal dari muatan kapal karam seperti Miyazaki Maru (1917) atau Titanic (1912), meskipun belum ada bukti definitif yang menguatkan teori tersebut.