Kejagung Sita Rp 2 Miliar, Dirut Sritex Iwan Kurniawan: Uang Pendidikan Anak
Tim Redaksi
SOLO, KOMPAS.com –
Direktur Utama
Sritex
,
Iwan Kurniawan
Lukminto (IKL), menyatakan uang senilai Rp 2 miliar merupakan dana pendidikan anaknya.
Diungkapkannya IKL setelah mendampingi penyidik Kejaksaan Agung (
Kejagung
) saat menggeledah di Diamond Solo Convention, Jawa Tengah (Jateng), pada Rabu (2/7/2025) siang.
“Sebenarnya itu kan uang untuk pendidikan anak-anak,” katanya.
“Untuk daftar sekolah. Sekarang kan sekolah mahal ya untuk ke depannya. Jadi, persiapanlah sebagai orang tua,” lanjutnya.
Uang tunai tersebut dibawa dari rumahnya di kawasan Laweyan, Kota Solo.
penyidik menyita dua bundel uang tunai pecahan Rp 100.000.
Masing-masing bundel bernilai Rp 1 miliar dan tercatat berasal dari PT Bank Central Asia (BCA) Cabang Solo.
Satu bundel bertanggal 20 Maret 2024 dan bundel lainnya bertanggal 13 Mei 2024.
Penyidik belum mengungkap alasan penyimpanan uang tersebut di rumah pribadi.
IKL memastikan uang tersebut tidak berkaitan dengan kasus dugaan korupsi pemberian kredit dari sejumlah bank daerah dan bank pemerintah kepada Sritex, yang menyeret mantan Dirut Sritex, Iwan Setiawan Lukminto.
“Dan kebetulan ada labelnya juga tahun 2024. Jadi, tidak ada hubungannya dengan kasus ini,” katanya.
Kendati demikian, uang tersebut tetap diserahkan ke penyidik Kejagung.
“Kami kooperatif, beliau meminta untuk diserahkan terlebih dahulu. Nanti tinggal kita membuktikan. Intinya kalau uang halal itu tidak disembunyikan,” tegasnya.
IKL beralasan tidak menyimpan uang di bank karena tidak sepenuhnya percaya.
“Saya masih konvensional. Bank itu kan kadang-kadang error, e-banking ini bisa tahu-tahu saldonya hangus, hilang begitu ya,” jelasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/07/02/6864f127975c0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kejagung Sita Rp 2 Miliar, Dirut Sritex Iwan Kurniawan: Uang Pendidikan Anak Regional 2 Juli 2025
-
/data/photo/2025/05/19/682b362e00fb8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kasus Doxing Pendiri Media di Samarinda Masih Bergulir, Polisi Fokus Lacak Pelaku Regional 2 Juli 2025
Kasus Doxing Pendiri Media di Samarinda Masih Bergulir, Polisi Fokus Lacak Pelaku
Tim Redaksi
SAMARINDA, KOMPAS.com
— Kasus dugaan
doxing
terhadap Ahmad Ridwan, pendiri media lokal Selasar.co, terus didalami oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres
Samarinda
.
Hingga kini, penyidik masih melanjutkan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak, termasuk ahli dari Kominfo dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
“Untuk kasus doxing sendiri, saat ini masih kita laksanakan penyelidikan lebih lanjut. Ini masih berlangsung untuk pemeriksaan ahli dan lain-lain,” ujar Kasat Reskrim
Polres Samarinda
, AKP Dicky Pranata, Rabu (2/7/2025).
Pihak kepolisian telah meminta keterangan dari pelapor, saksi-saksi, dan ahli untuk memperkuat proses penyelidikan.
“Baik dari saksi pelapor, saksi, kemudian juga ada saksi ahli dari Kominfo, dari Capil, semua kita periksa,” lanjut Dicky.
Langkah selanjutnya, menurut Dicky, adalah menelusuri identitas pemilik akun yang diduga menyebarkan data pribadi milik Ridwan.
“Langkah selanjutnya dari Kepolisian, kita akan ambil langkah untuk mencari pemilik akun yang dimaksud,” jelasnya.
Kuasa hukum Ahmad Ridwan, Bambang Edy Dharma, mendesak agar kepolisian mempercepat penanganan kasus. Ia menilai bahwa dalam waktu satu bulan, seharusnya sudah ada perkembangan signifikan.
“Artinya, kalau dari tim kuasa hukum kan minta percepatan bahwa harusnya dalam kasus ini sudah bisa menemukan titik terang sebenarnya,” ujarnya.
Bambang menyebutkan bahwa sejumlah bukti berupa unggahan yang diduga mengandung unsur doxing telah diserahkan ke penyidik dan dapat ditelusuri lebih lanjut.
“Dari beberapa postingan yang sudah kita berikan buktinya, itu bisa ditelusuri. Memang kita sih menunggu perkembangan dari sana, tetap kita pantau pergerakan dari kepolisian itu,” tambahnya.
Selama proses penyelidikan, pihak pelapor telah tiga kali dipanggil untuk memberikan keterangan, termasuk menghadirkan saksi yang mengetahui asal mula doxing tersebut.
“Saat ini memang kami kemarin terakhir sudah tiga kali ya, tiga kali panggilan, sudah diperiksa sebagai pelapor, terus ada saksi dua, saksi dua yang memang yang kasih tahu dari mana awal doxingnya itu,” terang Bambang.
Namun hingga saat ini, mereka baru menerima Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP). Menurutnya, jawaban dari kepolisian selalu sama: “masih dalam proses.”
“Untuk selanjutnya perkembangannya itu, kita selalu datang tanya ke polisi, memang polisi selalu menyampaikan masih dalam proses, masih dalam proses. Tapi kita ingin, yang jelas gini, penasihat hukum ingin polisi lebih fokus dan berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini,” tegasnya.
Bambang menegaskan bahwa kasus ini tidak hanya menyangkut pelanggaran privasi, tetapi juga merupakan ancaman terhadap kebebasan berpendapat.
“Karena ini menyangkut kebebasan dalam berpendapat dan akan mencederai kebebasan berpendapat yang notabene sebenarnya juga kita dilindungi oleh Undang-Undang Pers,” ujarnya.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Timur, Abdurrahman Amin, turut angkat suara terkait kasus ini. Ia menilai bahwa tindakan doxing terhadap Ridwan merupakan bentuk intimidasi yang serius terhadap kerja jurnalistik.
“Ini bukan cuma urusan PWI. Ini bentuk pembungkaman. Buzzer-buzzer ini bukan produk pers, mereka beroperasi di media sosial dan sering kali bertindak intimidatif,” kata Abdurrahman, Minggu (11/5/2025).
Ia menegaskan bahwa kritik dalam jurnalisme memiliki dasar metodologi dan kode etik yang jelas. Jika ada kesalahan dalam produk jurnalistik, penyelesaiannya seharusnya melalui Dewan Pers, bukan melalui serangan personal.
Kasus ini bermula ketika Ahmad Ridwan mengkritisi praktik doxing yang dilakukan oleh sejumlah akun media sosial yang diduga buzzer milik pemerintah kota. Tak lama setelah kritik itu disampaikan, data pribadi Ridwan tersebar di media sosial.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/02/6864ef4f68906.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jerit Korban Pelecehan Pembina Pramuka di Samarinda, Modusnya Pengobatan Tangkal Kesurupan Regional 2 Juli 2025
Jerit Korban Pelecehan Pembina Pramuka di Samarinda, Modusnya Pengobatan Tangkal Kesurupan
Tim Redaksi
SAMARINDA, KOMPAS.com –
Kasus dugaan
pelecehan seksual
yang melibatkan seorang pembina Pramuka di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Samarinda menyisakan luka mendalam dan pertanyaan besar bagi para korban.
Empat alumni yang menjadi korban melaporkan bahwa penanganan kasus di kepolisian seakan tidak diterima, menambah beban trauma dan menipiskan harapan akan
keadilan
.
Dalam kesempatan ini, Kompas.com berhasil menemui keempat korban, yaitu LY (18), YA (18), JH (19), dan YM (19).
Para korban membeberkan kronologi kejadian traumatis yang mereka alami saat mengikuti kegiatan Pramuka kenaikan tingkat pada Jumat malam, (13/6/2025).
Terduga pelaku, HG, disebut memanfaatkan dalih “pengobatan” untuk melancarkan aksinya yang meresahkan.
Menurut keterangan LY bersama korban lainnya pada Rabu (2/7/2025), kejadian bermula saat para peserta kenaikan tingkat dikumpulkan di musala
SMK Samarinda
.
HG, sang pembina, memanggil LY dan beberapa rekannya yang sedang memasak di luar musala.
“Dia tanya, ‘Siapa saja yang masak kopi ini?’ Lalu saya jawab ada enam orang di dalam musala, dua putra dan empat putri,” terang LY kepada Kompas.com.
Di dalam musala, HG disebut memulai modusnya yang tak lazim.
Dengan dalih adanya “pantangan” atau “kepuhunan” akibat kegiatan memasak, HG menawarkan bantuan untuk “mengobati” agar tidak kesurupan.
HG bahkan mengeklaim pernah menjadi tumbal saat mengobati orang lain untuk meyakinkan korbannya.
Para korban kemudian diminta duduk membentuk setengah lingkaran, dengan HG berada di tengah.
Mereka diinstruksikan untuk menutup mata dan fokus mendengarkan suara HG, seolah dalam kondisi terhipnotis.
“Kami disuruh masuk ke alam bawah sadar, lebih dalam, lebih dalam,” ujar LY, menggambarkan suasana mencekam saat itu.
Puncak pelecehan terhadap LY terjadi saat lampu musala dimatikan.
Setelah diminta berbaring di mimbar musala, LY merasakan napas pelaku semakin dekat dan ia dicium.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/02/6864ebc35a781.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bahlil Curhat ke Prabowo: Saya Menteri Bapak yang Belajar Pakai Petromak, Kelihatan Hitam kalau Tidak Mandi
Bahlil Curhat ke Prabowo: Saya Menteri Bapak yang Belajar Pakai Petromak, Kelihatan Hitam kalau Tidak Mandi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri ESDM
Bahlil Lahadalia
mengaku pernah menyampaikan kepada Presiden
Prabowo Subianto
bahwa dirinya adalah salah satu menteri yang pernah merasakan hidup tanpa listrik
Hal itu dirasakan Bahlil ketika masih tinggal di desa. Menurutnya, ia masih memakai
lampu pelita
ketika tinggal di sana.
“Usulan kebijakan subsidi listrik tahun 2025 itu tepat sasaran, diberikan hanya kepada golongan yang berhak. Seperti rumah tangga miskin dan rentan, mendorong transisi energi yang lebih efisien,” ujar Bahlil dalam rapat bersama Komisi XII DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
“Mengakhiri laporan kami, kami sampaikan bahwa kemarin kami sudah rapat dengan Bapak Presiden, kami sedang memetakan prioritas sambung listrik ke masyarakat yang belum mendapatkan sambung listrik,” sambungnya.
Bahlil pun membeberkan isi dari laporannya kepada Presiden Prabowo Subianto.
Bahlil curhat kepada Prabowo bahwa dirinya adalah menteri yang berasal dari desa, yang bahkan hidup tanpa listrik.
Berhubung dia hanya pakai lampu pelita, wajahnya jadi menghitam. Dia mengeklaim, jika tidak mandi sebelum berangkat sekolah, maka wajahnya akan tetap kotor akibat lampu pelita.
“Saya sudah lapor kepada Bapak Presiden, ‘Pak Presiden, mungkin dari sekian menteri di anggota kabinet Bapak ini, mungkin salah satu menteri yang lahir di desa, dan cuma pakai lampu pelita, itu saya’,” ujarnya.
“Saya sampai SD enggak ada listrik. Oh enggak ada petromaks sudah orang kaya itu di kampung. Itu kita pakai kaleng susu, pakai sumbu, pakai minyak tanah. Kalau belajar, bangun pagi, di sini hitam. Syukur kalau ke sekolah kita mandi, kalau enggak mandi pasti kelihatan hitamnya,” kenang Bahlil.
Maka dari itu, Bahlil menyampaikan kepada Prabowo mengenai visi
swasembada energi
di desa-desa. Sejauh ini, sudah ada ribuan desa yang menjadi target swasembada energi.
“Nah saya sampaikan kepada Bapak Presiden, atas arahan dan visi besar Presiden tentang swasembada energi, jadi energi ini harus juga diletakkan di desa-desa,” imbuhnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/01/6863a87038e6e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tarif Ojol Naik, Transportasi Umum Diminta Bersiap Hadapi Lonjakan Penumpang Megapolitan 2 Juli 2025
Tarif Ojol Naik, Transportasi Umum Diminta Bersiap Hadapi Lonjakan Penumpang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Rencana pemerintah menaikkan tarif ojek
online
(
ojol
) diprediksi mendorong masyarakat Jabodetabek beralih ke moda transportasi umum seperti Transjakarta, KRL, MRT, dan LRT.
Pasalnya, ketimbang ojol, transportasi umum dinilai lebih terjangkau.
“Kalau
tarif ojol naik
, sebagian penumpang pasti akan mencari alternatif yang lebih murah. Dan transportasi umum di Jakarta sudah cukup baik sekarang,” ujar pengamat transportasi Djoko Setijowarno kepada
Kompas.com,
Rabu (2/7/2025).
Menurut Djoko, situasi ini bisa menjadi peluang bagi pengelola transportasi publik, namun sekaligus tantangan. Moda transportasi massal disebut harus bersiap menghadapi potensi lonjakan penumpang yang signifikan.
Djoko menyebut, potensi kenaikan jumlah penumpang harus diimbangi dengan peningkatan layanan.
“Peningkatan kapasitas, frekuensi, dan kenyamanan layanan menjadi hal yang mutlak dibutuhkan,” ujarnya.
Jika tidak dilakukan penyesuaian, lonjakan penumpang justru bisa menyebabkan penumpukan, antrean panjang, hingga menurunnya kualitas layanan. Akibatnya, kepercayaan publik terhadap transportasi umum bakal turun.
Meskipun peralihan dari ojol ke transportasi umum bisa mengurangi beban ongkos masyarakat, Djoko mengingatkan, persoalan utama sistem transportasi di Indonesia tidak bisa diselesaikan hanya dengan kebijakan tarif semata.
“Masalahnya bukan sekadar tarif, tapi bagaimana kita membangun ekosistem transportasi yang adil, terintegrasi, dan berpihak pada pengemudi dan masyarakat,” tegas Djoko.
Menurutnya, dibutuhkan penataan ulang secara menyeluruh terhadap sistem transportasi nasional agar kebijakan apa pun yang diterapkan tidak menimbulkan ketimpangan baru antarmoda dan antarkelompok pengguna.
Djoko juga mendorong pemerintah untuk tidak hanya fokus terhadap kebijakan sektoral, tetapi juga melihat dampak sistemik dari perubahan tarif terhadap pola mobilitas masyarakat.
Ia menyarankan agar Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah, serta operator transportasi publik mulai memetakan potensi lonjakan penumpang dan menyiapkan strategi pengelolaan secara komprehensif.
“Jika tidak diantisipasi sejak awal, dampaknya bisa terasa dalam bentuk kemacetan di stasiun, penurunan kenyamanan, hingga penurunan jumlah pengguna karena tidak puas,” pungkas Djoko.
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan telah memfinalisasi rencana kenaikan
tarif ojol
sebesar 8 hingga 15 persen, tergantung pada zona operasional.
Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan kelayakan usaha pengemudi dan keseimbangan antara kepentingan konsumen serta aplikator.
Pemerintah menetapkan tiga zona, dengan besaran tarif yang disesuaikan berdasarkan karakteristik wilayah dan beban operasional masing-masing.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/07/02/6864f4d9d1342.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/02/6864b15e39ae7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/28/685fd214d1e7f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/02/6864a20ac57c3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/01/6863a5317cf40.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)