Author: Liputan6.com

  • Kebakaran Markas Ormas di Sukabumi, Sebuah Peringatan Penting tentang Keamanan Listrik

    Kebakaran Markas Ormas di Sukabumi, Sebuah Peringatan Penting tentang Keamanan Listrik

    Liputan6.com, Sukabumi – Sebuah insiden kebakaran melanda ruko yang difungsikan sebagai markas salah satu organisasi masyarakat (ormas) di Jalan Siliwangi, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, pada Kamis (26/6/2025) malam. 

    Peristiwa ini, yang diduga kuat berasal dari korsleting listrik pada kabel antena televisi di lantai tiga gedung, menghanguskan sebagian besar lantai tersebut. 

    Meski tak ada korban jiwa, kejadian kebakaran ini menjadi pengingat serius bagi masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan rutin instalasi listrik. Api mulai terlihat sekitar pukul 19.25 WIB, dan dalam waktu singkat melahap lantai tiga ruko.

    Percikan api dari kabel antena televisi disebut-sebut sebagai pemicu awal, menunjukkan bahwa bahkan komponen kecil dalam instalasi listrik rumah tangga pun bisa menjadi sumber bahaya jika tidak dirawat dengan baik. 

    Rikrik Rustiana, Danru Alpha Damkar Kota Sukabumi, mengonfirmasi dugaan awal tersebut. Tim pemadam kebakaran Kota Sukabumi segera merespons dengan menurunkan tiga unit mobil pemadam, dan berkat kesigapan mereka, api berhasil dikendalikan sebelum menyebar lebih luas.

    “Dugaan api sementara, tadi ada saksi mata yang mungkin pertama melihat api ada antena dari atas dari kabel, dugaan sementara dari korsleting listrik yang terbakar mungkin lantai tiga yang di atas, ini kantor ormas,” kata Rikrik. 

    Ia juga menambahkan bahwa barang-barang elektronik di lantai tiga turut menjadi korban keganasan api.

    “Yang terbakar ini cuman bagian atas aja ruangan atas lantai tiga, alhamdulillah tidak sampai merembet ke ruangan yang lain,” terang dia. 

     

    Toko dan Agen BRI (Brilink) di Cilacap Dirampok, 2 Luka Tembak 100 Juta Melayang (Video Amatir Warga)

  • 6 Penumpang yang Tewas Akibat Kapal Tenggelam di Selat Bali Diserahkan ke Keluarga – Page 3

    6 Penumpang yang Tewas Akibat Kapal Tenggelam di Selat Bali Diserahkan ke Keluarga – Page 3

    Kabid Pelayanan Medik RSU Negara, Gusti Ngurah Putu Adnyana, menyebutkan RS Jembrana menerima 8 korban, di antaranya 2 orang selamat yang telah dipulangkan ke Pos Gilimanuk setelah mendapat perawatan.

    “Korban yang selamat sangat baik dan sudah dikembalikan ke Pos Gilimanuk. Barusan sudah dievakuasi ke sana karena kondisi sudah baik-baik saja,” kata Gusti Ngurah.

    Sedangkan enam korban lainnya dinyatakan meninggal dunia, dan jenazahnya disemayamkan di kamar jenazah RS Jembrana. Keenam jenazah tersebut terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan. Salah seorang jenazah merupakan balita laki-laki berusia 3 tahun.

    Berikut identitas korban meninggal dunia:

    1. Anang Suryono (35) asal Banyuwangi

    2. Eko Sastriyo (51) asal Banyuwangi

    3. Afnan Agil Mustafa (3) asal Banyuwangi

    4. Elok Rumantini (36) asal Banyuwangi

    5. Cahyani (45) asal Banyuwangi

    6. Fitri April Lestari (33) asal Banyuwangi

    Korban selamat yakni Sandi, Romi Alfa Hidayat, Saroji, Mansun, Wajihi, Ansori, Riko Krafsanjani, Sinyo, Ely, Wan yudi, Saiful Munir, Supardi, Abu Khoiri, Farid, Erick Imbawani, Nurdin Yuswanto, Ahmad Suyipno, Banrul, Eka Toniansyah, M. Triwahyudi, M. Farid Wajdi, Samsul Hidayat, M. Kholil, Bejo Santoso, Deni Hermanto, Ahmad Lukan, Febriani, Ibnul Vawait, Imron, Nanda Sinta dan Riki Prayuda.

  • Apa Itu Ndas Glundung? Hantu Kepala yang Menggelinding dengan Wajah Mengerikan

    Apa Itu Ndas Glundung? Hantu Kepala yang Menggelinding dengan Wajah Mengerikan

    Liputan6.com, Bandung – Indonesia tidak pernah kehabisan cerita urban legend yang menarik karena beberapa di antaranya secara aktif selalu dibagikan secara turun-temurun. Adapun salah satu kisah yang populer karena mistisnya adalah cerita sosok “Ndas Glundung”.

    Melansir dari beberapa sumber, dalam bahasa Jawa “ndas” berarti kepala dan “glundung” berarti menggelinding. Sesuai namanya, Ndas Glundung digambarkan sebagai kepala manusia yang bergulir sendiri tanpa tubuh.

    Sosok mengerikan ini sering muncul pada waktu malam hari di tempat-tempat sepi atau angker. Menurut cerita masyarakat, hantu ini konon merupakan arwah penasaran dari seseorang yang mati secara tidak wajar atau karena perbuatan jahat semasa hidup.

    Kepala tersebut muncul dalam kondisi mengenaskan penuh darah, rambut kusut, dan mata melotot. Kadang-kadang, suara gelindingan atau tawa aneh terdengar mendahului kemunculannya.

    Kemunculan hantunya sering kali membuat warga ketakutan karena dianggap sebagai pertanda buruk. Cerita tentang Ndas Glundung cukup berkembang di beberapa daerah di Jawa seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah.

    Hantu ini disebut-sebut suka menakuti orang yang berjalan sendirian di malam hari terutama di jalanan sunyi, kuburan, atau kawasan hutan. Beberapa versi bahkan menyebut bahwa Ndas Glundung bisa mengejar korbannya sambil mengeluarkan suara-suara menyeramkan.

    Tak jarang, kisah ini digunakan oleh orangtua untuk menakut-nakuti anak-anak agar tidak bermain di luar rumah hingga larut malam.

  • Izin Jadi ABK Berujung Terjebak Perdagangan Orang di Kamboja, Pemuda Sukabumi Disiksa dan Disekap

    Izin Jadi ABK Berujung Terjebak Perdagangan Orang di Kamboja, Pemuda Sukabumi Disiksa dan Disekap

    Setelah kejadian di China, Bagas menghilang tanpa kabar selama hampir setahun. Pada Jumat 27 Juni 2025, keluarga kembali menerima kabar dari Bagas. Ia sempat menelepon dan melakukan panggilan video singkat, mengabarkan bahwa ia baik-baik saja dan akan pulang ke Sukabumi karena kontrak kerjanya sudah habis.

    Namun, beberapa jam kemudian, di hari yang sama, keluarga menerima panggilan video mengejutkan dari nomor tak dikenal. 

    “Itu baru kita ditelepon di video call dengan kondisi adik saya di tali pakai tambang itu,” kata Rangga dengan nada khawatir.

    Dalam kasus TPPO ini, Bagas mengaku disekap di daerah Bavet, Kamboja, dan mengalami penyiksaan. Saat ditanya lebih lanjut mengenai lokasinya, adiknya seringkali disetrum dan dicambuk oleh para penyekapnya.

    “Waktu kami tanya, sama keluarga tanya, itu kan posisinya lagi disiksa tuh. Tiap nanya itu Kamboja-nya di mana, adik saya kan disetrum lagi, dicambuk lagi,” ungkapnya. 

    Ia juga menyebutkan bahwa tangan kanan adiknya mengalami luka akibat penyiksaan.

    Di Kamboja, Bagas dikabarkan seorang diri, meskipun ada teman sesama Sukabumi yang diketahui berada di satu wilayah perusahaan. Namun, teman tersebut tidak mau membocorkan lokasi penyekapan Bagas.

    “Di sana sendirian, terus tahu saya. Cuma ada, sebenarnya ada temannya yang satu Sukabumi. Cuma dia enggak mau membocorkan gitu. Tempatnya, lokasinya kayak gitu,” jelasnya. 

    Ia menambahkan bahwa ada seorang wanita berbahasa Indonesia yang merupakan tangan kanan bos penyekap Bagas.

     

  • PDIP Masih Kaji Putusan MK Soal Pemisahan Pemilu Nasional dan Daerah – Page 3

    PDIP Masih Kaji Putusan MK Soal Pemisahan Pemilu Nasional dan Daerah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan partainya masih mengkaji putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutus penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) nasional dan daerah dipisahkan dengan jeda waktu paling singkat dua tahun atau paling lama dua tahun dan enam bulan.

    “Kita masih kaji hal tersebut, apakah kemudian ada hal yang dilanggar sesuai dengan Undang-Undang Dasar. Karena pemilu sesuai dengan Undang-Undang Dasar sudah lima tahun sekali,” kata Puan Maharani kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/7/2025).

    “Semua partai kami juga pimpinan terdiri dari partai-partai politik masih mengkaji. Dan tentu saja karena keputusan ini memberikan efek kepada semua partai,” sambungnya.

    Partai pimpinan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri itu akan lebih dulu melakukan rapat koordinasi untuk menyikapi putusan MK tersebut.

    “Sebagai partai politik, kami nanti akan melakukan rapat koordinasi. Apakah itu secara formal ataupun secara informal untuk sama-sama berbicara, bersama untuk menyatakan pendapat kami. Bersama-sama terkait dengan putusan MK ini,” kata politikus PDIP itu.

    Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) nasional dan daerah dipisahkan dengan jeda waktu paling singkat 2 tahun atau paling lama 2 tahun 6 bulan.

    Pemilu nasional meliputi pemilihan anggota DPR, DPD, serta presiden dan wakil presiden, sedangkan pemilu daerah terdiri atas pemilihan anggota DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, serta kepala dan wakil daerah.

    “Mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian,” kata Ketua MK Suhartoyo membacakan amar Putusan Nomor 135/PUU-XXII/2024 di Ruang Sidang Pleno MK, Jakarta, Kamis.

    Dalam hal ini, MK mengabulkan sebagian permohonan yang diajukan oleh Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) yang diwakili oleh Ketua Pengurus Yayasan Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati dan Bendahara Pengurus Yayasan Perludem Irmalidarti.

    Secara lebih rinci, MK menyatakan Pasal 167 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat sepanjang ke depan tidak dimaknai menjadi:

    “Pemungutan suara dilaksanakan secara serentak untuk memilih anggota DPR, anggota DPD, presiden/wakil presiden, dan setelahnya dalam waktu paling singkat 2 tahun atau paling lama 2 tahun 6 bulan sejak pelantikan anggota DPR dan anggota DPD atau sejak pelantikan presiden/wakil presiden dilaksanakan pemungutan suara secara serentak untuk memilih anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota, dan gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan wali kota/wakil wali kota pada hari libur atau hari yang diliburkan secara nasional.”

    Mahkamah Konstitusi RI memutuskan untuk memisahkan pelaksanaan pemilihan umum nasional dan daerah mulai 2029. MK menilai pemilu serentak membuat masyarakat jenuh dan tidak fokus.

  • Sudah Tahun 2025, 3.000 KK di Kabupaten Bandung belum Dapat Akses Listrik  

    Sudah Tahun 2025, 3.000 KK di Kabupaten Bandung belum Dapat Akses Listrik  

    Presiden Prabowo Subianto menargetkan semua desa di Indonesia sudah mendapat aliran listrik dalam waktu empat tahun. Dia akan mendorong pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) agar semua desa mendapat akses listrik.

    “Jadi Insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan sampaikan listrik ke setiap desa di seluruh Indonesia. Saya kira kurang dari 4 tahun. Target saya dalam 4 tahun semua desa Indonesia harus mendapat listrik,” kata Prabowo saat meresmikan pembangunan dan pengoperasian energi terbarukan di 15 provinsi melalui video conference dari Bali, Kamis (26/6/2025).

    Dia bertekad memberikan akses listrik ke semua desa di Indonesia dalam waktu secepat-cepatnya. Prabowo memastikan PT PLN akan bekerja keras agar semua desa mendapatkan aliran listrik.

    “Saya di sini memastikan bahwa kita akan beri listrik ke semua desa di seluruh Indonesia dalam waktu yang secepat sempatnya. Itu adalah tekad saya sebagai Presiden Indonesia dan kita akan mampu dan tidak lama lagi kita akan sampai ke semua desa,” ujarnya.

    “Jadi percayalah, memang nanti PLN akan kerja keras tapi semua juga akan kerja keras. Swasta juga akan ikut kerja keras. Ini strategi kita untuk menjamin listrik sampai ke semua desa,” sambung Prabowo.

     

  • Menhub Instruksikan Percepatan Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali – Page 3

    Menhub Instruksikan Percepatan Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali – Page 3

    Kabid Pelayanan Medik RSU Negara, Gusti Ngurah Putu Adnyana, menyebutkan RS Jembrana menerima 8 korban, di antaranya 2 orang selamat yang telah dipulangkan ke Pos Gilimanuk setelah mendapat perawatan.

    “Korban yang selamat sangat baik dan sudah dikembalikan ke Pos Gilimanuk. Barusan sudah dievakuasi ke sana karena kondisi sudah baik-baik saja,” kata Gusti Ngurah.

    Sedangkan enam korban lainnya dinyatakan meninggal dunia, dan jenazahnya disemayamkan di kamar jenazah RS Jembrana. Keenam jenazah tersebut terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan. Salah seorang jenazah merupakan balita laki-laki berusia 3 tahun.

    Berikut identitas korban meninggal dunia:

    1. Anang Suryono (35) asal Banyuwangi

    2. Eko Sastriyo (51) asal Banyuwangi

    3. Afnan Agil Mustafa (3) asal Banyuwangi

    4. Elok Rumantini (36) asal Banyuwangi

    5. Cahyani (45) asal Banyuwangi

    6. Fitri April Lestari (33) asal Banyuwangi

    Korban selamat yakni Sandi, Romi Alfa Hidayat, Saroji, Mansun, Wajihi, Ansori, Riko Krafsanjani, Sinyo, Ely, Wan yudi, Saiful Munir, Supardi, Abu Khoiri, Farid, Erick Imbawani, Nurdin Yuswanto, Ahmad Suyipno, Banrul, Eka Toniansyah, M. Triwahyudi, M. Farid Wajdi, Samsul Hidayat, M. Kholil, Bejo Santoso, Deni Hermanto, Ahmad Lukan, Febriani, Ibnul Vawait, Imron, Nanda Sinta dan Riki Prayuda.

     

    Reporter: Nur Habibie

    Sumber: Merdeka.com

  • Silat Beksi, Seni Bela Diri Tradisional Betawi Hasil Akulturasi Budaya Tionghoa

    Silat Beksi, Seni Bela Diri Tradisional Betawi Hasil Akulturasi Budaya Tionghoa

    Liputan6.com, Jakarta – Silat beksi merupakan jenis maen pukulan yang tumbuh dan berkembang di Betawi. Seni bela diri tradisional ini lahir dari akulturasi budaya Tionghoa dan Betawi.

    Mengutip dari laman Direktorat Jenderal Kebudayaan, seni bela diri ini dikembangkan oleh tiga pendekar beksi dan satu keturunan Tionghoa. Mereka adalah H Ghozali, H Hasbullah, H Nali, dan Lie Tjeng Hok.

    Nama jurus dalam silat beksi diberi nama bie sie yang berarti pertahanan empat penjuru. Oleh orang Betawi, nama bie sie diubah menjadi beksi karena lebih mudah dilafalkan.

    Nama beksi kemudian memiliki arti baru yang merupakan singkatan dari “berbaktilah engkau kepada sesama insan”. Makna ini dikenalkah oleh Hasbullah.

    Sejarah pembentukan aliran silat beksi berawal dari Lie Tjeng Hok yang tinggal di Kampung Dadap, Tangerang. Ia memiliki seorang pegawai bernama Ki Marhali yang tinggal di rumahnya.

    Sehari-hari, Ki Marhali kerap melihat tuannya berlatih kung fu. Ia pun mencoba gerakan-gerakan hasil pengamatannya tersebut.

    Lie Tjeng Hok melihat setiap gerakan Ki Marhali yang kemudian mendorongnya untuk mengajarkan ilmu beladiri kepada Marhali. Sekian lama berlatih, Ki Marhali pun dipandang sebagai seorang ahli bela diri.

    Kepiawaian Ki Marhali mendorong Ghozali dari Petukangan, Jakarta Selatan, untuk menjajal jurus tersebut. Ia yang mengakui kelebihan Marhali kemudian mengajak keponakannya, Hasbullah, untuk belajar ilmu bela diri baru.

     

    Lagu Sahur-sahur Kocak Remaja Bangunin Tetangga Komplek

  • Hendropriyono Prihatin Aksi Pembubaran Retret Keagamaan di Sukabumi: Perbuatan Kalian Melecehkan Hak Konstitusional – Page 3

    Hendropriyono Prihatin Aksi Pembubaran Retret Keagamaan di Sukabumi: Perbuatan Kalian Melecehkan Hak Konstitusional – Page 3

    Pihak pemilik rumah singgah yang berlokasi di Desa Tangkil, Kabupaten Sukabumi, memberikan klarifikasi terkait dugaan penggunaan fasilitasnya sebagai tempat ibadah tak berizin. Yongki Dien (56), penjaga sekaligus penanggung jawab rumah singgah, menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.

    Lantas, dia menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi pada Jumat (27/6/2025) itu.  Yongki Dien, yang telah tinggal di rumah singgah tersebut selama 4 tahun dan merupakan warga asli Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, menjelaskan bahwa ia berada di bagian belakang rumah saat insiden terjadi sekitar pukul 13.30 WIB.

    “Ada beberapa orang masuk ke dalam sini, cuma gerakan badan semua enggak pakai alat yang balikin ini. Tapi semua saya enggak kenal, yang saya kenal hanya Pak RT, Ketua Badan Kesejahteraan Masjid, sama Karang Taruna,” ungkap Yongki.

    Saat kejadian rumah dirusak, Yongki menambahkan bahwa ia diamankan keluar dari lokasi kejadian sekitar 15 menit dan dikawal oleh RT, warga sekitar, dan tetangga.  

    “Saya di sini sudah empat tahun, saya warga di sini juga Desa Tangkil, warga KTP sini. Kalau ini tetap rumah tinggal saya sama Ibu juga, ini tetap rumah tinggal,” tegasnya. 

    Menanggapi pernyataan mengenai fungsi rumah singgah untuk kegiatan keagamaan, ia dengan tegas membantah terkait kegiatan keagamaan rutin. Melainkan kegiatan keluarga besar pemilik rumah yang biasa dilakukan di rumah singgah itu. 

    “Enggak, ini cuma tempat Ibu aja istirahat. Cuma memang kadang-kadang tamu Ibu, keluarganya kan keluarga besar, kadang suka menginap sini. Jadi enggak ada yang istilah untuk kegiatan keagamaan besar,” tegasnya. 

    “Paling juga ada sewaktu libur, istilahnya enggak ada jadwal tetap. Kalau pas libur datang, tapi cuma kalau ada acara keluarga, doa makan langsung arisan, sudah selesai, enggak ada lagi,” tambah dia. 

    Mengenai acara yang berlangsung pada Jumat pagi, Yongki menjelaskan bahwa ia telah berkoordinasi dan melaporkan setiap kegiatan kepada RT setempat. 

    Yongki menambahkan bahwa kegiatan tersebut adalah retret untuk anak-anak berusia 10-14 tahun didampingi orang dewasa yang bersifat pembinaan mental dan diisi dengan permainan.

  • Banyak Anggaran Dipakai Acara Seremonial, Dedi Mulyadi Bakal Panggil Wali Kota dan Bupati

    Banyak Anggaran Dipakai Acara Seremonial, Dedi Mulyadi Bakal Panggil Wali Kota dan Bupati

    Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mengencangkan ikat pinggang melakukan efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jabar 2025. Sekda Provinsi Jabar, Herman Suryatman, menjelaskan efisiensi anggaran dilakukan berdasarkan kebutuhan objektif masyarakat dengan tetap memperhatikan skala prioritas.

    “Rencana efisiensi ini dirancang untuk memastikan optimalisasi anggaran tanpa mengurangi kualitas pelayanan dasar kepada masyarakat,” ujarnya di Bandung, Senin (27/1/2025).

    Menurutnya, rencana efisiensi akan bersumber dari berbagai pos pendanaan, termasuk belanja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti perjalanan dinas dan kebutuhan rutin lainnya, serta bantuan keuangan dan hibah kecuali yang bersifat mandatori (wajib) dan berkaitan langsung dengan pelayanan dasar masyarakat. “Hasil simulasi sementara menunjukkan potensi efisiensi yang dapat mencapai lebih dari Rp 2 triliun,” ungkap dia.

    Rencannya dana hasil efisiensi anggaran itu akan dialokasikan untuk sejumlah proyek strategis yang berdampak langsung pada masyarakat, seperti pembangunan jalan dan jembatan, penerangan jalan umum, elektrifikasi atau pemasangan jaringan listrik, serta pembangunan ruang kelas baru. “Keputusan final akan ditetapkan oleh gubernur dan dibahas bersama DPRD Provinsi Jawa Barat dalam pembahasan Perubahan APBD pemprov Jabar 2025,” tambahnya.

    Herman menegaskan prinsip dasar efisiensi adalah meningkatkan kualitas pelayanan dasar masyarakat. Hal itu, sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 22 Januari 2025. “Efisiensi ini tidak akan mereduksi pelayanan dasar, sebaliknya, kami memastikan pelayanan semakin optimal,” kata dia.

    Dalam Inpres tersebut, Presiden Prabowo menetapkan efisiensi belanja negara sebesar Rp 306 triliun, yang terdiri dari anggaran belanja kementerian sebesar Rp 256 triliun dan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp 50,596 triliun. Presiden juga menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah, termasuk gubernur, bupati, dan wali kota, untuk menerapkan langkah-langkah efisiensi. Instruksi tersebut tertuang dalam Diktum Keempat.

    Pertama, membatasi belanja kegiatan seremonial, kajian, studi banding, pencetakan, publikasi, serta seminar atau focus group discussion. Kedua, mengurangi belanja perjalanan dinas sebesar 50 persen. Ketiga, membatasi belanja honorarium dengan mengacu pada Peraturan Presiden tentang Standar Harga Satuan Regional. Keempat, mengurangi belanja pendukung yang tidak memiliki output terukur. Kelima, memfokuskan alokasi anggaran pada target kinerja pelayanan publik. Keenam, lebih selektif dalam memberikan hibah langsung dalam bentuk uang, barang, atau jasa. Ketujuh, menyesuaikan belanja APBD 2025 yang bersumber dari TKD.

    Dengan upaya itu, Pemprov Jabar berkomitmen meningkatkan efisiensi anggaran tanpa mengorbankan pelayanan dasar masyarakat, sebagai wujud komitmen agar penggunaan anggaran efektif dan berdampak langsung bagi masyarakat Jawa Barat.