Author: Liputan6.com

  • Simak, Prakiraan Cuaca Provinsi Bali Hari Ini Rabu 16 Juli 2025

    Simak, Prakiraan Cuaca Provinsi Bali Hari Ini Rabu 16 Juli 2025

    Liputan6.com, Bandung – Provinsi Bali merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pulau ini dikenal dengan keindahan alamnya mulai dari pantai, pegunungan, dan lain-lain.

    Namun, sebagai daerah tropis cuaca yang ada di wilayah Bali bisa berubah dengan sangat cepat. Oleh karena itu, mengetahui prakiraan cuaca menjadi hal yang penting baik bagi masyarakat lokal maupun para wisatawan.

    Bagi masyarakat Bali, informasi cuaca harian sangat membantu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Pasalnya banyak warga yang bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata sangat bergantung pada kondisi cuaca.

    Mengetahui prakiraan cuaca membuat mereka dapat merencanakan pekerjaan dengan lebih bijak seperti menunda kegiatan di luar ruangan jika hujan lebat diprediksi turun atau menyesuaikan waktu untuk mengolah lahan dan melaut.

    Sementara itu, bagi wisatawan prakiraan cuaca juga berperan besar dalam merencanakan perjalanan dan aktivitas wisata. Mengingat sebagian besar objek wisata di Bali berada di luar ruangan.

    Ketika cuaca diperkirakan hujan wisatawan bisa mengatur ulang jadwal atau memilih destinasi indoor seperti museum, galeri seni, atau pusat kebudayaan agar liburan tetap menyenangkan.

    Berdasarkan informasi dari situs resmi BMKG, pada hari ini, Rabu, 16 Juli 2025 sebagian besar daerah di Bali diprediksi berawan. Cuaca ini tentunya menjadi kabar yang cukup baik untuk mereka yang beraktivitas di luar ruangan.

  • Judi Online Berujung Maut, Keponakan Bunuh Tante di Pasuruan

    Judi Online Berujung Maut, Keponakan Bunuh Tante di Pasuruan

    Liputan6.com, Pasuruan – Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jules Abraham Abast mengungkapkan, pihaknya bersama Polres Kabupaten Pasuruan menangkap MF (27) warga Dusun Patuk, Desa Gempol, Kecamatan Gempol, karena membunuh wanita lanjut usia Mirzah (62) yang ditemukan tewas di rumahnya.

    “Motif pelaku adalah sakit hati akibat ucapan korban yang tidak lain masih tante dari pelaku dan ingin menguasai hartanya untuk membayar utang serta bermain judi online,” ujar Kombes Abast di Mapolda Jatim, Selasa (15/7/2025).

    Kombes Abast mengatakan, kasus pembunuhan ini terjadi pada Senin, 14 Juli 2025 sekitar pukul 08.30 WIB. MF diketahui merencanakan aksi keji tersebut sejak dua bulan lalu, dengan motif sakit hati terhadap ucapan korban sekaligus berniat menguasai harta korban untuk membayar utang dan bermain judi online.

    “Pelaku ini merencanakan pembunuhan terhadap korban sekitar dua bulan yang lalu. Bahkan sekitar dua minggu lalu sudah sempat ingin melancarkan aksinya, namun urung dilakukan karena saat itu ada anak korban,” ucapnya.

    Pada hari kejadian, lanjut Kombes Abast, sekitar pukul 07.30 WIB, MF pamit dari rumah kepada keluarganya dengan alasan hendak mengikuti interview kerja. Ia menggunakan sepeda motor Honda Beat miliknya, kemudian menitipkan motor tersebut di rumah kakaknya.

    “Setelah itu, pelaku berjalan kaki menuju warung kopi di bawah flyover Jalan Tol Surabaya-Gempol. Di sana, MF bertemu dengan temannya dan kemudian mereka menuju rumah korban secara berboncengan tiga menggunakan sepeda motor,” ujarnya.

    Sesampainya di rumah korban, kata Kombes Abast, MF berpura-pura berbincang dan mengalihkan perhatian korban. Ketika korban lengah, pelaku langsung melakukan penganiayaan dengan senjata tajam, menusuk bagian perut korban lebih dari satu kali.

    “Namun karena korban masih sempat bergerak dan hendak meminta pertolongan, MF kembali menyerang dan menusuk bagian leher korban hingga korban terjatuh dan meninggal dunia,” ucapnya.

    Setelah memastikan korban tewas, pelaku mengganti bajunya yang berlumuran darah dengan baju milik anak korban. MF juga membawa kabur mobil Honda CRV milik korban, lengkap dengan BPKB mobil CRV dan BPKB motor Honda Vario, serta STNK milik korban.

    “Pelaku kemudian membawa mobil CRV tersebut ke sebuah showroom untuk dijual. Namun pemilik showroom meminta identitas, dan pelaku tidak berani memberikannya, lalu kabur meninggalkan showroom,” ujar Kombes Abast.

     

  • Pesona Tebing Romantis, Surga Tersembunyi di Tana Toraja

    Pesona Tebing Romantis, Surga Tersembunyi di Tana Toraja

    Liputan6.com, Bandung – Tana Toraja merupakan sebuah wilayah yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Daerah ini dikenal luas karena kekayaan budaya dan tradisinya yang unik khususnya dalam hal upacara kematian dan arsitektur rumah adat Tongkonan.

    Namun, di luar kekayaan budayanya Tana Toraja juga menyimpan pesona alam yang luar biasa dan menjadikannya sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

    Keindahan alam Tana Toraja begitu memukau karena wilayah ini dikelilingi oleh pegunungan hijau, lembah subur, hingga perbukitan berkabut yang menciptakan suasana megah. Salah satu spot wisata alam yang terkenal adalah Negeri di Atas Awan Lolai.

    Tempat wisata tersebut terkenal dengan pengalaman menikmati pemandangan lautan awan di pagi hari dan matahari terbit yang menawan. Tidak heran jika banyak wisatawan menyebut Tana Toraja sebagai tempat pelarian dari hiruk-pikuk kota.

    Selain Lolai, Toraja juga memiliki destinasi alam lain seperti Lembah Buntu Lobo, Air Terjun Sarambu, dan Danau Limbong. Masing-masing tempat menawarkan keindahan yang khas dan belum terlalu ramai sehingga cocok bagi pencinta alam.

    Perpaduan antara bentang alam yang menakjubkan dan budaya yang kaya membuat Tana Toraja menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia Timur. Bahkan, kawasan ini telah menarik perhatian dunia internasional.

    Tidak sedikit turis mancanegara menyebut kunjungan ke Toraja sebagai pengalaman yang tidak terlupakan karena keotentikannya. Kemudian terdapat juga destinasi yang disebut surga tersembunyi yaitu Tebing Romantis.

  • 10 SD Negeri di Gunungkidul Tak Dapat Siswa, Zonasi dan Demografi Jadi Sorotan

    10 SD Negeri di Gunungkidul Tak Dapat Siswa, Zonasi dan Demografi Jadi Sorotan

    Liputan6.com, Gunungkidul – Dunia pendidikan dasar di Kabupaten Gunungkidul kembali menghadapi tantangan serius. Dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk tahun ajaran 2025/2026, sebanyak 17 Sekolah Dasar (SD) tercatat tidak memperoleh satu pun peserta didik baru.

    Fenomena ini menjadi catatan kelabu yang memperpanjang deretan persoalan pendidikan di Bumi Handayani. Data dari Dinas Pendidikan Gunungkidul menyebutkan, dari 17 sekolah tersebut, 10 di antaranya merupakan SD negeri, sedangkan sisanya merupakan lembaga pendidikan swasta.

    Situasi ini memunculkan kekhawatiran akan kelangsungan pendidikan dasar, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk rendah atau daerah pegunungan. Sekretaris Disdik Gunungkidul, Agus Subariyanta, menjelaskan bahwa proses pendaftaran SPMB telah dibuka sejak awal Mei 2025. Namun, kenyataan di lapangan justru jauh dari ekspektasi.

    “Memang ada SD yang tidak mendapatkan pendaftar dalam SPMB tahun ajaran 2025-2026,” ujar Agus.

    Ia mengungkapkan bahwa ketimpangan antara jumlah lulusan TK dan kuota bangku SD menjadi faktor utama. Tahun ini, terdapat 9.216 kursi disiapkan untuk siswa baru SD, sementara jumlah lulusan TK hanya 7.903 anak.

    Kekosongan murid ini tak hanya terjadi di sekolah negeri, namun juga merembet ke swasta. Beberapa sekolah negeri yang tidak mendapat siswa baru tersebar di berbagai kapanewon, seperti SD Negeri Kropakan dan SD Negeri Puleireng di Tepus, serta SD Negeri Jaten dan SD Negeri Tanjungsari di Playen.

    Sementara itu, sekolah swasta yang terdampak antara lain SD Muhammadiyah Gebang Rongkop, SD Muhammadiyah Wareng, dan SD Swasta Sanjaya Giring Paliyan.

    Namun demikian, pihak Dinas tidak akan langsung menutup sekolah-sekolah tersebut. Menurut Agus, Dinas Pendidikan akan memantau situasi selama tiga tahun. Bila tidak juga mendapatkan siswa, opsi penggabungan dengan sekolah terdekat akan dipertimbangkan.

    “Kami akan terus memantau. Jika selama tiga tahun tidak ada perkembangan, tentu opsi penggabungan sekolah menjadi realistis,” jelasnya.

    Tak hanya itu, di tingkat SMP pun, fenomena serupa juga terjadi. Tercatat, sebanyak 20 SMP swasta tidak mendapatkan siswa baru pada tahun ajaran ini. Agus Subariyanta menegaskan bahwa ini bagian dari dinamika demografi yang memang terus berubah.

    “Kalau ada sekolah kekurangan murid bukan masalah besar, karena jumlah bangku lebih banyak dari jumlah lulusan. Ini wajar terjadi di daerah seperti Gunungkidul,” ujarnya.

     

  • 10 SD Negeri di Gunungkidul Tak Dapat Siswa, Zonasi dan Demografi Jadi Sorotan

    10 SD Negeri di Gunungkidul Tak Dapat Siswa, Zonasi dan Demografi Jadi Sorotan

    Liputan6.com, Gunungkidul – Dunia pendidikan dasar di Kabupaten Gunungkidul kembali menghadapi tantangan serius. Dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk tahun ajaran 2025/2026, sebanyak 17 Sekolah Dasar (SD) tercatat tidak memperoleh satu pun peserta didik baru.

    Fenomena ini menjadi catatan kelabu yang memperpanjang deretan persoalan pendidikan di Bumi Handayani. Data dari Dinas Pendidikan Gunungkidul menyebutkan, dari 17 sekolah tersebut, 10 di antaranya merupakan SD negeri, sedangkan sisanya merupakan lembaga pendidikan swasta.

    Situasi ini memunculkan kekhawatiran akan kelangsungan pendidikan dasar, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk rendah atau daerah pegunungan. Sekretaris Disdik Gunungkidul, Agus Subariyanta, menjelaskan bahwa proses pendaftaran SPMB telah dibuka sejak awal Mei 2025. Namun, kenyataan di lapangan justru jauh dari ekspektasi.

    “Memang ada SD yang tidak mendapatkan pendaftar dalam SPMB tahun ajaran 2025-2026,” ujar Agus.

    Ia mengungkapkan bahwa ketimpangan antara jumlah lulusan TK dan kuota bangku SD menjadi faktor utama. Tahun ini, terdapat 9.216 kursi disiapkan untuk siswa baru SD, sementara jumlah lulusan TK hanya 7.903 anak.

    Kekosongan murid ini tak hanya terjadi di sekolah negeri, namun juga merembet ke swasta. Beberapa sekolah negeri yang tidak mendapat siswa baru tersebar di berbagai kapanewon, seperti SD Negeri Kropakan dan SD Negeri Puleireng di Tepus, serta SD Negeri Jaten dan SD Negeri Tanjungsari di Playen.

    Sementara itu, sekolah swasta yang terdampak antara lain SD Muhammadiyah Gebang Rongkop, SD Muhammadiyah Wareng, dan SD Swasta Sanjaya Giring Paliyan.

    Namun demikian, pihak Dinas tidak akan langsung menutup sekolah-sekolah tersebut. Menurut Agus, Dinas Pendidikan akan memantau situasi selama tiga tahun. Bila tidak juga mendapatkan siswa, opsi penggabungan dengan sekolah terdekat akan dipertimbangkan.

    “Kami akan terus memantau. Jika selama tiga tahun tidak ada perkembangan, tentu opsi penggabungan sekolah menjadi realistis,” jelasnya.

    Tak hanya itu, di tingkat SMP pun, fenomena serupa juga terjadi. Tercatat, sebanyak 20 SMP swasta tidak mendapatkan siswa baru pada tahun ajaran ini. Agus Subariyanta menegaskan bahwa ini bagian dari dinamika demografi yang memang terus berubah.

    “Kalau ada sekolah kekurangan murid bukan masalah besar, karena jumlah bangku lebih banyak dari jumlah lulusan. Ini wajar terjadi di daerah seperti Gunungkidul,” ujarnya.

     

  • Viral Joget Aura Farming di Atas Mobil di Jalan Tol Lampung Berujung Minta Maaf

    Viral Joget Aura Farming di Atas Mobil di Jalan Tol Lampung Berujung Minta Maaf

    Dalam video klarifikasinya, Nuriyansah juga menyatakan bahwa aksi mereka adalah bentuk kekhilafan dan tidak akan diulangi. 

    Dia berjanji bersama komunitas otomotif Debgank Lampung untuk lebih tertib dalam berlalu lintas ke depannya.

    “Kami menyadari perbuatan kami telah membahayakan pengguna jalan lainnya. Kami berjanji untuk tidak mengulanginya dan akan patuh terhadap aturan lalu lintas,” ucap dia.

    Tak hanya Nuriyansah, polisi juga menindak pengemudi mobil Pajero dalam video tersebut. Dia adalah I Gede Arke Enda Pratama, yang diberikan sanksi tilang maksimal karena membiarkan penumpang berjoget di atas mobil saat kendaraan melaju.

    Menurut Kasat PJR Ditlantas Polda Lampung, AKBP Indra Gilang Kusuma, pengemudi melanggar Pasal 283 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    Pasal tersebut melarang pengemudi berkendara dengan cara yang tidak wajar atau melakukan aktivitas yang mengganggu konsentrasi saat berkendara.

    “Ancaman hukuman bagi pelanggaran ini adalah pidana kurungan maksimal 3 bulan atau denda hingga Rp 750 ribu,” tegas AKBP Indra.

    Polda Lampung mengimbau masyarakat, khususnya komunitas otomotif, agar tidak melakukan aksi-aksi berbahaya demi konten media sosial dan selalu menjaga keselamatan berlalu lintas.

    “Berkendaralah sesuai dengan peraturan yang ada, berkomunitas yang sehat. Jangan sampai membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” tutup dia.

  • Intip, Keindahan Air Terjun Sipagogo di Sumatera Barat

    Intip, Keindahan Air Terjun Sipagogo di Sumatera Barat

    Liputan6.com, Bandung – Sumatera Barat dikenal sebagai provinsi yang kaya akan budaya serta wisata alam yang memukau. Wilayah ini menyimpan banyak keindahan alam yang bisa dijelajahi mulai dari pegunungan hingga air terjun menawan.

    Adapun air terjun menjadi salah satu destinasi wisata favorit yang menawarkan keindahan sekaligus ketenangan. Beberapa air terjun yang populer di Sumatera Barat antara lain Air Terjun Lembah Anai, Air Terjun Sarasah, Air Terjun Nyarai, hingga Air Terjun Sipagogo.

    Masing-masing air terjun ini memiliki daya tarik tersendiri mulai dari aksesibilitas bentuk aliran air hingga suasana alam sekitarnya. Air Terjun Lembah Anai misalnya sangat terkenal karena letaknya yang strategis di tepi jalan Padang–Bukittinggi.

    Sementara itu, Air Terjun Nyarai menawarkan petualangan menyusuri hutan sebelum tiba di kolam alami yang jernih dan tenang. Bagi wisatawan yang mencari pengalaman healing, mengunjungi air terjun di Sumatera Barat adalah pilihan yang tepat.

    Suara gemuruh air yang jatuh dari ketinggian, udara segar pegunungan, dan suasana hijau yang menenangkan memberikan efek relaksasi alami bagi tubuh dan pikiran. Banyak orang sengaja datang untuk sekadar menikmati keindahannya.

    Selain itu, kegiatan fisik ringan seperti trekking menuju air terjun turut memberi manfaat kesehatan dan kebugaran. Tak jarang pula destinasi ini dikunjungi oleh komunitas pecinta alam yang ingin merasakan nuansa petualangan di tengah keheningan alam.

  • Keren, Mahasiswa UMY Bawa Buah Salak Lokal ke Kancah Internasional

    Keren, Mahasiswa UMY Bawa Buah Salak Lokal ke Kancah Internasional

    Liputan6.com, Yogyakarta – Arif Reksa Pambudi, mahasiswa semester dua Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), merancang sistem produksi salak yang lebih efisien dan modern, berbasis potensi lokal dan didukung pemanfaatan teknologi. Melalui Zalac Food Indonesia, Reksa berhasil memberdayakan lebih dari 200 petani salak di lereng Gunung Merapi dan menjadi bukti nyata tanggung jawab generasi muda terhadap desa.

    “Anak muda perlu menjadi katalisator dalam dunia pertanian seperti ini. Urgensi pengembangan desa sangat tinggi, dan menurut saya, menjadi petani milenial di DI Yogyakarta adalah hal yang membanggakan,” ujar Reksa saat ditemui di Gedung AR Fachruddin A, UMY.

    Reksa yang mengelola bisnis ini tidak hanya fokus pada pengolahan hasil panen, tetapi juga pada distribusi salak, terutama jenis “Salak Nglumut”, varietas unggulan Gunung Merapi yang berkualitas premium dan menjadi komoditas ekspor andalan. Zalac Food Indonesia bersama dengan kelompok Tani Ngudi Luhur kini rutin mengirimkan salak dua hingga tiga kali seminggu ke berbagai negara, seperti Jerman, Kamboja, Thailand, Malaysia, dan Tiongkok.

     

    “Kami menerapkan konsep pertanian sirkular, di mana semua bagian dari salak, yakni buah, kulit, hingga biji, kami manfaatkan untuk menghasilkan produk bernilai tambah. Buah yang tak layak ekspor diolah kembali menjadi produk turunan,” jelasnya.

    Reksa mengatakan bahwa produk unggulan Zalac Food Indonesia antara lain manisan, dodol, geplak, cokelat, bakpia, selai, sirup, dan crackers. Kulit salak disanitasi menjadi teh herbal, sedangkan bijinya diolah menjadi wedang kentos, yakni minuman menyerupai kopi dari biji salak.

    Dia menambahkan bahwa bisnisnya yang tengah berkembang, namun tantangan besarnya adalah membagi waktu dengan aktivitas perkuliahan. Sebagai penerima beasiswa penuh di FH UMY, ia dituntut menjaga prestasi akademik dan aktif berorganisasi. “Tantangan terbesar adalah manajemen waktu. Saya harus cermat mengatur prioritas, karena akademik tetap yang utama,” tegasnya.

    Reksa yang aktif dalam mendorong pengembangan potensi desa ini kini menyandang predikat Young Ambassador Agriculture 2025 dari Kementerian Pertanian, tengah bekerja sama dengan SEBI (Startup and Business Incubator) UMY untuk menjadikan Kaliurang sebagai kawasan agrowisata dan ekowisata berbasis pertanian terpadu. “Harapannya, pengembangan ini bisa memberdayakan lebih banyak warga agar tidak sepenuhnya bergantung pada panen salak, melainkan juga dari sektor wisata edukatif yang berkelanjutan,” imbuhnya.

    Reksa menjelaskan soal, keterlibatannya di dunia pertanian bukan hanya upaya membangun ekonomi lokal, namun sebagai bentuk dorongan agar generasi muda tidak ragu terjun ke dunia agribisnis. Ia yakin bahwa dengan inovasi seperti Zalac Food Indonesia ini dan pendekatan berkelanjutan, pertanian bisa menjadi jalan masa depan yang menjanjikan. “Saya ingin menunjukkan bahwa menjadi petani adalah pilihan yang bermartabat. Desa memiliki potensi luar biasa, dan sudah saatnya anak muda melihatnya sebagai ruang tumbuh sekaligus ladang kontribusi nyata,” tutup Reksa.

  • Kisah Sandekala, Cerita Mistis Populer di Masyarakat Sunda

    Kisah Sandekala, Cerita Mistis Populer di Masyarakat Sunda

    Liputan6.com, Bandung – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara kaya akan cerita mistis dan legenda yang berkembang turun-temurun di masyarakat. Setiap daerah memiliki kisah khas yang dipercaya dan diceritakan secara lisan dari generasi ke generasi.

    Di antara banyaknya kisah tersebut, masyarakat Sunda pun memiliki cerita mistis yang cukup dikenal yaitu tentang Sandekala. Adapun dalam kepercayaan masyarakat Sunda, sandekala adalah sosok mistis yang diyakini muncul pada waktu senja.

    Nama “sandakala” sendiri berasal dari gabungan kata “sande” yaitu senja dan “kala” yaitu waktu atau makhluk gaib. Sosok ini bukan hanya makhluk halus biasa tetapi dipercaya memiliki kekuatan untuk mencelakai atau membawa pergi anak-anak yang masih berada di luar rumah.

    Sandakala sendiri menjadi salah satu mitos yang dipercaya masyarakat berkaitan dengan “pamali” atau larangan. Kemudian mitosnya sering kali digunakan untuk memperingati anak-anak untuk segera masuk rumah ketika matahari terbenam.

    Popularitas kisah sandakala juga sering diangkat dalam banyak bentuk mulai dari film hingga tulisan. Bahkan penulis horor populer Jurnal Risa juga memiliki buku yang menceritakan tentang Sandekala.

    Melansir dari beberapa sumber, sosok Sandekala sering kali diceritakan memiliki wujud mengerikan berupa tubuh raksasa hingga memiliki sayap dengan kedua matanya yang berwarna merah menyala.

  • Banjir Kecaman usai Viral Perpisahan Siswa SMP di Hotel Berbintang di Batam, Kepsek Dicopot

    Banjir Kecaman usai Viral Perpisahan Siswa SMP di Hotel Berbintang di Batam, Kepsek Dicopot

    Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, mengaku sudah menerima laporan dari tim terkait. Ia menegaskan, kegiatan perpisahan di hotel bertentangan dengan edaran yang telah dikeluarkan pihaknya sebelumnya.

    “Kami sudah sampaikan bahwa kegiatan seperti ini sebaiknya dihindari, tapi kemudian masih dilakukan. Maka konsekuensinya jelas, agar menjadi pembelajaran bersama,” ujarnya.

    Menurut Amsakar, keputusan ini tidak dimaksudkan untuk menghukum, tetapi demi menjaga lingkungan belajar yang sehat dan terbebas dari polemik sosial yang meresahkan.

    “Kami ingin suasana belajar anak-anak tidak terkontaminasi tekanan dari luar. Karena itu kami ambil sikap,” tegasnya.

    Sebelumnya, video acara perpisahan yang digelar di Harmoni One Hotel & Convention Centre itu menyebar luas dan mengundang polemik. Beberapa orang tua murid menyebut biaya kegiatan mencapai Rp560 ribu per siswa terlalu memberatkan. Namun panitia dan pihak sekolah membantah angka tersebut.

    “Kami sepakati Rp400 ribu per anak, dan ada subsidi silang bagi yang kurang mampu, termasuk pembebasan biaya bagi siswa yatim,” jelas Rini, bendahara panitia perpisahan.