Sedang Berburu Burung, Seorang Pria di Sumbawa Lari Saat Temukan Mayat
Tim Redaksi
SUMBAWA, KOMPAS.com –
M (70), seorang petani asal Ai Mual, ditemukan tewas di
lahan ternak sapi
di Olat Panebis, Desa Labuhan Kuris,
Kecamatan Lape
, Kabupaten
Sumbawa
, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Seorang pria berinisial J pertama kali menemukan M saat sedang berburu burung di lokasi tersebut.
Kepala Polsek Lape, Iptu Sumarlin, saat dikonfirmasi pada Sabtu (21/6/2025) kemarin, membenarkan adanya penemuan tersebut.
“Benar. Ada penemuan mayat. Proses evakuasi korban ini berawal dari informasi warga setempat yang menemukan mayat yang sudah tergeletak di lahan penggembalaan sapi,” ucap dia.
Disebutkan, J sempat terkejut kala melihat sesosok mayat tergeletak di area tersebut. Ia pun lalu berlari ke kampung untuk memberitahukan temuan itu kepada warga sekitar.
Salah seorang warga lalu menghubungi Kepala Desa Labuhan Kuris dan Bhabinkamtibmas (BKTM) Desa Labuhan Kurisi.
BKTM Desa Labuhan Kuris kemudian meneruskan informasi kepada anggota Piket Jaga Polsek Lape.
Sumarlin lantas memerintahkan anggota piket untuk berkoordinasi dengan Puskesmas Kecamatan Lape guna bersama-sama menuju lokasi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan luar oleh tim Puskesmas Kecamatan Lape, diperkirakan korban telah meninggal dunia sekitar 2×24 jam.
Pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan baik dari benda tumpul maupun senjata tajam. Kulit korban yang terkelupas diketahui akibat paparan sinar matahari.
“Diketahui, korban memiliki tiga ekor sapi ternak yang setiap harinya digembalakan di sekitar lokasi penemuan.”
“Korban diperkirakan meninggal dunia karena terjatuh dan tidak sadarkan diri di area tersebut,” ungkap Sumarlin.
Atas kesepakatan warga setempat, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, dan cucu korban, serta mempertimbangkan kondisi jenazah, jasad lalu dimakamkan tanpa menunggu kehadiran anak korban yang tidak dapat dihubungi akibat tidak ada sinyal selular.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2023/12/13/6579715c35cf0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
HUT ke-498 Jakarta, Monas Bagi-bagi 800 Tiket Gratis ke Area Puncak Megapolitan 22 Juni 2025
HUT ke-498 Jakarta, Monas Bagi-bagi 800 Tiket Gratis ke Area Puncak
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com —
Ada kabar baik bagi warga
Jakarta
dan sekitarnya pada akhir pekan ini, Sabtu (22/6/2025).
Dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Jakarta, Monumen Nasional (
Monas
) memberikan tiket gratis untuk para pengunjung.
“Gratis tiket ke puncaknye (puncak Monas) cuma 800 tiket aje. Buruan jangan ampe. keabisan yee, ditungu yee,” tulis akun Instagram resmi @monumen.nasional, dikutip Minggu (22/6/2025).
A post shared by Monumen Nasional (Monas) (@monumen.nasional)
Adapun area tugu akan dibuka setelah upacara
HUT Jakarta
di Silang Monas Sisi Barat selesai digelar, yakni pukul 12.00 hingga 18.00 WIB.
Untuk malam hari, tiket gratis menuju puncak Monas sudah tidak berlaku. Loket malam berbayar dibuka mulai pukul 18.30 WIB.
Tak hanya bisa menikmati pemandangan kota dari puncak Monas, pengunjung juga akan disuguhi pertunjukan air mancur menari yang jadi daya tarik tersendiri setiap akhir pekan.
Pertunjukan air mancur ini biasanya digelar di kawasan sisi utara Monas pada malam hari, lengkap dengan permainan cahaya warna-warni dan alunan musik pengiring yang membuat suasana semakin hidup.
Untuk pertunjukan air mancur menari ini dibagi ke dalam dua sesi, yaitu:
– Sesi I : 19.30 WIB
– Sesi II : 20.30 WIB
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/02/21/65d52dc189f4a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gelak Tawa Warnai Penyuluhan ASI Eksklusif di Pedalaman Aceh Utara Regional 22 Juni 2025
Gelak Tawa Warnai Penyuluhan ASI Eksklusif di Pedalaman Aceh Utara
Tim Redaksi
ACEH UTARA, KOMPAS.com
– Sejumlah petugas promosi kesehatan
Puskesmas Geureudong Pase
, Kabupaten Aceh Utara, Jumat (20/6/2025) lalu menemui kaum ibu di Desa Suka Damai.
Tema kali ini adalah pemberian air susu ibu (ASI) Eksklusif. Artinya, bayi usia 0-6 bulan benar-benar hanya mengonsumsi ASI tanpa makanan tambahan lainnya.
Para tenaga kesehatan lulusan sarjana kesehatan masyarakat pun menjelaskan bagaimana memberikan
ASI eksklusif
, hingga praktik cara menyusui yang benar.
Sesekali gelak tawa pun pecah. Kaum ibu terlihat geli sendiri melihat praktik menyusui itu. Ternyata, banyak dari mereka yang mengaku salah memberikan ASI ke bayi. Salah satunya, tidak simetris ke mulut bayi.
Ditambah, ada pula kebiasaan menutup bayi dengan hijab saat memberi susu. Sebab, idealnya bayi menerima ASI dengan posisi terbuka, tanpa menutup atau memasukkan bayi ke dalam kerudung.
Kepala Puskesmas Geureudong Pase, Kabupaten Aceh Utara menyebut, tercatat ada 138 bayi sasaran di kecamatan itu.
“Sejak Januari-Mei 2025, sudah masuk ASI eksklusif 41 orang. Pelan-pelan kami mensosialisasikannya hingga kaum ibu memahami pentingnya ASI eksklusif ini,” kata dia.
Umumnya, kaum ibu di pedalaman memberikan makanan tambahan untuk bayi 0-6 bulan berupa pisang dan nasi yang diserut. Padahal, cukup dengan ASI dari sang ibu.
ASI mengandung antibodi sehingga bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi. “Yang kami temukan, misalnya bayi sakit. Itu jarang diberi ASI. Padahal, baiknya lebih rutin diberi ASI,” kata dia lagi.
Namun, mengubah perilaku bukan urusan mudah. Dibutuhkan konsistensi dari petugas dan rajin datang ke masyarakat.
“Sabar-sabar dan pelan-pelan, pasti bisa semua nanti masyarakat memberikan ASI eksklusif ke ibunya,” cetus Jasroni.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/22/6856e87b2d33b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
46 Rumah Rusak Diterjang Longsor dan Pohon Tumbang di Kota Ambon Regional 22 Juni 2025
46 Rumah Rusak Diterjang Longsor dan Pohon Tumbang di Kota Ambon
Tim Redaksi
AMBON, KOMPAS.com
– Hujan deras disertai cuaca buruk yang melanda Kota Ambon, Maluku, sepanjang Sabtu (21/6/2025) tidak hanya menyebabkan banjir di sejumlah tempat, tetapi juga pohon tumbang dan longsor di sejumlah kawasan.
Dampak dari
cuaca ekstrem
itu menyebabkan puluhan
rumah rusak
akibat tertimpa material longsor dan pohon tumbang. Beberapa rumah bahkan sampai ambruk.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon mencatat, musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi akibat hujan dan cuaca ekstrem itu tersebar di semua kecamatan di Kota Ambon. Mulai dari Kecamatan Sirimau, Nusaniwe, Teluk Ambon, Baguala, hingga Leitimur Selatan.
“Dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang hari ini menyebabkan 46 rumah warga mengalami kerusakan akibat tertimpa longsor dan satu kejadian pohon tumbang,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Kota Ambon, Vita Berhitu, kepada
Kompas.com,
Sabtu malam.
Vita mengungkapkan, musibah banjir dan tanah longsor paling parah terjadi di Kecamatan Sirimau dengan jumlah terdampak tersebar di 42 titik.
Selanjutnya, di Kecamatan Teluk Ambon dan Kecamatan Baguala terdapat 10 titik, Kecamatan Nusaniwe lima titik, dan Kecamatan Leitimur Selatan dua titik.
“Bencana banjir dan tanah longsor paling banyak tersebar di Kecamatan Sirimau,” ujar dia.
Selain merusak dan merendam rumah-rumah warga, banjir dan longsor juga ikut merusak talud penahan sungai di Desa Hunuh, Kecamatan Teluk Ambon, dan talud penahan longsor di kawasan Waihoka, Kecamatan Sirimau.
“Dua talud juga mengalami kerusakan akibat banjir dan tanah longsor,” sebut dia.
Ada pun dampak kerusakan akibat cuaca ekstrem yang terjadi di Kota Ambon itu masih bisa bertambah karena data yang dimiliki BPBD Kota Ambon saat ini masih bersifat sementara.
“Untuk dampak kerusakan ini masih data sementara ya,” ujar dia.
Ada pun saat musibah terjadi, petugas BPBD Kota Ambon langsung turun ke sejumlah titik banjir dan longsor untuk melakukan aksi tanggap darurat.
“Tim kita langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendataan dan juga membantu warga yang tertimpa bencana,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/22/6856f22158dc1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sedang Berteduh, Seorang Warga Tewas Tertimpa Longsor di Ambon Regional 22 Juni 2025
Sedang Berteduh, Seorang Warga Tewas Tertimpa Longsor di Ambon
Tim Redaksi
AMBON, KOMPAS.com
– Seorang warga di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon tewas terimpa material longsor saat hujan deras dan angin kencang melanda Kota Ambon, Sabtu malam (21/6/2025).
Korban yang belum diketahui identitasnya itu mengalami luka parah dan akhirnya meninggal dunia saat material longsor menimpa sebuah rumah di kawasan Kudamati Gonga, Kecamatan Nusaniwe, tempat korban berteduh.
“Saya sudah turun ke lokasi dan memang benar korban sudah meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Kota Ambon, Vita Berhitu kepada
Kompas.com
saat dikonfirmasi.
Vita menyebut, korban adalah warga kawasan Talake, Kecamatan Nusaniwe. Vita telah mengecek identitas korban di Lurah Kudamati, namun karena korban bukan warga setempat, sehingga belum bisa didentifikasi.
“Untuk data lengkap, namanya, umur, semuanya saya belum dapat karena belum dapat dari Lurah Kudamati, karena memang yang bersangkutan itu bukan domisili di situ, cuma sementara kejadiannya di Kelurahan Kudamati. Nanti kalau sudah ada, saya infokan,” ungkap dia.
Ada pun warga di sekitar lokasi kejadian yang mengetahui peristiwa itu langsung berusaha mengeluarkan korban dari reruntuhan rumah yang ambruk.
Aksi warga mengevakuasi korban saat hujan lebat dari rumah yang ambruk ikut direkam dan Lalu tersebut di jejaring media sosial.
Selain satu korban tewas,
cuaca ekstrem
yang terjadi di Kota Ambon juga menyebabkan seorang bocah perempuan di Desa Hative Kecil, Kecamatan Sirimau mengalami luka-luka.
“Seorang anak kecil di Hative Kecil juga terluka akibat dampak dari cuaca ekstrem hari ini,” kata Vita.
Sebelumnya diberitakan, hujan deras disertai cuaca buruk melanda wilayah Kota Ambon, Maluku sepanjang Sabtu.
Dampak dari cuaca ekstrem tersebut menyebabkan terjadi banjir dan tanah longsor di lima kecamatan di ibu kota provinsi Maluku tersebut.
Musibah itu menyebabkan ratusan rumah warga terendam dan puluhan rumah lainnya rusak.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2022/08/07/62efbcdd5a0f0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/19/6853c7c1cad15.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/21/685670695f922.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/21/6856adb435103.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/21/6856922ec2d9a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/17/685161a4bcf1a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)