Author: Kompas.com

  • Pedagang Bajigur di Setu Babakan Raup Rp 600.000 Saat Akhir Pekan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Pedagang Bajigur di Setu Babakan Raup Rp 600.000 Saat Akhir Pekan Megapolitan 28 Juni 2025

    Pedagang Bajigur di Setu Babakan Raup Rp 600.000 Saat Akhir Pekan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pedagang di kawasan
    Setu Babakan
    , Jagakarsa, Jakarta Selatan selalu menanti
    akhir pekan
    karena ramai pengunjung. 
    Jumlah pengunjung setiap Sabtu dan Minggu yang naik turut mendongkrak pendapatan mereka yang menggantungkan hidup dari berjualan makanan dan minuman khas
    Betawi
    .
    Didin (62), pedagang bajigur keliling, mengaku sudah hampir dua dekade berjualan di sekitar danau tersebut.
    Ia mendorong gerobaknya dari pagi hingga sore sambil menjajakan bajigur, ubi rebus, jagung, pisang, hingga kacang.
    Ia menyebut penghasilannya cukup lumayan meski hanya berjualan dua hari dalam seminggu di Setu Babakan.
    “Kalau hari libur kayak gini, omzet bisa Rp 400.000. Kadang bisa Rp 600.000 kalau lagi ramai,” ujar Didin kepada Kompas.com, Sabtu (28/6/2025).
    Ia membandingkan dengan hari biasa, di mana pendapatannya cenderung lebih kecil.
    “Kalau biasa paling Rp 300.000-an, kadang Rp 350.000,” tambahnya.
    Menurut Didin, pembelinya datang dari berbagai daerah. Banyak juga wisatawan dari luar kota yang sengaja singgah mencicipi bajigur panas buatannya.
    “Orang Bekasi juga banyak yang beli. Ada yang bilang, ‘Wah, kebetulan ada bajigur nih’, langsung beli,” kata dia.
    Hal serupa dialami Rina (45), penjual kerak telor yang berjualan di tepi danau. Saat akhir pekan, ia bisa menjual hingga 30 porsi kerak telor.
    “Kalau Sabtu-Minggu bisa sampai 30 porsi terjual. Kalau hari biasa paling cuma 10 porsi,” ujar Rina saat ditemui di lokasi.
    Ia membanderol seporsi kerak telor seharga Rp 30.000 untuk telur ayam dan Rp 35.000 untuk telur bebek.
    Menurut Rina, banyaknya pengunjung sangat menentukan jumlah pendapatan hariannya.
    “Kalau ramai, bisa bawa pulang sejuta. Tapi kalau sepi ya paling Rp 200.000-an,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kirab Festival Bawang Merah di Brebes, Warga: Dapat Bawang Merah Sedikit tapi Handphone Hilang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Juni 2025

    Kirab Festival Bawang Merah di Brebes, Warga: Dapat Bawang Merah Sedikit tapi Handphone Hilang Regional 28 Juni 2025

    Kirab Festival Bawang Merah di Brebes, Warga: Dapat Bawang Merah Sedikit tapi Handphone Hilang
    Tim Redaksi
    BREBES, KOMPAS.com –
    Pelaksanaan
    kirab gunungan
    hasil bawang merah di Alun-alun Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diwarnai oleh warga yang
    kecopetan
    saat berebut hasil bumi, Sabtu (28/6/2025).
    Sejumlah warga mengaku kehilangan barang berharga dari tasnya, seperti dompet dan handphone, dalam acara bertajuk
    Festival Bawang Merah
    (FBM)
    Brebes 2025
    .
    Aksi pelaku copet terbilang nekat meski banyak petugas keamanan dari Polri dan TNI yang berjaga.
    Mulanya, ribuan warga sudah berjejer di pinggir jalur pantura menyaksikan jalannya ritual kirab budaya.
    Acara ini menampilkan 30 gunungan hasil pertanian, seperti bawang merah dan sayur-sayuran, dari berbagai desa.
    Gunungan tersebut menggunakan sejumlah kendaraan yang diarak mulai dari titik awal di depan Stasiun Brebes atau jalur pantura dan berakhir di panggung kehormatan di alun-alun.
    Acara ini diikuti oleh penampilan marching band, batik carnival, kesenian angklung, hingga pertunjukan rakyat lainnya yang menjadi daya tarik warga untuk menyaksikan.
    Di atas panggung kehormatan, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma terlihat menyambut kedatangan peserta kirab.
    Sesampai di alun-alun, mereka didoakan secara khusus oleh tokoh agama.
    Usai doa, masyarakat diperbolehkan mengambil hasil bumi sebagai simbol berbagi rezeki dan berkah panen.
    Namun, kericuhan sudah mulai terjadi saat ribuan warga merangsek naik ke atas mobil pikap maupun motor roda tiga yang membawa gunungan.
    Warga tampak berebut hingga tidak sedikit yang terjatuh ke jalan.
    Termasuk seorang warga yang terjatuh dari atas mobil bak terbuka yang sedang melaju.
    Tidak hanya itu, banyak warga yang mengaku kecopetan ponsel maupun dompet saat berebut gunungan bawang merah.
    Warga asal Kecamatan Brebes, Zein (40), mengaku telah kehilangan ponsel saat dirinya ikut berebut gunungan hasil pertanian di dekat panggung kehormatan.
    “Dapat bawang merah hanya sedikit, tapi hape (ponsel) saya hilang. Tadi sekilas sempat terasa juga ada orang yang sedang merogoh kantong saya,” kata Zein kepada wartawan, Sabtu.
    Zein menyebut, selain dirinya, banyak warga yang mengaku kehilangan barang bawaan seperti ponsel dan dompet.
    Meski kata Zein, sejumlah petugas pengamanan dari berbagai unsur sudah berjaga di lokasi kirab budaya.
    “Copet itu nekat. Tadi juga ada polisi yang berusaha mencari copetnya, tapi kurang tahu akhirnya gimana, tertangkap atau tidak,” kata Zein.
    Selain itu, ada juga sejumlah warga yang mengaku nyaris menjadi korban pencopetan meski tidak ikut berebut gunungan dan menonton dari kejauhan.
    “Saya lagi nonton sama suami, berdiri di pinggir jalan. Ada orang asing dekat suami sedang merogoh saku celana suami. Saya akhirnya berteriak ‘copet, copet’. Orangnya langsung lari tidak tahu ke mana,” kata seorang warga, Raisah.
    Sebelumnya, Bupati Brebes Paramitha dalam sambutannya mengaku bersyukur Brebes menjadi salah satu daerah penghasil bawang merah terbesar di Indonesia, bahkan sampai diekspor ke luar negeri.
    “Hari ini kita mencatat sejarah. Bawang Merah Brebes resmi menembus pasar internasional. Dengan luas tanam rata-rata 30.000 hektar dan produksi 300.000 ton per tahun, Brebes telah menjadi kunci ketahanan pangan nasional,” kata Paramitha.
    Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen kuat dalam meningkatkan kesejahteraan petani melalui subsidi pupuk, bantuan alat pertanian, dan program lain yang mendukung produktivitas.
    Ketua MPR RI Ahmad Muzani dalam sambutannya menyatakan bahwa kemakmuran petani adalah kunci kemakmuran bangsa.
    Muzani berharap harga jual pertanian terus stabil agar petani dapat turut merasakan kesejahteraan.
    Seperti diketahui, sebagai lumbung bawang merah nasional, Brebes setiap tahun menggelar Festival Bawang Merah (FBM).
    Festival tahun ini berlangsung di Alun-alun Brebes selama dua hari, Jumat-Sabtu (27-28/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pejaten Shelter Selalu Bantu Puskeswan untuk Tampung Hewan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Pejaten Shelter Selalu Bantu Puskeswan untuk Tampung Hewan Megapolitan 28 Juni 2025

    Pejaten Shelter Selalu Bantu Puskeswan untuk Tampung Hewan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kuasa hukum
    Pejaten Animal Shelter
    ,
    Stein Siahaan
    , mengeklaim bahwa sejumlah puskesmas hewan (
    puskeswan
    ) di Jakarta kerap meminta bantuan kepada kliennya karena kelebihan kapasitas.
    Hal ini dia ungkapkan menyusul desakan warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang menuntut Pejaten Animal Shelter segera ditutup.
    Ia menyebut, satu puskeswan di Jakarta hanya mampu menangani 60 hewan.
    “Kalau penuh, puskeswan menghubungi
    Pejaten Shelter
    , ‘tolong dong, kami kepenuhan’,” ungkap Stein saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    Bukan hanya itu, puskeswan di Jakarta juga kerap meminta bantuan kepada Pejaten Animal Shelter untuk mengirimkan makanan hewan meski tidak mempunyai anggaran.
    “Bukan cuma kepenuhan doang, mereka makanan habis saja itu ngomong ke kami. Padahal, punya anggaran,” ujar Stein dalam kesempatan yang sama.
    “Ya enggak apa-apa kalau mau ditutup. Tapi, per hari ini juga, semua hewan yang ada di Pejaten Shelter kami keluarkan. Karena itu sebenarnya bukan tanggung jawab kami, tanggung jawab Pemprov,” tambah dia.
    Pemilik Pejaten Animal Shelter,  Susana Somali, menyatakan tidak keberatan jika tempat penampungan hewan telantar miliknya ditutup.
    “Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana.
    Susana pun menyinggung soal wacana Gubernur Jakarta Pramono Anung yang ingin menambah puskesmas hewan (puskeswan) di Jakarta.
    “Disaat itulah kami akan tertolong. Itu sejalan dengan itu. Kan pernyataan Mas Pram pengin buka. Jadi tunggu sampai pejabat-pejabat DKI tambah puskeswan, itu akan terselesaikan,” kata dia.
    Diberitakan sebelumnya, warga RT 02 RW 08 Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan mendesak agar Pejaten Shelter segera ditutup.
    Desakan ini mencuat setelah terjadi kembali insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman pada Rabu (25/6/2025).
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga setempat, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
    Upaya penutupan shelter sudah dalam proses dan tengah menunggu pembahasan di tingkat kota. Sebelumnya disebut dilakukan peninjauan lapangan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta.
    Adapun babi hutan yang berkeliaran ke halaman warga itu merupakan milik Pejaten Shelter.
    “Iya (milik Pejaten Shelter). Ada dari karyawan atau petugas dari Pejaten Shelter keluar ke rumah warga untuk menangkap babi itu,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Bawa Payung, Pengunjung PRJ Basah-basahan Nonton Konser 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Tak Bawa Payung, Pengunjung PRJ Basah-basahan Nonton Konser Megapolitan 28 Juni 2025

    Tak Bawa Payung, Pengunjung PRJ Basah-basahan Nonton Konser
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Neni (41), salah satu pengunjung mengaku bingung mencari jas
    hujan
    selama berada di
    Jakarta Fair
    atau
    Pekan Raya Jakarta
    (PRJ) 2025, Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran pada Sabtu (28/6/2025).
    Pasalnya, ia bersama putrinya berencana untuk menonton konser musik.
    “Anak saya mau nonton konser. Cumanya bingung enggak ada yang jual jas hujan,” ujar Neni saat ditemui Kompas.com di PRJ, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu malam.
    Ia juga menyesal tidak membawa payung saat hendak berangkat menuju PRJ.
    “Enggak bawa, saya kira hari ini enggak hujan,” kata dia.
    Pengunjung lainnya bernama Ziah (44), seorang ibu yang datang ke PRJ bersama tiga anaknya, memilih untuk menaiki mobil wara-wiri untuk berkeliling area PRJ, agar tidak kehujanan.
    “Ini kita sudah mau pulang, kalau jalan kaki lumayan basah juga, barang belanjaan pada basah, jadi mendingan naik mobil ini (wara-wiri),” kata Ziah.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, hingga saat ini hujan masih terus mengguyur kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
    Akibatnya, para pengunjung terpaksa basah-basahan selama di kawasan PRJ, terutama di area konser musik.
    Sementara itu, para pengunjung yang awalnya terlihat lalu lalang di sekitar area PRJ, langsung berlari mencari tempat teduh.
    Meski hujannya tidak begitu deras, mereka tetap berlari mencari tempat terdekat agar barang belanjaan yang dibawa tidak basah.
    Sejumlah orang yang mengantre makanan juga terlihat mengeluarkan payung atau mengenakan jas hujan. Sisanya, ada yang memilih untuk kehujanan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Polisi Gadungan Tipu Sejoli Saat COD Motor di Jakbar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    2 Polisi Gadungan Tipu Sejoli Saat COD Motor di Jakbar Megapolitan 28 Juni 2025

    2 Polisi Gadungan Tipu Sejoli Saat COD Motor di Jakbar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sat Reskrim Polres Metro
    Jakarta Barat
    menangkap dua pria yang mengaku sebagai polisi dari Mabes Polri untuk melancarkan aksi
    penipuan
    terhadap sepasang kekasih bernama Adelia Putri (23) dan Yusuf (23).
    Dua pelaku menipu korban saat hendak membeli
    sepeda motor
    Honda Beat dengan sistem cash on delivery (COD) di Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (18/6/2025) dini hari.
    “Pelaku berjumlah 2 orang kami dapat amankan di daerah Cengkareng,” kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakbar AKP Raden Dwi Kennardi Dewanto Pratistha dalam keterangannya, Sabtu (28/6/2025).
    Usai menerima laporan polisi (LP) dari korban pada 18 Juli 2025, Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat langsung mengidentifikasi pelaku.
    “Pada saat proses penangkapan pada 19 Juni 2025, kedua pelaku sempat berusaha kabur saat akan ditangkap. Tapi, Alhamdulillah, bisa kita tangkap dua orang,” tutur dia.
    Kenn menambahkan, penyidik masih memeriksa kedua pelaku secara intensif untuk mengungkap lebih jauh modus penipuan yang mereka lakukan.
    “Saat ini pelaku masih dalam tahap penyidikan yang dilakukan oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat,” kata Kenn.
    Peristiwa bermula saat Adelia dan Yusuf bertemu dengan pelaku karena hendak menjual sepeda motor yang mereka iklankan melalui Facebook.
    Kendati demikian, korban menjual tidak disertai Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) karena sudah hilang, hanya Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) saja.
    Saat bertemu, pelaku tiba-tiba saja mengaku dari Mabes Polri.
    Mereka mengancam korban dan menunjukkan sejumlah pasal tentang penjualan motor bodong.
    Pelaku lalu mengancam akan membawa korban ke kantor polisi.
    Karena takut, korban pun pasrah saat sepeda motornya dibawa kabur oleh
    polisi gadungan
    tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pejaten Shelter Selalu Bantu Puskeswan untuk Tampung Hewan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Pejaten Shelter Akui Tak Punya Izin Karena Belum Ada Aturannya Megapolitan 28 Juni 2025

    Pejaten Shelter Akui Tak Punya Izin Karena Belum Ada Aturannya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kuasa hukum
    Pejaten Animal Shelter
    , Stein Siahaan, mengakui bahwa tempat penampungan hewan telantar itu tidak mempunyai izin.
    Kendati demikian, ketiadaan izin Pejaten Animal Shelter disebabkan oleh belum adanya regulasi yang mewajibkan penampungan hewan untuk memiliki izin.
    “Kemarin kan sempat ada dibilang, ‘mana izinnya shelter?’ Saya balikin lagi, ‘Mana aturannya? Kita mau mengurus ke mana?’,” ujar Stein saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    “Bukan kami enggak mau urus sama sekali. Cuma memang belum ada aturan sampai sekarang. Kami mau urus, kami datang ke dinas, dinasnya bingung. ‘Ini saya mau keluarkan izin apa?’ Karena memang belum ada aturannya,” tambah dia.
    Kuasa hukum Pejaten Animal Shelter lainnya, Santy Rahmi, menolak kliennya disebut tidak mempunyai izin.
    “Bahasanya dibalik ya, maksudnya bukan izinnya yang tidak ada, tapi karena aturan yang tidak ada, makanya jadinya izinnya tidak ada. Jadi bukan karena izin kami tidak ada, aturannya yang tidak ada,” tegas Santy dalam kesempatan yang sama.
    Santy menekankan, kalaupun aturan tentang perizinan tempat penampungan hewan telantar sudah ada, Pejaten Animal Shelter akan mengurusnya.
    Diberitakan sebelumnya, warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, resah dengan keberadaan Pejaten Animal Shelter.
    Bukan karena hewan yang mereka tampung, tapi lokasinya berdampingan langsung dengan permukiman warga.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com, gerbang utama Pejaten Animal Shelter memang terbilang jauh dari penduduk.
    Tempatnya tidak langsung terlihat dari sisi kiri Jalan Pejaten Barat karena posisinya sedikit masuk ke dalam, seperti berada di ceruk.
    Namun, area belakang Pejaten Animal Shelter berdampingan dengan permukiman.
    Pembatas hanyalah tembok setinggi dua meter dan sebuah kali yang di bagian dalam tempat penampungan ditutup dengan kawat besi.
    Resahnya warga RT 02/RW 08 Kelurahan Pejaten Barat dengan Pejaten Animal Shelter memuncak karena dalam bulan Juni ini saja sudah ada dua babi yang lepas dari tempat penampungan.
    Padahal usai kejadian pertama lepasnya babi pada Sabtu (14/6/2025), hewan itu disebut akan segera dipindahkan ke Bandung, Jawa Barat.
    Namun, setelah satu hari pemangku wilayah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan, babi serupa pun lepas dan mengacak-acak permukiman warga pada Rabu (25/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Bawa Payung, Pengunjung PRJ Basah-basahan Nonton Konser 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Hujan Guyur PRJ 2025, Pengunjung Berlarian Cari Tempat Berteduh Megapolitan 28 Juni 2025

    Hujan Guyur PRJ 2025, Pengunjung Berlarian Cari Tempat Berteduh
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     
    Jakarta Fair
    atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2025 yang digelar di Jakarta International Expo (JIExpo)
    Kemayoran
    diguyur hujan deras pada Sabtu (28/6/2025).
    Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, para pengunjung yang awalnya terlihat lalu lalang di sekitar area PRJ, langsung berlari mencari tempat teduh.
    Mereka mencari tempat terdekat agar barang belanjaan yang dibawa tidak basah.
    Sejumlah orang yang mengantre makanan juga terlihat mengeluarkan payung atau mengenakan jas hujan. Sisanya, ada yang memilih untuk kehujanan.
    Neni (41), pengunjung PRJ yang datang bersama dengan putrinya, mengatakan, dirinya tidak membawa payung lantaran tidak mengira akan terjadi hujan malam ini.
    “Enggak bawa, saya kira hari ini enggak hujan,” ujar Neni kepada Kompas.com, Sabtu.
    Meskipun begitu, ia bersama putrinya tetap akan mengikuti kegiatan di PRJ, salah satunya adalah
    konser musik
    .
    “Anak saya mau nonton konser. Cumanya bingung enggak ada yang jual jas hujan,” kata dia.
    Sementara aktivitas di setiap tenant masih terus berlangsung.
    Lantunan musik dari mini konser yang ada di setiap tenant masih terus terdengar.
    Salah satu lagu yang dimainkan, yakni lagu RAN dengan judul “Jauh Di Mata, Dekat Di Hati”.
    Para penjual minuman juga masih terlihat menawarkan barang dagangannya ke setiap pengunjung yang dia lihat.
    Dengan menggunakan jas hujan berwarna biru, satu per satu pengunjung ia datangi untuk menawarkan minuman yang dijualnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Agam Rinjani Akui Ada Donasi Usai Evakuasi Juliana Marins: Orang Brasil Memaksa
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Agam Rinjani Akui Ada Donasi Usai Evakuasi Juliana Marins: Orang Brasil Memaksa Megapolitan 28 Juni 2025

    Agam Rinjani Akui Ada Donasi Usai Evakuasi Juliana Marins: Orang Brasil Memaksa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Agam Rinjani
    , pemandu di
    Gunung Rinjani
    membenarkan perihal adanya pembukaan uang donasi setelah insiden tewasnya pendaki asal Brasil,
    Juliana Marins
    , beberapa waktu lalu.
    Tetapi, ia menekankan donasi itu bukan atas inisiatif dari dirinya, melainkan dari warganet Brasil.
    “Orang-orang Brasil yang meminta. Mereka memaksa untuk memberikan apresiasi,” ungkap Agam dalam sebuah diskusi di Jakarta Selaran, Sabtu (28/6/2025).
    Warganet Brasil disebut ingin memberikan apresiasi terhadap dirinya beserta tim SAR yang membantu mengevakuasi jasad Juliana dari tebing jurang dengan kedalaman 600 meter.
    Atas niat baik warganet Brasil itu pula, Agam yang merupakan warga keturunan Sulawesi itu memastikan, uang donasi akan digunakan untuk dua hal.
    Pertama, uang donasi akan digunakan untuk peningkatan perlengkapan evakuasi pendakian di Gunung Rinjani. Ini sesuai dengan permintaan warganet Brasil.
    “Karena dia orang (orang Brasil) menyuruh uang yang nanti dikirim, nanti kamu belikan alat, untuk bisa lebih safety dan lain-lain, belikan perlengkapan,” kata Agam.
    Menurut dia, tim relawan yang ikut terlibat dalam proses evakuasi juga akan dilibatkan dalam pemanfaatan dana itu guna memperkuat sarana dan prosedur keselamatan di jalur pendakian.
    “Kemudian, ya, kami peserta tim akan memperbaiki itu semua supaya lebih bagus lagi rescue, khususnya di Gunung Rinjani,” ujar dia.
    Kedua, apabila masih terdapat sisa dana, akan dialokasikan untuk kegiatan penanaman pohon sebagai kontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
    Ia menegaskan sekali lagi bahwa penggunaan uang donasi bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan demi mewujudkan pendakian yang lebih aman dan nyaman.
    “Untuk kebutuhan Rinjani, bagaimana supaya orang bisa mendaki aman dan nyaman,” tambah dia.
    Diketahui, Agam Rinjani, seorang pemandu gunung di Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), dijuluki “pahlawan” oleh warganet dan media Brasil.
    Julukan itu diberikan setelah aksinya mengevakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, dari dasar jurang sedalam lebih dari 600 meter.
    Aksi heroik Agam viral di media sosial setelah ia mengunggah video dan melakukan siaran langsung proses evakuasi jenazah Juliana pada Rabu (25/6/2025).
    Dalam salah satu unggahan di akun Instagram-nya, @agam_rinjani, Agam menceritakan bagaimana ia dan tim harus bermalam di tebing curam karena kondisi medan yang ekstrem dan hari yang sudah gelap.
    “Kami menginap di pinggir tebing yang curam 590 meter bersama Juliana satu malam, dengan memasang ancor supaya tidak ikut meluncur lagi 300 meter,” tulis Agam.
    Agam juga menyatakan bahwa sejak awal ia menawarkan diri untuk mengevakuasi jenazah, ia tidak akan meninggalkan lokasi sebelum jasad Juliana berhasil dibawa naik ke atas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar Kantong Parkir Saat HUT ke-79 Bhayangkara di Monas 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Daftar Kantong Parkir Saat HUT ke-79 Bhayangkara di Monas Megapolitan 28 Juni 2025

    Daftar Kantong Parkir Saat HUT ke-79 Bhayangkara di Monas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Direktur Lalu Lintas
    Polda Metro Jaya
    Kombes Pol Komarudin mengungkapkan sejumlah kantong
    parkir
    saat pagelaran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Bhayangkara di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).
    Eks Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Timur itu mengatakan, pihaknya menyiapkan
    kantong parkir
    di seluruh area Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.
    “Seperti ring road, kemudian kantong parkir timur, kantong parkir yang di depan baseball itu juga kita gunakan. Karena itu bisa menampung cukup banyak ribuan bus,” ujar Komarudin saat dikonfirmasi, Sabtu (28/6/2025).

    Kantong parkir
    Smesco, kantong parkir Aldiron, ini kita gunakan. Termasuk kantor-kantor yang kemarin Alhamdulillah kami mendapatkan persetujuan dari kantor-kantor yang ada di sekitar Monas untuk bisa digunakan,” tambah dia.
    Bukan hanya itu, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya juga mendapatkan izin untuk menggunakan kantor Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dan Kementerian Agama sebagai kantong parkir untuk acara
    HUT ke-79 Bhayangkara
    .
    “Kami berupaya tempatkan kantong-kantong parkir tidak sampai di jalan,” tegas dia.
    Namun, Komarudin mengaku sulit menghindari parkir pengunjung di ruas jalan akibat tingginya masyarakat yang akan datang ke
    HUT Bhayangkara
    .
    “Karena ada hiburan juga ya, hiburan dari Iwan Fals, hiburan dari Padi, kemudian beberapa artis lainnya yang akan datang itu bisa masuk melalui pintu Tenggara dan pintu Timur Laut,” urai dia.
    “Pintu Tenggara itu yang di depan Kedubes AS, Pintu Timur Laut itu yang di depan Mabes AD,” tambahnya.
    Korlantas Polri menyiapkan sekitar 5.800 personel gabungan untuk mengamankan peringatan Hari Bhayangkara atau hari ulang tahun (HUT) ke-79 Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada 1 Juli 2025 mendatang.
    “Cukup banyak, hampir sekitar 5.000, ini 5.800 ada personel,” kata Kakorlantas Irjen Agus Suryonugroho dalam acara Tactical Floor Game HUT Bhayangkara di Jakarta Timur, Jumat (27/6/2025).
    Agus mengatakan, ribuan personel tersebut akan disebar di sejumlah titik, termasuk jalur tol, ruas jalan sekitar Monas, hingga lokasi acara.
    Dia mengatakan personel bertugas mengatur lalu lintas, lokasi parkir, serta memastikan keamanan selama rangkaian kegiatan berlangsung.
    “Supaya flow lalu lintas itu bisa dikendalikan baik, bagaimana kendaraan harus parkir, tamu-tamu undangan, dan kemudian dihadiri oleh Bapak Presiden, maka dari itu keamanan penting yang harus kita persiapkan hari ini,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menteri Komdigi Diminta Prabowo Siapkan Infrastruktur Digital untuk Sekolah Rakyat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 Juni 2025

    Menteri Komdigi Diminta Prabowo Siapkan Infrastruktur Digital untuk Sekolah Rakyat Nasional 28 Juni 2025

    Menteri Komdigi Diminta Prabowo Siapkan Infrastruktur Digital untuk Sekolah Rakyat
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi)
    Meutya Hafid
    memastikan bahwa kementeriannya siap memenuhi arahan Presiden Prabowo Subianto dalam menyiapkan infrastruktur digital dan internet cepat untuk program
    Sekolah Rakyat
    .
    Hal itu disampaikan Meutya usai mengikuti rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Prabowo pekan ini, yang salah satunya membahas percepatan pelaksanaan program Sekolah Rakyat dan
    Sekolah Garuda
    .
    “Program prioritas Presiden ini memang sedang fokus pada penyiapan infrastruktur fisik, SDM guru, dan siswa. Nah, sekarang mulai masuk ke tahap pemeriksaan infrastruktur digitalnya,” kata Meutya di Yogyakarta, Sabtu (28/6/2025).
    Menurut Meutya, Presiden secara khusus meminta agar Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia bisa mengakses layanan internet cepat, guna mendukung sistem
    smart education
    yang akan digunakan dalam pembelajaran.
    “Presiden ingin Sekolah Rakyat ini seperti
    smart education
    , jadi harus ada akses internet yang baik dan mumpuni,” ujar Meutya.
    Kemenkomdigi telah menurunkan tim ke sejumlah titik Sekolah Rakyat untuk memastikan kesiapan jaringan digital.
    Komdigi
    juga tengah mempercepat penyediaan layanan internet dengan kecepatan tinggi, yang akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah.
    “Komdigi sudah langsung memeriksa beberapa sekolah dan menyiapkan internet dengan kecepatan yang baik. Di mana pun ada kebutuhan akses internet cepat, pasti akan kita bantu,” tambah Meutya.
    Ia menegaskan, tugas utama Kemenkomdigi dalam program ini adalah memastikan seluruh
    sekolah rakyat
    terkoneksi secara digital, khususnya melalui jaringan internet yang stabil dan cepat berbasis
    fiber optic
    .
    Selain infrastruktur digital, Meutya juga menekankan pentingnya komunikasi publik yang transparan agar masyarakat dapat memahami tujuan, manfaat, dan perkembangan dari program Sekolah Rakyat ini.
    “Melakukan komunikasi publik dengan baik, karena setiap program atas nama transparansi harus dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat,” ujar Meutya.
    “Ya intinya di mana yang memerlukan akses internet cepat itu pasti kita akan bantu,” tegas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.