Author: Liputan6.com

  • Alasan KPK Hanya Tetapkan Lima Tersangka dalam OTT Proyek Jalan di Sumut – Page 3

    Alasan KPK Hanya Tetapkan Lima Tersangka dalam OTT Proyek Jalan di Sumut – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara terkait alasan hanya menetapkan lima tersangka dari enam orang yang diamankan dalam operasi tangkap tangan (OTT) kasus dugaan korupsi proyek pembangunan jalan di Sumatera Utara. Satu orang lainnya belum ditetapkan sebagai tersangka karena belum ditemukan bukti yang cukup.

    “Yang satu orangnya itu, setelah kami periksa dan kami dalami, perbuatan-perbuatannya itu belum cukup bukti bahwa dia sebagai pelaku sehingga kategorinya adalah saksi,” kata Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu, (28/6/2025), seperti dikutip dari Antara.

    Asep mengatakan, keenam orang tersebut telah diperiksa secara intensif oleh penyidik. Namun, satu orang yang sebelumnya ikut diamankan dalam OTT masih berstatus saksi. Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan, keterlibatan orang tersebut belum bisa dikategorikan sebagai pelaku tindak pidana korupsi karena belum memenuhi unsur alat bukti.

    Asep menjelaskan bahwa operasi tangkap tangan yang dilakukan pada Kamis, 26 Juni 2025, merupakan langkah awal pengungkapan kasus. KPK saat ini masih terus mendalami perkara tersebut dengan memeriksa sejumlah saksi, melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi, dan melacak aliran dana dari proyek-proyek jalan yang diduga menjadi objek suap.

    Dalam kasus ini, dua pihak swasta yakni KIR selaku Direktur Utama PT DNG dan RAY selaku Direktur PT RN diketahui sudah mendapatkan proyek dari Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Sumatera Utara sejak tahun 2023. Proyek yang sudah dikerjakan tersebut diduga menjadi celah terjadinya praktik suap antara pihak kontraktor dengan sejumlah pejabat yang memiliki kewenangan dalam proses pengadaan.

    Asep menambahkan bahwa saat ini penyidik juga tengah menelusuri ke mana saja uang suap tersebut mengalir. Ia berharap proses pengungkapan yang terus berjalan bisa menjadikan kasus ini semakin terang dan memberikan kejelasan hukum bagi semua pihak yang terlibat.

  • Mapag Sri, Simfoni Sakral Petani Subang Menyambut Kehadiran Dewi Padi

    Mapag Sri, Simfoni Sakral Petani Subang Menyambut Kehadiran Dewi Padi

    Tradisi ini menggambarkan hubungan antara manusia dan alam yang bersifat timbal balik, harmonis, dan penuh rasa hormat. Masyarakat Subang percaya bahwa padi bukan sekadar tanaman pangan, tetapi memiliki ruh yang harus dijaga dan dihormati.

    Kehadiran Dewi Sri menjadi simbol dari prinsip kesuburan, kesejahteraan, dan keberlanjutan. Oleh karena itu, Mapag Sri menjadi momen sakral untuk menyeimbangkan hubungan spiritual tersebut.

    Lebih dari itu, upacara ini juga menjadi sarana mempererat ikatan sosial masyarakat, karena dilakukan secara gotong royong dan menyatukan semua lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial. Dalam suasana yang khidmat dan penuh makna, mereka bersama-sama mengamini doa yang dipanjatkan agar alam terus bersahabat dan memberi limpahan rezeki bagi generasi sekarang maupun mendatang.

    Tradisi Mapag Sri juga kerap diiringi dengan berbagai pertunjukan seni tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya Sunda. Tarian seperti Tari Ronggeng atau Tari Buyung, serta pertunjukan wayang golek atau calung, biasanya turut menyemarakkan rangkaian upacara.

    Seni bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga medium untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual kepada masyarakat. Anak-anak diajak menyaksikan dan terlibat dalam prosesi ini agar kelak mereka tumbuh dengan rasa cinta terhadap budaya leluhur mereka sendiri.

    Maka Mapag Sri bukan hanya menjadi bagian dari masa tanam dan panen, tetapi juga menjadi ruang edukasi budaya yang hidup, dinamis, dan terus berkembang. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah dan komunitas budaya pun mulai mengangkat kembali tradisi ini ke ranah yang lebih luas melalui festival budaya Mapag Sri yang terbuka bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

    Tujuannya jelas menjaga nyala tradisi agar tidak padam di tengah derasnya arus modernisasi. Mapag Sri bukanlah sekadar ritus warisan nenek moyang yang dilakukan secara turun-temurun, melainkan bentuk penghormatan mendalam terhadap siklus kehidupan yang terus berlangsung antara manusia, bumi, dan Tuhan.

    Dalam kesederhanaan prosesi, terkandung pemahaman yang luhur tentang pentingnya menjaga keseimbangan dan keselarasan hidup. Tradisi ini mengingatkan bahwa kesejahteraan manusia bergantung pada seberapa besar rasa hormat kita kepada alam, serta bagaimana kita menjaga budaya dan spiritualitas yang menjadi akar dari identitas bangsa.

    Maka setiap kali Mapag Sri digelar, kita seolah melihat bagaimana masyarakat Subang tidak sekadar menjemput Dewi Sri, tetapi juga menyambut kembali jati diri mereka sebagai bagian dari alam yang bijaksana dan penuh berkah.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Tol Jakarta-Tangerang Banjir Akibat Luapan Kali Sabi – Page 3

    Tol Jakarta-Tangerang Banjir Akibat Luapan Kali Sabi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Hujan deras yang mengguyur wilayah Tangerang pada Sabtu (28/6/2025) sore menyebabkan kali Sabi meluap dan mengakibatkan banjir di ruas Tol Jakarta-Tangerang kilometer (KM) 24. Genangan air sempat menutup sebagian jalur tol di kedua arah, baik menuju Jakarta maupun Tangerang.

    “Terpantau genangan air menutupi sebagian Jalan Tol Jakarta-Tangerang, tepatnya di KM 24 pada dua arah,” kata Senior Manager Representative Office 2 Jasamarga Metropolitan Tollroad, Ginanjar Bekti, dalam keterangan resminya, Sabtu.

    Menurut Ginanjar, luapan kali Sabi terjadi akibat tingginya intensitas hujan sejak pukul 14.00 WIB. Akibatnya, arus lalu lintas di ruas Tol Jakarta-Merak, khususnya arah Bitung, Tangerang, mengalami kemacetan cukup parah.

    Genangan air dilaporkan menutupi bahu luar dan lajur 1 hingga 3, menyisakan hanya lajur 4 (jalur paling kanan) yang masih bisa dilintasi oleh kendaraan. Untuk menghindari potensi gangguan, petugas langsung melakukan pengaturan lalu lintas serta memberikan imbauan kepada para pengendara.

    “Saat ini genangan masih terpantau di beberapa titik, dan petugas telah bersiaga di lapangan untuk memastikan kelancaran dan keselamatan pengguna jalan,” jelas Ginanjar seperti dikutip dari Antara.

  • Gunung Slamet, Menjaga Jantung Tanah Jawa dalam Balutan Mitos dan Misteri

    Gunung Slamet, Menjaga Jantung Tanah Jawa dalam Balutan Mitos dan Misteri

    Ramalan Jayabaya yang menyatakan bahwa Pulau Jawa akan terbelah jika Slamet benar-benar marah, bukan sekadar ungkapan menakut-nakuti, melainkan dianggap sebagai peringatan kosmis yang mengandung makna mendalam. Ramalan ini sering dikaitkan dengan kondisi geologis Jawa yang memang memiliki sesar aktif, dan Slamet berdiri di atas wilayah yang sangat dinamis secara tektonik.

    Bagi sebagian orang, ramalan tersebut bukan hanya ancaman bencana, tetapi juga metafora tentang keretakan moral atau kehancuran tatanan hidup manusia jika alam tidak lagi dihormati. Jayabaya, yang dikenal sebagai raja bijak dengan penglihatan masa depan, diyakini telah menyandikan pesan-pesan penting dalam bait-bait ramalannya, termasuk tentang peran Gunung Slamet sebagai penyeimbang energi Jawa.

    Oleh sebab itu, letusan besar yang diramalkan bukan hanya dilihat secara fisik sebagai kehancuran bumi, tetapi juga sebagai “peringatan langit” bahwa manusia telah terlalu serakah dan melampaui batas hubungan harmonis dengan alam.

    Gunung Slamet memang pernah beberapa kali menunjukkan aktivitasnya yang mengkhawatirkan. Letusan-letusan kecil hingga sedang telah terjadi berkali-kali, mengingatkan masyarakat akan potensi letusan besar yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

    Namun, hingga kini, Slamet tetap berdiri kokoh, seperti seorang tua bijak yang masih bersabar melihat polah tingkah generasi yang tinggal di bawah kakinya. Dalam budaya lisan, Slamet juga diibaratkan sebagai tiang agung Pulau Jawa, penyangga keseimbangan yang jika rusak akan menggoyahkan segalanya.

    Maka tak heran jika banyak orang yang datang ke gunung ini bukan hanya untuk mendaki, tetapi juga untuk melakukan meditasi, bertapa, atau sekadar mencari ketenangan batin. Dalam kondisi tertentu, Slamet bahkan dipercaya menjadi titik pertemuan antara alam nyata dan alam gaib, semacam portal yang hanya terbuka bagi mereka yang benar-benar bersih hati dan niatnya.

    Bagi masyarakat Jawa, terutama yang masih memegang teguh nilai-nilai kejawen, Gunung Slamet adalah guru besar yang mengajarkan keseimbangan, kesabaran, dan keteguhan hati. Ia bukan hanya simbol dari kekuatan alam, tetapi juga perwujudan dari kearifan lokal yang terus hidup dan berkembang.

    Mitos, ramalan, dan kisah-kisah misterius yang menyelimutinya tidak lantas menjadikan Slamet sebagai sosok yang ditakuti, melainkan dihormati. Di sinilah letak daya tarik magis Gunung Slamet ia tidak hanya mencengangkan lewat keindahan dan kemegahan fisiknya, tetapi juga menggugah jiwa manusia untuk merenung tentang posisi dirinya dalam semesta yang lebih besar.

    Dalam dunia yang kian modern, kisah-kisah ini tetap mengalir dari mulut ke mulut, seolah menegaskan bahwa Gunung Slamet akan terus hidup dalam narasi besar tentang tanah Jawa, sebagai penjaga abadi yang tidak hanya tinggi menjulang, tetapi juga dalam menyimpan rahasia zaman.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • 1 Muharram 1447 H di Kota Sukabumi, Merajut Persatuan Bukan Sekadar Peringatan

    1 Muharram 1447 H di Kota Sukabumi, Merajut Persatuan Bukan Sekadar Peringatan

    Senada dengan Wali Kota, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi, Ahmad Nawawi Sadili, memberikan perspektif mendalam tentang makna Hijriah. 

    “Momentum Muharram 1447 H itu adalah Hijriah, Hijriah itu artinya berpindah, merujuk pada konsep hijrah makani (berpindah tempat) dan hijrah makani (berpindah keadaan) yang kerap disampaikan,” ungkapnya

    Namun, fokusnya bukan pada perpindahan fisik dari Kota Sukabumi, melainkan pada transformasi internal. 

    “Kita tidak hijrah meninggalkan Kota Sukabumi, tapi kita hijrah dari satu hal ke hal yang lain, dari sifat yang buruk ke sifat yang baik, itu hijrah,” imbuhnya. 

    Ia menyerukan perubahan positif dalam diri setiap individu sebagai fondasi kemajuan kolektif. Antusiasme masyarakat terlihat jelas dengan partisipasi luas. 

    Diperkirakan sekitar 2.000 orang hadir, dengan representasi minimal 25 orang dari setiap kelurahan di seluruh kecamatan, menunjukkan semangat kebersamaan yang tinggi. 

    “Peringatan ini sekaligus menjadi deklarasi makna kesatuan, mengingatkan bahwa manusia dilahirkan bukan untuk bertikai, melainkan untuk saling mengenal dan berdamai, prinsip yang akan terus menjadi landasan bagi Kota Sukabumi,” tutupnya.

  • Viral Polisi Lawan Arus Saat Kawal Pejabat di Demak, Ini Kata Kakorlantas – Page 3

    Viral Polisi Lawan Arus Saat Kawal Pejabat di Demak, Ini Kata Kakorlantas – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah video yang memperlihatkan anggota polisi lalu lintas (lantas) melawan arus saat melakukan pengawalan di Demak, Jawa Tengah tengah viral di media sosial. Aksi itu menuai kritik publik karena dinilai membahayakan pengguna jalan lainnya.

    Menanggapi hal tersebut, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho angkat bicara. Ia menegaskan bahwa dalam setiap pengawalan, petugas seharusnya tetap mengutamakan keselamatan di atas segalanya, bukan hanya mengedepankan aspek prioritas.

    “Insiden di Demak menjadi pengingat keras bahwa setiap pihak, termasuk aparat, memiliki kewajiban yang sama dalam mematuhi aturan lalu lintas. Prioritas tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan keselamatan pengguna jalan lainnya,” kata Agus kepada wartawan, Sabtu (18/6/2025).

    Agus juga menyinggung pentingnya etika berkendara, terlebih ketika melaksanakan tugas pengawalan pejabat di jalan raya. Ia menekankan bahwa anggota Polri harus bersikap profesional, bertanggung jawab, dan mampu menjaga kenyamanan masyarakat.

    “Saya minta kepada seluruh jajaran agar kejadian ini menjadi refleksi dan koreksi bersama. Kita harus terus membangun kepercayaan publik melalui tindakan yang berintegritas dan menjunjung tinggi nilai keselamatan,” tegasnya.

     

  • Jathilan, Ketika Kuda Menari Hingga Arwah Menyelinap di Panggung Budaya Yogyakarta

    Jathilan, Ketika Kuda Menari Hingga Arwah Menyelinap di Panggung Budaya Yogyakarta

    Liputan6.com, Jakarta – Di balik hiruk-pikuk kota Yogyakarta yang dikenal sebagai pusat seni dan budaya Jawa, tersimpan sebuah kesenian tradisional yang bukan hanya memukau mata tetapi juga mengguncang jiwa penontonnya.

    Jathilan lebih dari sekadar pertunjukan tari biasa, Jathilan adalah perwujudan dari semangat mistik, kekuatan supranatural, serta warisan budaya yang sarat akan makna dan simbolisme.

    Tarian ini menggunakan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu, yang disebut kuda lumping, dan dimainkan oleh para penari yang menirukan gerakan kuda dengan irama musik gamelan yang menghentak dan penuh dinamika. Meski tampak sederhana di permukaan, Jathilan menyimpan lapisan-lapisan makna yang lebih dalam, mulai dari semangat keprajuritan, pengorbanan, hingga percampuran antara dunia manusia dan dunia gaib.

    Penonton tidak hanya disuguhi gerakan-gerakan lincah dan atraktif, tetapi juga diselimuti atmosfer magis, apalagi ketika penari mengalami kesurupan atau trance, yang menjadi ciri khas tak terpisahkan dari pertunjukan ini.

    Jathilan sangat populer di wilayah Yogyakarta dan sering kali ditampilkan dalam berbagai acara, baik yang bersifat sakral seperti upacara adat, bersih desa, hingga acara hiburan rakyat atau festival budaya.

    Dalam pertunjukan Jathilan, penonton akan melihat barisan penari laki-laki maupun perempuan yang menari dengan membawa kuda lumping di bawah terik matahari atau sorotan lampu malam, mengikuti irama kendang, gong, kenong, dan suling yang berpadu menciptakan suasana yang meriah sekaligus menegangkan.

    Namun momen yang paling dinanti-nanti adalah ketika beberapa penari mulai menunjukkan tanda-tanda kesurupan. Mereka menari dengan mata nanar, tubuh gemetar, dan mulut mengucapkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti.

    Dalam kondisi ini, mereka sering kali melakukan hal-hal yang di luar batas kewajaran, seperti makan pecahan kaca, mengunyah bunga, bahkan memakan ayam hidup sebuah fenomena yang bagi masyarakat awam tampak mengerikan, namun justru diyakini sebagai bukti kehadiran kekuatan supranatural yang merasuki tubuh sang penari.

  • 6 Orang Dikabarkan Terjaring OTT KPK di Wilayah Sumut, Diboyong ke Jakarta

    6 Orang Dikabarkan Terjaring OTT KPK di Wilayah Sumut, Diboyong ke Jakarta

    Disinggung siapa saja yang terjaring OTT, Budi mengaku belum bisa membeberkan. Pihaknya akan menyampaikan secara resmi pada Sabtu, 28 Juni 2025.

    “Untuk siapa saja dan bagaimana kondisi perkara ini, kami akan sampaikan besok,” ungkapnya.

    Informasi beredar, OTT dilakukan KPK terhadap sejumlah ASN di Pemprov Sumut. Pelaksana tugas (Plt) Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Sumut, Porman Mahulae, mengaku sudah mendengar informasi tersebut.

    Meski demikian, diakui Porman, pihaknya juga masih mencari informasi terkait OTT yang dilakukan KPK.

    “Tadi ada kawan meneruskan link pemberitaan (adanya OTT). Siapa orangnya (yang terjaring OTT) belum ada info,” ucapnya kepada wartawan.

  • Tragedi Penembakan WNA Australia di Bali, Bukti Kuat Pembunuhan Berencana dan Terorganisir

    Tragedi Penembakan WNA Australia di Bali, Bukti Kuat Pembunuhan Berencana dan Terorganisir

    “Dan semua ini didukung dengan hasil daripada scientific crime investigation. Baik itu dari DNA dari para pelaku yang ada di TKP. Baik itu GSR (Gunshot Residue) yang ditemukan pada sebo (penutup wajah) maupun bagian tubuh daripada pelaku-pelaku ini,” terang Irjen Daniel.

    Senjata api pabrikan yang digunakan ditemukan di Subak Anyelir, Tabanan. “Senjata api kami temukan di daerah aliran Subak di daerah Tabanan, di Anyelir. Jadi tidak jauh dari mobil Fortuner terparkir terakhir kali sebelum berangkat ke daerah Jawa,” ujar Kapolres Badung, AKBP M. Arif Batubara.

    DFJ ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta melalui koordinasi dengan Polres Bandara, Imigrasi, dan Bareskrim Polri. Sementara itu, TPM dan CM, yang sempat kabur ke Singapura, berhasil ditangkap berkat kerja sama dengan Kepolisian Singapura, Kamboja, dan Interpol.

    Hingga kini, motif penembakan belum terungkap. Polda Bali terus berkoordinasi dengan Australian Federal Police (AFP) untuk mengklarifikasi motif pembunuhan tersebut. Uji balistik senjata api juga sedang dilakukan di Laboratorium Forensik Mabes Polri untuk melacak asal senjata.

    “Sekarang senjata pabrikan yang nanti masih akan diuji. Tentunya melalui pengujian-pengujian laboratoris termasuk melalui uji balistik yang akan dilakukan di Puslabfor Mabes Polri. Kita tunggu saja nanti,” tegas Irjen Daniel.

    Menurut informasi yang didapat, korban ZR saat ini sudah dipulangkan ke negara asalnya untuk pemakaman. “Sudah pulang, karena akan menguburkan mayatnya”, pungkas Irjen Daniel.

    Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUHP (pembunuhan berencana), Pasal 338 KUHP (pembunuhan), Pasal 53 KUHP (percobaan tindak pidana), dan Pasal 1 ayat (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api. Ancaman hukuman meliputi hukuman mati, penjara seumur hidup, atau maksimal 20 tahun penjara.

  • Ada Marathon, 32 Ruas Jalan di Jakarta Akan Ditutup pada Minggu 29 Juni – Page 3

    Ada Marathon, 32 Ruas Jalan di Jakarta Akan Ditutup pada Minggu 29 Juni – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menutup 32 ruas jalan utama di Ibu Kota dalam rangka menyukseskan ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 yang digelar pada Minggu, 29 Juni 2025. Penutupan dilakukan sejak pukul 03.30 WIB hingga 11.30 WIB.

    Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan bahwa penutupan jalan akan dilakukan menggunakan barikade, water barrier, dan traffic cone demi menjaga keamanan peserta maupun pengguna jalan.

    “Penutupan ini bersifat sementara dan akan dibuka kembali setelah kegiatan maraton selesai,” ujar Syafrin di Jakarta, Sabtu (28/6/2025), seperti dikutip dari Antara.

    Adapun penutupan jalan akan berlaku di berbagai titik strategis, termasuk kawasan Medan Merdeka, Thamrin, Sudirman, Rasuna Said, Mampang, hingga area Gelora Bung Karno (GBK). Dishub juga memastikan rekayasa lalu lintas telah disiapkan secara matang agar tidak menimbulkan kemacetan parah di sekitar lokasi.