Prabowo Tunjuk KSAD Maruli Pimpin Satgas Perbaikan Jembatan di Aceh
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sebagai komandan satuan tugas (satgas) percepatan perbaikan jembatan di wilayah Aceh yang terdampak banjir dan longsor.
Penunjukan itu disampaikan Presiden saat memimpin koordinasi di lokasi peninjauan Jembatan Bailey Teupin Mane, Kabupaten Bireuen, Minggu (7/12/2025).
“Saya tunjuk nanti KSAD sebagai satgas percepatan
perbaikan jembatan
, nanti dibantu pemerintah daerah,” kata Prabowo, dilansir dari tayangan Breaking News Kompas TV, Minggu.
“Karena beliau punya banyak pasukan zeni, pasukan konstruksi, pasukan pembangunan, pasukan teritorial, jadi bisa segera membantu,” kata Presiden.
Prabowo menilai seluruh instansi telah bekerja dengan baik dan saling bahu-membahu bersama pemerintah daerah, TNI–Polri, serta masyarakat.
“Saya lihat kondisi kerja semua instansi baik, bahu-membahu dengan rakyat dan pemerintah daerah. Polisi, tentara, semua bekerja,” kata Prabowo.
Dalam dialognya, Prabowo langsung memberikan instruksi kepada KSAD.
Instruksi itu langsung dijawab “Siap, Bapak” oleh KSAD
Jenderal Maruli Simanjuntak
.
Prabowo juga memerintahkan Panglima TNI Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengerahkan seluruh kekuatan dalam percepatan penanganan dampak bencana tersebut.
“Panglima?” tanya Prabowo. “Siap,” jawab Panglima TNI.
“Kapolri? Kerahkan semua kekuatan,” lanjut Prabowo. “Siap,” jawab Kapolri.
Selain itu, Prabowo meminta laporan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia terkait pemulihan listrik.
Bahlil yang mendampingi Presiden memastikan pemulihan jaringan hampir tuntas.
“Malam ini nyala semua, Pak. Seluruh
Aceh
, 97 persen sudah menyala malam ini,” kata Bahlil.
“Terima kasih, alhamdulillah,” timpal Presiden.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/12/07/6935168272e9b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Saat Prabowo Ikut Santap Menu Korban Banjir di Aceh: Ada Sendok? Saya Mau Coba Nasional
Saat Prabowo Ikut Santap Menu Korban Banjir di Aceh: Ada Sendok? Saya Mau Coba
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto turut menyantap hidangan yang disiapkan dapur umum untuk para korban bencana banjir di Kabupaten Bireuen, Aceh Minggu (7/12/2025).
Momen itu terekam saat Prabowo, yang didampingi Gubernur
Aceh
Muzakir Manaf, memasuki
dapur umum
yang beroperasi di dalam tenda berukuran besar.
Berdasarkan siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden, Prabowo mulanya melepas topi birunya sebelum memasuki tenda.
Dia disambut oleh salah satu prajurit TNI yang memberikan hormat.
Setelah itu, Kepala Negara langsung berbincang dengan seorang ibu yang membantu di dapur umum bersama anggota TNI yang menyendok nasi dari dandang ke bungkus ala warteg.
“Lauknya apa itu?” tanya Prabowo.
“Ikan tongkol,” jawab salah satu warga.
“Wah, enak ya,” sahut Prabowo.
Tanpa basa-basi, Prabowo terlihat menggulung kedua lengan panjang kemeja safarinya.
Ia kemudian menanyakan sendok kepada salah satu prajurit.
“Ada sendok? Saya mau coba,” kata Prabowo.
Prabowo pun menyodorkan piring agar diisi oleh nasi, sayur, dan lauk.
“Pedes ya ini?” tanya Prabowo sambil mengaduk makanannya.
Sambil berdiri, Prabowo pun menyantap menu makanan untuk korban banjir tersebut.
Diketahui, Presiden Prabowo kembali mengunjungi ke Aceh untuk meninjau penanganan bencana pada Minggu (7/12/2025).
Dalam kunjungan ini, Prabowo juga dijadwalkan akan mengunjubgi Posko Pengungsian di Desa Balee Panah, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen.
Sebelumnya, Prabowo bertolak dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, pada pukul 07.55 WIB.
Dalam penerbangan tersebut, Presiden turut didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/07/69350df063f19.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sejumlah Kendaraan Mogok Usai Nekat Terobos Banjir Rob di RE Martadinata Megapolitan 7 Desember 2025
Sejumlah Kendaraan Mogok Usai Nekat Terobos Banjir Rob di RE Martadinata
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah sepeda motor mogok setelah nekat menerobos genangan rob setinggi 20–30 sentimeter di
Jalan RE Martadinata
, tepat di depan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Minggu (7/12/2025) siang.
Pengamatan
Kompas.com
di lokasi sekitar pukul 10.30 WIB, ada sekitar lima motor yang mati mesin akibat air masuk ke knalpot.
Motor yang mogok tersebut langsung dibantu oleh juru parkir, polisi, dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta yang siaga di area itu.
“Ini mogok karena tadi nekat menerobos mau ke Stasiun Ancol arahnya,” ujar Yudis (44), salah satu pengendara, saat diwawancarai
Kompas.com.
Banyak motor mogok membuat pengendara lain, baik motor maupun mobil, memilih putar balik dan melawan arus untuk menghindari kerusakan kendaraan. Meski demikian, arus lalu lintas di Jalan RE Martadinata tetap relatif lancar.
Di sisi kanan jalan, petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Utara terus melakukan penyedotan air agar genangan tidak semakin tinggi. Selain itu, tanggul Kali Ancol yang retak dan berlubang ditambal dengan karung berisi pasir untuk menahan aliran air.
Yudis berharap pemerintah segera melakukan perbaikan permanen di Jalan RE Martadinata agar kawasan ini tidak menjadi langganan banjir rob setiap musim pasang.
“Coba lah ini diperbaiki biar enggak banjir kayak begitu terus karena ganggu pengendara,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/07/693507960aa45.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kali Ancol Meluap, Jalan RE Martadinata Depan JIS Terendam Rob Megapolitan 7 Desember 2025
Kali Ancol Meluap, Jalan RE Martadinata Depan JIS Terendam Rob
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Jalan RE Martadinata
tepat di depan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, kembali terendam rob pada Minggu (7/12/2025) siang.
Menurut warga setempat, air rob dari
Kali Ancol
mulai meluap ke jalan sejak pukul 08.30 WIB.
“Ini meluap sudah dari pagi, sekitar pukul 08.30 WIB,” ujar Deden (38), salah seorang warga, saat ditemui
Kompas.com
di lokasi.
Pantauan
Kompas.com
, genangan air membentang sepanjang 200 hingga 250 meter. Ketinggian air tercatat mencapai 20–30 sentimeter pada pukul 10.30 WIB. Air rob merembes dari bawah tanggul yang retak hingga menggenangi jalan.
Di sisi kanan jalan, petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Utara tampak siaga dengan pompa
mobile
untuk menyedot air.
Selain itu, Sudin SDA juga menutup area tanggul retak dengan karung berisi pasir agar aliran air tidak semakin meluas ke jalan.
Genangan air membuat sebagian pengendara mobil dan motor yang hendak melintas ke arah Stasiun Ancol memilih putar balik.
Beberapa pengendara nekat melewati Jembatan Ancol untuk menghindari kerusakan kendaraan akibat menerobos banjir di Jalan RE Martadinata.
Selain jalan, air rob juga mulai menggenangi rel kereta api di samping jalan. Meski demikian, KRL dan kereta barang masih bisa melintas karena ketinggian air di rel baru mencapai sekitar 10 sentimeter, sehingga masih aman dilalui.
Hingga pukul 11.30 WIB, banjir di Jalan RE Martadinata dilaporkan belum surut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/07/6934ff1ac0212.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Tiba di Aceh, Prabowo Peluk Gubernur Mualem Nasional
Tiba di Aceh, Prabowo Peluk Gubernur Mualem
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh, untuk meninjau penanganan bencana banjir dan longsor, Minggu (7/12/2025).
Dilansir dari tayangan KompasTV, Prabowo tampak turun dari pesawat Kepresidenan mengenakan safari coklat dan topi biru.
Ia lantas bersalaman dengan para pejabat yang menyambutnya di landasan udara. Kepala Negara lebih dulu bersalaman dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin.
Kemudian, Prabowo bersalaman dengan Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem. Prabowo langsung memeluk Mualem, dan keduanya tampak berbincang-bincang. Menhan pun terlibat dalam perbincangan tersebut.
Lantas, Prabowo memanggil Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya untuk berbincang-bincang, meskipun suara mesin pesawat masih menyala.
Perbincangan di landasan pesawat turut diikuti Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, dan Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo.
Setelahnya, Presiden beserta jajaran melanjutkan perjalanan menuju titik terdampak bencana menggunakan helikopter Kepresidenan.
Kepala Negara diagendakan meninjau titik yang mengalami kerusakan dan dampak signifikan akibat banjir, sekaligus menerima laporan terbaru dari pemerintah daerah dan instansi terkait.
Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan percepatan penanganan darurat serta pemulihan di daerah terdampak. Kepala Negara juga akan memantau distribusi bantuan, proses evakuasi warga, serta langkah-langkah pembukaan akses jalan.
Pemerintah menegaskan bahwa penanganan banjir di Aceh menjadi prioritas nasional, dan seluruh sumber daya dikerahkan untuk mempercepat pemulihan kondisi masyarakat.
Adapun Presiden lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, sekitar pukul 07.55 WIB.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2023/11/14/65534124abb88.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Menguras Hutan Lalu Berkhotbah tentang Pembangunan Nasional
Menguras Hutan Lalu Berkhotbah tentang Pembangunan
Penggerak Taman Literasi Merdeka (TLM)
ALBERT
Einstein pernah mengatakan bahwa apa yang ia saksikan di alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat dipahami manusia secara menyeluruh dan bahwa kesadaran akan keterbatasan itu seharusnya membuat manusia dilingkupi perasaan rendah hati.
Kalimat ini terdengar seperti renungan personal seorang ilmuwan tetapi sesungguhnya ia merupakan peringatan etis yang sangat mendasar. Peringatan bahwa manusia tidak pernah benar benar mengetahui apa yang ia sentuh dan karena itu harus menahan diri.
Namun dalam konteks Indonesia peringatan itu terdengar semakin sayup digantikan gema ambisi pembangunan yang nyaris tak mengenal batas. Pembangunan yang tidak disertai kerendahan hati berubah menjadi proyek yang membabi buta. Hutan dibuka atas nama konektivitas nasional. Lahan dibakar untuk transformasi ekonomi. Gunung ditambang demi devisa negara. Setiap kebijakan seolah dibuat dengan keyakinan bahwa manusia memiliki pengetahuan yang cukup untuk menata ulang alam.
Padahal sebagaimana diingatkan Einstein kita bahkan tidak memahami sepersekian dari mekanisme ekologi yang menopang hidup manusia. Ilmu pengetahuan modern memang memberi kemampuan teknis tetapi bukan pemahaman total. Kita mampu membangun bendungan raksasa tetapi tidak memahami perubahan kecil pada siklus air yang dapat menghancurkan peradaban. Kita mampu meratakan bukit untuk jalan raya tetapi tidak memahami implikasi jangka panjangnya bagi iklim mikro dan keberlangsungan satwa.
Paradoks terbesar pembangunan Indonesia hari ini adalah keyakinan bahwa percepatan ekonomi adalah pengetahuan yang pasti sementara kerusakan ekologis hanya risiko yang dapat dikelola. Padahal sejarah modern menunjukkan bahwa kerusakan alam adalah utang yang selalu ditagih dengan bunga yang jauh lebih besar.
Tetapi logika pemangku kebijakan sering kali menempatkan alam sebagai hambatan bukan sebagai ruang hidup. Hutan yang dulu menjadi jantung kehidupan kini dilihat sebagai ruang kosong yang menunggu untuk diefisiensikan. Padahal apa yang tampak kosong itu sesungguhnya adalah ekosistem yang memerlukan waktu ribuan tahun untuk tercipta.
Tatanan agung yang dilihat Einstein bukan sekadar metafora tetapi kenyataan ilmiah yang rapuh. Alih fungsi hutan menjadi infrastruktur negara adalah contoh paling jelas tentang bagaimana manusia memperlakukan alam seperti papan catur. Sebuah daerah dianggap maju ketika memiliki jalan tol yang membelah hutan atau kawasan industri baru di daerah yang sebelumnya merupakan habitat satwa liar.
Hutan yang hilang diganti janji reboisasi yang hanya menjadi angka di atas kertas. Padahal hutan bukan sekadar kumpulan pohon tetapi jaringan kehidupan yang tidak bisa dikembalikan melalui penanaman seragam dalam satu musim hujan. Kita memperlakukan ekosistem seperti aplikasi yang dapat diinstal ulang kapan saja. Dan sikap ini menunjukkan seberapa jauh kita tersesat dari kerendahan hati epistemik yang ditawarkan Einstein.
Ekspansi sawit memperlihatkan bentuk lain dari keyakinan berlebihan manusia. Sawit dijanjikan sebagai motor ekonomi baru tetapi kita jarang bertanya mengapa keberhasilan ekonomi harus selalu diukur dengan skala penguasaan lahan.
Dengan mengganti keanekaragaman hutan menjadi monokultur sawit manusia sedang menghapus ingatan ekologis bumi. Kita menciptakan ruang yang tampak hijau tetapi sebenarnya mati secara biologis. Daun daun sawit yang tampak subur menutupi kenyataan bahwa di bawahnya berkurang kehidupan tanah yang dulu kaya mikroorganisme.
Kita menggantikan keindahan struktur alam dengan pola bisnis yang mengabaikan kerumitan ekologis. Sebuah bentuk kesombongan manusia yang percaya bahwa alam akan selalu menyesuaikan diri tanpa batas.
Tambang adalah babak lain dari cerita yang sama tetapi dengan luka yang lebih dalam. Kawasan tambang yang menganga seperti tubuh bumi yang dipaksa menyerahkan organ vitalnya bukan karena kebutuhan manusia tetapi karena ketamakan ekonomi. Kita menukar keindahan hutan tropis dengan bongkahan mineral yang akan habis dalam beberapa tahun.
Kita merusak sungai yang mensuplai kehidupan masyarakat setempat demi bahan baku industri global. Namun politik pembangunan sering memandang aktivitas tambang sebagai harga yang wajar untuk kemajuan nasional. Dalam kenyataan sesungguhnya tambang meninggalkan ruang kosong yang tidak bisa sepenuhnya pulih bahkan setelah beberapa generasi.
Inilah ironi dari proyek kemajuan yang terlalu yakin pada dirinya sendiri. Ia lupa bahwa bumi memiliki daya dukung yang terbatas dan bahwa setiap luka ekologis akan kembali menghantam manusia. Jika kita melihat seluruh fenomena ini dengan lensa filsafat sains maka krisis lingkungan Indonesia bukan semata masalah teknis tetapi masalah epistemologis.
Kita salah memahami posisi kita dalam alam. Kita bertindak seolah lebih tahu daripada alam sendiri. Kita percaya bahwa teknologi mampu mengatasi semua masalah padahal teknologi hanya memberikan solusi pada sebagian kecil dari apa yang kita rusak.
Ketika Einstein mengatakan bahwa alam adalah tatanan agung, ia sedang menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk kecil dalam sistem yang sangat besar. Kesadarannya bukan sikap pasrah tetapi sikap yang memahami batas. Dan batas inilah yang sedang kita langgar.
Indonesia berada di persimpangan jalan yang menentukan. Kita bisa terus melaju dengan keyakinan bahwa ekonomi adalah pusat segalanya atau kita mulai menyadari bahwa keberlanjutan kehidupan jauh lebih penting daripada target angka pertumbuhan. Kita bisa terus menganggap bahwa manusia adalah penguasa alam atau kita mulai memahami bahwa manusia hanyalah bagian dari jaringan besar yang harus dijaga keseimbangannya.
Kerendahan hati yang dimaksud Einstein bukan sikap yang melemahkan pembangunan tetapi sikap yang membuat pembangunan menjadi lebih jangka panjang dan manusiawi. Sebab membangun tanpa menghormati alam hanyalah menunda keruntuhan.
Pertanyaan akhirnya sederhana tetapi konsekuensinya tidak. Beranikah kita mengakui bahwa manusia tidak tahu segalanya. Atau kita akan terus mengingkari tatanan agung alam sampai akhirnya alam sendiri yang menunjukkan batasnya dengan cara yang paling menyakitkan.
Indonesia masih punya waktu untuk memilih tetapi waktu itu semakin tipis. Kita bisa mendengarkan peringatan Einstein atau mengabaikannya sampai suara alam berubah dari bisikan menjadi kemarahan yang tidak dapat lagi dihentikan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/07/6934e2dd6f717.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Timbunan Material Lahar Semeru Mencapai 4 Meter, Warga Sumberlangsep Evakuasi Barang dan Ternak Regional
Timbunan Material Lahar Semeru Mencapai 4 Meter, Warga Sumberlangsep Evakuasi Barang dan Ternak
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mulai mengevakuasi barang dan ternak, Minggu (7/12/2025).
Hal ini dikarenakan timbunan pasir di pemukiman warga sudah mencapai 4 meter.
Dari pantauan Kompas.com, hanya terlihat genteng-genteng dari rumah warga.
Sebelumnya, Dusun Sumberlangsep diterjang banjir lahar
Gunung Semeru
pada Sabtu (6/12/2025).
Sebanyak 17 rumah warga dilaporkan tertimbun material pasir dan batu yang terbawa banjir.
Ada 137 kepala keluarga (KK) di Dusun Sumberlangsep saat itu mengungsi ke atas bukit di atas permukiman agar tidak terdampak banjir lahar.
Pagi tadi, warga yang sebelumnya mengungsi ke atas bukit mulai turun ke permukiman.
Warga lantas mengevakuasi barang-barang seperti sofa, kasur, hingga ternak kambing mereka untuk dibawa keluar dari dusun.
Parnito, salah satu warga mengatakan, rumahnya tidak terdampak langsung saat material banjir lahar menerjang.
Namun, kata Parnito, saat banjir lahar terjadi, material sudah sampai di teras rumahnya.
Sehingga, ia khawatir apabila terjadi banjir susulan, rumahnya akan tertimbun material seperti rumah warga yang lain.
“Memang tidak terdampak langsung, tapi banjirnya sudah di depan rumah, kalau ada banjir lagi pasti habis rumah saya, makanya ini saya evakuasi dulu,” kata Parnito di Sumberlangsep, Minggu (7/12/2025).
Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Isnugroho mengatakan, hasil asesmen terbaru, terdapat 15 rumah warga yang tertimbun material vulkanik Gunung Semeru.
Selain itu, sebanyak 3 motor warga dan 1 bangunan masjid juga tertimbun material.
“Data terbaru di Sumberlangsep saja ada 15 rumah dan 1 masjid, yang di Dusun Kajang Kosong belum kita rekap,” kata Isnugroho.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/28/69292021aa0ff.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KPK Selidiki Aliran Uang Pejabat Kemnaker soal Sertifikat K3 Lewat PT KEM Nasional 7 Desember 2025
KPK Selidiki Aliran Uang Pejabat Kemnaker soal Sertifikat K3 Lewat PT KEM
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Komisi Pemberantasan
Korupsi
(
KPK
) mendalami aliran penerimaan uang yang melibatkan pejabat Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terkait pengurusan izin sertifikat keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Pendalaman materi dilakukan KPK saat memeriksa tiga saksi, yakni Nur Aisyah Astuti selaku Marketing PT Kreasi Edukasi Manajemen Indonesia (PT KEM), Etty Wahyuni dari PT KEM, dan Asep Juhud Mulyadi selaku PNS di Kemenaker. Pemeriksaan berlangsung di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada Jumat (5/12/2025).
“Dari ketiga saksi ini, penyidik meminta konfirmasi terkait tahapan dan proses yang dilakukan dalam sertifikasi K3 di Kemenaker, serta pemberian sejumlah uang kepada oknum Kemenaker dalam proses tersebut,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, Minggu (7/12/2025).
Kasus ini sebelumnya telah menjerat eks Wamenaker Immanuel Ebenezer Gerungan alias Noel dan 10 tersangka lain. Penetapan tersangka dilakukan KPK pada Jumat (22/8/2025).
“KPK menaikkan perkara ini ke tahap penyidikan dengan menetapkan 11 orang sebagai tersangka, yakni IBM, GAH, SB, AK, IEG (Immanuel Ebenezer Gerungan), FRZ, HS, SKP, SUP, TEM, dan MM,” kata Ketua KPK Setyo Budiyanto di Gedung KPK, Jumat.
Dalam perkara ini, Setyo menjelaskan, Irvian Bobby Mahendro, Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personil K3 Kemenaker tahun 2022–2025, menerima aliran uang sebesar Rp 69 miliar terkait kasus pemerasan pengurusan
sertifikat K3
.
Aliran uang tersebut diterima selama kurun waktu 2019–2024 melalui perantara dan digunakan untuk down payment rumah, belanja, dan hiburan. Sementara itu, Wamenaker Immanuel Ebenezer Gerungan alias Noel juga menerima aliran uang tersebut.
“Sejumlah uang tersebut mengalir kepada pihak penyelenggara negara, yaitu Saudara IEG (Immanuel Ebenezer Gerungan), sebesar Rp 3 miliar pada Desember 2024,” ujar Setyo.
Akibat perbuatannya, Noel dan 10 tersangka lainnya dijerat Pasal 12 huruf (e) dan/atau Pasal 12B UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan UU 20 Tahun 2001 jo Pasal 64 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/12/07/69351ae2adca8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/07/69350f289f648.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/04/69312c4fb717f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)