Author: Kompas.com

  • PKS: Ketidakkonsistenan Putusan Perlemah Posisi Hukum MK

    PKS: Ketidakkonsistenan Putusan Perlemah Posisi Hukum MK

    PKS: Ketidakkonsistenan Putusan Perlemah Posisi Hukum MK
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Badan Legislasi DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Zainudin Paru menilai
    Mahkamah Konstitusi
    (
    MK
    ) tidak konsisten ketika memutus memisahkan pemilihan umum (
    pemilu
    ) nasional dan daerah.
    Pasalnya, MK telah mengeluarkan putusan Nomor 55/PUU-XVII/2019 pada 26 Februari 2020. Dalam putusan tersebut, MK mengusulkan enam model keserentakan pemilu kepada pembentuk undang-undang.
    Namun, MK justru kembali mengeluarkan putusan Nomor 135/PUU-XXII/2024 yang memisahkan
    pemilu nasional
    dan daerah.
    “Putusan ini seharusnya masuk dalam ranah manajemen pemilu, bukan konstitusionalitas. Ketidakkonsistenan ini semakin memperlemah posisi hukum MK, apalagi dalam putusan sebelumnya No. 55/PUU-XX/2022,
    Pilkada
    disamakan dengan
    Pemilu
    ,” ujar Zainudin lewat keterangan tertulisnya, Kamis (3/7/2025).
    Ia menilai, MK lewat putusan Nomor 135/PUU-XXII/2024 melangkah terlalu jauh dan dan mengambil peran pembentuk undang-undang.
    “MK seolah-olah mengambil alih peran pembentuk UUD, padahal ranah itu bukan kewenangannya. Ini menjadi preseden buruk dalam sistem ketatanegaraan kita,” ujar Zainudin.
    Di samping itu, memisahkan pemilu nasional dan daerah berdampak terhadap masa jabatan anggota DPRD di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
    Tegasnya, perpanjangan masa jabatan DPRD tidaklah sesuai konstitusi. Sebab, keterpilihan anggota DPRD adalah hasil dari pemilu yang harus dilaksanakan setiap lima tahun sekali, sebagaimana diatur dalam Pasal 22E Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
    “Perpanjangan masa jabatan anggota DPRD tanpa Pemilu adalah bentuk tindakan inkonstitusional. Hal ini melanggar Pasal 22E ayat (1) dan (2) UUD 1945, baik dari sisi waktu maupun subjek lembaga yang diatur,” ujar Zainudin.
    Diketahui, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan memisah antara pemilihan umum (Pemilu) nasional dan daerah mulai 2029 dalam putusan Nomor 135/PUU-XXII/2024.
    Artinya, pemilu nasional hanya ditujukan untuk memilih anggota DPR, DPD, dan presiden/wakil presiden. Sedangkan Pileg DPRD provinsi hingga kabupaten/kota akan dilaksanakan bersamaan dengan Pilkada.
    Dalam pertimbangan hukum, MK mengusulkan agar pemilihan legislatif (Pileg) DPRD yang bersamaan dengan
    pilkada
    digelar paling cepat dua tahun setelah pelantikan presiden/wakil presiden.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kunjungan Perdana ke Pulau Kelapa, Pramono Disambut Meriah Anak-anak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Juli 2025

    Kunjungan Perdana ke Pulau Kelapa, Pramono Disambut Meriah Anak-anak Megapolitan 4 Juli 2025

    Kunjungan Perdana ke Pulau Kelapa, Pramono Disambut Meriah Anak-anak
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com-
    Gubernur Jakarta
    Pramono Anung
    mengunjungi
    Pulau Kelapa
    ,
    Kepulauan Seribu
    , DKI Jakarta, Jumat (4/7/2025).
    Pramono tiba di dermaga sekitar pukul 08.19 WIB mengenakan baju koko putih, celana hitam, dan kopiah.
    Setibanya di lokasi, Pramono disambut oleh puluhan anak-anak dari Taman Kanak-Kanak yang mengenakan pakaian olahraga berwarna-warni kombinasi pink-biru, kuning-biru, dan oranye-putih yang berbaris memanjang di dermaga.
    Ini kali pertama Pramono menginjakkan kaki di Kepulauan Seribu setelah dilantik menjadi Gubernur Jakarta pada Februari 2025 lalu.
    “Selamat datang Bapak, selamat datang kami ucapkan terima lah sambutan dari kami,” lantun nyanyian para siswa.
    Sambutan meriah juga datang dari grup marawis.
    “Assalamualaikum apa kabar?” tanya Pramono.
    Setelah itu, Pramono menuju tempat
    penanaman mangrove
    .
    Ia terlebih dahulu menggunakan sepatu bot berwarna hijau untuk turun langsung ke area lumpur, menanam mangrove bersama siswa SD dan warga sekitar.
    Total, sebanyak 15.000 pohon mangrove ditanam secara serentak di seluruh Kepulauan Seribu pada hari ini.
    Tak hanya itu, Pramono juga memberikan secara simbolis 24.000 bibit ikan kerapu kepada dua orang nelayan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Berkah Program SMP Swasta Gratis di Depok: Solusi Bangku Kosong, Terima Dana Ratusan Juta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Juli 2025

    Berkah Program SMP Swasta Gratis di Depok: Solusi Bangku Kosong, Terima Dana Ratusan Juta Megapolitan 4 Juli 2025

    Berkah Program SMP Swasta Gratis di Depok: Solusi Bangku Kosong, Terima Dana Ratusan Juta
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Program sekolah rintisan
    sekolah swasta gratis
    (RSSG) menjadi berkah sekolah di Kota
    Depok
    menerima banyak murid.
    Hal itu dirasakan
    SMP 20 Mei Raudlatussaadah
    . Kepala Sekolah SMP 20 Mei Raudlatussaadah, Inayah pun berharap program sekolah swasta gratis terus berlanjut.
    “Kami berharap program ini terus berkelanjutan di tahun depan, lalu tahun depannya ada lagi,” kata Inayah kepada Kompas.com, Kamis (3/7/2025).
    Harapan ini muncul setelah melihat dampak program yang membantu sekolahnya dapat memperoleh murid sesuai daya tampung maksimal, yaitu 60 murid untuk dua kelas.
    Untuk program ini, SMP 20 Mei Raudlatussaadah menyediakan kuota kursi 48 orang dan saat ini kuota penuh oleh pendaftar di hari pertama.
    Mulanya, SMP 20 Mei Raudlatussaadah kesulitan memperoleh murid baru dengan daya tampung maksimal dari tahun ke tahun.
    Bahkan, jumlah siswa di sekolahnya yang baru saja naik ke kelas 9 hanya 37-38 orang untuk dua kelas.
    “Jumlah murid kita dari tahun ke tahun ya dua kelas. Dan tahun lalu itu murid barunya hanya 40 murid. Jadi tahun lalu itu kita masih kurang murid,” tuturnya.
    Menurutnya, kondisi ini dapat terjadi lantaran kalah bersaing dengan empat sekolah negeri di wilayah Cimanggis setiap kali mulai menjelang tahun ajaran baru.
    Hal itu dianggap wajar karena masyarakat ingin mendapatkan pendidikan yang bagus dan gratis.
    “Karena memang, sekolah saya itu dikelilingi oleh sekolah negeri. Sedangkan masyarakat di sini itu semuanya masih minat di negeri, tentu karena gratis,” ujar Inayah.
    Oleh karena itu, Inayah menggunakan program ini sebagai cara agar dapat menerima murid lebih banyak di semester baru.
    Apalagi,
    program RSSG
    hanya mensyaratkan kesediaan sekolah dan mendata kuota kursi.
    “Pas awal sudah ada yang daftar, sudah sekitar 12 orang. Dan karena itu, di program ini jadi butuh siswa yang dari limpahan itu 48 orang kalau kita ambil 60 siswa,” jelas Inayah.
    Melalui 60 murid baru itu, SMP 20 Mei Raudlatussaadah akan menerima alokasi anggaran Rp 180 juta setahun dari
    Pemkot Depok
    .
    Nominal itu dibagi rata dengan rincian subsidi Rp 3 juta per siswa dalam setahun.
    Disebutkan, Pemkot Depok belum merincikan secara khusus penggunaan subsidi yang akan diterima setiap sekolah peserta RSSG.
    Hal itu memungkinkan penggunaan anggaran berbeda-beda.
    “Nah nantinya ya, itu Rp 3 juta sudah include semua. Jadi seperti SPP, kegiatan-kegiatan sekolah, dari situ semua (disubsidi),” ujarnya.
    Oleh sebab itu, Inayah belum bisa memastikan apakah subsidi ini juga harus termasuk biaya seragam sekolah dan buku pelajaran siswa.
    Ia hanya memastikan subsidi akan menjadi cara agar orangtua murid tidak lagi dipungut biaya.
    “Biasanya, di tahun lalu untuk sekolah negeri saja untuk seragam kan bayar. Makanya kita nungguin informasi selanjutnya dari Disdik,” jelas Inayah.
    “Walaupun memang tidak dibolehkan, kita akan olah dari yang Rp 3 juta itu agar bisa termasuk buku,” lanjut dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polemik Jalur Domisili di Tangsel: Warga Tetangga Sekolah, tapi Gagal Masuk
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Juli 2025

    Polemik Jalur Domisili di Tangsel: Warga Tetangga Sekolah, tapi Gagal Masuk Megapolitan 4 Juli 2025

    Polemik Jalur Domisili di Tangsel: Warga Tetangga Sekolah, tapi Gagal Masuk
    Editor
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    — Warga RW 10, Pamulang Barat, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyampaikan kekecewaan terhadap hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025, khususnya pada jalur domisili di SMP Negeri 4 Tangsel dan SMA Negeri 6 Tangsel.
    Mereka menilai sistem penerimaan murid baru tahun ini tidak berpihak pada warga yang tinggal sangat dekat dengan sekolah.
    Ketua RW 10 Pamulang Barat, Suhendar mengatakan, tidak ada satu pun dari sembilan anak di lingkungan mereka yang diterima di SMPN 4 dan SMAN 6 Tangsel, meskipun rumah para pendaftar berada sangat dekat dengan sekolah.
    “Kami melakukan ini dengan keadaan terpaksa. Karena warga kami yang merasa sudah ada di sini sejak awal, bahkan sebelum sekolah ini berdiri, tidak diterima bersekolah di SMAN 6 SMPN 4 ini. Padahal jaraknya hanya 100 meter, 50 meter, bahkan ada yang tujuh meter,” ujar Suhendar di lokasi, Kamis (3/7/2025).
    Menurut Suhendar, warga telah berusaha menyampaikan keberatan melalui dialog dengan pihak sekolah sebanyak tiga kali.
    Namun hingga saat ini, belum ada kejelasan atau solusi.
    Karena belum ada tindak lanjut dari pihak sekolah, warga akhirnya menutup sementara akses jalan menuju SMPN 4 dan SMAN 6 Tangsel.
    Mereka juga memasang spanduk sebagai bentuk penyampaian protes kepada sekolah maupun pemerintah.
    “Kami mengharapkan kepala sekolah bisa meneruskan ke yang lebih tinggi lagi agar peraturan-peraturan seperti itu,” kata Suhendar
    “Kami minta agar warga sekitar diberi kesempatan untuk bisa bersekolah di sini daripada yang jauh-jauh,” kata Suhendar.
    Warga lainnya, Rangga, mengatakan rata-rata nilai siswa dari RW 10 mencapai 85.
    Namun, mereka tetap tidak diterima karena seleksi jalur domisili kini mempertimbangkan nilai akademik di tingkat kecamatan.
    Padahal, informasi soal perubahan mekanisme itu baru diterima warga pada 29 Mei 2025, sedangkan pelaksanaan PPDB berlangsung pada Juni.
    “Warga kami pada dasarnya merujuk pada aturan sebelumnya, pada zonasi. Karena pada aturan ini, kita terima itu bulan Mei tanggal 29 Mei 2025, terus SPMB Juni, jadi bagaimana kami sosialisasi?, mempersiapkan anak dari warga kami,” kata Rangga.
    Warga menutup akses menuju dua sekolah negeri itu dan memasang tiga spanduk berwarna kuning bertuliskan penolakan.
    Dua spanduk terpasang di gerbang SMAN 6 dan satu di depan
    SMPN 4 Tangsel
    .
    Salah satu spanduk menyampaikan permintaan maaf atas penutupan jalan, dan juga alasan aksi warga.
    “Akses ini ditutup karena sistem penerimaan siswa mengabaikan hak anak-anak kami bersekolah di lingkungan sendiri,” demikian tulisan pada spanduk itu.
    Rangga menyebut penutupan jalan ini adalah bentuk aspirasi yang ingin disampaikan ke berbagai pihak, termasuk Gubernur Banten Andra Soni dan Dinas Pendidikan Provinsi.
    “Ini bentuk ekspresi warga agar dilihat, didengar oleh pimpinan, Gubernur Banten Pak Andra Soni, lalu juga Kepala Dinas. Kami mohon kebijaksanaannya karena anak-anak warga kami butuh sekolah,” ujar dia.
    Hingga kini, pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan belum memberikan tanggapan resmi atas keluhan warga.
    Aksi warga RW 10 menjadi potret nyata ketegangan antara kebijakan zonasi yang bergeser dan kebutuhan riil masyarakat sekitar sekolah.
    (Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Akhdi Martin Pratama)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Dilanjutkan, Tim SAR Sisir Sisi Selatan dan Timur Gilimanuk
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 Juli 2025

    Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Dilanjutkan, Tim SAR Sisir Sisi Selatan dan Timur Gilimanuk Surabaya 4 Juli 2025

    Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Dilanjutkan, Tim SAR Sisir Sisi Selatan dan Timur Gilimanuk
    Tim Redaksi
    JEMBRANA, KOMPAS.com
    – Tim SAR kembali melanjutkan pencarian korban tenggelamnya
    KMP Tunu Pratama Jaya
    di Selat
    Bali
    pada Jumat (4/7/2025) pagi.
    Pencarian hari kedua ini menyisir area selatan dan timur perairan
    Gilimanuk
    di Kabupaten
    Jembrana
    , Provinsi Bali.
    Sebanyak dua buah Rigid Inflatable Boat (RIB) dikerahkan pada pencarian hari kedua ini. Personel Basarnas mulai melakukan penyisiran dengan perahu RIB sekitar pukul 07.30 Wita.
    Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, I Dewa Hendri Gunawan menyampaikan, pencarian ini berfokus pada para korban yang belum ditemukan.
    Pencarian para korban menyisir area selatan dan timur perairan Gilimanuk.
    Radius pencariannya dari wilayah Kecamatan Melaya hingga perairan Pebuahan di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana.
    Pada Kamis (3/7/2025) pagi, sebagian korban selamat dan meninggal dunia ditemukan di perairan Pebuahan, Jembrana.
    Sehingga, petugas menyisir kembali wilayah tersebut untuk menemukan kemungkinan keberadaan korban lainnya.
    “Pertimbangannya karena di areal selatan dan timur banyak ditemukan korban pada pencarian hari sebelumnya,” kata Hendri, dikonfirmasi Jumat, di Jembrana.
    Pencarian hari kedua ini melibatkan sembilan personel Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana dengan perahu RIB dan
    rubber boat
    .
    Pencarian juga dibantu lima orang personel Pos Pencarian dan Pertolongan Buleleng di perahu RIB.
    Tak hanya itu, KN SAR Arjuna, tim gabungan serta SAR Banyuwangi juga turut membantu menyisir korban yang belum ditemukan.
    “Selain di laut, petugas juga berjaga di pesisir Pebuahan. Siapa tahu ada korban yang ditemukan di pesisir, bisa segera dievakuasi,” tutup Hendri.
    Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, pada Rabu (2/7/2025) malam.
    Dari total 65 penumpang dan awak kapal, hingga Kamis malam sebanyak 35 orang telah ditemukan, terdiri dari 29 korban selamat dan 6 meninggal dunia.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ribut Tolak Dedi Mulyadi Tambah Rombel SMA, DPRD Jabar Minta Swasta Tak Hanya Protes
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        4 Juli 2025

    Ribut Tolak Dedi Mulyadi Tambah Rombel SMA, DPRD Jabar Minta Swasta Tak Hanya Protes Bandung 4 Juli 2025

    Ribut Tolak Dedi Mulyadi Tambah Rombel SMA, DPRD Jabar Minta Swasta Tak Hanya Protes
    Editor
    BANDUNG, KOMPAS.com
    — Gubernur
    Jawa Barat

    Dedi Mulyadi
    menyatakan, Pemerintah Provinsi Jabar berencana akan menambah jumlah rombongan belajar (rombel) di
    SMA
    dan SMK negeri dari semula 36 siswa menjadi 50 siswa per kelas.
    Kebijakan ini diamini anggota Komisi V
    DPRD Jabar
    , Hasbullah Rahmad. Bahkan ia meminta Forum Kepala Sekolah SMA (FKSS) Jabar fokus pada peningkatan layanan ketimbang rebut mempermasalahkan penambahan rombel.
    “Kalau sekolahnya bagus, kan orang datang. Walaupun di pinggir gunung, misalnya, orang tetap akan datang,” ujar Hasbullah dikutip dari Tribun Jabar, Jumat (4/7/2025).
    Hasbullah juga mendorong
    sekolah swasta
    untuk introspeksi dan meningkatkan kualitas layanan agar tetap menarik minat masyarakat.
    “Lebih baik fokus ke peningkatan kualitas daripada mempersoalkan ini.
    Sekolah swasta
    sekarang harus introspeksi diri,” ujarnya.
    Menurut Hasbullah, sekolah swasta harus memiliki ciri khas dan kelebihan yang membedakannya dari
    sekolah negeri
    .
    “Misalnya ekstrakurikulernya bagus, siswa baru akan datang dengan sendirinya. Tapi kalau kualitasnya jauh, fasilitas tidak memadai, gurunya sedikit, ya orang enggak mau sekolah di situ,” katanya.
    Hasbullah menegaskan, penambahan rombel tidak akan menggerus jumlah siswa sekolah swasta mengingat populasi Jawa Barat yang hampir 50 juta jiwa.
    “Dengan jumlah sekolah negeri yang ada, belum bisa kita melayani pendidikan di Jawa Barat dan tidak mungkin itu akan diambil oleh sekolah negeri semua,” ucapnya.
    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purwanto mengatakan, penambahan rombel ini untuk memberikan layanan pendidikan yang maksimal.
    “Kami ingin memaksimalkan pelayanan, terlebih apabila anak-anak ingin ke sekolah negeri, harus dilayani,” kata Purwanto.
    Purwanto menjelaskan, daya tampung sekolah negeri di Jawa Barat saat ini hanya sekitar 329 ribu siswa. Sementara lulusan SMP mencapai lebih dari 700 ribu per tahun, sehingga sebagian besar siswa tetap akan masuk sekolah swasta.
    Purwanto juga menyampaikan bahwa sekolah swasta tetap memiliki peran penting untuk menampung lulusan SMP yang tidak tertampung di sekolah negeri.
    “Kan, daya tampung sekolah negeri tidak cukup, sehingga separuh lulusan SMP tetap masuk ke sekolah swasta,” pungkasnya.
    Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal Penambahan Jumlah Siswa, Anggota DPRD Jabar: Kalau Sekolahnya Bagus Pasti Orang akan Datang
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Panggung untuk Uji Coba Car Free Night Mulai Dipasang di Bundaran HI
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Juli 2025

    Panggung untuk Uji Coba Car Free Night Mulai Dipasang di Bundaran HI Megapolitan 4 Juli 2025

    Panggung untuk Uji Coba Car Free Night Mulai Dipasang di Bundaran HI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Sejumlah pekerja mulai memasang kerangka panggung untuk uji coba
    Car Free Night
    (CFN) di area Bundaran Hotel Indonesia (HI),
    Jakarta
    Pusat, Jumat (4/7/2025).
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    pada pukul 07.32 WIB, kerangka besi panggung sudah dalam proses pemasangan.
    Meski belum rampung, tiang dan kerangka utama panggung telah berdiri kokoh dengan dominasi warna hitam.
    Panggung ini terletak persis bersampingan dengan Halte TransJakarta
    Bundaran HI
    Astra dan telah dilengkapi dengan layar videotron raksasa.
    Selain itu, ada dua layar videotron kecil yang terpasang di sekitar lokasi panggung berdiri, tepatnya di depan Hotel Mandarin dan Pos Kepolisian Bundaran HI.
    Sejumlah tenda kecil untuk para kru yang bekerja juga sudah didirikan di sisi panggung. Para pekerja tampak sibuk memasang lampu di atas kerangka besi yang tingginya sekitar setengah dari Monumen Selamat Datang.

    Sementara itu, lalu lintas di area Bundaran HI terpantau ramai lancar. Proses pembangunan panggung tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang melintas.
    Petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) terlihat bersiaga di sekitar lokasi untuk mengatur lalu lintas dan memastikan keamanan kegiatan.
    Salah satu warga, Ija (27), mengaku antusias menyambut gelaran uji coba CFN. Ia mengaku bersemangat untuk datang dan meramaikan acara yang berlangsung pada besok malam.
    “Keren ya, biasanya kan cuma malam tahun baru, ini CFD malam ada panggung, nanti datang lah aku,” ucapnya kepada
    Kompas.com
    di lokasi, Jumat.
    Ija mengungkapkan, dirinya akan mengajak anggota keluarganya untuk meramaikan uji coba CFN.
    “Nanti aku ajak keluarga ku, seru pasti ini,” imbuhnya.
    Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta akan menggelar uji coba Car Free Night (CFN) pada Sabtu (5/7/2025)
    Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengatakan, uji coba ini menjadi bagian dari rangkaian acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Kota Jakarta, sekaligus menyambut datangnya bulan Muharram 1447 Hijriah.
    “Jam 7 malem, soft car free day nih. Makanya kita mau mulai,” ucap Rano, Rabu (2/7/2025).
    Rano menambahkan, dalam acara ini akan digelar pawai obor yang melibatkan sekitar 10 ribu peserta.
    Para peserta akan berjalan kaki dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
    Namun, obor yang digunakan bukan obor api seperti biasa, melainkan obor elektrik yang dinilai Rano lebih ramah lingkungan.

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ditantang Dedi Mulyadi, Beranikah Farhan Bongkar Teras Cihampelas Warisan Ridwan Kamil?
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        4 Juli 2025

    Ditantang Dedi Mulyadi, Beranikah Farhan Bongkar Teras Cihampelas Warisan Ridwan Kamil? Bandung 4 Juli 2025

    Ditantang Dedi Mulyadi, Beranikah Farhan Bongkar Teras Cihampelas Warisan Ridwan Kamil?
    Editor
    KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menantang Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, untuk menertibkan dan merapikan kembali Jalan Cihampelas.
    Menurut Dedi, pedestrian
    Teras Cihampelas
    justru membuat kawasan yang dulunya dikenal sebagai pusat jeans itu kini semrawut, macet, dan berbau tak sedap.
    “Pak Wali Kota harus merapikan Jalan Cihampelas karena jalannya menyempit dan bau
    haseum
    (asam),” kata Dedi saat bersama Farhan di Bandara Husein Sastranegara Bandung, Rabu (2/7/2025).
    Dedi juga menyinggung keberanian Farhan dalam menertibkan proyek bernilai Rp 48,5 miliar tersebut. Diketahui Teras Cihampelas dibangun saat Ridwan Kamil menjabat Wali Kota Bandung.
    “Pak Wali Kota ini saya lihat pemberani, tetapi ada sedikit takutnya,” ujarnya sambil tertawa.
    Menanggapi itu, Farhan menyatakan kesiapannya untuk melakukan penataan Jalan Cihampelas.
    “Siap, Pak Gubernur, sekarang lagi proses,” kata Farhan.
    Namun, Farhan menegaskan bahwa pembongkaran Teras Cihampelas tak bisa dilakukan begitu saja.
     
    Ia menyebut ada proses administrasi, hukum, hingga perizinan yang panjang sebelum keputusan itu bisa diambil.
    “Sambil menunggu usulan-usulan lainnya, karena saya mesti bicara dengan DPRD, saya mesti bicara dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah,” ujarnya.
    Sembari proses berjalan, Farhan mengatakan Pemkot Bandung akan tetap melakukan perbaikan fasilitas dan pengamanan di area tersebut.
    Rencana pembongkaran Teras Cihampelas yang diusulkan Dedi Mulyadi justru ditolak oleh warga dan pedagang kaki lima yang berjualan di sana.
    “Buat apa dibongkar, sudah tanggung, mendingan ditata lagi saja biar lebih nyaman,” ujar Taufik Budi Santoso, warga Cimaung.
    Aan Suherman, pedagang nasi ayam goreng di teras 7, mengaku omzetnya bisa mencapai Rp 800.000 hingga Rp 1,5 juta per hari.
    Ia khawatir akan kehilangan pelanggan jika relokasi dilakukan.
    “Enggak perlu dibongkar, kalau dibongkar saya mau pindah ke mana?” tegasnya.
    Sementara Irahayu, bendahara koperasi paguyuban pedagang, berharap para pemimpin bisa lebih bijaksana.
    “Pak Dedi, Pak Farhan, tolonglah lebih bijaksana, kami dari awal pembangunan sudah berjuang dan bertahan di sini,” ujarnya.
    Menanggapi polemik ini, Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi, meminta Farhan berkonsultasi dengan ahli tata kota sebelum mengambil keputusan besar seperti pembongkaran infrastruktur senilai Rp 48,5 miliar tersebut.
    “Bandung ini banyak ahli tata kota dan planologi. Menurut saya, perlu ditanyakan dulu, baiknya ke depan seperti apa,” kata Asep.
    Ia mengingatkan bahwa proyek tersebut pasti dibangun dengan perencanaan matang di era Ridwan Kamil, dan sebaiknya dikaji ulang bukan langsung dibongkar.
    “Kita cari kesempurnaannya karena kesempurnaan itu akan lebih banyak manfaatnya,” tuturnya. 
    (Kontributor Bandung Putra Prima Perdana)
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kesaksian Penumpang Selamat KMP Tunu Pratama Jaya: Tak Ada Peringatan Bahaya, Menyelamatkan Diri Sendiri
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        4 Juli 2025

    Kesaksian Penumpang Selamat KMP Tunu Pratama Jaya: Tak Ada Peringatan Bahaya, Menyelamatkan Diri Sendiri Denpasar 4 Juli 2025

    Kesaksian Penumpang Selamat KMP Tunu Pratama Jaya: Tak Ada Peringatan Bahaya, Menyelamatkan Diri Sendiri
    Tim Redaksi
    JEMBRANA, KOMPAS.com
    – Seorang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya, Febriani (27), memberikan kesaksian detik-detik kapal yang ia tumpangi tenggelam di Selat
    Bali
    pada Rabu (2/7/2025) menjelang tengah malam.
    Menurut Febriani, tidak ada peringatan bahaya atau panduan keselamatan dari awak kapal.
    “Kami semua menyelamatkan diri sendiri, ambil pelampung sendiri,” katanya, Kamis (3/7/2025) di Posko Pelabuhan Gilimanuk,
    Jembrana
    , Bali.
    Saat itu, kata dia, posisi kapal sudah miring. Para penumpang yang ada di kapal panik dan berlarian mencari pelampung.
    Mereka berusaha menyelamatkan diri. Di tengah kekacauan itu, lampu dan mesin kapal mati atau
    blackout
    .
    Pria asal Rogojampi,
    Banyuwangi
    , Jawa Timur, ini lantas memutuskan untuk melompat ke laut sebelum kapal tenggelam.
    Ia melompat bersama istrinya, Cahyani (30). Namun, gelombang besar yang muncul setelah kapal terbalik dan tenggelam, memisahkan mereka.
    Dalam peristiwa itu, Febriani akhirnya selamat setelah ditarik penumpang lain ke perahu karet. Namun, istrinya, Cahyani ditemukan meninggal dunia.
    Penumpang selamat lainnya, Imron (48), juga menuturkan tidak ada tanda peringatan apa pun dari petugas sebelum kapal tenggelam.
    Ia hanya melihat kru kapal berlari dalam keadaan panik. Saat itu, kapal bergoyang hebat ke kanan, lalu ke kiri dengan gerakan yang tidak normal.
    “Saya lihat ada kru kapal melihat ke belakang, lalu mereka lari. Penumpang mulai panik dan keluar mengambil rompi pelampung,” tuturnya.
    Karena tak ada tanda peringatan, Imron bahkan tidak sempat mengambil pelampung. Saat itu air laut mulai masuk ke dalam kapal. Ia pun berusaha menyelamatkan diri.
    “Saya sempat ditendang orang yang juga panik. Saya merayap keluar dari dalam air, dan lihat pelampung sekitar empat meter dari saya. Saya kejar pelampung itu,” ujarnya bercerita.
    “Saya baru bisa pakai pelampung setelah berani menyelam sebentar. Saya ikat sendiri pelampungnya, lalu bersandar, istirahat. Saya benar-benar pasrah waktu itu,” kata dia.
    Setelah memakai pelampung, Imron mendekati perahu karet penyelamat yang saat itu belum sepenuhnya mengembang. Ia memegang sisi perahu dan tidak sengaja tertarik hingga berada di atas permukaannya.
    “Di situ saya mulai merasa ada harapan. Ada sekitar 16 orang di perahu karet itu, satu perempuan, sisanya laki-laki. Kami bertahan di atas perahu sampai pagi,” katanya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Insiden Mencekam, Penerjun Payung HUT Bhayangkara Terjatuh di Monas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Juli 2025

    Insiden Mencekam, Penerjun Payung HUT Bhayangkara Terjatuh di Monas Megapolitan 4 Juli 2025

    Insiden Mencekam, Penerjun Payung HUT Bhayangkara Terjatuh di Monas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang atlet motor paralayang Egi Juliano Darmawan (26) terjatuh saat tengah berlatih menjelang perayaan HUT ke-79 Bhayangkara di Monumen Nasional (
    Monas
    ), Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).
    “Pada waktu kejadian, yang bersangkutan ada kerusakan di payung paralayangnya sehingga melakukan pendaratan darurat,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Sandi Nugroho dikutip dari Antara, Rabu (2/7/2025).
    Setelah insiden mencekam ini, atlet tersebut langsung mendapatkan penanganan medis di lokasi.
    Lalu Egi dirujuk ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk perawatan lanjutan.
    Kepala Bagian (Kabag) Humas RS Polri Kramat Jati, AKBP Firdaus, mengatakan atlet tersebut kini dirawat di rumah sakit Polri.
    “Dia terjatuh dari ketinggian 70 meter,” kata Firdaus saat dikonfirmasi.
    Egi tersangkut tiang bendera saat hendak mendarat usai melakukan manuver. 
    Saat dibawa ke RS Polri, Egi masih dalam keadaan sadar. 
    “Saat ingin mendarat dan tersangkut bendera, pasien sempat pingsan, nyeri pada lengan, nyeri pinggang,” kata Firdaus.
    Egi Juliano mengalami patah tulang di bagian lengan. Dia pun harus menjalani operasi medis.
    Firdaus memastikan bahwa kondisi Egi kini sudah stabil setelah menjalani operasi. Namun Egi belum diizinkan pulang dari rumah sakit Polri, 
    “Masih dalam pemulihan usai operasi, kondisi sadar dan berada di ruang pemulihan,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.