Author: Liputan6.com

  • Legenda Urban: Nini Pelet Penunggu Gunung Ciremai

    Legenda Urban: Nini Pelet Penunggu Gunung Ciremai

    Liputan6.com, Cirebon – Gunung Ciremai di Jawa Barat secara administratif berada di tiga wilayah, yakni Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Majalengka. Dikenal dengan keindahannya, gunung ini ternyata juga menyimpan mitos dan legenda mistis Nini Pelet.

    Gunung Ciremai sebenarnya menyimpan banyak cerita mistis yang beredar di masyarakat, mulai dari Nyi Linggi, suara gamelan, Tanjakan Bapa Tere, hingga legenda Nini Pelet yang dikaitkan dengan perebutan Kitab Mantra Asmara dengan Ki Buyut Mangun Tapa.

    Salah satu legenda urban populer di Gunung Ciremai adalah Nini Pelet. Kisah legenda ini telah menjadi cerita tutur masyarakat sekitar gunung yang diwariskan secara turun temurun.

    Menurut cerita legenda masyarakat setempat, Gunung Ciremai merupakan singgasana kerajaan Nini Pelet, khususnya di Gua Walet. Ia dikenal sebagai sosok sakti, khususnya di bidang percintaan.

    Konon, Nini Pelet adalah orang yang merebut Kitab Mantra Asmara ciptaan Ki Buyut Mangun Tapa. Kitab tersebut berisi beberapa ajian tentang percintaan, salah satunya jaran goyang.

    Ilmu jaran goyang dipercaya sangat ampuh untuk mengikat hati lawan jenis. Hingga kini, ilmu tersebut masih dipelajari oleh banyak orang.

     

  • Fadli Zon Sebut Penulisan Ulang Sejarah Nasional Dilakukan oleh Sejarawan Profesional – Page 3

    Fadli Zon Sebut Penulisan Ulang Sejarah Nasional Dilakukan oleh Sejarawan Profesional – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir terkait program penulisan ulang sejarah nasional.

    Dia menyebut, yang menulis itu merupakan sejarawan, bukan aktivis ataupun politisi.

    “Jadi saya kira tidak perlu ada kekhawatiran semacam itu. Karena yang menulis sejarah ini adalah para sejarawan. Jadi yang menulis ini bukan aktivis, bukan politikus. Yang menulis sejarawan, sejarawan ini punya keahlian. Mereka dokternya di bidang itu, profesornya di bidang itu. Jadi kita tidak perlu khawatir, pasti punya kompetensi di dalam menulis sejarah itu,” kata Fadli Zon, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (6/6/2025).

    Dia menjelaskan, penulisan ulang sejarah sebenarnya adalah bagian dari proses penulisan sejarah secara umum yang memang sudah lama tidak dilakukan oleh negara.

    “Jadi penulisan ulang sejarah, sebenarnya penulisan sejarah. Jadi saya tegaskan sekali lagi bahwa ini sudah berlangsung. Kita sudah bentuk, ini sudah bulan Januari. Dan sebelumnya saya sudah mengarahkan dari awal saya menjadi Menteri. Karena kita ini sudah lama tidak menulis sejarah,” jelasnya.

    Menurut Fadli, terakhir kali pemerintah menulis sejarah secara resmi adalah pada masa Presiden Habibie.

    “Terakhir itu ditulis di era Pak Habibie sebagai Presiden. Jadi kalau anda lihat sejarah yang ditulis oleh pemerintah, kapan terakhir? Pemilu aja tahun 97 bayangin,” tuturnya.

     

  • Misteri Kematian Otto Iskandar Dinata, Pahlawan Nasional yang Dimakamkan Tanpa Jasad

    Misteri Kematian Otto Iskandar Dinata, Pahlawan Nasional yang Dimakamkan Tanpa Jasad

    Liputan6.com, Yogyakarta – Otto Iskandar Dinata, pahlawan nasional asal Bandung yang wajahnya tertera pada uang pecahan Rp20.000, meninggal secara tragis pada Desember 1945. Jenazahnya tidak pernah ditemukan, dan kasus pembunuhannya hingga saat ini masih menjadi misteri.

    Satu-satunya petunjuk berasal dari pengakuan pelaku yang menyatakan telah membunuhnya di Pantai Mauk, Banten. Keluarga kemudian melakukan pemakaman dengan menggunakan pasir dan air laut dari lokasi tersebut sebagai pengganti jasad.

    Mengutip dari berbagai sumber, Otto Iskandar Dinata lahir di Bojongsoang, Bandung, pada 31 Maret 1897. Ia aktif dalam pergerakan kemerdekaan melalui berbagai organisasi, termasuk Budi Utomo dan Paguyuban Pasundan.

    Pada masa pendudukan Jepang, ia menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ia turut berperan dalam mengusulkan Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama Indonesia.

    Setelah proklamasi kemerdekaan, Otto diangkat sebagai Menteri Negara dalam kabinet pertama Republik Indonesia. Salah satu tugas utamanya adalah mempersiapkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).

    Akan tetapi, kebijakannya menimbulkan kontroversi di kalangan laskar-laskar rakyat, termasuk Laskar Hitam, yang menentang penyatuan mantan tentara PETA dan KNIL. Pada Oktober 1945, Otto diculik oleh sekelompok orang yang diduga merupakan anggota Laskar Hitam.

    Ia kemudian dibawa ke Pantai Mauk, Tangerang, dan dieksekusi pada 20 Desember 1945. Berdasarkan kesaksian, kepalanya dipenggal dan jasadnya dibuang ke laut.

    Tidak terdapat upaya penyelamatan dari pemerintah meskipun Otto menjabat sebagai seorang menteri. Pada tahun 1959, seorang mantan polisi bernama Mujitaba menjalani persidangan dan dihukum 15 tahun penjara atas pembunuhan Otto.

     

  • Dompet Dhuafa Salurkan Hewan Kurban ke Pelosok Toraja Utara hingga Timur Indonesia – Page 3

    Dompet Dhuafa Salurkan Hewan Kurban ke Pelosok Toraja Utara hingga Timur Indonesia – Page 3

    “Kami menyalurkan menggunakan wadah ramah lingkungan yang terbuat dari bambu,” ungkap Pandu.

    Dompet Dhuafa turut mengadakan kegiatan memasak daging hewan kurban bersama masyarakat. Untuk anak kecil, Dompet Dhuafa turut memberikan hiburan melalui edukasi pendidikan dan permainan, serta pemberian makanan ringan.

    “Kami memberikan makanan ringan kepada anak-anak,” tutur Pandu.

    Sementara, tokoh masyarakat Sanggalangi, Rantelino mengapresiasi pemberian hewan kurban dari donatur melalui Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Masyarakat ditempatnya merasa senang mendapatkan hewan kurban karena pada sebelumnya tidak pernah mendapatkan hewan kurban secara resmi.

    “Ini pemberian pertama secara resmi disalurkan,” ujar Rentelino.

    Rantelino menilai, pemberian hewan kurban membuat masyarakat turut merasakan kebahagiaan hari raya Idul Adha. Masyarakat turut merasakan daging kurban untuk dinikmati bersama keluarga.

    “Tidak semua masyarakat setiap harinya mengkonsumsi daging, jadi ini turut membantu masyarakat akan kebutuhan gizi, khususnya tumbuh kembang anak,” pungkas Rantelino.

  • Asal-Usul Teror Mistis Sundel Bolong, Sosok Arwah Penasaran Mengerikan

    Asal-Usul Teror Mistis Sundel Bolong, Sosok Arwah Penasaran Mengerikan

    Sundel bolong merupakan salah satu sosok hantu perempuan yang paling dikenal dalam mitologi Indonesia khususnya di wilayah Jawa. Nama “sundel bolong” berasal dari bahasa Jawa di mana “sundel” berarti wanita jalang atau pelacur dan “bolong” berarti berlubang.

    Hantu ini digambarkan sebagai wanita cantik berambut panjang dengan gaun putih panjang namun memiliki lubang besar di punggungnya. Asal-usul sundel bolong bervariasi, namun umumnya dikaitkan dengan kisah tragis seorang wanita yang meninggal.

    Wanita tersebut diceritakan meninggal ketika melahirkan atau setelah mengalami kekerasan seksual dan kemudian arwahnya gentayangan sebagai bentuk dendam kepada pelaku atau penyesalan.

    Dalam beberapa versi, sundel bolong adalah roh penasaran dari wanita yang diperkosa dan melahirkan anaknya di dalam kubur. Lubang di punggungnya diyakini sebagai akibat dari proses melahirkan yang tidak wajar tersebut.

    Sundel bolong juga dikisahkan suka mencuri bayi-bayi yang baru saja dilahirkan sebagai bentuk pencarian terhadap anaknya yang hilang atau sebagai pelampiasan dendamnya. Teror mistis sundel bolong sering dikaitkan dengan kemunculannya di tempat-tempat sepi.

    Melalui beberapa sumber cerita, sundel bolong juga dikisahkan meminta bantuan orang yang lewat untuk menutupi lubang di punggungnya dan jika permintaannya tidak dipenuhi ia akan mengganggu atau mengutuk orang tersebut.

    Namun, tidak jarang keberadaan legenda sundel bolong mencerminkan bagaimana masyarakat Indonesia memaknai dan merespons isu-isu sosial seperti kekerasan terhadap perempuan dan stigma terhadap wanita yang dianggap menyimpang dari norma.

    Melalui kisah mistis ini, terdapat pesan moral dan peringatan terhadap perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat. Kemudian mengajarkan tentang konsekuensi dari tindakan manusia.

  • Pegawai hingga OB Kecipratan Uang Korupsi Pejabat Kemenaker di Kasus RPTKA – Page 3

    Pegawai hingga OB Kecipratan Uang Korupsi Pejabat Kemenaker di Kasus RPTKA – Page 3

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya mengumumkan identitas para tersangka kasus korupsi pengurusan perencanaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) pada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) 2019-2023.

    Total saat ini ada delapan orang yang sudah ditetapkan menjadi tersangka. Delapan orang tersebut yakni inisial SH, HYT, WP, DA, GW, PCW, JS, dan AE.

    “SH adalah Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja,” ungkap Plh Direktur Penyidikan KPK, Budi Sukmo Wibowo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (5/6/2025).

    Lalu, tersangka HYT adalah Direktur Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang kemudian menjabat sebagai Dirjen Binapenta dan PKK Kemenaker. WP merupakan Direktur Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing,

    Kemudian, DA merupakan Koordinator Uji Kelayakan Pengesahan Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing Kemenaker.

    “Saudara GW selaku Kepala Sub Direktorat Maritim dan Pertanian Ditjen Binapenta dan PKK Kemenaker,” ucap Budi.

    “Lalu tiga orang yang menjadi satu sprindik (surat perintah penyidikan) saja, yaitu saudara PCW, JS, dan AE. Semuanya adalah staf di Direktorat Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing,” tambah Budi.

    Dari informasi yang dihimpun, SH merupakan Dirjen Binapenta dan PKK Kemenaker pada 2020–2023.

    HYT adalah Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Internasional. HYT sempat menjabat sebagai Direktur PPTKA Kemenaker pada 2019–2024, dan Dirjen Binapenta dan PKK Kemenaker pada 2024–2025.

    Berikutnya, Direktur PPTKA Kemenaker pada 2017–2019 Wisnu Pramono (WP), dan Direktur PPTKA Kemenaker pada 2024–2025 Devi Anggraeni (DA).

    Kemudian Koordinator Analisis dan PPTKA Kemenaker pada tahun 2021—2025 Gatot Widiartono (GW), dan Petugas Saluran Siaga RPTKA pada tahun 2019—2024 dan verifikatur pengesahan RPTKA di Direktorat PPTKA Kemenaker pada tahun 2024—2025 Putri Citra Wahyoe (PCW).

    Terakhir, Analis TU Direktorat PPTKA pada tahun 2019—2024 dan Pengantar Kerja Ahli Pertama Direktorat PPTKA Kemenaker pada tahun 2024—2025 Jamal Shodiqin (JS), serta Pengantar Kerja Ahli Muda Kemenaker pada tahun 2018—2025 Alfa Eshad (AE).

  • Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Liputan6.com, Yogyakarta – Lempengan karet bertuliskan Tjipetir terus ditemukan di berbagai pantai Eropa sejak tahun 2012, yang mengungkap sejarah kejayaan industri karet Indonesia pada masa kolonial. Temuan ini menjadi bukti nyata peran Hindia Belanda sebagai pemasok utama bahan baku kabel bawah laut dunia di awal abad ke-20.

    Mengutip dari berbagai sumber, pabrik Gutta Percha Tjipetir di Sukabumi mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1921 di bawah administrasi Pemerintah Kolonial Belanda. Akan tetapi, penanaman pohon gutta percha (palaquium oblongifolium) sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1885.

    Tanaman langka ini hanya tumbuh optimal di wilayah Cipetir dan menghasilkan getah berkualitas tinggi untuk kebutuhan industri global. Pabrik tersebut menjadi pusat produksi bahan insulasi kabel telegraf bawah laut, dengan pasar ekspor utama ke Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.

    Pada masa kejayaannya, getah perca dari Hindia Belanda memenuhi sekitar 70% kebutuhan global karena sifatnya yang tahan air dan memiliki daya isolasi tinggi. Lempengan bertuliskan Tjipetir pertama kali dilaporkan ditemukan oleh Tracey Williams di pantai Cornwall, Inggris pada tahun 2012.

    Sejak itu, temuan serupa dilaporkan di 16 negara Eropa lainnya, termasuk Swedia dan Swiss. Beberapa teori menyebutkan bahwa lempengan-lempengan ini mungkin berasal dari muatan kapal karam seperti Miyazaki Maru (1917) atau Titanic (1912), meskipun belum ada bukti definitif yang menguatkan teori tersebut.

     

  • Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Liputan6.com, Yogyakarta – Lempengan karet bertuliskan Tjipetir terus ditemukan di berbagai pantai Eropa sejak tahun 2012, yang mengungkap sejarah kejayaan industri karet Indonesia pada masa kolonial. Temuan ini menjadi bukti nyata peran Hindia Belanda sebagai pemasok utama bahan baku kabel bawah laut dunia di awal abad ke-20.

    Mengutip dari berbagai sumber, pabrik Gutta Percha Tjipetir di Sukabumi mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1921 di bawah administrasi Pemerintah Kolonial Belanda. Akan tetapi, penanaman pohon gutta percha (palaquium oblongifolium) sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1885.

    Tanaman langka ini hanya tumbuh optimal di wilayah Cipetir dan menghasilkan getah berkualitas tinggi untuk kebutuhan industri global. Pabrik tersebut menjadi pusat produksi bahan insulasi kabel telegraf bawah laut, dengan pasar ekspor utama ke Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.

    Pada masa kejayaannya, getah perca dari Hindia Belanda memenuhi sekitar 70% kebutuhan global karena sifatnya yang tahan air dan memiliki daya isolasi tinggi. Lempengan bertuliskan Tjipetir pertama kali dilaporkan ditemukan oleh Tracey Williams di pantai Cornwall, Inggris pada tahun 2012.

    Sejak itu, temuan serupa dilaporkan di 16 negara Eropa lainnya, termasuk Swedia dan Swiss. Beberapa teori menyebutkan bahwa lempengan-lempengan ini mungkin berasal dari muatan kapal karam seperti Miyazaki Maru (1917) atau Titanic (1912), meskipun belum ada bukti definitif yang menguatkan teori tersebut.

     

  • Pakar: Hentikan Total Proyek Tambang di Raja Ampat – Page 3

    Pakar: Hentikan Total Proyek Tambang di Raja Ampat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menghentikan sementara aktivitas tambang nikel PT Gag Nikel di Raja Ampat, pada 5 Juni 2025. Kebijakan ini menandai respons negara terhadap meningkatnya tekanan dari masyarakat sipil, aktivis lingkungan, dan dunia akademik yang khawatir atas kerusakan ekologis di salah satu kawasan paling ikonik dan biodiversitas di dunia.

    Menanggapi hal itu, Pengamat Maritim Marcellus Hakeng Jayawibawa, menilai langkah tersebut sebagai titik balik penting dalam kebijakan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.

    “Ini bukan semata-mata keputusan administratif, tetapi refleksi dari konflik mendalam antara dua kepentingan besar, yakni pembangunan ekonomi melalui hilirisasi nikel dan pelestarian lingkungan hidup,” kata Hakeng dalam keterangan diterima, Sabtu (7/6/2025).

    Namun Hakeng berharap, keputusan diambil tidak hanya penghentian sementara tetapi penghentian total. Menurut dia, keputusan tersebut merupakan sinyal bahwa negara mulai menyadari urgensi perlindungan lingkungan di wilayah-wilayah dengan nilai ekologis tinggi.

    “Keberadaan Raja Ampat sebagai kawasan global geopark yang diakui UNESCO tidak seharusnya dipertaruhkan oleh kegiatan pertambangan skala besar,” tegas dia.

    Hakeng mengingatkan, Raja Ampat adalah rumah bagi 75 persen jenis terumbu karang dunia. Kehilangan Raja Ampat akibat tambang bukan hanya kerugian bagi Papua Barat Daya, tapi kerugian global.

    “Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara eksplisit melarang eksploitasi tambang di pulau-pulau kecil seperti Gag, Kawe, dan Manuran. Namun realitanya, pembukaan tambang di kawasan tersebut tetap dilakukan,” kritik dia .

    Hakeng menegaskan hal ini adalah persoalan serius. Sebab konsistensi Indonesia terutama dalam hal penegakan hukum lingkungan. Apalagi, berdasarkan laporan Greenpeace yang dirilis baru-baru ini, lebih dari 500 hektare hutan dan vegetasi di Pulau Gag telah mengalami kerusakan akibat aktivitas pertambangan.

    “Tidak hanya itu, sedimentasi yang mengalir ke laut telah menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, mengganggu sistem ekologi laut yang menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat. Jika ini dibiarkan, Raja Ampat bisa kehilangan status geopark-nya. Dunia akan menyalahkan kita karena gagal menjaga warisan alam,” wanti Hakeng.

     

  • Trengganon, Kesenian di Kabupaten Sleman Bernapaskan Islam

    Trengganon, Kesenian di Kabupaten Sleman Bernapaskan Islam

    Liputan6.com, Yogyakarta – Kesenian trengganon merupakan salah satu kesenian yang berhubungan dengan ajaran Islam. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di Padukuhan Parakan Wetan, Sensangsari, Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

    Mengutip dari laman Pusdatin Kemendikdasmen RI, kesenian trengganon awalnya digunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam oleh Kyai Haji Syahid. Syiar agama Islam melalui kesenian ini dilakukan melalui lantunan syair yang diambil dari ayat-ayat Kitab Barzanji. Ayat tersebut kemudian dipadukan dan diselaraskan dengan jurus-jurus silat.

    Terkait namanya, istilah trengganon berasal dari bahasa Arab tarawih dan anggonun. Tarawih berarti suatu hal yang baik, sedangkan anggonun berarti melaksanakan. Trengganon dapat diartikan sebagai melaksanakan suatu kebaikan.

    Awal mula lahirnya kesenian ini bersamaan dengan hadirnya KH Syahid saat memberikan khotbah di Masjid Parakan Kulon sekitar 1930. Pada 1936, mesayarakat sudah mulai mempelajari kesenian ini yang akhirnya menjadi milik masyarakat Parakan Kulon.

    Pada 1983, kesenian ini dipilih menjadi perwakilan kesenian Kabupaten Sleman untuk tampil di Jakarta. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman memberikan waktu berlatih selama dua bulan.

    Namun, masyarakat Parakan Kulon merasa keberatan, sehingga dialihkan ke masyarakat Parakan Wetan. Sejak saat itu, masyarakat Parakan Wetan mempelajari kesenian trengganon. Mulai 1983, kesenian trengganon pun menjadi milik masyarakat Parakan Wetan.