Author: Liputan6.com

  • Ditinggal Bekerja, Motor Pria Ini Raib Digondol Maling – Page 3

    Ditinggal Bekerja, Motor Pria Ini Raib Digondol Maling – Page 3

    Pelaku berhasil diringkus di kawasan Jalan Tipar, Sabtu dini hari (7/6/2025) pukul 00.30 WIB. H mengaku beraksi bersama temannya, Docil, yang kini masih buron.

    “Pelaku H mengakui atas perbuatannya telah melakukan pencurian sepeda motor bersama temannya dan pelaku Docil yang kini DPO,” ucap dia.

    Sementara itu, sepeda motor hasil curian ditawarkan ke beberapa penadah. Pertama ke M, lalu diarahkan ke JA, pada akhirnya terjual ke JU seharga cuma Rp 4 juta.

    “J mengantarkan uang Rp 4 juta ke M, setelah itu M memberikan uang sebesar Rp 4 juta tersebut ke pelaku H mendapatkan uang sebesar Rp 2,2 juta dan Pelaku Docil sebesar Rp 1.3 juta dan J mendapatkan uang Rp 500 ribu,” ucap dia.

     

  • Upacara Adat Tunggul Wulung, Tradisi Bersih Desa yang Terus Dilestarikan

    Upacara Adat Tunggul Wulung, Tradisi Bersih Desa yang Terus Dilestarikan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Upacara adat tunggul wulung merupakan salah satu bentuk upacara bersih desa di Sendangagung, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Upacara ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur sekaligus doa memohon perlindungan kepada Tuhan.

    Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, upacara adat tunggul wulung dimaksudkan sebagai doa agar warga sekitar senantiasa mendapat berkah, kesejahteraan, dan perlindungan dari bencana. Selain itu, upacara ini juga merupakan simbol penghormatan terhadap Ki Ageng Tunggul Wulung.

    Ki Ageng Tunggul Wulung merupakan seorang tokoh yang dipercaya sebagai bangsawan dari Kerajaan Majapahit. Masyarakat sekitar percaya bahwa ia merupakan perantara dalam memohon kesejahteraan hidup dan perlindungan dari bencana kepada Tuhan.

    Dari sanalah, upacara adat ini berasal. Perlahan, upacara adat tunggul wulung pun menjadi warisan yang dilaksanakan rutin sebagai tradisi turun-temurun.

    Biasanya, upacara adat tunggul wulung dilaksanakan pada Jumat Pon, setelah musim panen sekitar Agustus. Pelaksanaannya rutin sekali dalam setahun.

    Pemilihan Jumat Pon merujuk pada peristiwa moksa Ki Ageng Tunggul Wulung beserta istri dan seluruh pengikut serta binatang peliharaannya. Jumat Pon kemudian dianggap sebagai hari sakral oleh masyarakat setempat.

    Peristiwa moksa terjadi saat proseso tirakat di bawah pohon timoho di dekat Sungai Progo di Dukuhan, Sendangagung, Minggir, Sleman. Lokasi tersebut kemudian diberi tanda nisan, layaknya makam. Masyarakat setempat kerap berziarah ke tempat tersebut sekaligus melakukan tirakat, terutama pada malam Jumat Pon.

    Masih berkaitan dengan makam tersebut, konon pernah terjadi suatu peristiwa hilangnya seorang penari tayub. Saat itu, ia sedang melaksanakan tirakat untuk memperoleh keselamatan dan penglarisan.

    Sejak saat itu, di lokasi tersebut juga digelar upacara adat ini yang disertai dengan tayub dan sesaji. Inti tayuban bertujuan untuk kesuburan dan wajib dilaksanakan dalam rangkaian pelaksanaan. Upacara ini juga sebagai pengesah atau legitimasi dalam upacara bersih desa.

     

  • Polda Metro Kerahkan Personel Bantu Korban Kebakaran di Kapuk Muara Jakut – Page 3

    Polda Metro Kerahkan Personel Bantu Korban Kebakaran di Kapuk Muara Jakut – Page 3

    Hingga kini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwenang. Meski demikian, suasana sudah mulai kondusif berkat koordinasi lintas sektor antara kepolisian, dinas pemadam kebakaran, dan unsur pemerintahan setempat.

    Ade Ary mengimbau warga untuk tidak memasuki area kebakaran tanpa izin, demi keselamatan bersama dan agar proses evakuasi serta penyaluran bantuan dapat berjalan lancar.

    “Warga juga diminta untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas sumbernya. Pastikan informasi diperoleh dari sumber resmi agar tidak menimbulkan kebingungan atau kepanikan,” kata dia.

     

  • Filosofi Adep-Adep Khas Brebes, Simbol Harmoni dalam Keragaman Rasa

    Filosofi Adep-Adep Khas Brebes, Simbol Harmoni dalam Keragaman Rasa

    Liputan6.com, Brebes – Adep-adep, hidangan tradisional khas Bumiayu, Kabupaten Brebes, tidak hanya merupakan sajian kuliner biasa. Dalam susunan nasinya yang dikelilingi berbagai sayuran dan lauk, terkandung filosofi mendalam tentang persatuan dalam perbedaan.

    Hidangan ini secara khusus disajikan pada momen-momen penting tertentu. Adep-adep merepresentasikan kehidupan masyarakat agraris Jawa Tengah yang menjunjung tinggi nilai keseimbangan dan kebersamaan.

    Mengutip dari berbagai sumber, adep-adep disajikan dalam wadah tampah dengan nasi sebagai pusat yang dikelilingi aneka sayuran seperti kacang panjang, petai, jengkol, selada, terong, dan daun singkong. Berbeda dengan tumpeng yang berbentuk kerucut, adep-adep memiliki bentuk datar yang melambangkan kesetaraan dan kesederhanaan.

    Penataan sayuran yang berselang-seling secara melingkar di atas nasi mencerminkan harmoni dalam keberagaman. Setiap bahan memiliki karakteristik rasa yang berbeda, namun ketika dikombinasikan menghasilkan cita rasa yang unik dan seimbang.

    Keberadaan petai dan jengkol dalam adep-adep memiliki makna khusus. Kedua bahan ini dikenal memiliki aroma kuat dan rasa khas yang tidak disukai semua orang.

    Masyarakat Brebes memaknainya sebagai simbol lika-liku kehidupan yang tidak selalu mudah, namun harus dihadapi bersama-sama. Dalam konteks pernikahan, penyajian adep-adep mengandung pesan bahwa kehidupan rumah tangga akan diwarnai suka dan duka, sebagaimana rasa petai dan jengkol yang terkadang sulit diterima.

     

  • Usai Tragedi Longsor Maut, Tambang Gunung Kuda Cirebon Resmi Ditutup untuk Umum – Page 3

    Usai Tragedi Longsor Maut, Tambang Gunung Kuda Cirebon Resmi Ditutup untuk Umum – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon resmi menutup kawasan tambang galian C di Gunung Kuda untuk umum usai peristiwa longsor maut yang menewaskan 21 orang dan menyisakan empat korban yang belum ditemukan.

    Bupati Cirebon, Imron, menyatakan bahwa keputusan penutupan tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Cirebon, sekaligus tindak lanjut dari pencabutan status tanggap darurat.

    “Setelah pencarian korban dihentikan, area tersebut ditutup. Tidak boleh ada aktivitas maupun warga yang memasuki area tersebut,” katanya, dikutip dari Antara, Sabtu (7/6/2025).

    Ia mengatakan keputusan tersebut juga sudah ditindaklanjuti oleh unsur TNI dan Polri guna mencegah aktivitas warga di lokasi yang kini berstatus rawan, serta masih dalam proses penyelidikan hukum.

    Imron mengimbau warga untuk tidak melakukan pencarian empat korban yang masih tertimbun material longsor, karena hal tersebut sangat berbahaya dan bisa menambah jumlah korban.

    “Demi keselamatan bersama, jangan ada aktivitas di area tersebut,” katanya.

     

  • Legenda Urban: Misteri Penunggu Gunung Tambora dan Mitos Korban yang Hilang

    Legenda Urban: Misteri Penunggu Gunung Tambora dan Mitos Korban yang Hilang

    Liputan6.com, Sumbawa – Gunung Tambora di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, tidak hanya menyimpan sejarah letusan dahsyat tahun 1815. Terdapat kepercayaan turun-temurun di Gunung Tambora tentang adanya penunggu gaib yang menuntut korban.

    Mengutip dari berbagai sumber, Gunung Tambora dikenal sebagai salah satu gunung berapi paling mematikan dalam sejarah dunia. Letusannya pada April 1815 menewaskan puluhan ribu orang dan mengubah iklim global.

    Akan tetapi, di balik fakta geologis itu, masyarakat Dompu meyakini bahwa gunung ini dijaga oleh kekuatan gaib. Kepercayaan tentang sang penunggu telah ada sejak lama.

    Menurut mitos, roh penjaga gunung ini meminta tumbal sebagai bentuk persembahan. Jika tidak dipenuhi, gunung akan menunjukkan kemarahannya melalui bencana atau fenomena aneh.

    Beberapa warga meyakini bahwa orang-orang yang hilang di sekitar Tambora bukan karena tersesat, melainkan karena dipilih oleh penunggunya. Beberapa kasus hilangnya pendaki atau pencari kayu hutan kerap dikaitkan dengan legenda ini.

    Pada 2018, seorang pencari madu dilaporkan menghilang di kawasan hutan lereng Tambora. Tim SAR mencarinya selama berhari-hari, tetapi tidak menemukan jejak.

    Beberapa warga percaya bahwa orang tersebut telah menjadi persembahan. Fenomena lain yang sering diceritakan adalah suara bisikan memanggil nama di tengah kabut.

     

  • Jokowi Lebih Pilih Gabung PSI, Ini Respons PPP – Page 3

    Jokowi Lebih Pilih Gabung PSI, Ini Respons PPP – Page 3

    Sebelumnya, Pengamat komunikasi politik M. Jamiluddin Ritonga menilai, pernyataan Joko Widodo di PSI saja daripada di PPP tentu sangat masuk akal, sebab ideologi PSI lebih cocok dengan Jokowi daripada PPP.

    “Di PSI, ideologi Jokowi setidaknya relatif sama. Jokowi dan PSI sama-sama menganut nasionalis. Berbeda halnya bila Jokowi di PPP. Jokowi yang nasionalis tentu tak sejalan dengan PPP yang menganut religius,” kata Jamiluddin saat dikonfirmasi, Sabtu (7/5/2025).

    Menurut Jamiluddin, adanya perbedaan ideologis itu tentu aneh bila Jokowi memimpin PPP. “Jokowi akan dinilai sosok yang menerima jabatan apa saja tanpa melihat kesesuaiannya,” kata dia.

    Meski ada kesamaan ideologi dengan PSI, namun Jamiluddin menilai faktor usia membuat Jokowi masing kurang cocok memimpin PSI.

    “Meskipun Jokowi secara ideologis cocok memimpin PSI, namun dilihat dari usia tetap saja dinilai tak cocok memimpin PSI. Sebagai partai orang muda, idealnya PSI dipimpin orang muda,” ucapnya.

     

  • Legenda Urban: Misteri Batu Pamali di Puncak Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan

    Legenda Urban: Misteri Batu Pamali di Puncak Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan

    Ritual-ritual tertentu kadang dilakukan oleh tetua adat di sekitar area tersebut sebagai bentuk penghormatan. Para pemandu pendakian setempat biasanya akan menceritakan legenda ini kepada para pendaki sebagai bagian dari pengenalan budaya lokal.

    Mereka menekankan pentingnya menghormati kepercayaan masyarakat meskipun secara pribadi mungkin tidak mempercayainya. Larangan untuk tidak menduduki batu tersebut tetap menjadi aturan tidak tertulis yang diikuti oleh banyak pendaki.

    Legenda ini menjadi salah satu daya tarik wisata budaya di kawasan Gunung Latimojong. Akan tetapi, mereka juga terus mengedukasi para pengunjung untuk tetap mematuhi aturan keselamatan pendakian yang berlaku.

    Hingga saat ini, misteri batu pamali tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari Gunung Latimojong. Legenda ini terus hidup baik sebagai warisan budaya maupun sebagai peringatan untuk menghormati kekuatan alam yang diyakini menguasai gunung tersebut.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Megawati Geram Banyak Ibu-ibu Tega Buang Bayinya Sendiri: Go to Hell – Page 3

    Megawati Geram Banyak Ibu-ibu Tega Buang Bayinya Sendiri: Go to Hell – Page 3

    Mega kembali bercerita, sebelum dirinya masuk ke dunia politik, ia mengaku sempat menjadi seorang relawan. Bukan tanpa sebab, kala itu dia ingin mengetahui secara langsung kehidupan masyarakat.

    Yang ditemukannya, banyak kasus seorang bayi dibuang, khususnya kaum perempuan zaman sekarang. Dia lantas mempertanyakan hati nurani perempuan yang tega membuang bayinya sendiri.

    “Banyak anak-anak bayi-bayi dibuang saya tidak tahu perasaan kaum perasaan kaum sekarang-sekarang. Untuk apa kalian mau mengandung tapi tidak mau memeliharanya, apa ini? Pancasila,” tegas dia

    “Jadi kalau kamu hanya lip service dengan Pancasila, kalau saya sih go to hell,” Megawati menandasi.

     

    Reporter: Rahmat Baihaqi

    Sumber: Merdeka.com

  • Jadikan Idul Adha Momen Refleksi, DMDI Jakarta Kurban di 8 Titik Jakarta – Page 3

    Jadikan Idul Adha Momen Refleksi, DMDI Jakarta Kurban di 8 Titik Jakarta – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua Umum Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Jakarta, Muhammad Ikhwan menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Adha kepada seluruh warga Jakarta yang merayakan. Menurut dia, pengorbanan Nabi Ibrahim harus menjadi inspirasi bagi umat untuk terus menebar kebaikan, keikhlasan, dan kepedulian kepada sesama.

    Ikhwan mengatakan, pada Idul Adha tahun ini, DMDI Jakarta melakukan pemotongan hewan qurban sebanyak kurang lebih 36 ekor, yang terdiri dari 30 ekor kambing dan 6 ekor sapi. Para hewan kurban itu tersebar merata di delapan titik di wilayah Jakarta.

    “Ada delapan lokasi Lokasi pemotongan Hewan Qur’ban DMDI jakarta tersebut adalah Masjid Al-Barokah, Masjid Jami Ithihadul Ikhwan, Masjid Al Barkah, dan Masjid Nurul Hidayah, Jakarta Timur. Kampung Sakinah Maliha Marhamas Rusunawa Marunda, Jakarta Utara. Majelis Taklim Al-Masturiyah, Jakarta Barat. Masjid Nurul Amal, Jakarta Timur. ⁠Masjid Jami Asy-Syuura, Jakarta Barat.” tutur Ikhwan seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (8/6/2025).

    Ikhwan menambahkan, Idul Adha bukan sekadar perayaan, tetapi juga momentum refleksi. Refleksi ketulusan hati dalam berkurban, keteguhan dalam menjalankan amanah, dan komitmen kita sebagai umat Islam untuk terus memperkuat solidaritas, khususnya di tengah berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan yang kita hadapi bersama.

    “Dalam bingkai DMDI, kami terus berupaya menjadikan nilai-nilai Islam sebagai fondasi pergerakan dan penguatan peradaban. Kami percaya, umat yang kuat adalah umat yang mampu bersatu, berbagi, dan berkontribusi nyata untuk lingkungannya,” ungkap dia.