Author: Liputan6.com

  • Melihat Kondisi Terbaru Bandara Kertajati, Bagaimana Nasibnya Kini? – Page 3

    Melihat Kondisi Terbaru Bandara Kertajati, Bagaimana Nasibnya Kini? – Page 3

    Di luar musim haji dan mudik, kata dia, Bandara Kertajati tetap melayani penerbangan reguler ke beberapa kota besar di Indonesia maupun luar negeri.

    Ia menuturkan penerbangan tersebut dilayani oleh dua maskapai, yakni Super Air Jet untuk rute domestik dan Scoot Airlines untuk rute internasional ke Singapura.

    “Sekarang setiap hari ada penerbangan ke Denpasar Bali dan Balikpapan. Kemudian seminggu dua kali ke Singapura. Kami terus upayakan agar frekuensi dan destinasi penerbangan meningkat dari waktu ke waktu,” katanya.

    Fasilitas MRO Mulai Dibangun Semester II 2025

    Di sisi lain, Singgih menyampaikan bahwa fasilitas perawatan dan perbaikan pesawat (maintenance, repair, and overhaul/MRO) di Bandara Kertajati akan mulai dibangun pada semester II tahun ini.

    PT BIJB telah menyiapkan lahan seluas 80 hektare untuk mendukung pengembangan fasilitas MRO, sebagai rencana jangka panjang menjadikan Kertajati sebagai pusat industri penerbangan di Jabar.

    “Untuk aktivitas MRO, kita akan mulai di semester 2 tahun ini. Diharapkan nantinya menjadi pusat industri kedirgantaraan yang aktif di Bandara Kertajati,” katanya.

     

  • Jadwal SIM Keliling di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung 23-29 Juni 2025

    Jadwal SIM Keliling di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung 23-29 Juni 2025

    Liputan6.com, Bandung – SIM Keliling kembali hadir di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung pada pekan ini 23-29 Juni 2025. Layanan ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan perpanjangan SIM.

    Setiap harinya, lokasi SIM Keliling berpindah-pindah. Oleh karena itu, masyarakat dapat memilih titik pelayanan terdekat dengan domisili. 

    Adapun SIM Keliling dapat dimanfaatkan untuk mengurus perpanjangan SIM A dan SIM C. Berikut jadwal SIM Keliling di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung pada pekan ini 23-29 Juni 2025:

    Kota Bandung

    Senin, 23 Juni 2025: Dago Plaza dan ITC Kebon Kelapa

    Selasa, 24 Juni 2025: Indo Grosir dan McD Istana Plaza 

    Rabu, 25 Juni 2025: ITC Kebon Kelapa dan Ubertos 

    Kamis, 26 Juni 2025: The Kings Shopping Centre dan Pasar Modern Batununggal

    Jumat, 27 Juni 2025: Dago Plaza dan BPR KS

    Sabtu, 28 Juni 2025: The Kings Shopping Centre dan Dago Plaza

    Minggu, 29 Juni 2025: Tidak beroperasi

    Kabupaten Bandung

    Senin, 23 Juni 2025: Bank HIK Cileunyi

    Selasa, 24 Juni 2025: Dealer Honda Nambo Banjaran

    Rabu, 25 Juni 2025: Kantor Kecamatan Ciparay

    Kamis, 26 Juni 2025: Perempatan Jalan Baru Majalaya

    Jumat, 27 Juni 2025: Honda Nambo Banjaran (tentatif)

    Sabtu, 28 Juni 2025: Toserba Borma Katapang

    Minggu, 29 Juni 2025: Tidak beroperasi

    Pendaftaran dibuka mulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB. Perlu diingat, jadwal dan lokasi SIM Keliling tersebut dapat berubah sewaktu-waktu.

    Selain itu, layanan SIM Keliling ini hanya melayani perpanjangan SIM A dan SIM C. Adapun biaya perpanjangan adalah Rp80.000 untuk SIM A dan Rp75.000 untuk SIM C.

     

    Penulis: Arby Salim

  • Catat, 6 Rekomendasi Kuliner Dekat Stasiun Solo Balapan

    Catat, 6 Rekomendasi Kuliner Dekat Stasiun Solo Balapan

    3. Rumah Makan Pak Die Solo Balapan

    Rumah Makan Pak Die dikenal karena menyajikan berbagai masakan Jawa dengan rasa rumahan. Letaknya dekat dengan Stasiun Solo Balapan, membuatnya mudah dijangkau oleh para wisatawan.

    Kemudian memiliki menu andalan antara lain nasi rames, ayam goreng, serta aneka sayur lodeh dan sambal yang pedasnya nendang. Suasana rumah makan ini sederhana dan nyaman, cocok untuk makan bersama keluarga.

    Tempat makan ini berlokasi di Kestalan, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah dengan jadwal buka setiap hari dan tutup di hari Jumat. Adapun jam bukanya mulai dari pukul 06.00 hingga 17.00 WIB.

    4. Tahu Kupat Sido Mampir

    Tahu Kupat Sido Mampir merupakan salah satu kuliner legendaris di Solo dan hidangan ini terdiri dari tahu goreng, kupat (ketupat), taoge, dan bakwan yang disiram dengan kuah kecap khas yang manis gurih.

    Hidangannya cukup populer disajikan dengan taburan bawang goreng dan kerupuk dan membuat tahu kupat cukup digemari masyarakat lokal dan wisatawan. Tempatnya sederhana tetap ramai dikunjungi karena banyak konsumen yang ingin menikmati rasanya yang khas.

    Tahu Kupat Sido Mampir berlokasi di Jl. Gajahmada No. 95, Punggawan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Tempat makannya memiliki jadwal buka setiap hari pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.

  • Waspada! Potensi Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Jabar hingga 24 Juni 2025

    Waspada! Potensi Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Jabar hingga 24 Juni 2025

    Liputan6.com, Bandung – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang tinggi hingga 4 meter berpeluang terjadi di sejumlah perairan di Jawa Barat.

    Gelombang tinggi tersebut berpotensi terjadi pada Sabtu, 21 Juni 2025 pukul 07.00 WIB hingga Selasa, 24 Juni 2025 pukul 07.00 WIB. 

    “Pola angin di wilayah Jakarta dan Jawa Barat bagian utara umumnya bergerak dari Timur Laut-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 4-15 knot,” kata Prakirawan BMKG, Rangga Setya Pratama dalam keterangan tertulis pada Jumat, 20 Juni 2025. 

    Sementara di wilayah Jawa Barat bagian selatan, angin dengan kecepatan berkisar 10-25 knot umumnya bergerak dari Timur Laut-Tenggara. 

    “Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Sukabumi, Perairan Cianjur, Perairan Garut, Perairan Tasikmalaya, dan Perairan Pangandaran yang juga dapat berkontribusi terhadap tinggi gelombang,” tutur dia.

    Menurut pengamatan BMKG, gelombang setinggi 2,5 meter hingga 4,0 meter berpeluang terjadi di Perairan Sukabumi, Perairan Cianjur, Perairan Pangandaran, Perairan Garut, dan Perairan Tasikmalaya.

    Rangga mengingatkan gelombang dengan tinggi mencapai 1,25 meter dengan kecepatan angin mencapai 15 knot berisiko terhadap keselamatan perahu nelayan.

    “Kapal Tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter,” ucapnya.

    Selain itu, gelombang dengan ketinggian mencapai 2,5 meter dan kecepatan angin hingga 21 knot berisiko terhadap keselamatan kapal ferry.

    Penulis: Arby Salim

     

    Hilang 2 Hari di Gunung Slamet, Naomi Selamat usai Bertahan Hidup dengan Roti

  • Mitos Tradisi: Liwetan, Upacara untuk Menjaga Keselamatan Ibu Hamil Saat Gerhana Bulan

    Mitos Tradisi: Liwetan, Upacara untuk Menjaga Keselamatan Ibu Hamil Saat Gerhana Bulan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Fenomena gerhana bulan kerap dikaitkan dengan mitos kehadiran makhluk halus yang dapat mengganggu keselamatan ibu hamil dan janinnya. Untuk menjaga keselamatan para ibu hamil, masyarakat Jawa biasanya akan menggelar tradisi liwetan.

    Dalam kehidupan masyarakat Jawa, fenomena gerhana bulan erat kaitannya dengan makhluk raksasa Batara Kala atau masyarakat Jawa menyebutnya dengan nama Buto Ijo. Terdapat kisah bahwa munculnya gerhana bulan terjadi karena Batara Kala memakan bulan.

    Untuk mengusir Batara Kala dan menggagalkan rencananya, masyarakat akan menabuh lumpang atau kentongan. Tak hanya itu, para ibu hamil juga harus mengolesi perut mereka dengan abu agar Batara Kala tidak mengganggu si jabang bayi.

    Selain mengolesi perut dengan abu, para ibu hamil juga menggelar sebuah tradisi bernama liwetan. Tradisi ini tumbuh dan berkembang di beberapa kabupaten di Jawa Timur.

    Tradisi ini dihadiri oleh sesepuh desa dan masyarakat setempat. Selain menyiapkan sajian, tradisi ini juga diisi dengan doa-doa untuk memohon keselamatan.

    Pada malam menjelang gerhana bulan, sang ibu hamil dengan dibantu tetangganya akan menyiapkan perlengkapan menanak nasi di halaman rumah. Selain perlengkapan liwetan (menanak nasi), mereka juga menyiapkan perlengkapan upacara lainnya, salah satunya ranjang berukuran kecil.

    Saat bulan mulai meredup, tradisi liwetan dimulai. Masa ini dipercaya sebagai masa saat Batara Kala mencoba memakan bulan. Acara dimulai dengan prosesi memasak nasi.

    Saat gerhana bulan total terjadi, si ibu hamil diarahkan oleh sesepuh desa untuk menggigit kereweng. Prosesi ini dilakukan sambil si ibu hamil mengelus perutnya.

     

  • Prakiraan Cuaca di Jawa Barat 23-29 Juni 2025: Waspada Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang

    Prakiraan Cuaca di Jawa Barat 23-29 Juni 2025: Waspada Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang

    Potensi hujan sedang hingga lebat/sangat lebat disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada skala lokal dan durasi singkat terdapat di sebagian wilayah berikut:

    Senin, 23 Juni 2025: Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran

    Selasa, 24 Juni 2025: Kabupaten Garut

    Rabu, 25 Juni 2025: Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur

    Kamis, 26 Juni 2025: Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta

    Jumat, 27 Juni 2025: Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur

    Sabtu, 28 Juni 2025: Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran

    Minggu, 29 Juni 2025: Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya

    BMKG mengimbau untuk waspada dan antisipasi dini terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem. 

    ”Tetap tenang namun tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometerologi yang sewaktu-waktu dapat terjadi,” tulis BMKG.

    Penulis: Arby Salim 

  • Mengintip Kisah Legenda Urban Pesugihan Gunung Kawi

    Mengintip Kisah Legenda Urban Pesugihan Gunung Kawi

    Liputan6.com, Bandung – Gunung Kawi yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur dikenal sebagai salah satu destinasi alam yang menyuguhkan panorama menawan menjadi daya tarik bagi para pendaki dan pencinta alam.

    Namun, tidak hanya menyuguhkan keindahan alam yang mempesona Gunung Kawi juga memiliki pesona historis serta lekat dengan cerita-cerita mistis yang telah berkembang selama puluhan tahun.

    Salah satu kisah yang paling dikenal masyarakat luas adalah adanya praktik pesugihan yang konon sering dilakukan di kawasan ini. Beberapa peziarah datang bukan hanya untuk berdoa atau mencari ketenangan batin.

    Tetapi sering kali mencari jalan pintas memperoleh kekayaan secara instan melalui ritual-ritual tertentu yang diyakini memiliki kekuatan gaib. Alhasil gunung ini sering dikaitkan dengan aura mistis dan cerita-cerita turun-temurun mengenai pesugihan.

    Bahkan, warung-warung dan penginapan di sekitar lokasi makam terkadang mengaku menerima tamu dengan tujuan yang tidak biasa. Cerita mengenai tumbal, perjanjian gaib, hingga penampakan makhluk halus menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah Gunung Kawi.

    Di sisi lain, masih banyak pula pengunjung yang datang ke Gunung Kawi untuk tujuan religius dan spiritual yang positif. Mereka mencari ketenangan, merenung, dan berziarah dengan harapan memperoleh kedamaian batin tanpa unsur mistik yang berlebihan.

    Selain itu, beberapa orang menganggap bahwa cerita-cerita pesugihan hanya merupakan mitos atau bentuk peringatan agar manusia tidak mudah tergoda dengan jalan pintas menuju kekayaan.

  • Dedi Mulyadi Soal Erwan Setiawan Sentil Sekda Jabar: Itu Bercanda, Mungkin Wagub Kangen

    Dedi Mulyadi Soal Erwan Setiawan Sentil Sekda Jabar: Itu Bercanda, Mungkin Wagub Kangen

    Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan melontarkan sindiran kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman. Menurutnya, Herman jarang masuk kantor dan menghadiri rapat paripurna. 

    Sindiran itu disampaikan Erwan saat menghadiri rapat paripurna DPRD Jawa Barat dengan agenda Pandangan Fraksi Terhadap Ranperda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2024 pada Kamis, 19 Juni 2025. 

    “Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2024 yang akan menyampaikan saudara Sekda Jawa Barat karena saya dengan pak gubernur pada tahun 2024 belum menjabat, supaya lebih real,” ucap Erwan. 

    Dalam kesempatan itu, Erwan lantas mempertanyakan di mana Herman selaku sekda. “Dan juga sakalian tanyakeun, kamana wae sekda (sekalian tanyakan, ke mana saja sekda) gitu,” kata dia.

    Menurut Erwan, dirinya jarang melihat Herman hadir dalam rapat paripurna. Tak hanya itu, dia menyebut Herman juga jarang berada di kantor.

    “Selama saya paripurna mewakili Pak Gubernur, belum pernah saudara sekda hadir, dan sekarang pun di kantor enggak pernah ada, coba tanyakan sama yang terhormat anggota DPRD ya, terima kasih,” katanya.

  • Keris Kiai Carubuk, Alat Sembelih Hingga Pusaka Sunan Kalijaga

    Keris Kiai Carubuk, Alat Sembelih Hingga Pusaka Sunan Kalijaga

    Liputan6.com, Yogyakarta – Keris Kyai Carubuk merupakan salah satu pusaka Sunan Kalijaga. Keris Kyai Carubuk bermula dari Sunan Kalijaga membutuhkan pisau untuk menyembelih hewan kurban, yang kemudian berkembang menjadi benda pusaka yang dikeramatkan dan dilestarikan oleh keturunan Sunan Kalijaga di Kadilangu.

    Mengutip dari berbagai sumber, Sunan Kalijaga dikenal sebagai penyebar Islam yang mengintegrasikan ajaran agama dengan budaya Jawa. Salah satu peninggalannya, Keris Kyai Carubuk, awalnya diciptakan sebagai alat praktis untuk menyembelih hewan.

    Fungsi awalnya sebagai pisau kurban membuat pembuatannya memperhatikan ketajaman dan kesesuaian dengan hukum Islam. Empu keris pada masa itu ditempa dengan teknik tinggi dan disertai ritual spiritual.

    Hasilnya adalah sebuah keris yang tidak hanya berfungsi sebagai alat, tetapi juga dianggap memiliki nilai magis. Nama carubuk dalam bahasa Jawa dapat dimaknai sebagai penyatuan.

    Seiring waktu, Keris Kyai Carubuk memperoleh status sebagai pusaka. Benda ini dikaitkan dengan legenda pertarungan melawan kesaktian Kyai Setan Kober milik Arya Panangsang.

    Beberapa sumber menyebutkan keris ini memiliki kemampuan menetralisir kekuatan magis dari pusaka lawan. Keluarga Kasepuhan Kadilangu, sebagai keturunan Sunan Kalijaga, menjadi penjaga utama Keris Kyai Carubuk.

    Pusaka ini disimpan bersama Kotang Onto Kusumo, benda pusaka lain milik Sunan Kalijaga. Keduanya menjalani prosesi penjamasan secara berkala sebagai bentuk perawatan dan penghormatan.

     

  • Upacara Tanam Sasi, Warisan Bijak Leluhur Suku Papua dalam Menjaga Alam

    Upacara Tanam Sasi, Warisan Bijak Leluhur Suku Papua dalam Menjaga Alam

    Oleh karena itu, Tanam Sasi tidak hanya bersifat ekologis, tetapi juga spiritual dan moral. Hal ini membentuk ikatan emosional yang sangat kuat antara manusia dan alam, jauh melebihi pendekatan legal-formal yang sering kali bersifat kaku dan transaksional.

    Menariknya, meskipun Tanam Sasi merupakan tradisi yang berakar pada budaya lokal dan nilai-nilai tradisional, semangatnya justru sangat relevan dengan pendekatan ilmu lingkungan modern. Konsep restorative ecology, resource rotation, hingga community-based natural resource management semuanya dapat ditemukan dalam struktur dan filosofi Sasi.

    Bahkan, beberapa peneliti dan aktivis lingkungan kini mulai mengadopsi pendekatan ini sebagai model alternatif dalam pengelolaan kawasan konservasi. Dalam beberapa kasus, penerapan Sasi telah berhasil mengembalikan populasi ikan yang hampir punah, merehabilitasi hutan sagu yang rusak, dan menurunkan konflik sosial akibat perebutan sumber daya.

    Ini membuktikan bahwa pendekatan berbasis budaya dan spiritual justru bisa menjadi solusi konkret dalam menjawab tantangan ekologis yang tak kunjung selesai di era industri modern.

    Namun, keberlangsungan tradisi Tanam Sasi kini menghadapi tantangan yang tidak ringan. Tekanan dari luar, seperti masuknya perusahaan tambang, perkebunan skala besar, hingga aktivitas ilegal yang merusak ekosistem, menjadi ancaman serius terhadap kelestarian hutan dan laut yang dijaga dengan Sasi.

    Selain itu, generasi muda Papua yang mulai terpapar pada nilai-nilai konsumtif dan modernisasi cepat, perlahan mulai menjauh dari akar tradisinya. Beberapa di antaranya menganggap Sasi sebagai sesuatu yang kuno dan tidak relevan dengan zaman.

    Padahal, jika dikelola dengan pendekatan yang lebih modern dan dikemas secara edukatif, Tanam Sasi bisa menjadi kekuatan luar biasa untuk membangun kesadaran lingkungan sekaligus memperkuat identitas budaya masyarakat adat. Oleh karena itu, pelibatan generasi muda, pemangku kebijakan, dan institusi pendidikan menjadi sangat penting untuk menjaga napas panjang tradisi ini.

    Upacara Tanam Sasi adalah bukti bahwa masyarakat adat Papua tidak pernah memisahkan diri dari alam. Mereka hidup dalam siklus yang saling menghidupi, dengan kesadaran bahwa kelestarian lingkungan adalah syarat utama untuk kelangsungan hidup bersama.

    Dalam gerak lembut daun kelapa yang ditiup angin sasi, dalam heningnya hutan yang ditutup sementara, dan dalam suara tetua adat yang menyerukan larangan dengan penuh wibawa, tersimpan pelajaran besar tentang kebijaksanaan ekologis yang jauh melampaui usia tradisi itu sendiri.

    Di tengah kerusakan lingkungan yang semakin meluas, dunia mungkin perlu berhenti sejenak dan belajar dari suara sunyi Tanam Sasi suatu warisan Papua yang tak hanya berbicara tentang pelestarian alam, tetapi juga tentang cinta, kesabaran, dan hormat kepada kehidupan itu sendiri.

    Penulis: Belvana Fasya Saad