Author: Liputan6.com

  • Pesona Kebun Bunga Hortensia, Destinasi Wisata Cantik di Kota Batu

    Pesona Kebun Bunga Hortensia, Destinasi Wisata Cantik di Kota Batu

    Liputan6.com, Bandung – Kota Batu di Jawa Timur dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam unggulan di Indonesia. Kota ini menawarkan berbagai pilihan wisata yang memanjakan mata dan pikiran salah satunya adalah destinasi kebun bunga.

    Bagi pencinta bunga, Kota Batu adalah surga yang menawarkan pemandangan warna-warni bunga yang mekar sepanjang tahun lengkap dengan udara sejuk dan suasana pegunungan yang menenangkan.

    Tak heran jika wisatawan dari berbagai daerah senang berkunjung untuk sekadar bersantai atau berfoto di tengah hamparan bunga. Beberapa tempat populer di kota ini bahkan menawarkan kebun bunga yang indah.

    Mulai dari Taman Selecta, Batu Flower Garden, Flora Wisata San Terra, hingga Kebun Bunga Hortensia. Setiap lokasi tersebut menyajikan keindahan tersendiri dengan berbagai jenis bunga mulai dari yang lokal hingga bunga impor seperti tulip dan lavender.

    Taman-taman ini biasanya dirancang dengan konsep instagramable sehingga cocok dikunjungi oleh keluarga maupun pasangan muda. Tak hanya itu, keberadaan spot edukatif juga menjadikan kebun bunga di Batu cocok sebagai destinasi wisata anak-anak.

    Menikmati alam dan melihat bunga-bunga mekar juga memiliki manfaat lebih dari sekadar hiburan visual. Aktivitas ini bisa membantu menurunkan tingkat stres dan kecemasan serta meningkatkan suasana hati.

    Warna-warna cerah dan wangi alami bunga mampu memberi efek menenangkan bagi pikiran. Tidak heran jika banyak orang yang merasa lebih bahagia dan rileks setelah menghabiskan waktu di taman bunga.

    Adapun melalui artikel ini akan membahas salah satu taman bunga yang cukup populer di antara wisatawan yaitu Kebun Bunga Hortensia.

  • Kronologi KRL Tabrak Truk di Perlintasan Kereta Tangerang – Page 3

    Kronologi KRL Tabrak Truk di Perlintasan Kereta Tangerang – Page 3

    Saat ini pihaknya masih mendalami penyebab kecelakaan tersebut. Prapto menyebut, petugas palang pintu kereta di lokasi tengah dilakukan pemeriksaan juga

    Tak hanya itu sejumlah barang bukti seperti dua sepeda motor hingga truk box telah diamankan.

    “Itu masih kita selidiki ya, makanya tukang palang pintu sampai saat ini diperiksa polisi dan KAI, kita juga kaitkan dengan keterangan saksi. Total saksi yang diperiksa ada 3,” ujar Prapto.

    Akibat kecelakaan tersebut, kaca depan atau bagian masinis KRL pun retak dan rusak di sejumlah bagian. Sempat ada penundaan keberangkatan akibat insiden tersebut.

  • Welat, Alat Tradisional Pemotong Tali Pusar dalam Budaya Jawa Masa Lalu

    Welat, Alat Tradisional Pemotong Tali Pusar dalam Budaya Jawa Masa Lalu

    Pasca pemotongan, sisa tali pusar dirawat dengan metode tradisional hingga terjadi proses puput atau pelepasan alami. Dalam konteks sejarah kebidanan tradisional, welat memiliki nilai sebagai bukti perkembangan teknik persalinan.

    Di daerah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, welat masih dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan rumah tangga, khususnya sebagai alat potong serbaguna. Bilah bambu runcing ini secara tradisional digunakan untuk memotong berbagai bahan, mulai dari daging hingga kertas.

    Penggunaan welat sebagai alat potong daging terutama ditemukan di Desa Bojong, Cilacap. Masyarakat setempat memanfaatkan ketajaman bilah bambu tersebut untuk membagi potongan daging dalam ukuran kecil.

    Selain untuk keperluan dapur, welat juga berfungsi sebagai alat potong kertas dan bahan ringan lainnya. Para pengrajin layang-layang di Cilacap beberapa masih menggunakan welat untuk memotong kertas.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Pramono Anung Bagikan 3.400 Tiket Formula E untuk Pelajar Jakarta – Page 3

    Pramono Anung Bagikan 3.400 Tiket Formula E untuk Pelajar Jakarta – Page 3

    Pramono juga menyinggung sejumlah program pendidikan di Jakarta seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang memungkinkan siswa melanjutkan pendidikan hingga jenjang S2 bahkan S3 bila memenuhi syarat.

    “Saya adalah contoh. Dulu saya anak guru di kota kecil di Kediri. Tapi karena belajar, Alhamdulillah saya bisa sampai di sini,” katanya.

    Dia berharap para pelajar Jakarta rajin belajar. “Maka rajinlah belajar, buat orang tua kalian bangga dan bermimpilah setinggi-tingginya,” kata Pramono.

  • Deretan Masjid Megah di Kota Padang, Ada yang Berusia Ratusan Tahun

    Deretan Masjid Megah di Kota Padang, Ada yang Berusia Ratusan Tahun

    Liputan6.com, Padang – Kota Padang Provinsi Sumatera Barat tidak hanya dikenal lewat wisata pantainya dan kulinernya yang lezat, tetapi juga memiliki masjid-masjid yang ikonik. Salah satunya ada yang berusia ratusan tahun.

    Masjid tersebut berdiri megah di berbagai sudut kota dengan berbagai bentuk, ukuran, hingga keunikan arsitekturnya masing-masing.

    Jika berkunjung ke Kota Padang, tak ada salahnya menyempatkan diri singgah ke beberapa masjid tersebut. Selain untuk beribadah, suasana tenang dan keindahan bangunan masjid bisa menjadi pelengkap perjalanan sekaligus tempat terbaik untuk sejenak melepas penat di tengah hiruk-pikuk kota.

    1. Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi

    Masjid Raya Sumatera Barat atau yang saat ini dikenal dengan Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi adalah masjid megah tanpa kubah yang berdiri di jantung Kota Padang.

    Keunikan masjid ini terletak pada atapnya. Tidak seperti masjid pada umumnya yang memiliki kubah, masjid ini justru berbentuk segi empat dengan empat sudut atap yang menjulang ke langit, menyerupai bentuk atap Rumah Gadang.

    Sementara itu, konstruksi bangunan masjid terdiri dari tiga lantai, pada lantai kedua digunakan untuk lantai utama menunaikan ibadah salat.

    Masjid ini adalah masjid terbesar dan termegah di wilayah Sumatera Barat dengan luas sekitar 4.430 meter persegi. Peletakan batu pertama masjid ini diawali pada 21 Desember 2007 dan dinyatakan tuntas pada 4 Januari 2019. Kemudian pada Juli 2024 Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar) berubah nama menjadi Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.

    Masjid ini juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai salah satu dari 7 masjid dengan arsitektur terbaik di dunia yang bersaing dengan 201 masjid di 43 negara di dunia dalam Penghargaan Abdullatif Al Fozan untuk Arsitektur periode 2017-2020.

     

  • Cak Imin Ungkap Pentingnya Transformasi dalam Sistem Pendidikan Pesantren – Page 3

    Cak Imin Ungkap Pentingnya Transformasi dalam Sistem Pendidikan Pesantren – Page 3

    Diketahui, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menggelar Konferensi Internasional bertema “Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian” pada 24–26 Juni 2025 di Hotel Sahid, Jakarta.

    Acara ini akan menghadirkan sejumlah narasumber ternama, antara lain Ketua Dewan Syura DPP PKB, Ketua Umum DPP PKB, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, Prof. Dr. Nasaruddin Umar (Menteri Agama RI), Prof. Dr. Abdul Mu’ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI), dan Prof. Stella Christie (Wamen Pendidikan Tinggi RI).

     

    Reporter: Muhammad Genantan Saputra

    Sumber: Merdeka.com

  • Asal-Usul Palasik, Sosok Makhluk Gaib Mengerikan Pemakan Bayi

    Asal-Usul Palasik, Sosok Makhluk Gaib Mengerikan Pemakan Bayi

    Melansir dari beberapa sumber, Palasik merupakan sosok makhluk gaib yang berasal dari kepercayaan masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat. Palasik bukanlah makhluk gaib biasa melainkan manusia yang mendalami ilmu hitam tingkat tinggi.

    Ilmu ini tidak hanya diwariskan kepada seseorang melainkan dapat diturunkan hingga tujuh generasi sehingga keturunannya pun diyakini membawa aura atau tanda khusus. Salah satu ciri khasnya adalah wujud kepala terbang dengan usus menjuntai.

    Menurut cerita yang berkembang, Palasik berburu bayi atau anak kecil baik yang masih dalam kandungan maupun yang baru lahir. Terdapat tiga tipe Palasik menurut kepercayaan masyarakat.

    Tipe pertama yaitu yang memakan janin dalam kandungan sehingga bayi lahir tanpa ubun-ubun, kedua yang menghisap darah bayi secara perlahan, dan yang ketiga adalah Palasik pemakan jasad bayi yang baru dimakamkan.

    Selain itu, kejadian seperti bayi sakit tiba-tiba, penurunan berat badan drastis, atau kematian mendadak sering dikaitkan dengan gangguan dari Palasik. Sementara itu, ilmu Palasik dipercaya sangat kuat.

    Ketika seseorang melakukan ilmu palasik biasanya ketika beraksi tubuh asli pemiliknya tetap berada di rumah dalam keadaan meditasi atau tertidur. Hanya kepala dan organ dalamnya saja yang bergerak bebas mencari mangsa.

    Meskipun keberadaan Palasik belum pernah dibuktikan dengan ilmiah tetapi cerita tentangnya tetap hidup dalam budaya masyarakat Minang. Ia bukan hanya cerita horor, tetapi bagian dari warisan kepercayaan lokal. Kisah ini juga menjadi salah satu legenda urban yang mewarnai kekayaan cerita mistis di Indonesia.

  • TNI Tegaskan Siap Lindungi Jaksa hingga ke Rumah jika Ada Ancaman – Page 3

    TNI Tegaskan Siap Lindungi Jaksa hingga ke Rumah jika Ada Ancaman – Page 3

    Namun, untuk jumlah personel pihak Kejari atau Kejati bisa berkoodinasi dengan TNI berapa banyak prajurit yang sekiranya dibutuhkan.

    “Di Mabes TNI kami sudah mendata itu, data yang ada itu berapa-berapa kejaksaan yang diminta, ada yang cuma 3 orang, ada yang 4 orang. Jadi nggak mesti sesuai dengan jumlah apa yang sudah kita siapkan. Tergantung tingkat ancamannya,” terang Kristomei.

    Sebagaimana diketahui, Jaksa pada Kejasaan Negeri (Kejari) Deli Serdang, Jhon Wesli Sinaga dan ASN Kejaksaan, Acensio Silvanov Hutabarat menjadi korban pembacokan oleh OTK. Kini seluruh pelaku telah berhasil diamankan oleh Polda Sumatera Utara.

    Sementara kasus pembacokan Jaksa Kejagung inisial DSK (44) terjadi di Depok pada Sabtu (24/5) dini hari. Korban pada saat itu sedang dalam perjalanan pulang dan dipepet oleh pengendara motor lain kemudian dibacok dengan menggunakan senjata tajam.

     

    Reporter: Rahmat Baihaqi

    Sumber: Merdeka.com

  • Mitos Tradisi: Upacara Labuhan, Melanggengkan Perjanjian Demi Keselamatan

    Mitos Tradisi: Upacara Labuhan, Melanggengkan Perjanjian Demi Keselamatan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Upacara labuhan merupakan sebuah tradisi yang digelar dengan menyiapkan persembahan sesajen kepada roh halus yang mendiami suatu tempat. Upacara yang berkaitan dengan Keraton Yogyakarta ini digelar di beberapa titik yang dianggap sakral.

    Nama labuhan berasal dari kata labuh yang artinya sama dengan larung. Sesuai namanya, tradisi ini diisi dengan prosesi melarung atau membuang sesajen ke sungai atau laut sebagai bentuk persembahan kepada roh halus yang berkuasa di suatu tempat.

    Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan DIY, tradisi ini berawal di masa pemerintahan Panembahan Senopati. Demi mencari dukungan moril untuk memperkuat kedudukannya, ia meminta pertolongan sang penguasa Laut Selatan Kanjeng Ratu Kidul.

    Panembahan Senopati kemudian membuat perjanjian kerja sama dengan Kanjeng Ratu Kidul agar bersedia membantu segala kesulitan Panembahan Senopati. Sebagai imbalannya, Panembahan Senopati harus memberikan persembahan yang diwujudkan dalam bentuk upacara labuhan.

    Pada periode-periode berikutnya, upacara labuhan menjadi tradisi rutin di Kerajaan Mataram. Para raja Mataram pengganti Panembahan Senopati percaya bahwa Kanjeng Ratu Kidul hidup sepanjang masa, sehingga upacara labuhan terus dilestarikan. Tak hanya sebagai pemenuhan janji, tradisi ini sekaligus menjadi penghormatan atas ikatan perjanjian Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul.

    Konon, jika kewajiban ini diabaikan oleh anak cucu Panembahan Senopati, maka Kanjeng Ratu Kidul akan murka. Kanjeng Ratu Kidul akan mengirim pasukan jin dan semua makhluk halus untuk menimbulkan malapetaka bagi rakyat dan kerajaan Mataram, termasuk menyebarkan penyakit maupun musibah.

    Sementara itu, jika tradisi terus dipenuhi, maka Kanjeng Ratu Kidul akan senantiasa ikut membantu keselamatan rakyat maupun Kerajaan Mataram. Bahkan, jika ada raja Mataram yang meminta bantuan kepadanya, Kanjeng Ratu Kidul dengan senang hati akan membantu.

    Meski Kerajaan Mataram telah terbagi menjadi dua (Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta), tetapi kewajiban melaksanakan upacara labuhan masih terus dilakukan hingga kini. Dengan demikian, upacara labuhan yang telah menjadi warisan turun-temurun ini juga bertujuan untuk keselamatan pribadi Sri Sultan, Keraton Yogyakarta, dan rakyat Yogyakarta. Upacara labuhan biasanya dilaksanakan sebelum hari penobatan Sri Sultan.

    Upacara labuhan digelar di empat titik, Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih. Dahulu, tempat-tempat ini digunakan oleh raja-raja Mataram, terutama Panembahan Senopati, untuk bertapa dan berinteraksi dengan roh halus.

    Tempat-tempat sakral tersebut dijuluki sebagai petilasan. Adapun jenis atau nama upacara labuhan yang dilaksanakan disesuaikan dengan nama tempat tersebut, di antaranya labuhan parangkusumo, labuhan merapi, labuhan lawu, dan labuhan dlepih khayangan. Sementara itu, terdapat upacara labuhan lain yang digelar di Keraton Yogyakarta, yakni labuhan dalem, labuhan alit, dan labuhan ageng.

    Kata dalem dalam labuhan dalem digunakan untuk menyebut Sri Sultan. Disebut labuhan dalem karena upacara adat ini digelar atas kehendak Sri Sultan beserta para kerabat Keraton Yogyakarta.

    Tradisi ini hanya boleh dilakukan oleh keluarga raja. Sejak zaman kemerdekaan, waktu penyelenggaraan upacara labuhan adalah satu hari setelah upacara tingalan dalem, tetapi persiapannya dilakukan secara bersamaan.

    Sementara itu, labuhan alit adalah upacara labuhan yang dilakukan di luar tahun Dal. Tradisi tahunan ini diisi dengan pelarungan benda-benda yang dibagi menjadi tiga bagian untuk dilabuh di tiga lokasi labuhan, yaitu Parangkusumo, Gunung Merapi, dan Gunung Lawu.

     

  • Eks Ketua PN Jaksel Kembalikan Uang Rp6,9 Miliar Hasil Suap Vonis Lepas Kasus CPO – Page 3

    Eks Ketua PN Jaksel Kembalikan Uang Rp6,9 Miliar Hasil Suap Vonis Lepas Kasus CPO – Page 3

    Dia ditetapkan menjadi tersangka bersama-sama dengan Agam Syarif Baharuddin, Ali Muhtarom, dan Djuyamto.

    Mereka ditetapkan menjadi tersangka setelah menerima suap untuk memberikan vonis lepas kepada terdakwa korporasi CPO Wilmar Grup, PT Permata Hijau Grup, dan Musim Mas Grup sebesar Rp60 miliar.

     

    Reporter: Rahmat Baihaqi

    Sumber: Merdeka.com