WNI Cerita Mencekamnya Ibu Kota Iran, Berulang Kali Dengar Ledakan
Tim Redaksi
TANGERANG, KOMPAS.com
– Ali Murtado (20), satu dari 11 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari
Iran
bercerita, situasi Ibu Kota Iran, Teheran, mencekam dalam beberapa hari terakhir.
Sebelum dievakuasi ke Tanah Air, Ali menjadi saksi serangan berulang yang dilakukan Israel terhadap Teheran. Ia beberapa kali mendengar suara ledakan.
“Kondisi di sana (Teheran) cukup mencekam karena ada serangan dari Israel di beberapa saat, dan berhenti beberapa saat, dan kadang-kadang lanjut,” kata Ali saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (24/6/2025).
Ali bercerita, setiap malam terjadi serangan di Teheran. Sampai-sampai, banyak masyarakat setempat yang keluar dari kota tersebut.
Meski demikian, kata Ali, serangan tersebut berhasil dihalau menggunakan drone milik pasukan Iran.
“Saya mendengar berita, kebanyakan serangan berhasil ditangkis oleh Iron Drone,” katanya.
Ali yang berstatus mahasiswa ini bercerita, dirinya tinggal di Kota Qom. Proses evakuasi para WNI dimulai dari Teheran.
Mulanya, para WNI berkumpul di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran. Setelah menginap satu hari, para WNI bertolak ke perbatasan Iran-Azerbaijan.
“Setelah itu kita ditujukan ke Baku. Di Baku kita menginap selama sekitar dua hari, setelah itu kita diterbangkan ke Istanbul. Setelah dari Istanbul, kita sekarang berada di sini,” terang Ali.
Ali yang sudah tinggal 1 tahun 8 bulan di Iran itu pun bersyukur dapat kembali ke Indonesia dan bisa segera berkumpul bersama keluarga.
“Alhamdulillah karena saya sampai dengan selamat dan sekarang saya sampai di Jakarta,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 11 WNI yang dievakuasi dari Iran tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Selasa (24/6/2025).
Ke-11 WNI itu tiba di bandara pada pukul 17.44 WIB dan langsung diarahkan ke ruang imigrasi. Petugas langsung mengecek dokumen perjalanan para WNI tersebut.
Selanjutnya, para WNI itu diarahkan ke Bea Cukai untuk melakukan pemeriksaan IMEI.
Setelah sejumlah prosedur administratif tersebut rampung, para WNI baru diperbolehkan pulang.
Diketahui, 11 WNI ini dievakuasi akibat eskalasi konflik antara Israel melawan Iran, ditambah campur tangan Amerika Serikat yang membuat situasi semakin memanas.
Meskipun begitu, tidak semua WNI bersedia dievakuasi dari Iran. Dari 380 WNI, hanya 97 WNI yang bersedia dievakuasi.
Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, mengatakan, dari 97 WNI itu sebagian sudah berada di Baku akan dipulangkan secara bertahap menggunakan pesawat komersial.
“Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat. Baru dari situ dievakuasi dengan pesawat komersial oleh Kementerian Luar Negeri kembali ke Indonesia,” ujar Lodewijk di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/06/24/685aaafb95358.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
WNI Cerita Mencekamnya Ibu Kota Iran, Berulang Kali Dengar Ledakan Megapolitan 24 Juni 2025
-
/data/photo/2025/06/24/685aa3168c497.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
WNI Ceritakan Ketatnya Akses Internet di Iran saat Konflik Memanas Megapolitan 24 Juni 2025
WNI Ceritakan Ketatnya Akses Internet di Iran saat Konflik Memanas
Tim Redaksi
TANGERANG, KOMPAS.com
– Salah satu warga negara Indonesia (WNI) yang baru saja dievakuasi dari Iran,
Sultan Fatoni
(43), mengungkapkan adanya pembatasan informasi secara ketat selama eskalasi konflik antara Iran dan Israel.
Pemerintah Iran, kata dia, menasionalisasi internet sehingga warga hanya bisa mengakses aplikasi dan situs buatan dalam negeri.
“Beberapa akses dipersulit. Internet itu dinasionalisasi, jadi situs luar tidak bisa dibuka. Hanya yang buatan dalam negeri saja yang bisa dibuka,” ujar Sultan saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6/2025).
Sultan merupakan salah satu dari 11 WNI yang tiba di Tanah Air usai dievakuasi dari negara yang sedang berkonflik dengan Israel.
Ia tinggal di Kota Mashhad bersama istri dan anaknya selama lebih dari tiga tahun.
Kota tersebut berada di bagian timur Iran dan menjadi tempat tinggalnya sejak sebelum konflik memanas.
Meskipun Mashhad relatif jauh dari pusat konflik, situasi tetap menegangkan.
Beberapa hari sebelum dievakuasi, serangan drone sempat terjadi di dekat tempat tinggalnya.
“Iya, katanya yang diserang kemarin pakai drone itu bandara kota Mashhad sekitar 10 menit dari tempat tinggal saya,” ujarnya.
Selama tinggal di Iran, Sultan belum pernah menghadapi situasi seperti ini.
Menurutnya, ketegangan yang dipicu
konflik Iran
-Israel semakin meningkat setelah adanya campur tangan militer dari Amerika Serikat.
Ia menyebut bahwa dua kota kembali menjadi sasaran serangan dua hari setelah dirinya meninggalkan Iran.
Proses evakuasi yang dilaluinya cukup panjang dan melelahkan. Ia berangkat sejak Kamis dari Mashhad menggunakan jalur darat menuju titik kumpul di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Perjalanan tersebut memakan waktu satu hari, diikuti dengan menginap semalam untuk menunggu kedatangan WNI dari kota lain.
Setelah itu, mereka kembali menempuh perjalanan darat selama satu hari menuju perbatasan Azerbaijan, dan akhirnya diterbangkan ke Indonesia dari Baku.
“Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran. Jadi sudah enam hari, agak capek,” katanya.
Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 17.44 WIB, rombongan WNI langsung diarahkan ke ruang imigrasi untuk pemeriksaan dokumen, lalu ke bea cukai untuk pemeriksaan IMEI perangkat.
Setelah seluruh prosedur rampung, mereka diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing.
Pemerintah menyambut kedatangan para WNI ini melalui perwakilan sejumlah pejabat, antara lain Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Amerika dan Eropa Vitto R. Tahar, Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Pasifik, Oseania, dan Afrika Parimeng, serta Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI Andi Rahmianto.
Evakuasi ini merupakan bagian dari upaya perlindungan terhadap WNI di tengah situasi genting.
Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, menyebut bahwa dari total 380 WNI yang berada di Iran, hanya 97 yang memilih dievakuasi.
“Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat,” ujar Lodewijk.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/23/68591a92d16aa.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kampus Trisakti Minta Mahasiswa Tak Parkir Kendaraan di Trotoar Kyai Tapa Megapolitan 24 Juni 2025
Kampus Trisakti Minta Mahasiswa Tak Parkir Kendaraan di Trotoar Kyai Tapa
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kampus
Universitas Trisakti
merespons motor mahasiswa yang parkir sembarangan di trotoar
Jalan Kyai Tapa
, Grogol Petamburan,
Jakarta
Barat
Kasub II Otorita Keamanan Universitas Trisakti, Sari Wulan mengimbau para mahasiswa untuk tidak parkir di area luar kampus, apalagi memakan fasilitas publik seperti trotoar.
Saat ini, Universitas Trisakti tidak memberikan sanksi apa pun terhadap mahasiswa yang memarkir kendaraannya secara liar lantaran area tersebut sudah di luar kewenangan kampus.
“Kalau kampus, enggak ada (sanksi) karena kan ini parkiran luar, sudah di luar kampus jadi dianggap ini adalah parkiran kayak liar. Tapi sebenarnya kita sudah ada fasilitas di dalam,” ungkap Sari kepada wartawan, Selasa (24/6/2025).
Sari mengatakan sebagian mahasiswa memarkirkan motor di trotoar tersebut karena kemungkinan belum memiliki kartu tanda mahasiswa.
Kartu tanda mahasiswa bisa digunakan mahasiswa untuk parkir di dalam kampus dengan biaya Rp 2.000.
“Kalau untuk parkiran di luar, mungkin juga anak-anak ada yang enggak punya KTM, padahal fasilitas kita sudah sediakan parkiran,” ungkap dia.
Alasan lainnya, menurut Sari, mahasiswa yang
parkir motor di trotoar
itu karena tergesa-gesa ada ujian semester.
“Posisi adalah mendadak, kayak dia ada ujian, jadi harus parkir sini,” ujar Sari.
Pada kesempatan yang sama, Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Barat melakukan operasi pengempisan ban puluhan motor milik mahasiswa Universitas Trisakti di Jalan Kyai Tapa, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Kepala Satuan Pelaksana Sudinhub Grogol Petamburan, Danu mengatakan ban motor yang dikempiskan karena parkir sembarangan di trotoar.
“Sanksi untuk hari ini, pengempisan dari pagi sampai siang ini, kurang lebih sudah 80 kendaraan roda dua,” kata Danu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/24/685aa3168c497.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Hari Evakuasi dari Iran, WNI Ini Tempuh Jalur Darat Lintas Negara Megapolitan 24 Juni 2025
6 Hari Evakuasi dari Iran, WNI Ini Tempuh Jalur Darat Lintas Negara
Tim Redaksi
TANGERANG, KOMPAS.com
–
Sultan Fatoni
(43), warga negara Indonesia asal Samarinda, menjadi salah satu dari 11 WNI yang berhasil dievakuasi dari Iran.
Bersama istri dan anaknya, Sultan harus menempuh perjalanan selama enam hari melalui jalur darat dan udara sebelum akhirnya tiba di Tanah Air.
“Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran. Jadi sudah enam hari, agak capek,” ujar Sultan saat tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6/2025).
Sultan dan keluarganya tinggal di Kota Mashhad, Iran bagian timur, yang berjarak cukup jauh dari titik kumpul evakuasi di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Dari Mashhad, ia harus menempuh perjalanan darat selama satu hari untuk mencapai KBRI, lalu menginap semalam menunggu rombongan lain.
Setelah semua peserta evakuasi terkumpul, mereka melanjutkan perjalanan darat selama satu hari menuju perbatasan Azerbaijan.
Dari sana, evakuasi dilakukan lewat jalur udara melalui Baku.
Situasi di Iran disebutnya memang cenderung aman di beberapa kota, termasuk Mashhad.
Namun
serangan drone
sempat terjadi, termasuk yang menargetkan bandara kota tersebut.
“Iya, katanya yang diserang kemarin pakai drone itu bandara kota Mashhad sekitar 10 menit dari tempat tinggal saya,” kata Sultan.
Ia juga mengungkap, meski tidak terkena serangan langsung, kehadiran drone membuat warga resah.
Iran sendiri meningkatkan kewaspadaan, dan menyatakan situasi darurat yang berdampak pada pembatasan akses, termasuk jaringan internet.
“Internet itu dinasionalisasi, jadi situs luar tidak bisa dibuka. Hanya yang buatan dalam negeri saja yang bisa dibuka,” ungkapnya.
Total ada 380 WNI yang tercatat berada di Iran, namun hanya 97 yang menyatakan bersedia dievakuasi.
Sisanya memilih bertahan karena berbagai alasan, termasuk lokasi tempat tinggal yang dianggap masih aman dan keberatan menempuh perjalanan panjang.
“Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat,” ujar Wakil Menko Polhukam, Lodewijk Freidrich Paulus.
Kementerian Luar Negeri memastikan proses evakuasi dilakukan secara bertahap.
Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, 11 WNI langsung diarahkan ke bagian imigrasi dan bea cukai untuk pemeriksaan dokumen dan IMEI perangkat, sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/24/685aa3168c497.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
11 WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia, Tempuh Perjalanan 6 Hari Megapolitan 24 Juni 2025
11 WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia, Tempuh Perjalanan 6 Hari
Tim Redaksi
TANGERANG, KOMPAS.com
– Sultan Fatoni, warga Samarinda, Kalimantan Timur, menjadi satu dari 11 WNI yang dievakuasi dari
Iran
dan tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Selasa (24/6/2025) sore.
Fatoni bercerita, proses evakuasi dari Iran hingga tiba di Tanah Air berlangsung selama enam hari, dimulai pada Kamis (19/6/2025).
“Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran, jadi sudah enam hari, agak capek,” kata Fatoni.
Fatoni sudah tiga tahun tinggal di Iran, tepatnya di Masyhad, bersama keluarganya.
Dari tempat tinggalnya, Fatoni menempuh perjalanan darat ke titik kumpul pemulangan WNI di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Iran, Tehran. Butuh waktu satu hari penuh untuk mencapai KBRI.
Sembari menunggu WNI lain tiba, Fatoni dan beberapa WNI lain menginap di KBRI selama satu hari.
“Setelah itu berangkat jalur darat ke perbatasan Azerbaijan, itu juga satu hari,” jelasnya.
Fatoni bercerita, rumahnya hanya berjarak 10 menit dari Bandara Masyhad yang beberapa hari lalu diserang.
Saat bertolak dari rumah untuk menempuh perjalanan evakuasi, lanjut Fatoni, situasi masih terbilang aman. Namun, begitu dalam perjalanan, terjadi sejumlah serangan.
Fatoni menyebut, dirinya bersedia dievakuasi karena situasi di Iran kian memanas.
“Karena banyak drone katanya. Dievakuasi bersama mahasiswa lain, sama anak dan istri,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 11 WNI yang dievakuasi dari Iran tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Selasa (24/6/2025).
Ke-11 WNI itu tiba di bandara pada pukul 17.44 WIB dan langsung diarahkan ke ruang imigrasi. Petugas langsung mengecek dokumen perjalanan para WNI tersebut.
Selanjutnya, para WNI itu diarahkan ke Bea Cukai untuk melakukan pemeriksaan IMEI.
Setelah sejumlah prosedur administratif tersebut rampung, para WNI baru diperbolehkan pulang.
Diketahui, 11 WNI ini dievakuasi akibat eskalasi konflik antara Israel melawan Iran, ditambah campur tangan Amerika Serikat yang membuat situasi semakin memanas.
Meskipun begitu, tidak semua WNI bersedia dievakuasi dari Iran. Dari 380 WNI, hanya 97 WNI yang bersedia dievakuasi.
Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, mengatakan, dari 97 WNI itu sebagian sudah berada di Baku akan dipulangkan secara bertahap menggunakan pesawat komersial.
“Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat. Baru dari situ dievakuasi dengan pesawat komersial oleh Kementerian Luar Negeri kembali ke Indonesia,” ujar Lodewijk di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/24/685aa3168c497.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cerita WNI dari Iran, Jarak Rumah 10 Menit dengan Lokasi Serangan Megapolitan 24 Juni 2025
Cerita WNI dari Iran, Jarak Rumah 10 Menit dengan Lokasi Serangan
Tim Redaksi
TANGERANG, KOMPAS.com
–
Sultan Fatoni
(43), warga Samarinda, menjadi salah satu dari 11 WNI yang berhasil dievakuasi dari Iran dan tiba di Indonesia, Selasa (24/6/2025).
Ia pulang bersama istri dan anaknya setelah situasi keamanan di Iran memburuk akibat memanasnya konflik dengan Israel dan adanya campur tangan militer dari Amerika Serikat.
Fatoni telah tinggal di Kota Mashhad, Iran Timur, selama tiga setengah tahun. Ia mengungkapkan, rumahnya hanya berjarak sekitar 10 menit dari Bandara Mashhad yang baru saja diserang drone beberapa waktu lalu.
“Katanya yang diserang kemarin pakai drone itu bandara kota Mashhad, sekitar 10 menit dari tempat tinggal saya,” ujar Fatoni saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa.
Meski tidak ada ledakan bom di wilayahnya, ia mengaku beberapa kali melihat drone terbang di atas kota.
Untungnya, sistem pertahanan Iran berhasil menembak jatuh sebelum drone tersebut menghantam sasaran.
Fatoni juga menceritakan kondisi akses informasi yang dibatasi oleh otoritas Iran selama masa darurat.
Menurutnya, pemerintah setempat menasionalisasi internet, sehingga hanya situs atau aplikasi lokal yang bisa diakses.
“Beberapa akses dipersulit. Internet itu dinasionalisasi, jadi situs luar tidak bisa dibuka. Hanya yang buatan dalam negeri saja yang bisa dibuka,” jelasnya.
Proses evakuasi dari Iran dimulai sejak Kamis pekan lalu. Ia bersama rombongan harus menempuh perjalanan darat satu hari dari Mashhad ke titik kumpul KBRI.
Setelah menginap semalam, mereka kembali menempuh perjalanan satu hari ke perbatasan Azerbaijan, sebelum akhirnya terbang ke Indonesia melalui Baku.
“Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran. Jadi sudah enam hari, agak capek,” ucapnya.
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI, Andi Rahmianto, menyambut langsung kedatangan para WNI yang dievakuasi.
Mereka sebelumnya menjalani pemeriksaan imigrasi dan bea cukai sebelum diizinkan pulang ke rumah masing-masing.
Sebanyak 97 dari total 380 WNI yang berada di Iran menyatakan bersedia dievakuasi. Sisanya memilih tetap tinggal.
Wamenko Polhukam Lodewijk Freidrich Paulus menyatakan, evakuasi dilakukan secara bertahap dan menggunakan jalur darat yang panjang karena kondisi keamanan yang tidak menentu.
“Evakuasi dari Teheran ke Baku itu 16 jam dengan darat. Baru dari situ diterbangkan ke Indonesia,” kata Lodewijk di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/24/685aa2b5669e1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jadi Tempat Latihan Persija, Warga Minta Fasilitas Stadion Cendrawasih Diperbaiki Megapolitan 24 Juni 2025
Jadi Tempat Latihan Persija, Warga Minta Fasilitas Stadion Cendrawasih Diperbaiki
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah warga meminta Pemerintah Provinsi Jakarta segera perbaiki fasilitas Stadion Cendrawasih, Jakarta Barat.
Salah satu warga, Gunawan mengatakan fasilitas stadion yang perlu diperbaiki yakni toilet.
“Ya toilet sih itu perlu diperbaiki, biar membuat nyaman,” ujar Gunawan di lokasi, Selasa (24/6/2025).
Tak hanya itu, dirinya juga menyoroti tribune penonton stadion perlu diperbanyak hingga menyediakan bangku khusus VIP.
“Tribune untuk VIP-nya dan semacamnya harus ada, dan juga diperbanyak lagi (kapasitasnya) tribunnya kan itu baru sedikit ya,” ucapnya.
Warga lain bernama Budi (43) juga meminta agar toilet stadion segera diperbaiki karena tidak terawat.
“Mungkin diperbaiki aja, agar lebih baik,” tuturnya.
Pengamatan Kompas.com di lokasi, dinding-dinding terlihat sudah mulai kusam, dan cat sudah mengelupas.
Terlebih, saat memasuki pintu masuk stadion, toilet berada di ujung sebelah kanan yang bersampingan dengan ruang ganti pemain, di mana atap-atap dari bangunan Stadion ini juga tampak tidak terawat.
Diketahui, Gubernur Jakarta Pramono Anung meninjau Stadion Cendrawasih, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (23/6/2025).
Stadion yang memiliki luas sekitar 7 hektar ini rencananya akan direvitalisasi dan direncanakan menjadi salah satu tempat latihan tim sepak bola
Persija Jakarta
.
Pramono menginstruksikan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jakarta untuk segera merampungkan perencanaan revitalisasi.
Ia berharap pembangunan dapat dimulai tahun depan.
“Mudah-mudahan tahun depan kita bisa mulai start untuk membangun, merenovasi stadion ini,” kata Pramono.
Stadion Cendrawasih disebut memiliki nilai sejarah karena pernah digunakan oleh Persija Barat pada era Galatama.
Selain lapangan sepak bola, kawasan stadion juga akan ditambah dengan fasilitas baru, seperti lapangan basket, bulu tangkis, hingga penambahan lapangan padel.
“Saya sungguh berharap bahwa untuk renovasi dan juga penyempurnaan dan sebagainya akan segera kita mulai,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2022/05/09/6278b6a799c57.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/23/685947dd14c2d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2018/02/09/259433193.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)